Anda di halaman 1dari 7

Nama : Mega Sonia Talumesang

NIM : 106021910092

Lahan praktek : Irina E bawah

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Anak dengan DHF

A. Konsep dasar
1. Definisi
a. Demam berdarah Dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/ atau nyeri sendi yang disertai dengan
leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik.
b. DHF adalah penyakit demam akut yang dapat menyebabkan kematian dan disebabkan
oleh 4 serotip virus dari genus falvivirus, virus RNA dari keluarga (Soedarto, 2012).
c. DHF adalah penyakit menular mandadak yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus (Kemenkes RI,
2011).
2. Etiologi
Demam dengue disebabkan oleh virus dengue yang termasuk genus falvivirus.
Virus
yang ditularkan oelh nyamuk ini tergolong RNA positive-strand virus dari keluarga
falvivirus (Soedarto, 2012)
3. Klasifikasi
Menurut Sodikin (2012) demam berdarah dapat diklasifikasikan menjadi 4 derajat
yaitu:
a. Derajat 1
Ditandai dengan demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan ialah uji bendung.
b. Derajat 2
Seperti derajat 1, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain.
c. Derajat 3
Didapatkan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi menurun
atau hipotensi, sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan lembab, dan anak tampak
gelisah.
d. Derajat 4
Syok berat, nadi tidak dapat diraba, dan tekanan darah tidak teratur.
4. Manifestasi klinis
Menurut Misnadiarly (2009), demam berdarah memiliki tanda sebagai berikut:
a. Tidak nafsu makan
b. Muntah
c. Nyeri kepala
d. Nyeri otot dan persendian
5. Pathway
6. Komplikasi DHF
Menurut Soedarto (2012) komplikasi DHF ada 6 yaitu:
a. Komplikasi susunan system saraf pusat
b. Ensefalopati
c. Infeksi
d. Kerusakan hati
e. Kerusakan otak
f. Resiko syok
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah rutin dilakukan untuk memeriksa kadar hemoglobin, hematokrit,
jumlah trombosit. Peningkatan nilai hematokrit yang selalu dijumpai pada DBD
merupakan indikator terjadinya perembesan plasma, Selain hemokonsentrasi juga
didapatkan trombositopenia, dan leukopenia.
8. Penatalaksanaan
Untuk penderita tersangka DF / DHF sebaiknya dirawat dikamar yang bebas
nyamuk (berkelambu) untuk membatasi penyebaran. Perawatan kita berikan sesuai
dengan masalah yang ada pada penderita sesuai dengan beratnya penyakit.
a. Derajat I: terdapat gangguan kebutuhan nutrisi dan keseimbangan elektrolit karena
adanya muntah, anorexsia. Gangguan rasa nyaman karena demam, nyeri
epigastrium, dan perputaran bola mata.
Perawat: istirahat baring, makanan lunak (bila belum ada nafsu makan dianjurkan
minum yang banyak 1500-2000cc/hari), diberi kompre dingin, memantau keadaan
umum, suhu, tensi, nadi dan perdarahan, diperiksakan Hb, Ht, dan thrombosit,
pemberian obat-obat antipiretik dan antibiotik bila dikuatirkan akan terjadi infeksi
sekunder
b. Derajat II: peningkatan kerja jantung adanya epitaxsis melena dan hemaesis.
Perawat: bila terjadi epitaxsis darah dibersihkan dan pasang tampon sementara,
bila penderita sadar boleh diberi makan dalam bentuk lemak tetapi bila terjadi
hematemesis harus dipuaskan dulu, mengatur posisi kepala dimiringkan agar tidak
terjadi aspirasi, bila perut kembung besar dipasang maag slang, sedapat mungkin
membatasi terjadi pendarahan, jangan sering ditusuk, pengobatan diberikan sesuai
dengan intruksi dokter, perhatikan teknik-teknik pemasangan infus, jangan
menambah pendarahan, tetap diobservasi keadaan umum, suhu, nadi, tensi dan
pendarahannya, semua kejadian dicatat dalam catatan keperawatan, bila keadaan
memburuk segera lapor dokter.
c. Derajat III: terdapat gangguan kebutuhan O2 karena kerja jantung menurun,
penderita mengalami pre shock/ shock.
Perawatan: mengatur posisi tidur penderita, tidurkan dengan posisi terlentang denan
kepala extensi, membuka jalan nafas dengan cara pakaian yang ketat dilonggarkan,
bila ada lender dibersihkan dari mulut dan hidung, beri oksigen, diawasi terus-
meneris dan jangan ditinggal pergi, kalau pendarahan banyak (Hb turun) mungkin
berikan transfusi atas izin dokter, bila penderita tidak sadar diatur selang selin
perhatian kebersihan kulit juga pakaian bersih dan kering.

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit dahulu
e. Riwayat penyakit keluarga
f. Riwayat psikososial
2. Analisa data:
a. Data subjektif
 Panas atau demam
 Sakit kepala
 Anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan
 Lemah
 Nyeri ulu hati, otot dan sendi
 Konstipasi
b. Data objektif
 Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan
 Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor
 Tampak bintik merah pada kulit
 Nyeri tekan pada epigastrik
3. Diagnose keperawatan
a. Hipertermia
b. Resiko kekurangan volume cairan
c. Nyeri akut
d. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
e. Defisiensi pengetahuan

4. Perencanaan keperawatan
a. Hipertermia
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama kurang lebih 5 jam, diharapkan suhu
tubuh dalam batas normal dengan kriteria hasil:
 Suhu (36-37,4)
 Tidak ada perubahan warna kulit
 Tanda-tanda vital dalam batas normal

Intervensi:

 Kaji peningkatan suhu tubuh untuk mengetahui peningkatan suhu tubuh


 Monitor warna kulit rasional: perubahan warna kulit mengindikasikan tingkat
keparahan
 Anjurkan klien untuk minum yang banyak untuk membantu menurunkan suhu
tubuh
 Monitor tanda-tanda vital untuk mengetahui keadaan umum pasien
 Lakukan kompres hangat untuk membantu dalam menurunkan suhu tubuh
 Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk memberikan kenyamanan bagi pasien
 Anjurkan klien menggunakan pakaian yang tipis untuk memberikan rasa Nyman
bagi pasien
 Kolaborasi dalam pemberian antipiretik untuk menurunkan suhu tubuh
b. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit
Tujuan : Setelah dilakukan perawatan 3 x 24 jam diharapkan nyeri pasien dapat
berkurang dan menghilang.
Kriteria hasil: Pasien mengatakan nyerinya hilang, nyeri berada pada skala 0-3, tekanan
darah 120/80 mmHg, suhu 36,8-37,5, respirasi 6-24 x/mnt, nadi 60-100 x/mnt.
Intervensi:
a. Observasi tingkat nyeri pasien (skala, frekuensi, durasi), Rasional mengindikasi
kebutuhan untuk intervensi dan juga tanda-tanda perkembangan/resolusi
komplikasi.
b. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman dan tindakan kenyamanan,
Rasionalnya lingkungan yang nyaman akan membantu proses relaksasi.
c. Berikan aktifitas hiburan yang tepat, Rasional memfokuskan kembali perhatian;
meningkatkan kemampuan untuk menanggulangi nyeri.
d. Libatkan keluarga dalam asuhan keperawatan, Rasional keluarga akan membantu
proses penyembuhan dengan melatih pasien relaksasi.
e. Ajarkan pasien teknik relaksasi, Rasionalnya relaksasi akan memindahkan rasa
nyeri ke hal lain.
f. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat analgetik, Rasionalnya
memberikan penurunan nyeri.

C. Dafatar pustaka
1. Soedarto, (2012). Demam berdarah dengue. Jakarta: CV Sagung Seto.
2. Kemenkes RI (2011). Pencegahan dan pemberantasan demam berdarah. Jakarta: Dirjen
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
3. Sodikin, (2012). Prinsip perawatan demam pada anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
4. Misnadiarly, (2009). Demam berdarah dengue ekstrak daun jambu biji bisa untuk
mengobati DBD. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
5. Nurarif, (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda
Nic-Noc Jilid 1.Yogyakarta: Medi Action

Anda mungkin juga menyukai