Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN KASUS KELOLAAN AN.

D DENGAN DEMAM
HAEMORHAGIC FEVER DI RUANG ZAAL ANAK RS BHAYANGAKARA
PALEMBANG TAHUN 2022

OLEH:
Almareta Fajrin 21149011033

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Kardewi, S. Kep., M. Kes., M. Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

1. DEFINISI
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk aedes aegypty (Nursalam, dkk. 2008)
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa
ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita
melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Hidayat, 2006)
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh
virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Suriadi. 2010)
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk
kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (Suryady,2001,hal 57)
2. ETIOLOGI
Dengue haemoragic Fever (DHF) disebabkan oleh arbovirus (Arthopodborn Virus)
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepthy. Virus Nyamuk aedes aegypti
berbentuk , batang, stabil pada suhu 37oC. Adapun ciri-ciri nyamuk penyebar demam
berdarah menurut   (Nursalam, 2008) adalah :
a. Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih
b. Hidup didalam dan sekitar rumah
c. Menggigit dan menghisap darah pada waktu siang hari
d. Senang hinggap pada pakaian yang bergantung didalam kamar
e. Bersarang dan bertelur digenangan air jernih didalam dan sekitar rumah seperti bak
mandi, tempayan vas bunga.
3. TANDA DAN GEJALA
Manifestasi klinik dari demam berdarah menurut Suriadi :
a. Demam tinggi selama 5 – 7 hari
b. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
c. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.
d. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
e. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
f. Sakit kepala.
g. Pembengkakan sekitar mata.
h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
i. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah,
capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah)
4. PATOFISIOLOGI
Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dimana
virus tersebut akan masuk ke dalam aliran darah, maka terjadilah viremia (virus masuk ke
dalam aliran darah). Kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks
virus antibody yang tinggi akibatnya terjadilah peningkatan permeabilitas  pembuluh darah
karena reaksi imunologik. Virus yang masuk ke dalam pembuluh pembuluh darah dan
menyebabkan peradangan pada pembuluh darah vaskuler atau terjadi vaskulitis yang mana
akan menurunkan jumlah trombosit (trombositopenia) dan factor koagulasi merupakan factor
terjadi perdarahan hebat.
Keadaan ini mengkibatkan plasma merembes (kebocoran plasma) keluar dari
pembuluh pembuluh darah sehingga sehingga darah mengental, aliran darah menjadi lambat
sehingga organ tubuh tidak cukup mendapatkan darah dan terjadi hipoksia jaringan. Pada
keadaan hipoksia akan terjadi metabolisme anaerob, hipoksia dan asidosis  jaringan yang
akan mengakibatkan mengakibatkan kerusakan jaringan dan bila kerusakan jaringan semakin
berat akan menimbulkan gangguan fungsi organ vital seperti jantung, paru- paru sehingga
mengakibatkan hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi  pleura, syok dan dapat
mengakibatkan kematian.
Jika virus masuk ke dalam sistem gastrointestinal maka tidak jarang klien mengeluh
mual, muntah dan anoreksia. Bila virus menyerang organ hepar, maka virus dengue tersebut
menganggu sistem kerja hepar, dimana salah satunya adalah tempat sintesis dan osidasi
lemak. Namun, karena hati terserang virus dengue maka hati tidak dapat memecahkan asam
lemak tersebut menjadi bahan keton, sehingga menyebabkan pembesaran hepar atau
hepatomegali, dimana pembesaran hepar ini akan menekan abdomen dan menyebabkan
distensi abdomen. Bila virus bereaksi dengan antibody maka mengaktivasi sistem koplemen
atau melepaskan histamine dan merupakan mediator factor meningginya permeabilitas
dinding pembuluh dar dinding pembuluh darah atau terjadinya demam dimana dapat dimana
dapat terjadi DHF dengan derajat I,II,III, dan IV.
5. PATOFLOW
Arbovirus (melalui nyamuk aedes aegypti)

Beredar dalam aliran darah

Infeksi virus dengue (viremia)

Pengaktifan komplek imun antibody pelepasan anafilatin dan prostagalndin

Virus mengeluarkan zat penurunan permeabilitas kapiler

Merangsang hipotalamus resiko syok hipovolemik

Ganggaun thermoregulasi renjatan hipovolemik dan hipotensi

Hipetermi kebocoran plasma kekurangan volume cairan

Ke ekstravaskuler

Abdomen

Mual muntah

Anoreksia

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Trombositopeni (100.000/mm3)
b. Hb dan PCV meningkat (20%)
c. Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis)
d. Isolasi virus
e. Serologi
f. Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali (setiap jam atauuuu 4-6 jam
apabila sudah menunjukkan tanda-tanda perbaikan), faal hemostatis, FDP, EKG, foto
dada, BUN, cretanin serum.
7. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan medik
1. Pemberian Antipiretik jika terdapat demam
2. Berikan antikoavulsan jika kejang
3. Pemberian terapi IVFD, jika pasien mengalami kesulitan minum dan hematokrit
cenderung meningkat
b. Penatalaksanaan keperawatan
1. Minum banyak 1,5 sampai 2 L/hari dengan air teh, gula, atau susu. Hal ini karena
pasien  pasien dengan DBD beresiko beresiko tinggi mengalami mengalami
kekurangan kekurangan volume cairan berlebih. berlebih. Mencegah terjadinya
kekurangan volume cairan.
2. Meningkatkan perfusi jaringan adekuat,Mengkaji dan mencatat tanda-tanda vital
(kualitas dan frekuensi denyut nadi, tekanan darah, CRT)
3. Memberikan nutrisi secara adekuat.Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi
untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi
4. Mensupport koping keluarga yang adaptif. Ijinkan orangtua dan keluarga untuk
memberikan respons secara panjang lebar, dan identifikasi faktor yang paling
mencemaskan keluarga.
5. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal. Ukur tanda-tanda vital : suhu dan
ajarkan keluarga dalam mengukur suhu tubuh. Suhu tubuh normal 36 oC sampai 37oC.
8. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi dari penyakit Dengue Hemoragic Fever menurut (Hidayat Alimul,
2008) diantaranya:
a. Ensepalopati
Sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan dengan perdarahan dan kemungkinan
dapat disebabkan oleh thrombosis pembuluh darah ke otak.
b. Syok (renjatan)
Karena ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sehingga dapat terjadi syok hipovolemik.
c. Efusi Pleura
Adanya edema paru akibat pemberian cairan yang berlebihan dengan tanda pasien akan
mengalami distress pernafasan.
d. Perdarahan intravaskuler menyeluruh
9. MASALAH KEPERAWATAN
a. Hipetermi
b. Ketidakseimabngan nutrisi kurang dari kebutuhan
c. Kekurangan volume cairan
10. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Hipetermia berhubungan dengan gangguan thermoregulasi
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kebocoran plasma
11. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)

1 Hipetermia Setelah diberikan asuhan 1. Monitor suhu tubuh


berhubungan dengan keperawatan diharapkan 2. Monitor nadi dan RR
gangguan hipetermia pada pasien 3. Monitor Hb dan Hct
thermoregulasi dapat teratasi dengan 4. Berikan cairan intravena
kriteria hasil : 5. Kolaborasi pemberikan
antipiretik
a. Suhu tubuh dalam
rentang normal
b. Nadi dan RR dalam
rentang normal
c. Tidak ada perubahan
warna kulit dan tidak
ada pusing
d.
2 Ketidakseimbangan Setelah diberikan asuhan 1. BB dalam batas normal
nutrisi kurang dari keperawatan diharapkan 2. Monitor adanya
kebutuhan masalah ketidakseimbangan penurunan berat badan
berhubungan dengan nutrisi pada pasien dapat 3. Monitor turgor kulit
anoreksia teratasi dengan kriteria 4. Monitor mual dan
hasil: muntah
5. Monitor intake nutrisi
a. Adanya peningakatan
berat badan sesuai
dengan tujuan
b. Berat badan ideal
sesuai dengan tinggi
badan
c. Tidak ada tanda-tanda
malnutisi
d. Tidak terjadi
penurunan berat badan
secara berarti
3 Kekurangan volumen Setelah diberikan asuhan 1. Monitor status hidrasi
cairan berhubungan keperawatan diharapkan 2. Monitor vital sign
dengan kebocoran masalah kekurangan 3. Kolaborasikan
plasma volumen cairan pada pasien pemberian cairan IV
dapat teratasi dengan 4. Dorong masukan oral
krtiteria hasil :

a. Mempertahankan urin 5.
output
b. Tekanan darah, nadi,
suhu dalam batas
normal
c. Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi

Anda mungkin juga menyukai