Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN NUTRISI

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Matakuliah Keperawatan Dasar Profesi

Program Studi Keperawatan Reg A1

Disusun Oleh :

Almareta Fajrin 21149011033

Dosen Pembimbing :

Ns. Raden Surahmat, S. Kep., M. Kes

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Konsep Kebutuhan Nutrisi


I.1 Definisi Kebutuhan Nutrisi

Istilah gizi berasal dari bahasa arab gizawi yang berarti nutrisi. Gizi adalah
substansi organik dan nonorganik yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan
oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier, 2004 : 1116).
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur
proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh
dari serangan penyakit.
Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitas tubuh,
membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses
kimia di dalam tubuh (Mubarak, 2008:27).
Nutrien adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya.
Enam zat nutrisi esensial (kelompok nutrien) yaitu : air, karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral mempunyai tiga fungsi utama yaitu :
1) Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh
2) Menyediakan “struktur material” untuk jaringan tubuh seperti tulang dan otot
3) Mengatur proses tubuh.
I.2 Fisiologi system pencernaan
1) Rongga oral
a. Bibir : berfungsi untuk menerima makanan dan produksi wicara.
b. Lidah : berfungsi untuk menggerakan makanan saat dikunyah atau ditelan,
untuk pengecapan dan dalam produksi wicara.
c. Kelenjar saliva : melarutkan makanan secara kimia, melembabkan dan
melumasi makanan, sekresi amilase untuk mengurang zat tepung menjadi
polisakarida dan maltosa, sebagai zat buang, membersihkan rongga oral dan
membantu memelihara kesehatan oral serta mencegah kerusakan gigi.
d. Gigi : menghancurkan makanan menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur
dengan saliva untuk membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.
2) Faring : berperan dalam proses menelan.
3) Esofagus : menggerakan makanan dari faring ke lambung melalui gerak
peristalis.
4) Lambung : penyimpanan makanan, produksi kimus, digesti protein, produksi
mukus, produksi faktor intrinsik (glikoprotein, vit. B12), absorpsi.
5) Usus halus (duodenum, yeyunum, ileum) : mengakhiri proses pencernaan
makanan yang dimulai di mulut dan di lambung. Proses ini diselesaikan oleh
enzim usus dan enzim pankreas serta dibantu empedu dalam hati, secara selektif
mengabsorpsi produk digesti.
6) Usus besar : mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolitdari kimus
yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat.
I.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi system pencernaan
a. Diet
Diet yang sembaranga dapat mempengaruhi kerja sistem pencernaan sehingga
terjadi gengguan dalam mencerna nutrisi dan akhirnya proses pencernaan tida
optimal dalam melakukan fungsinya. Diet yang dapat mempengaruhi sistem
pencernaan antara lain adalah makanan pedas, asam dan bersantan pekat.
b. Penyakit
Sistem pencernaan adalah organ yang paling sering di lalui oleh benda-benda
dari luar tubuh misal makanan, sehingga sangat rentan sekali terkena gangguan
apabila sistem pertahanan tubuh tidak adekuat. Tidak heran jika banyak terjadi
gangguan pada sistem pencernaan karena hal tersebut yang kita tidak tahu dan
menyadari berapa banyak kuman yang masuk kedalam sistem pencernaan kita.
c. Bahan kimia
Sering kita memasukan bahan kimia kedalam mulut kita baik
I.4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada system pencernaan
a. Kerusakan gigi adalah proses erosif yang diakibatkan oleh kerja bakteri pada
karbohidrat yang dapat difermentasi di dalam mulut, yang pada waktunya
menghasilkan asam-asam yang melarutkan email gigi.
b. Kanker rongga mulut
c. Akalasia adalah tidak adanya atau tidak efektifnya peristaltik esofagus distal
disertai dengan kegagalan sfingter esofagus untuk rileks dalam respon terhadap
menelan.
d. Gastritis akut (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang sembrono.
e. Ulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang) yang terbentuk dalam
dinding mukosa lambung, pilorus, duodenum atau esofagus.
f. Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih
dari 3 kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200g/hari) dan konsistensi
(feses cair)
g. Peritonitis adalah inflamasi peritonium-lapisan membran serisa rongga
abdomen dan meliputi visera.
II. Rencana Asuhan Klien Dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi
II.1Pengkajian
II.1.1 Riwayat keperawatan

a. Keluhan utama
Klien mengatakan merasa mual, muntah, BAB lebih dari 5x/hari dengan
konsistensi cair, nafsu makan menurun/meningkat, mengalami
penurunan/peningkatan BB.
b. Keluhan sekarang
Klien merasa lemas dan tidak nafsu makan, mual, muntah. Nafsu makan
meningkat dan mudah merasa lapar.
c. Keluhan masa lalu
Klien pernah menderita gangguan sistem pencernaan.
II.1.2 Pemeriksaan fisik

a. Penampilan umum dan vitalitas : Apatis, lesu, tampak lelah


b. Berat badan : Berat badan kurang atau berlebih
c. Rambut : Rambut kering, kusam, pecah-pecah, tipis, rapuh
d. Kulit : Kering, kusam, pecah-pecah, pucat atau berpigmen, ada petekia atau
memar, lemak subkutan sedikit
e. Kuku : Rapuh, pucat, bentuk seperti sendok
f. Mata : Kering, konjungtiva pucat atau merah, kornea lembut
g. Lidah : Berwarna merah atau magenta, tampilan halus, bengkak, ukuran
lidah bertambah atau berkurang
h. Bibir : Bengkak, pecah-pecah pada sudut bibir
i. Gusi : Bengkak, meradang, mudah berdarah, berbentuk seperti spon
j. Otot : Tonus buruk, lembek dan tidak berkembang
k. Sistem kardiovaskular: Frekuensi nadimeningkat, TD meningkat, trauma
jantung abnormal (ireguler)
l. Sistem pencernaan : Anoreksia, indigesti, diare, konstipasi
m. Sistem persarafan : Refleks menurun, emosi tidak stabil, kurang perhatian,
bingung
II.1.3 Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Hb
Laki-laki dewasa (14-18 gr/dl)
Wanita dewasa (12-16 gr/dl)
b. Pemeriksaan Albumin (3,5-4,5 gr/dl)
c. Rontgen
d. TG (<150 mg/dl)
e. Kolesterol (<200 mg/dl)
f. HDL (>50 mg/dl)
g. LDL (<130 mg/dl)
II.2 Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
Diagnosa 1: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
II.2.1 Definisi
Intake nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik
II.2.2 Batasan karakteristik
a. Kram abdomen
b. Nyeri abdomen
c. Menghindari makanan
d. Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
e. Kerapuhan kapiler
f. Diare
g. Kehilangan rambut berlebih
h. Bising usus hiperaktif
i. Kurang makanan
j. Kurang informasi
k. Kurang minat pada makanan
l. Penurunan bert badan dengan asupan makanan adekuat
m. Kesalahan konsepsi
n. Kesalahan informasi
o. Membrane mukosa pucat
p. Ketidakmampuan memakan makanan
q. Tonus otot menurun
r. Mengeluh gangguan sensasi rasa
s. Mengeluh asupan makanan kurang dari DRA (Recommended Daily
Allowence
t. Cepat kenyang setelah makan
u. Sariawan rongga mulut
v. Steatorea
w. Kelemahan otot pengunyah
x. Kelemahan otot untuk menelan
II.2.3 Faktor yang berhubungan
a. Factor biologis
b. Factor ekonomi
c. Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient
d. Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
e. Ketidakmampuan menelan makanan
f. Factor psikologis
Diagnosa 2: Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan

II.2.4 Definisi

Intake nutrisi melebihi kebutuhan


II.2.5 Batasan karakteristik
a. Tebal kulit trisep >25 mm pada wanita dan >15 mm pada laki- laki
b. Berat badan 20% diatas ideal
c. Respon makan karena eksternal (situasi sosial, waktu)
d. Melaporkan disfungsi pola makan (misal memasang makan dengan aktivitas
lain)
e. Tingkat aktivitas menetap
f. Konsentrasi intake makanan pada menjelang malam
II.2.6 Faktor yang berhubungan

Intake berlebih dalam hubungan dengan metabolisme tubuh


II.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
II.3.1 Tujuan dan Kriteria Hasil
Tujuan:
a. Nutritional status
b. Nutritional status : food and fluid
c. Intake
d. Nutritional status : nutrient intake
e. Weight control
Kriteria hasil :

- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan


- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
- Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
- Tidak terjadi penuruban berat badan yang berarti
II.3.2 Intervensi keperawatan
a. Kaji adanya alergi makanan
b. BB dalam batas normal
c. Monitor adanya penurunan BB
d. Monitor klori dan intak nutrisi
e. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c
f. Ajarkan pasien bagaimana membuat makan harian
g. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
h. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
i. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
j. Monitor mual dan muntah
k. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
Diagnosa 2 : Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan
II.3.3 Tujuan dan Kriteria Hasil
Tujuan :
- Menurunkan BB dalam batas normal/ideal
Kriteria hasil :
a. Menjelaskan alasan peningkataan asupan nutrisi
b. Penurunan BB
c. LLA berkurang
II.3.4 Intervensi Keperawatan
a. Kaji adanya factor penyebab peningkatan berat badan.
b. Timbang BB
c. Ajarkan teknik-teknik modifikasi prilaku untuk mengurangi asupan kalori,
seperti :
a. Jangan makan pada saat melakukan kegiatan lain
b. Minum satu gelas air sesaat sebelum makan
c. Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan
manis dan alkohol
d. Siapkan makanan dalam porsi kecil yang hanya cukup untuk satu kali
makan dan buang sisanya
d. Instruksikan klien untuk memperbanyak aktivitas guna membekar kalori.
e. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan
jenis makanan yang sesuai bagi klien.

DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, A. H dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose Medis
dan NANDA NIC-NOC. Media Action. Yogyakarta
Williams,L.Wilkins. (2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8. Jakarta : Egc

Anda mungkin juga menyukai