Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN NUTRISI DI RUANG AR ROHMAN


KEPERAWATAN DASAR PROFESI

Disusun oleh : YAN ABDUL MAJID


NIM : 2111040059

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
I. KONSEP KEBUTUHAN

A. Definisi / deskripsi kebutuhan nutrisi.

Istilah gizi berasal dari bahasa arab gizawi yang berarti nutrisi. Gizi
adalah substansi organik dan nonorganik yang ditemukan dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier, 2004 :
1116).
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh,
mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit.
Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitas tubuh,
membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai
proses kimia di dalam tubuh (Mubarak, 2008:27).
Nutrien adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat
dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya.
Enam zat nutrisi esensial (kelompok nutrien) yaitu : air, karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral mempunyai tiga fungsi utama yaitu :
1) Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh

2) Menyediakan “struktur material” untuk jaringan tubuh seperti tulang


dan otot
3) Mengatur proses tubuh.

B. Anatomi dan fisiologi system pencernaan

1) Rongga oral

a) Bibir : berfungsi untuk menerima makanan dan produksi


wicara.
b) Lidah : berfungsi untuk menggerakan makanan saat dikunyah
atau ditelan, untuk pengecapan dan dalam produksi wicara.
c) Kelenjar saliva : melarutkan makanan secara kimia,
melembabkan dan melumasi makanan, sekresi amilase untuk
mengurang zat tepung menjadi polisakarida dan maltosa,
sebagai zat buang, membersihkan rongga oral dan membantu
memelihara kesehatan oral serta mencegah kerusakan gigi.
d) Gigi : menghancurkan makanan menjadi bagian-bagian kecil
dan bercampur dengan saliva untuk membentuk bolus makanan
yang dapat ditelan.
2) Faring : berperan dalam proses menelan.

3) Esofagus : menggerakan makanan dari faring ke lambung melalui


gerak peristalis.
4) Lambung : penyimpanan makanan, produksi kimus, digesti protein,
produksi mukus, produksi faktor intrinsik (glikoprotein, vit. B12),
absorpsi.
5) Usus halus (duodenum, yeyunum, ileum) : mengakhiri proses
pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan di lambung. Proses
ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pankreas serta dibantu
empedu dalam hati, secara selektif mengabsorpsi produk digesti.
6) Usus besar : mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolitdari
kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa
semi padat.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi system pencernaan.

1. Diet

Diet yang sembaranga dapat mempengaruhi kerja sistem


pencernaan sehingga terjadi gengguan dalam mencerna nutrisi dan
akhirnya proses pencernaan tida optimal dalam melakukan fungsinya.
Diet yang dapat mempengaruhi sistem pencernaan antara lain adalah
makanan pedas, asam dan bersantan pekat.
2. Penyakit

Sistem pencrnaan adalah organ yang paling sering di lalui oleh


benda-benda dari luar tubuh misal makanan, sehingga sangat rentan
sekali terkena gangguan apabila sistem pertahanan tubuh tidak
adekuat. Tidak heran jika banyak terjadi gangguan pada sistem
pencernaan karena hal tersebut yang kita tidak tahu dan menyadari
berapa banyak kuman yang masuk kedalam sistem pencernaan kita.
3. Bahan kimia

Sering kita memasukan bahan kimia kedalam mulut kita baik


disengaja maupun tidak disengaja, dan melukai salah satu organ di
rongga mulut dan bahkan masuk sampai organ pencernaan bagian
dalam sehingga mengakibatkan fungsi organ tersebut mengalami
gangguan.

D. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada system pencernaan.

1. Kerusakan gigi adalah proses erosif yang diakibatkan oleh kerja


bakteri pada karbohidrat yang dapat difermentasi di dalam mulut, yang
pada waktunya menghasilkan asam-asam yang melarutkan email gigi.
2. Kanker rongga mulut

3. Akalasia adalah tidak adanya atau tidak efektifnya peristaltik esofagus


distal disertai dengan kegagalan sfingter esofagus untuk rileks dalam
respon terhadap menelan.
4. Gastritis akut (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang
sembrono.
5. Ulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang) yang terbentuk
dalam dinding mukosa lambung, pilorus, duodenum atau esofagus.
6. Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal
(lebih dari 3 kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200g/hari)
dan konsistensi (feses cair)
7. Peritonitis adalah inflamasi peritonium-lapisan membran serisa rongga
abdomen dan meliputi visera.

II. Rencana asuhan keperawatan kliean dengan gangguan kebutuhan nutrisi

A. Pengkajian

1) Riwayat keperawatan

a) Keluhan utama

Klien mengatakan demem naik turun sudah 7 hari,


mual dan muntah
b) Keluhan sekarang

Pasien masuuk ke ruang as-sakinah pada tanggal 25 Oktober


2021 setelah dikaji pasien mengatakan mual dan muntah jika
makan atau minum, pada saat makan siang pasien hanya
menghabiskan kurang lebih7 sendok nasi dan masih tersia separuh
dari jatah maan siang yang diberikan, pasien mengatkan masih
lemas, pasien mengatakan berat badan sebelum sakit yaitu 64 kg
dan setelah sakit berat badan menurun menjadi 59kg, pasien
mengataan tidak mandi selama 4 hari badan terasa lengket, muka
tampak kusam tapi belum mau mandi karena takut mengigil.

2) Pemeriksaan fisik : data focus


a. Keadaan umum
Nyeri : -
Status gizi
BB saat ini : 59 kg TB: 170 cm IMT: 20,42 (normal)
Personal hygene : kurang (Ps mengatakan badan terasa lengket
karena 4 hari tidak mandi dan wajah tampak kusam)
b. System persepsi sensori
Pendengaran : baik
Penglihatan : baik
Pengecapan / penghidu : baik
Peraba : baik
c. System pernafasan
Frekwensi : 20 kali/menit
Suara nafas : fesikuler
d. System kardiovaskuler
TD : 136/88 Nadi : 101 kali/menit Capillary refill:
kurang dari 3 detik
e. System syaraf pusat
Kesadaran : compos mentis
Orientasi waktu : baik
Orientasi orang : baik
f. System gastrointestinal dan endokrin
Nafsu makan : menurun
Pola makan : tidak teratur
Abdomen :-
BAB : Belum BAB kurang lebih 2 hari
g. System musculoskeletal
Rentang gerak : normal
Kemampuan ADL : Mandiri
h. System integument
Pressure ulcer : ada
Elastisitas kulit : normal
i. System reproduksi : normal
j. System perkemihan
Pola : teratur / normal
Inkontinensia : -

3) Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan hematologi

b. Rontgen torax

c. Swabantigen

B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa 1 : Risiko defisit nutrisi

1) Definisi

Beresiko mengalami asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan


metabolism.

2) Factor resiko

a. Ketida mampuan menelan makanan

b. Ketidakmampuan mencerna makanan

c. Ketidakmampuan mengabsorsi nutrient

d. Peningkatan kebutuhanmetabolisme

e. Factor ekonomi

f. Factor psikologis (setres atau keengganan menelan makanan)

3) Kondisi terkait

a. Stroke

b. Parkinson

c. Mobius syndrome

d. Cerebral palsy
e. Cleft lip

f. Cleft plate

g. Amyotropic lateral sclerosis

h. Kerusaan neuromuscular

i. Luka bakar

j. Kanker

k. Infeksi

l. AIDS

m. Penyakit crohn’s

n. Enterokolitis

o. Fibrosis kistik

Diagnosa 2 : defisit perawatan diri (mandi) b.d penurunan motifasi atau minat

1. Definisi

Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktifitas perawatan diri.

2. Batasan karakteristik

a. Stroke

b. Cedera medulla spinalis

c. Depresi

d. Arthritisreumatoid

e. Retardasi mental

f. Delirium

g. Dimensia

h. Gangguan amnestic

i. Skizofrenia

j. Fungsi penilaian terganggu

3. Fator yang berhubungan

a. Gangguan musculoskeletal
b. Gangguan neuromuscular

c. Kelemahan

d. Gangguan psikologis atau psikotik

e. Penurunan motifasi atau minat

C. Perencanaan

Diagnosa 1 : resiko defisit nutrisi b.d infeksi

1) Tujuan dan kriteria hasil


Tujuan :

Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan


metabolisme
Kriteria hasil :

1. Porsi makan yang dihabiskan

2. Kekuatan otot mengunyah

3. Kekuatan otot menelan

4. Serum albumin

5. Verbalisasi keinginan meningkatkan nutrisi

6. Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat

7. Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat

8. Pengetahuan tentang standar nutrisi yang tepat

9. Penyiapan dan penyampaian makanan yang aman

10. Penyiapan dan penyampaian minuman yang aman

11. Frekuensi makan

12. Nafsu makan

Intervensi :

Manajemen nutrisi

Definisi : mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi


yang seimbang

Tindakan :
Observasi :

a. Identifikasi status nutrisi

b. Identifikasi alergi dan intoleransi maanan

c. Identifikasi maanan yang disukai

d. Monitor asupan makanan

e. Monitor berat badan

f. Laukan oral hygene

g. Anjurkan posisi duduk jika mampu

h. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan

Diagnosa 2 : defisit perawatan diri b.d penurunan motifasi atau minat

Perawatan diri

Tujuan : kemampuan melakukan atau menyelesaikan aktifitas perawatan diri

Kriteria hasil :

1. Kemampuan mandi

2. Kemampuan mengenakan pakaian

3. Kemampuan makan

4. Kemampuan toilet

5. Minat melaukan perawatan diri

6. Mempertahankan kebersihan diri

7. Mempertahankan kebersihan mulut

Intervensi :

Dukungan perawatan diri

Tujuan : memfasilitasi pemenuhan kebutuhan perawatan diri

1. Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri

2. Monitor tingkat kemandirian

3. Identifikasi kebutuhan alat

4. Sediaan lingkungan yang terapeutik


5. Siapkankeperluan pribadi

6. Dampingi dalam melaukan perawatan diri

7. Jadwalkan rutinitas perawatan diri

8. Anjurkan melaukan perawatan diri secara konsisten


DAFTAR PUSTAKA

➢ Mubarak, W Iqbal, Chayatin N,. (2005) Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta
: EGC
➢ NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa keperawatan
➢ Sloane, Ethel. (2004) Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC.

➢ Bare, Brenda G.,(2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai