Anda di halaman 1dari 24

Profesi Ners

Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Stase Kep. Jiwa

Yan Abdul Majid


2111040059
Kasus 1 : RJSD arif zainudin Surakarta

HALUSINASI
PENDENGERAN
Klien laki-laki Tn. J usia 25 tahun
Pengkajian : 28 Desember 2021

Tn. J sebelumnya masuk ke Rsj pada


tahun 2017 karena halusinasi setelah
di rawat setelah selama 2 bulan, lalu
program rawat jalan klien masuk Rsj
lagi dengan overdosis obat – obatan
sebab sering mendengar bisikan-
PENGKAJIAN bisikan, klien masuk pada tanggal 22
KLIEN desember 2021
 Faktor prespitasi :
Tn. J dibawa keluarganya masuk ke Rsj pada tahun 2017
karena halusinasi, sebelum dibawa ke rsj pasien
mengalami kehilangan sosok ibu yang klien sayangi, 5
bulan setelah kejadian itu klien suka menyendiri dikamar
dan merancau berbicara sendiri mengatakan tidak bisa
membahagiakan ibunya.

 Faktor predisposisi :
Tn J Sebelumnya pasien pernah mengalami
gangguan jiwa dari pengobatan sebelumnya kurang
berhasil .

Tn. J Ttidak pernah mengalami masalah aniaya fisk ,


PENGKAJIAN aniaya seksual , penolakan , kekerasan keluarga dan
Tindakan criminal

KLIEN Tn. J berhubungan baik dengan keluarganya , klien


kehilangan sosok seorang ibu karna ibu klien telah
meninggal
Analisa Data
Tn. J sebelumnya masuk ke Rsj pada tahun 2017
karena halusinasi setelah di rawat setelah selama
2 bulan, lalu program rawat jalan klien masuk Rsj
lagi dengan overdosisi obat – obatan sebab sering
mendengar bisikan-bisikan, klien masuk pada
tanggal 22 desember 2021

Ds :
- pasen mendengar bisikan – bisikan aneh

Do :
- Isi bisikan menyuruh jalan menuju mekah
- Frekuensi bisikan sekali , tidak terus menerus

Halusinasi pendengaran
Data Fokus
Ds : Ds :
- Klien mendengar bisikan aneh - Klien mendengar suara – suara tidak nyara
Do : Do :
- Frekuensi bisikan sesekali tidak terus menerus - Pasien terlihat bingungn
- Isi berbisik menyuruh klien untuk jalan kaki sampai - Pasien terlihat agak marah
mekah

Resiko tinggi mencederai diri sendiri dan orang lain


halusinasi pendengaran perubahan presepsi sensori dan lingkungan

Ds :
- pasien mengatakan mendengar suara – suara tidak nyata
Do :
- Pasien terlihat menyendiri jika sedang agak marah

Isolasi sosial ( menarik diri )


Psikofarmaka

Halusinasi
- Cepezet 100mg / chlor pramazine 1x sehari
- Risperidone 3 mg 2x sehari
- Trihexyphenidil 2x mg 2x sehari

Diagnosa
keperawatan

Perubahan presepsi sensori : halusinasi


pendengaran
Rencana Tindakan Keperawatan
TUM : Klien mampu mengontrol halusinasi

1 2 3 4

 Terbina hubungan saling Klien mampu Klien mampu Klien mampu


percaya mengontrol halusinasi mengontrol halusinasi mengontrol halusinasi
 Kilen mampu dengan bercakap – dengan melakukan ak-
dengan meminum
mengidentifikasi halusinasi , cakap dengan orang tivitas sehari – hari
obat secara teratur
mengetahui frekuensi dan
lain Lakukan SP 4
situasi kondisi yang menim- Lakukan SP 2
bulkan halusinasi Mengontrol Lakukan SP 3 Mengontrol halusinasi
 Klien bisa mengontrol Mengontrol halusinasi dengan beraktivitas
halusinasi :
halusinasi dengan cara dengan bercakap –
Obat
menghardik cakap
Lakukan SP 1
Mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik
CATATAN KEPERAWATAN
Selasa, 27 desember 2021
Evaluasi
Implementasi
Melakukan SP 1 halusinasi dengan S : pasien mengatakan mendengar bisikan – bisikan
1. Membina hubungan saling percaya O:
antara klien dan perawat - pasien kadang tampak gelisah
2. Menanyakan perasaan pasien dan - Afek labil
masalah yang di hadapi pasien A:
3. Menanyakan kepada pasien isi, - BHSP kepada pasien tercapai
waktu, frekuensi, situasi , dan - Identifikasi halusinasi pendengaran pada pasien
kondisi yang menimbulkan tercatat
halusinasi P: Lanjutkan pelaksanaan SP 2
4. Membuat kontrak pertemuan - Berikan pasien pujian setelah mampu melakukan
selanjutnya yang di ajarkan
15.00 wib Evaluasi
Implementasi
S : pasien mengatakan ingin belajar cara
Melakukan SP 1
mengontrol halusinasi yang pertama yaitu
1. Mengajarkan pasien mengontrol
menghardik
halusinasi dengan cara menghardik
O: pasien terlihat antusias saat dilatih cara ang
2. Mengevaluasi cara yang sudah
pertama untuk mengontrol halusinasi
diajarkan
A: Pelaksanaan SP 1 mengontrol halusinasi dengan
3. Membuat kontrak pertemuan
cara menghardik tercapai
selanjutnya
P: Lanjutkan pelaksanaan SP 2
CATATAN KEPERAWATAN
Rabu , 28 desember 2021
Implementasi Evaluasi
Sp 2 mengontrol halusinasi dengan meminum obat S : pasien mengatakan ingin belajar cara mengontrol halusinasi
1. Mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan dengan vara kedua yaitu tepat minum obat dari RS sesuai jadwala
cara kedua yaitu meminum obat yang diberikan RS O: pasien terlihat kooperatif setelah diajarkan cara yang kedua
sesuai jadwal mengontrol halusinasi dengan meminum obat tepat waktu
2. Mengevaluasi cara yang sudah di ajarkan A: latihan cara kedua mengontrol halusinasi dengan tepat minum
3. Berikan pujian pada pasien apabila dapat obat tercapai
melakukan deangan baik P: Lanjutkan pelaksanaan SP 3
Kamis, 29 desember 2021
Implementasi Evaluasi
Melakukan SP 3 dengan: S : pasien mengatakan ingin belajar cara mengontrol halusinasi
1. Mengevaluasi sp 1 sp 2 yang ketiga melakukan aktivitas sehari – hari
2. Mengajarkan pasien mengontrol halusinasi O: pasien terlihat kooperatif saat dilatih cara yang ketiga untuk
dengan cara ketiga yaitu melakukan aktivitas mengontrol halusinasi aitu melakukan aktivitas sehari – sehari
sehari – hari A: Latihan cara ketiga yiatu melakukan aktivitas sehari – hari
3. Mengevaluasi cara yang telah di ajarkan P:
- Evaluasi semua Latihan yang telah di ajarkan
- Hentikan Intervensi
Kasus 2 : RSUD BANYUMAS

RESIKO PERILAKU
KEKERASAN
Asuhan Keperawatan
Tn R (18 th) dengan Dx. Medis Psikosis
(Dx. Keperawatan Resiko Perilaku Kekerasan)

Resiko Perilaku Kekerasan


merupakan perilaku yang rentan dimana seseorang
beresiko dapat membahayakan diri sendiri, orang lain,
maupun lingkungan
PENGKAJIAN
KLIEN

Klien laki-laki Tn. R usia 18 tahun


Pengkajian : 7 januari 2022

Pasien datang dengan keluhan ngamuk , marah –


marah terhadap orang lain dan suka membanting –
banting barang
PENGKAJIAN
KLIEN
 Faktor presipitasi
Pasien datang dengan keluargana dengan gundah gelisah,
mengamuk sudaj 2 hari yang lalu , pasien cendrung marah keorang
tua , melihat benda tajam ketakutan , halusinasi saat merokok,
pasien kadang tertawa sendiri , bicara kadang – kadang tidak
nyambung, pernah dirawat sebelumnya di poli jiwa di RSUD
banyumas tahun 2020

 Faktor predisposisi
Sebelumnya pasien pernah dirawat di poli jiwa di RSUD banyumas pada
tahun 2020 dan sudah dilakukan pengobatan rawat jalan namun klien tidak
minum obat lagi semenjak keluar dari poli jiwa klien mengatakan merasa
kesal dengan orang tuanya sehingga marah – marah dan terkadang
membanting barang, pasien tidak pernah mengalami aniaya fisik, terkadang
pasien suka tersinggung .
Data Fokus
Pasien datang ke RSUD pada tanggal 7 januarai 2022 dengan keluhan
mengamuk, mara – marah terhadap orang lain dan suka membantingkan
barang

Ds :
- Klien mangataka marah kepada orang tuanya
- Klien mengatakan pada saat marah ingin membanting barang dan mengamuk
- Klien terkadang merasa malu dengan orang lain
- Klien mendengar bisikan – bisikan untuk menyuruh mengamuk
Do :
- Klien terlihat berteriak – teriak dan mengedor – gedor pintu ruangan pasien
- Klien terlihat bicara sendiri sambal marah – marah kontak mata tajam
- Klien terlihat senang duduk sendiri dari pada berkumpul dengan pasien yang lainya
- Isi bisikan menyuruh membanting barang , frekuensi pada saat merokok
Analisi data Ds :
- Klien mengatakan merasa malu dengan orang lain
- Klien mengatakan pada saat dirumah tidak suka
Ds : keluar keluar rumah menghabiskan waktunya
- Klien mengatakan marah terhadap orang tuanya dengan bermain Bersama adiknya
- Klien mengatakan pada saat marah ingin membanting Do :
barang dan mengamuk - Terlihatkan senang duduk sendiri dari pada
Do : berkumpul dengan pasien lainna
- Klien terlihat berteriak – triak dan menggedor – gedor - DX harga diri rendah
pintu ruangan pasien
- Klien terlihat berbicara sendiri sambal marah marah
sesekali tertawa
- Tatapan mata tajam
Dx Resiko perilaku kekerasan

Ds :
- Klien mendengar bisikan – bisikan menyuruh untuk mengamuk
membanting barang pada saat merokok
Do :
- Isi bisikan mengamuk dan membanting barang
- Frekuensi muncul pada saat merokok
DX halusinasi pendengaran
Psikofarmaka

- Inj lodomer ½ amp kp im


- Inj diazepam ½ amp im

Diagnosa keperawatan

Rresiko perilaku kekerasan


Rencana Tindakan Keperawatan
TUM : Klien mampu mengontrol perilaku kekerasan

1 2 3 44
 Terbina hubungan Klien mampu Klien mampu Klien mampu
saling percaya mengontrol perilaku
mengontrol perilaku mengontrol perilaku
 Kilen mampu
kekerasan secara kekerasan secara kekerasan secara
mengidentifikasi
penyebab, tanda dan farmakologi (minum verbal/sosial spiritual
obat) Lakukan SP 3 RPK
gejala dan akibat Lakukan SP 4 RPK
Lakukan SP 2 RPK (latih cata meminta
marah (latih ibadah yang bisa
 Klien bisa mengontrol (Latih minum obat tolong, menolak, dan
dilakukan untuk
marah secara fisik teratur dengan prinsip mengunggkapkan
mengurangi perilaku
( napas dalam dan 5 benar obat) perasaan dengan baik)
kekerasan)
pukul bantal
Lakukan SP 1) RPK
(BHSP, Identifikasi
perilaku kekerasan, latih
napas dalam dan pukul
bantal)
CATATAN KEPERAWATAN
S : Klien mengatakan marah terhadap orang tuanya
- Klien mengatakan rilek setelah diajarkan Teknik
Senin 17 januari 2022 relaksasi nafas dalam
Intervensi - Klien mengatakan tenang setelah diajarkan pukul
1. Membina hubungan saling percaya bantal
2. Memperkenalkan nama lengkap dan nama panggilan O : klien mampu mengungkapkan perasaan yang di
3. Menanyakan perasaan klien dan masalah yang di alaminya
hadapi - Ekspresi wajah klien terlihat rilek dan tenang
4. Diskusikan Bersama klien tentang prilaku kekrasan A : resiko prilaku kekerasan belum teratasi
( penyebab , tanda gejala ,prilaku yang muncul dan P : lanjutkan intervensi
akbit dari prilaku tersebut - Ajarkan sp 2
5. Motivasi klaien untuk menceritakan penyebab rasa - Masukan kejadwal harian untuk melakukan
marah Teknik nafas dalam
6. Ajarkan Teknik relaksasi nafas dalam dan pukul bantal
RTL
- Evaluasi SP 1
- Ajarkan SP 2
Selasa 18 januari 2022
Lanjutan Intervensi
1. Menanyakan keadaan klien
2. Mendiskusikan yang dilakukan klien pada saat
Evaluasi sedang marah
S : klien mengatakan mengerti cara Teknik 3. Mengajarkan dan mengevaluasi Teknik nafas
dalam
nafas dalam 4. Ajarkan mengontrol prilaku kekerasan dengan
- Klien mengatakan lebih tenang minum obat
- Klien mengatakan mengerti dan paham RTL
tentang minum obat dengan benar - Evaluasi sp 1 dan sp 2
- Ajarkan sp 3 dan sp 4
O : klien tampak melakukan Teknik nafas
dalam
- Klien terlihat meminum obat sesuai jam
yang ditentukan
A : resiko perilaku kekerasan menurun
P : ajarkan klien untuk Latihan nafas dalam
setiap merasakan perasaan yang kurang
menenangkan
Lanjutan
Evaluasi
S:
Rabu 19 januarai 2022 - klien mengatakan dan mengerti cara berbicara ang
Intervensi baik bila sedang marah
1. Menanyakan keadaan klien - Klien mengatakan shalat wajib apabila sudah
2. Mengevaluasi Teknik nafas dalam dan minum waktunya namun masih banyak yang bolong
obat secara teratur - Klien mengatakan akan rajin shalat sesuai 5 waktu
3. Ajarkan kepada klien bicara baik apabila sedang O:
Marah dengan tiga cara - Klien mengatakan pada saat meminta sesuatau dengan
- Meminta dengan baik tanpa marah baik dan tidak marah
- Menolak dengan baik - Klien terlihat mengungkapkan perasaan kesal ke
- Mengungkapkan perasaan marah pasien yang lain
4. Diskusikan dan ajarkan klien cara mengendalikan - Klien tampak menjalankan ibadah shalat sesuai
resiko perilaku kekerasan dengan beribadah jamnya
( spiritual ) A : Resiko perilaku kekerasan teratasi
RTL P : hentikan intervensi
- Evaluasi sp 3dan sp 4
Jurnal Terkait Dengan Kasus
1. PENGGUNAAN ULAR TANGGA PINTAR SEBAGAI MEDIA MEMPERBAIKI
TANDA DAN GEJALA RESIKO PERILAKU KEKERASAN PADA ODGJ

2. TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PENYALURAN ENERGI : SENAM POCO-POCO


MENURUNKAN GEJALA PERILAKU KEKERASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA
Analisa Konsep Recovery Dan Suportive Environment
Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa
• Setting RSJD dalam rsj konsep recovery dan suportive
environment yaitu memotivasi klien untuk bekerja agar
bisa dapat menghasilkan uang, karena cita-cita klien
membahagiakan orang tuanya untuk memberangkatkan ke
tanah suci.
• Setting RS konsep recovery dan suportive environment
memotivasi klien untuk berlatih bergaul dengan
lingkungannya dan lebih terbuka terhadap orang tuanya
apa yang klien inginkan bisa tersampaikan dengan baik
tidak harus dengan amarah.
THANK YOU
Sehat Raga, Sehat Jiwa, Hidup Bahagia 

Anda mungkin juga menyukai