Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY. N DENGAN


GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN DI RUANG
3 RSJD DR. AMINO GONDO
HUTOMO PROVINSI JAWA
TENGAH
1. Novema Ashar Nurahman
2. Asyfah
3. Eka Ratna Sari Profesi Ners Poltekkes
4. Hafizatul Aini Kemenkes Semarang
5. Intania Fransiska Sholihah
• Halusinasi pendengaran merupakan salah satu jenis halusinasi yang paling banyak terjadi.
Masih banyak perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien halusinasi
LATAR tidak bersikap komunikasi terapeutik. Terapi yang dapat digunakan untuk mengontrol
BELAKANG halusinasi pendengaran salah satunya adalah dengan menerapkan komunikasi terapeutik.

• Tujuan penulisan ini untuk mengetahui efektivitas penerapan komunikasi terapeutik pada
pasien yang mengalami halusinasi pendengaran dalam mengontrol halusinasi di Ruang 3
TUJUAN RSJD Dr. Amino Gondo Hutomo Provinsi Jawa Tengah

• Metode yang digunakan adalah studi kasus asuhan keperawatan meliputi pengkajian,
perumusan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi dengan
METODE memfokuskan intervensi pada terapi psikoreligi : Al-Fatihah
PENGKAJIAN Pasien
dengan inisal
nama Ny.A
ALASAN MASUK dengan usia
3o tahun
FAKTOR PRESIPITASI yang
Pasien mengatakan
mendengar bisikan untuk FAKTOR PREDISPOSISI beralamat di
Pasien mengaatakan shock weleri kendal
mengamuk, banting2 saat mengetahui ayahnya
barang. Pasien mengatakan Pasien mengatakan pernah dan
meninggal, semenjak itu beragama
bisikan datang saat pasien pasien selalu memikirkan
dirawat di rumah sakit jiwa
melamun sebanyak 4 kali pada tahun 2014, Islam
ayahnya dan pasien 2016, 2018, dan 2019. Pasien
mengatakan bersedih mengatakan 2 bulan terakhir ini Identitas
tidak minum obat karena merasa penanggung
sudah sembuh. Pasien jawan yaitu
mengatakan tidak pernah Ibu kandung
mengalami trauma dan
pengalaman yang tidak klien yang
menyenangkan. berinisial Ny.
K dengan
umur 56
tahun
Data Subyektif
Efek
- Pasien mengatakan mendengar suara yang Resiko Perilaku
menyuruh dirinya untuk mengamuk dan
membanting barang-barang Kekerasan
- Pasien mengatakan dalam 1 hari pasien bisa
mengalami halusinasi sebanyak 2-3 kali
Core
- Pasien mengatakan halusinasi muncul saat
Problem
Halusinasi
pasien melamun
- Pasien mengatakan takut apabila mendengar Pendengaran
suara-suara dan hanya berdiam diri saja

Data Obyektif Sebab


- Pasien sempat senyum-senyum tanpa sebab Harga Diri Rendah
saat wawancara
- Pasien sering melamun
TUK 1 RENCANA KEPERAWATAN
o Bina hubungan saling TUK II
percaya
o Mendiskusikan o Evaluasi kemampuan TUK III
• jenis dan isi pasien dalam TUK IV
halusinasi mengontrol halusinasi o Evaluasi kemampuan
• waktu dan frekuensi dengan menghardik pasien dalam o Evaluasi kemampuan
halusinasi o Berikan pendidikan mengontrol halusinasi pasien dalam
• situasi yang kesehatan tentang dengan menghardik mengontrol halusinasi
menimbulkan penggunaan obat o Latih pasien
dengan menghardik,
halusinasi secara teratur mengendalikan dan bercakap cakap
• respon pasien o Anjurkan pasien halusinasi dengan cara dengan orang lain
terhadap halusinasi memasukkan dalam bercakap cakap o Latih pasien
o Melatih pasien jadwal kegiatan harian dengan orang lain mengendalikan
mengontrol halusinasi : o Anjurkan pasien
halusinasi dengan
menghardik halusinasi memasukkan dalam melakukan kegiatan
o Menganjurkan pasien jadwal kegiatan harian (kegiatan yang biasa
memasukkan cara dilakukan pasien)
menghardik halusinasi o Anjurkan pasien
dalam jadwal kegiatan memasukkan dalam
harian jadwal kegiatan harian
IMPLEMENT
ASI
DAN
EVALUASI
PEMBAHASAN
Menurut Dermawan dan Rusdi (2013) salah satu faktor predisposisi yang
menyebabkan halusinasi adalah faktor psikologis. Teori ini sesuai dengan apa yang
dialami Ny. A karena sudah pernah 4 kali masuk di RSJD Dr. Amino Gondo Hutomo
Provinsi Jawa Tengah dikarenakan pengobatan yang kurang berhasil, selain itu
Ny. A kehilangan seorang ayah, hal ini yang menyebabkan Ny. A mengalami
gangguan psikologis.

Menurut Keliat (2005) dalam pengkajian harus dijelaskan jenis dan isi halusinasi,
frekuensi, waktu dan situasi yang menyebabkan halusinasi serta respon klien.
Dari hasil pengkajian didapatkan data Ny. A mengalami gangguan halusinasi
pendengaran. Ny.A mengatakan sering mendengar suara-suara yang tidak ada
wujudnya yang menyuruhnya mengamuk dan membanting barang, suara tersebut
muncul setiap saat dalam sehari bisa sebanyak 3 kali, biasanya suara tersebut
muncul saat sendiri dan melamun, dan respon ketika ada suara tersebut Ny. A cuek
Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1) : membantu mengenal halusinasi
pada Ny.A dengan cara membina hubungan saling percaya dengan
Ny.A, membantu klien mengenal halusinasinya dengan
mendiskusikan isi halusinasi, frekuensi, waktu halusinasi muncul,
situasi dan respon Ny.A ketika halusinasi muncul, menjelaskan cara-
cara mengontrol halusinasi, dan mengajarkan Ny. A menghardik
halusinasi. Respon Ny. A dapat mengenal halusinasinya dan dapat
mempraktekkan cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik halusinasi.

Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2) : mengajarkan mencegah halusinasi


dengan minum obat teratur. Respon Ny.A mampu menggunakan
cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik dan minum
Strategi Pelaksanaan 3 (SP 3) : mengajarkan klien untuk bercakap-
cakap dengan orang lain Disini Ny.A mencoba bercakap-cakap
dengan pasien lain yang pasien piker mampu memahami
kalimatnya. Respon Ny. A mampu menggunakan cara pertama
dengan menghardik, cara kedua dengan minum obat cara
mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain.

Strategi Pelaksanaan 4 (SP 4) : mengajarkan klien untuk melakukan


kegiatan dengan membaca Al-Fatihah. Disini Ny.A seorang muslim
yang hafal dengan surat Al-Fatihah. Respon Ny. A mampu
menggunakan cara pertama dengan menghardik, cara kedua
dengan minum obat, cara mengontrol halusinasi dengan cara
Membaca Al Fatihah yang dilakukan selama satu minggu sebanyak
6 kali yang dibacakan dengan tempo yang lambat (<60
ketukan/menit) dapat mengatur irama detak jantung dan
mengeluarkan endorphin sehingga membuat kenyamanan dan
ketenangan. Kahel (2010) mengatakan bahwa membaca dan
mendengarkan ayat Al Qur’an akan menstabilkan getaran neuron
sehingga bisa melakukan fungsinya dengan baik. Ilmu kedokteran
telah banyak membuktikan bahwa Al Qur’an dengan kandungannya
bermanfaat untuk pengobatan (Erita & Suharsono, 2014)
KESIMPULAN

Keberhasilan asuhan keperawatan pada klien Ny. A ada beberapa faktor yang
berpengaruh antara lain: kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan perawat
ruangan dalam memberikan asuhan keperawatan, pemberian obat yang teratur, serta
peran serta keluarga dalam merawat klien dan kooperatif dengan perawat. Perawat
dapat memberikan motivasi untuk kontrol dan meminum obat secara teratur serta
melanjutkan perawatan di rumah sesuai dengan kemampuan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai