Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY“K” DENGAN

DIAGNOSA GANGGUAN PERSEPSI SENSORI :


HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANGAN
KENANGA RSKD DADI PROVINSI
SULAWESI SELATAN

SEMINAR
KELOMPOK 1
KASUS
Nurul Oktaviana Yunus S.kep Nurul Hijriahni S.kep
Nur Ridha Sasmitha S.kep Hasanuddin S.kep
Wahyuni S.kep
LATAR BELAKANG
Prevalensi Gangguan jiwa
Tujuan Asuhan Keperawatan
Konsep Medis Pengkajian
Defenisi Diagnosa
Etiologi Pokok Pembahasan
Tanda dan gejala
Intervensi,implementasi,
Proses terjadinya Halusinasi
evaluasi
Klasifikasi halusinasi
Fase Terjadinya Halusinas

OUTLINE
LATAR BELAKANG
Permasalahan yang
tidak dapat diatasi dan
Kesehatan jiwa menurut WHO hanya ditahan tidak
(World Health Organization) diungkapkan kepada
adalah ketika seseorang orang lain, akan
tersebut merasa sehat dan menimbulkan rasa tertekan
bahagia, mampu yang berujung pada
menghadapi tantangan gangguan jiwa
hidup serta dapat
menerima orang lain
sebagaimana seharusnya
serta mempunyai sikap
positif terhadap diri sendiri
dan orang lain.
PREVALENSI GANGGUAN JIWA
• 35 juta orang DEPRESI
• 60 juta orang BIPOLAR
Menurut WHO
• 21 juta orang Skizofrenia
• 47,5 juta terkena dimensia

• Prevalensi tertinggi Provinsi Bali 2,3%


(2013) Naik 11 % ( 2018)
Riskesdas • Prevalensi Terendah Provinsi
kepulauan Riau 1,3% (2013) naik 3%
(2018)
• Sebanyak 15.615 Orang (Rawat
Inap 2.906, Pasien Rawat Jalan
Rekam Medik
12.709)
RSKD Provinsi
• RUANG RAWAT INAP KENANGA
Sulawesi SEBANYAK 96 ORANG ( REKAM
Selatan MEDIK 2019)
• Terdapat beberapa masalah • Berdasarkan data di atas,
keperawatan yang terjadi pada tingginya angka penderita
skizofrenia seperti halusinasi, gangguan jiwa yang
harga diri rendah, isolasi sosial,
perilaku kekerasan, waham, mengalami halusinasi
depresi dan lain sebagainya. merupakan masalah serius
Namun yang paling dominan bagi dunia kesehatan dan
saat ini yaitu Masalah keperawatan di Indonesia.
keperawatan Halusinasi Penderita halusinasi jika tidak
ditangani dengan baik akan
terjadi lebih dari 90% klien berakibat buruk bagi klien
dengan skizofrenia sendiri, keluarga, orang lain
dan lingkungan. Pada kasus
ini, asuhan keperawatan
pada klien dengan
gangguan persepsi sensori
pendengaran merupakan
suatu proses atau rangkaian
kegiatan pada praktek
keperawatan yang langsung
diberikan kepada klien Ny.K
dalam upaya pemenuhan
Kebutuhan Dasar Manusia
Definisi
• Halusinasi merupakan
gangguan atau
perubahan persepsi Etiologi
dimana seseorang
mepersepsikan sesuatu • Penyebab halusinasi
yang sebenarnya tidak secara spesifik tidak
terjadi dan sesuatu diketahui namun
yang salah. Yang banyak faktor yang
melibatkan panca
indra.
mempengaruhinya
seperti Genetik,
Psikologis, penyakit
KONSEP MEDIS mental,
koping.
mekanisme
Tanda dan Gejala
Berbicara, senyum dan tertawa
sendirian.
Mengatakan mendengar suara,
melihat, menghirup, mengecap
dan merasa sesuatu yang tidak
nyata.
Tidak dapat membedakan hal
yang nyata dan hal tidak nyata,
serta tidak mampu melakukan
asuhan keperawatan mandiri
seperti mandi, sikat gigi,
berganti pakaian dan berhias
yang rapi.
Sikap curiga, bermusuhan,
menarik diri, sulit membuat
keputusan, ketakutan, mudah
tersinggung, jengkel, mudah
marah, ekspresi wajah tegang,
pembicaraan kacau dan tidak
masuk akal, banyak keringat.
• Halusinasi
pendengaran
• Halusinasi
penglihatan (visual)
• Halusinasi olfaktorik
(pembau)
• Halusinasi gustatorik
(rasa
lidah/pengecap)
• Halusinasi Taktil
(perabaan)

Klasifikasi Halusinasi
ASUHAN KEPERAWATAN
Ruang rawat : Kenanga RSKD
Tanggal dirawat : 13 Januari 2019
IDENTITAS KLIEN
Inisial :Ny “K” Umur : 37 Tahun

Klien masuk RSKD diantar oleh keluarganya dengan keluhan


gelisah, mengamuk, marah-marah, dan menghamburkan barang-
barang bila keinginannya tidak di ikuti, Pasien juga selalu melepas
pakaian, bicara sendiri dan tertawa sendiri tanpa sebab. Pada
tanggal 13 januari 2019, klien kembali di rawat di RSKD karena klien
sering mendengar suara-suara yang membuat dirinya menjadi
marah dan mengamuk, klien sangat sering keluar masuk rumah
sakit 7-10 kali. Saat pengkajian data yang didapatkan adalah pasien
masih sering mendengar suara-suara, Pasien nampak gelisah
karena tidak bisa tidur siang. Pada saat ini klien dirawat di ruang
kenanga dan diberikam terapi Haloperidol 5 mg 3x1, Cpz 100 mg 0-
0-1.
FAKTOR PREDISPOSISI

• Klien pernah mengalami


gangguan jiwa sebelumnya,
pengobatan tidak berhasil PEMERIKSAAN FISIK
• Klien pernah mengalami Trauma TTV :
aniaya asusila TD : 120/70 mmHg
• Terdapat Keluarga yang pernah N : 80 X/mnt
mengalami gangguan jiwa yaitu
ayah klien namun tidak diketahui S : 36,7°C
penyebabnya. P : 20 X/mnt
• Pengalaman masa lalu yang tidak Ukur : BB : 55 kg TB : 150 cm
menyenangkan :Klien
mengatakan dahulu klien pernah Keluhan fisik : klien tidak
mengalami pelecehan seksual mempunyai keluhan fisik
yang dilakukan oleh pacarnya
sendiri yang membuat klien
trauma sampai saat ini
Citra tubuh :
Klien mengatakan tidak
memiliki masalah pada dirinya.
Klien paling menyukai Peran :
wajahnya karena terlihat Klien mengatakan dirinya adalah
cantik dan bersih seorang anak dari 3 bersaudara.
Identitas : Klien mengatakan tidak punya
Klien dapat menyebutkan pekerjaan
identitas dirinya ( nama, umur, Ideal diri :
alamat ), klien mengatakan Klien mengatakan ingin segera
belum menikah, dan klien pulang dan berkumpul dengan
anak ke 3 keluarga. Klien berharap dapat
sembuh dari penyakitnya, dan
klien juga mengatakan tidak
mempunyai cita-cita
Harga diri :

Konsep diri Pasien mengatakan dirinya sudah


tidak berharga lagi karena
kesuciannya telah direnggut oleh
pacarnya
Pohon Masalah

Efek : Resiko Perilaku Kekerasan

Problem : Gangguan Persepsi sensori : Halusinasi pendengaran

Etiologi : Harga Diri Rendah

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Pendengara
Pokok Pembahasan Ny.K dilatih untuk mengatakan pergi 3x
Strategi pelaksanaan klien kamu palsu terhadap halusinasi yang
halusinasi ada empat strategi muncul atau tidak mempedulikan
pelaksanaan, antara lain: halusinasinya.
pada tanggal 19 februari Hasil :
2019 pukul 16.00, melakukan • klien mengatakan sering mendengar
strategi pelaksanaan suara bisikan dari pacarnya yang
menyuruhnya pulang “sayang, pulang
pertama pada pasien yaitu kerumahmu, aku ingin bertemu”
mengidentifikasi jenis halusinasi
• klien mengatakan sudah tahu bagaimana
klien, isi halusinasi ,frekuensi cara mengontrol halusinasi dengan
dan waktu halusinasi klien, menghardik
mengidentifikasi respon klien • Kontak mata pasien baik
terhadap halusinasi, • Pasien tampak menceritakan
mengajarkan klien pengalamannya
MENGHARDIK HALUSINASI, • Pasien tampak tenang dan kooperatif
dan menganjurkan klien • Klien mencontohkan cara menghardik
memasukkan kedalam yang diajarkan
kegiatan harian.
• Implementasi kedua pada pasien Kami melatih cara mengontrol
adalah dilaksanakan pada halusinasi dengan kepatuhan obat .
tanggal 20 Februari 2019, pukul menjelaskan cara minum obat
16.10. Penulis melakukan strategi dengan 6 benar dan Ny.K mampu
pelaksanaan 2 yaitu mengajarkan menjelaskan kembali apa yang telah
cara mengontrol halusinasi dengan di jelaskan. Kemudian memberikan
memanfaatkan KEPATUHAN OBAT. reinforcement positif kepada Ny.K
melakukan validasi dan evaluasi
strategi pelaksanaan 1 kemudian Hasilnya :
mengajarkan cara memanfaatkan
obat. • Pasien mengatakan masih ingat
dengan cara kemarin yang
diajarkan yaitu menghardik dengan
cara pasien mengatakan “ pergi
jangan ganggu saya kamu suara
palsu” sambil menutup telinga
• Setelah diajarkan cara kedua
pasien mengatakan sudah bisa
meminum obat dengan benar,
pasien mengatakan memiliki 2
macam obat yaitu : haloperidol
dan CPZ pasien mengatakan
setelah minum obat perasaan
pasien menjadi tenang
• Implementasi hari ketiga
dilaksanakan tanggal 21 Februari • Respon dari Ny.K, Ny.K
2019, pukul 15.50. Penulis mampu menggunakan cara
melakukan strategi pelaksanaan 3 pertama dan kedua dengan
yaitu mengajarkan cara menghardik dengan benar,
mengontrol halusinasi dengan minum obat sesuai jadwal
BERCAKAP-CAKAP dengan • Setelah perawat mengajarkan
orang lain. cara mengalihkan halusinasi
• melakukan validasi dan evaluasi dengan bercakap-cakap
cara pertama dan kedua yaitu dengan orang lain klien Ny.K
menghardik halusinasi dan mau untuk mengalihkan
kepatuhan minum obat. setelah perhatian dengan bercakap-
itu Penulis melatih cara cakap dengan orang lain,
mengontrol dengan cara tahap pertama klien mulai
bercakap-cakap dengan merespon perawat dengan
orang lain, dan menganjurkan baik kemudian mulai ingin
klien memasukkan kedalam berbicara dan berinteraksi
kegiatan harian klien dengan teman sekamar klien.
• Respon dari Ny.K, Ny.K mampu
menggunakan cara mengontrol
• Implementasi hari keempat halusinasi dengan menghardik,
dilaksanakan tanggal 22 minum obat dan bercakap-
Februari 2019, pukul 16.30. cakap dengan orang lain. Ny.K
Penulis melakukan strategi juga melaksanakan sebagian
pelaksanaan 4 yaitu aktivitas sesuai jadwal yang telah
mengajarkan cara disusun.
mengontrol halusinasi • Klien mengatakan setelah
dengan MELAKUKAN AKTIVITAS diajarkan cara ke 4, klien sudah
melakukan sholat dan
terjadwal membersihkan tempat tidur.
• Penulis melakukan validasi
dan evaluasi strategi
pelaksanaan 1, 2 dan 3,
kemudian mengajarkan
cara mengontrol halusinasi
dengan melakukan aktivitas
terjadwal.
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai