Anda di halaman 1dari 57

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.

M DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI


RUANG KRONIS PRIA II
RSJD ABEPURA

OLEH
JANET TANDI SAPPA
144011.01.18.130
LATAR
BELAKANG
Gangguan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan
Kesehatan yang signifikan di dunia, termasuk di Indonesia.

Menurut data
WHO tahun 2016, Provinsi Papua dan
Di Indonesia pada Papua Barat pada di Jayapura pada
terdapat sekitar 35
tahun (2018) tahun 2018 tahun 2018
juta orang terkena
prevalensi orang penderita penderita
depresi, 60 juta
yang pernah skizofrenia Skizofrenia
orang terkena
menderita menjadi 4,5%; menjadi 7,0%;
bipolar, 21 juta
skizofrenia di gangguan depresi 6,1%;
terkena
Indonesia sebesar emosional 8,5%; sedangkan mental
skizofrenia, serta
1,8 per 1000 sedangkan depresi emosional 9,8%.
47,5 juta terkena
penduduk. diangka 4,0%.
dimensia.
DEFINISI PERILAKU KEKERASAN

• Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang
secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi tersebut maka perilaku kekerasan
dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu saat sedang berlangsung
perilaku kekerasan atau perilaku kekerasan terdahulu.
PENYEBAB PERILAKU KEKERASAN

FAKTOR TERJADINYA PERILAKU KEKERASAN TERDIRI ATAS :


A). FAKTOR PREDISPOSISI ANTARA LAIN :

• FAKTOR PSIKOLOGIS

• FAKTOR SOSIAL BUDAYA

• FAKTOR BIOLOGIS

B). FAKTOR PRESIPITASI ANTARA LAIN :

• KLIEN

• INTERAKSI

• LINGKUNGAN
RENTANG RESPON PERILAKU KEKERASAN
TANDA DAN GEJALA

TANDA DAN GEJALA PERILAKU KEKERASAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

• Fisik • Intelektual

• Verbal • Spiritual

• Perilaku • Sosial

• Emosi • Perhatian
POHON MASALAH PERILAKU KEKERASAN
MEKANISME KOPING PERILAKU KEKERASAN

Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diharapkan pada penatalaksanaan stress dan
termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan
untuk melindungi diri.
Mekanisme koping yang digunakan pada klien dengan perilaku kekerasan untuk melindungi
dirinya antara lain :
• Sublimasi
• Proyeksi
• Represi
• Reaksi formasi
• Deplacment
PENATALAKSANAAN PERILAKU KEKERASAN

Penatalaksanaan pada klien dengan perilaku kekerasan antara lain :


• Farmakoterapi
• Terapi Okupasi
• Peran Serta Keluarga
• Terapi Somatik
• Terapi Kejang Listrik ( ECT )
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
DEFINISI PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengetahui status kesehatan klien. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan
kebutuhan atau masalah klien. Pengkajian dilakukan secara komprehensif. Untuk mendapatkan
informasi yang lengkap dalam mengembangkan daftar diagnosis keperawatan pada klien digunakan
metode pengumpulan data dapat menggunakan observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, dan studi
dokumentasi.

Hasil pengkajian dapat berupa data subjektif Faktor penyebab perilaku kekerasan pada
yang berasal dari klien dan data objektif dasarnya pengkajian pada klien perilaku
yang berasal dari pengamatan perawat serta kekerasan ditunjukan pada semua aspek,
studi dokumentasi yang dilakukan. yaitu biopsikososial-kultural-spiritual.
Analisa Data

 Dengan melihat data subyektif dan objektif dapat menentukan


permasalahan yang dihadapi pasien. Dan dengan memperhatikan
pohon masalah dapat diketahui penyebab, afek dari masalah
tersebut. Dari hasil analisa data inilah dapat ditentukan diagnosa
keperawatan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah aktual
atau risiko dalam rangka mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi,
menghilangkan, atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya. Dan
masalah keperawatan yang mungkin akan muncul untuk masalah perilaku kekerasan adalah :

1. Harga diri rendah


2. Perilaku kekerasan
3. Koping individu tidak efektif
4. Perubahan presepsi sensori : halusinasi
5. Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain dan lingkungan
TABEL 2.1 INTERVENSI PERILAKU KEKERASAN
TABEL 2.2 IMPLEMENTASI
LANJUTAN
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. M DENGAN
PERILAKU KEKERASAN DI RUANG KRONIS PRIA II
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH ABEPURA

A.PENGKAJIAN
RUANG RAWAT : SENIN, 01/01/2021
DIRAWAT : RUANGAN KRONIS PRIA II
I. IDENTITAS KLIEN
• INISAL : TN.M TANGGAL PENGKAJIAN : 15/03/2021
• UMUR : 32 TAHUN
• INFORMAN : KLIEN DAN PERAWAT
• RM. NO : 002900
LANJUTAN
• Alasan masuk : keluarga pasien mengatakan pasien suka memukul dirinya
sendiri, dan suka memukul saudaranya dirumah dan sering menutup telinganya
sambil berjalan mondar mandir, dengan tatapan mata yang tajam dan tampak
marah.
FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami jiwa di masa lalu ?


Jelaskan : ya, pasien merupakan pasien lama yang sudah keluar rumah sakit dan putus
obat.
2. Pengobatan sebelumnya ?
Jelaskan : tidak berhasil, pasien ini tidak memenuhi terapi oral dan kurang dukungan dari
keluarga.
3. Aniaya fisik ?
Jelaskan : ya, pasien menganiyaya dirinya di usia 18 tahun.
LANJUTAN
4. Kekerasan dalam keluarga ?
Jelaskan : ya, saudaranya yang berusia 29 tahun yang didalam rumah yang menjadi
korban perilaku kekerasan. Awalnya keluarga tidak terima karena penyakit kejiwaannya
tapi lama-kelamaan keluarga menerima penyakit kejiwaan pasien.
Masalah keperawatan : perilaku kekerasan
5. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?
Jelaskan : tidak, cuman pasien yang mengalami gangguan jiwa.
Hubungan keluarga : kurang harmonis karena pasien menderita gangguan kejiwaan, tapi lama –
kelamaan pasien diterima baik oleh keluarganya.
Gejala : keluarga pasien luka – luka karena dianiyaya pasien yang menderita gangguan jiwa.
Pengobatan : pasien putus obat / tidak dapat memenuhi terapi oral di rumah sakit jiwa.
Masalah keperawatan : perilaku kekerasan
6. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : pasien tidak mampu berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya dan selalu menyendiri.
Masalah keperawatan : harga diri rendah
FISIK
1. TANDA – TANDA VITAL : 2. UKUR :

• TD : 110/70 MMHG • TB : 160 CM

• N : 80 X/MENIT • BB : 50 KG

• SB : 36,6º C
• P : 20 X/MENIT
3. KELUHAN FISIK ?

• JELASKAN : TAMPAK TIDAK ADA MASALAH DENGAN FISIK PASIEN


• MASALAH KEPERAWATAN : TIDAK DITEMUKAN MASALAH KEPERAWATAN
PSIKOSOSIAL

GENOGRAM
KONSEP DIRI

a. Gambaran diri : pasien mengatakan kurang menerima dirinya karena sering melukai dirinya.
b. Identitas : pasien tidak tau siapa dirinya.
c. Peran : pasien selalu mempunyai peran karena gangguan kejiwaan yang membuat dirinya sulit
berinteraksi dengan masyarakat.

d. Idealdiri : pasien selalu bertingkah laku bingung dan melukai dirinya dengan cara
membenturkan dahinya ke tempat tidur.

e. Harga diri : pasien mempunyai harga diri yang rendah karena gangguan jiwa.
Masalah keperawatan : perilaku kekerasan
HUBUNGAN SOSIAL

a. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : pasien tidak mampu berinteraksi dengan orang lain dan
selalu menyendiri.

• Masalah keperawatan : harga diri rendah


STATUS MENTAL

1. Aktivitas motorik : tegang dan gelisah

• Jelaskan : saat mementurkan dahinya ke tempat tidur atau tembok, darah keluar dan tampak
luka dan pasien tampak gelisah dan tegang.

• Masalah keperawatan : perilaku kekerasan


2. Alam perasaan : ketakutan dan gembira berlebihan

• Jelaskan : karena pasien dapat mendengarkan suara – suara lain tetapi pasien tidak mau
mengatakan suara apa yang didengarkannya.

• Masalah keperawatan : halusinasi audio


3. Afek : datar

• Jelaskan : ketakutan saat mendegar suara – suara lain yang membuat wajah pasien menjadi datar
• Masalah keperawatan : halusinasi audio
4. Interaksi selama wawancara : kontak mata (-) dan tegang

• Jelaskan : pasien tidak dapat berinteraksi dengan orang lain.


• Masalah keperawatan : harga diri rendah
TABEL 3.3 TERAPI FARMAKOLOGI

No Nama Obat Dosis Pemberian

1. Trihexyphenidyl 2 mg Oral / 1x1

2. Risperidone 2 mg Oral / 1x1


TABEL 3.4 ANALISA DATA

DATA MASALAH KEPERAWATAN


DS :
- Keluarga pasien mengatakan pasien suka memukul dirinya
sendiri, dan suka memukul saudaranya dirumah, dan sering
menutup telinganya sambal berjalan mondar – mandir,
Dengan tatapan mata yang tajam dan tampak marah.

- Pasien merupakan pasien lama yang sudah keluar rumah


sakit dan putus obat.
Perilaku Kekerasan
- Pasien tidak mampu berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya. Dan selalu menyendiri.

DO :
- Pasien selalu bertingkah laku bingung dan melukai dirinya
dengan cara membenturkan dahinya ke tempat tidur atau
tembok.
- Pasien tampak tegang dan gelisah.
DS : -
 
DO :
- Pasien tidak mampu berinteraksi dengan
kelompok maupun masyarakat dalam
kegiatan, Harga Diri Rendah
- Dalam berinteraksi dengan orang lain
pasien masih memikirkan apa yang harus
di jawabnya, dan jawaban yang
dikeluarkan dari mulut pasien selalu
singkat saja.
DS : -

 DO :

- Ketakutan saat mendengar suara – suara lain Halusinasi Audio


yang membuat wajah pasien menjadi datar.

- Pasien berjalan mondar – mandir.


GAMBAR 3.2 POHON MASALAH
A. Daftar diagnosa keperawatan
1. Perilaku kekerasan

2. HDR (harga diri rendah)

3. Halusinasi audio

B. Prioritas diagnosa keperawatan


• Perilaku kekerasan
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN

• Hari / tanggal : senin / 15-03-2021


• Pertemuan ke :I

• SP ke : SP1P ( perilaku kekerasan ) fisik I tarik napas dalam


I. Fase orientasi :
1. Salam terapeutik : “ selamat pagi bapak, perkenalkan nama saya janet tandi sappa. Panggil saja janet,
saya dari mahasiswi akper marthen indey. Nama bapak siapa dan suka dipanggil apa? Baiklah, mulai
sekarang akan dipanggil bapak M ya.”
FASE ORIENTASI

1. Salam terapeutik : “ selamat pagi bapak, perkenalkan nama saya janet tandi
sappa. Panggil saja janet, saya dari mahasiswi akper marthen indey. Nama
bapak siapa dan suka dipanggil apa? Baiklah, mulai sekarang akan dipanggil
bapak M ya.”
2. Evaluasi/validasi : “ kalau boleh tahu sudah berapa lama bapak m disini?
Apakah bapak M masih ingat siapa yang membawa ke sini? Bagaimana
perasaan bapak saat ini? Saya lihat bapak tampak marah dan kesal, sekarang
bapak meli masih kesal dan marah?
1. Kontrak :

A. Topik : bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang hal – hal yang membuat bapak M
marah? Ok bapak, dan mengontrolnya.

B. Tempat : kita ngobrol – ngobrol di ruangan ini saja ya bapak, (ruang makan)

C. Waktu : tidak lama kok, cuman 15 menit saja.


FASE KERJA

1. Nah sekarang coba pak ceritakan apa yang membuat bapak m merasa marah?

2. Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?

3. Apakah bapak merasa kesal, dada bapak berdebar – debar sangat kencang, mata melotot, rahang terkatup
rapat dan ingin mengamuk?

4. Setelah itu apa yang bapak m lakukan?

5. Apakah dengan cara itu marah / kesal bapak dapat terselesaikan? Ya, tentu tidak, apa kerugian yang pak
meli alami?

6. Menurut bapak m adakah cara lain yang lebih baik? Maukah pak meli belajar cara mengungkapkan
kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?
LANJUTAN

7. Jadi ada beberapa cara mengontrol kemarahan pak, salah satunya adalah dengan cara fisik I, jadi
melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.
8. Ada beberapa cara, bagaimana kalua kita belajar satu cara dulu? Namanya teknik napas dalam.
9. Begini bapak, kalau tanda – tanda marah tadi sudah pak rasakan, maka bapak berdiri atau duduk
dengan rileks, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan / tiup perlahan – lahan
melalui mulut.
10. Ayo bapak, coba lakukan tarik napas dari hidung, bagus, tahan. Nah, lakukan 5 kali.
11. Bagus sekali bapak, sudah melakukannya dengan sangat baik.
12. Nah bapak M, tadi telah melakukan latihan teknik relaksasi napas dalam, sebaiknya latihan ini
pak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu – waktu rasa marah itu muncul bapak sudah
terbiasa melakukannya.
FASE TERMINASI

a. Evaluasi

1. Subjektif : bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang – bincang dan melakukan latihan teknik
relaksasi napas dalam tadi? Ya betul, dan kelihatannya bapak terlihat sudah lebih rileks.
2. Objektif : coba bapak sebutkan lagi apa yang membuat bapak marah, lalu apa yang bapak rasakan saat ini
dan apa yang akan bapak lakukan? Kemuadian apa akibatnya? Wah, bagus bapak masih ingat semuanya.

b. Rencana tindak lanjut :

• “ bagaimana kalau kegiatan ini kita masukkan dalam jadwal buku kegiatan sehari – hari pak? Kapan
waktu yang bapak inginkan untuk melakukan latihan ini? Bagaimana kalau setiap jam 08:00 pagi.”
LANJUTAN
a. Kontrak yang akan datang :

1. Topik : mengontrol amarah juga bapak, dengan cara ke I yaitu fisik I tarik napas dalam
juga bapak.
2. Tempat : tempatnya di ruang makan saja bapak.
3. Waktu : jam 08:00 pagi ya bapak.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

• NAMA PASIEN : TN. M NO. RM : 002900

• RUANGAN : MELATI I DX. MEDIS : F.2.0.3


TABEL 3.5 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
CATATAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN

•NAMA PASIEN : TN. M DX. MEDIS : F.2.0.3

•RUANGAN : MELATI I NO. RM : 002900


TABEL 3.6 CATATAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
LANJUTAN
LANJUTAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
• Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tn. M selama 3x pertemuan dari tanggal 15 sampai 17 maret
2021 di ruang kronis pria 2 RSJD abepura dengan perilaku kekerasan di rumah sakit jiwa daerah abepura
didapatkan data bahwa tn. M yaitu klien mengekspresikan secara fisik kemarahannya dengan tatapan mata
yang tajam, klien terlihat tegang saat di wawancara dan klien tampak marah saat di ajak berbicara. Setelah
dilakukan pengkajian yang lebih spesifik, didapatkan data bahwa klien pernah mengalami perilaku
kekerasan yang ditunjukkan dengan adanya riwayat memukul saudaranya dirumah karena pasien ini
merupakan pasien lama yang sudah keluar rumah sakit dan putus obat.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
• Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan pada tn. M merumuskan 3 masalah keperawatan yaitu :
perilaku kekerasan, harga diri rendah, dan halusinasi audio (pendengaran).

• Masalah keperawatan yang yang menyertai pada klien perilaku kekerasan yaitu perilaku kekerasan, harga
diri rendah, perilaku kekerasan, koping individu tidak efektif, dan resiko mencederai diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan.

• Dengan demikian dapat merumuskan bahwa tidak ada perbedaan antara teori dan kasus. Namun ada dua
diagnosa yang ada dalam teori yang tidak masuk pada kasus. Tn. M adalah perilaku kekerasan, harga diri
rendah dan halusinasi audio (pendengaran). Hal ini terjadi karena merumuskan diagnosa, effect, core
problem, dan causa di karenakan pada saat dilakukan pengkajian kepada klien tn. M hanya ketiga diagnosa
ini yang ditemukan.
INTERVENSI KEPEWATAN
• Intervensiyang berikan kepada tn. M dengan diagnosa keperawatan utama yaitu perilaku kekerasan, adalah bina
hubungan saling percaya dengan komunikasi teraupetik, mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan dengan
membantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/kesal, mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku
kekerasan dengan membantu tanda dan gejala perilaku kekerasan, mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan dengan
menjelaskan akibat dari cara yang digunakan klien, dan mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku
kekerasan dengan cara relaksasi tarik nafas dalam, dan memukul bantal.

• Dengan demikian penulis merumuskan bahwa tidak ada perbedaan antara intervensi yang diberikan penulis kepada tn. M
saat melakukan pengkajian dengan intervensi menurut teori prabowo (2014), penelitian menurut videbeck (2011), dan
penelitian rosdahl, caroline bunker (2014).
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
• Implementasi keperawatan yang diberikan pada tn. M dengan diagnosa keperawatan perilaku kekerasan adalah tindakan mandiri yang
berikan pada tn. M yaitu SP1P, dan SP2P, dimana SP1P yaitu mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, mengidentifikasi tanda
dan gejala perilaku kekerasan, mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan, mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan,
menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan, membantu pasien mempraktekan latihan cara mengontrol perilaku kekerasan secara
fisik 1 tarik nafas dalam, membantu pasien mempraktekan latihan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik 1 tarik nafas dalam,
dan menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan harian. Dan untuk SP2P yaitu mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien,
melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 2 : memukul bantal, dan menganjurkan pasien memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian.

• Berdasarkan uraian di atas merumuskan bahwa tidak di temukan kesenjangan antara teori dengan kasus. Namun penulis hanya
melakukan tindakan secara mandiri yakni SPIP, dan SPIIP. Sedangkan tindakan delegasi dan kolaborasi belum dilakukan yakni SPIIIP,
SPIVP, dan SPVP. Tetapi akan di lanjutkan oleh perawat dan tim medis lainnya di ruangan. Hal ini di karenakan keterbatasan waktu.

• Mandiri yakni spip, dan spiip. Sedangkan tindakan delegasi dan kolaborasi belum dilakukan yakni SPIIIP, SPIVP, dan SPVP. Tetapi
akan di lanjutkan oleh perawat dan tim medis lainnya di ruangan. Hal ini di karenakan keterbatasan waktu.
EVALUASI KE P ERA W A TA N
ag no sa ke pe ra w at an ut ama yaitu perilaku
dengan di
Hasil evaluasi pada tn. M
li pertemuan adalah :
kekerasan selama tiga ka
bungan saling percaya
1. Klien dapat membina hu
ka si pe ny eb ab perilaku kekerasan
2. Klien dapat men gi dent ifi
ik as i tan da da n ge ja la perilaku kekerasan
3. Klien dapat mengide nt if
bi as a di lakukan klien dapat
ke ra sa n ya ng
kasi perilaku ke
4. Klien dapat mengidentifi
fi sik un tu k m en ce ga h pe rilaku kekerasan
mendemonstrasikan cara n
n ca ra fis ik un tu k m en cegah perilaku kekerasa
rasika
5. Klien dapat mendemonst
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
masalah keperawatan Berdasarkan masalah
keluarga pasien penulis mendapatkan 3 keperawatan aktual
mengatakan pasien suka masalah keperawatan “ Perilaku Kekerasan “
memukul saudaranya yaitu Perilaku Kekerasan, memberikan intervensi,
dirumah, dan sering Harga Diri Rendah, dan Yaitu Tarik napas dalam,
menutup telinganya Halusinasi Audio dan Memukul bantal.
sambil berjalan mondar- (Pendengaran),
mandir, dengan tatapan
mata yang tajam dan
tampak marah, pasien
merupakan pasien lama
yang sudah keluar rumah
sakit dan putus obat,
pasien tidak mampu Implementasi yang
berinteraksi dengan dilakukan penulis pada
lingkungan sekitarnya dan Tn. M dengan perilaku
selalu menyendiri. kekerasan sesuai dengan
intervensi keperawatan
yang diberikan pada Tn.
M adalah : melakukan
SP1P, dan SP2P.
HASIL EVALUASI PENULIS PADA TN. M DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA
YAITU PERILAKU KEKERASAN SELAMA TIGA KALI PERTEMUAN ADALAH :

Klien dapat membina hubungan


Klien dapat mengidentifikasi
saling percaya
penyebab perilaku kekerasan

Klien dapat mengidentifikasi


tanda dan gejala perilaku
kekerasan

Klien dapat mendemonstrasikan Klien dapat mengidentifikasi


cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan yang biasa
perilaku kekerasan dilakukan
SARAN
Manfaat untuk mahasiswa yaitu
Menambah informasi dan Manfaat untuk Institusi yaitu
menambah wawasan penulis Untuk meningkatkan dan
dalam melakukan studi kasus mengembangkan pengetahuan
dan mengaplikasikan ilmu Asuhan Keperawatan Jiwa dengan
tentang asuhan keperawatan kasus perilaku kekerasan di Ruang
pasien dengan masalah perilaku Kronis II Pria RSJD Abepura.
kekerasan.

Manfaat untuk lahan yaitu :


Dapat memberikan masukan dalam pelayanan Kesehatan yaitu dengan
memberikan dan mengajarkan strategi pelaksanaan Tindakan keperawatan
pada keluarga dan terutama untuk pasien sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan koping keluarga dan pasien serta dapat menjadikan peran
keluarga untuk ikut aktif berpartisipasi dalam mengimplementasikan
strategi pelaksanaan dalam asuhan keperawatan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai