Oleh Kelompok 3 :
1. Latifah Nisa'ul Husna 1911312018
2. Halimah Tusadyah 1911312036
3. Nisa'ul Husna Yustisia 1911312042
4. Nindy Zumratul Qadri 1911312054
KASUS
d. Pola aktivitas dan latihan : tidak ada 0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu
masalah orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total
e. Pola kognitif dan Persepsi
Pasien mengalami gatal-gatal diseluruh tubuh. Pasien
bisa melakukan komunikasi dengan baik.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Agama pasien islam dan pasien mengatakan jika
ia menghadapi halusinasi, ia mengatasinya dengan
shalat.
ANALISIS DATA
3. Etiologi :
Pada kasus etiologi pasien mengalami gangguan jiwa yaitu
karena faktor psikologi dan sosiologi dimana klien sangat ingin
menikah tetapi belum terjadi dan karena berbagai faktor
tersebut pasien mengalami halusinasi
4. Masalah keperawatan
-Pemeliharaan kesehatan kurang baik
sehingga kulit gatal
-Kesiapan meningkatkan harapan untuk
hidup yg lebih baik
-Risiko kekerasan terhadap orang lain
Ketidakefektifan koping
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Program pencegahan bunuh diri. Bunuh diri merupakan salah satu cara
penyelesaian masalah oleh individu yang mengalami keputusasaan.
2. Prevensi Sekunder
Pencegahan sekunder diarahka pada mereka yang telah terkena pentakit tertentu
supaya kondisinya tidak memburuk (Setiadarma, 2002). Menurut (Keliat et al,
2012), fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah deteksi
dini dan penanganan dengan segera masalah psikososial dan gangguan jiwa
Memberikan pengobatan cepat terhadap kasus yang ditemukan sesuai dengan standar
pendelegasian program pengobatan (bekerjasama dengan dokter) dan memonitor efek
samping pemberian obat, gejala, dan kepatuhan pasien minum obat.
Bekerjasama dengan perawat komunitas dalam pemberian obat lain yang dibutuhkan
pasien untuk mengatasi gangguan fisik yang dialami (jika ada gangguan fisik yang
memerlukan pengobatan).
Melibatkan keluarga dalam pemberian obat, mengajarkan keluarga agar melaporkan
segera kepada perawat jika ditemukan adanya tandatanda yang tidak biasa, dan
menginformasikan jadwal tindak lanjut
Melakukan terapi modalitas yaitu berbagai terapi keperawatan untuk membantu
pemulihan pasien seperti terapi aktivitas kelompok, terapi keluarga, dan terapi
lingkungan.
Memfasilitasi Self-help group (kelompok pasien, kelompok keluarga, atau kelompok
masyarakat pemerhati) berupa kegiatan kelompok yang membahas masalah-masalah
yang terkait dengan kesehatan jiwa dan cara penyelesaiannya.
Menyediakan Hotline service untuk intervensi krisis yaitu pelayanan dalam 24 pukul
melalui telepon berupa pelayanan konseling.
Melakukan tindak lanjut (follow-up) dan rujukan kasus.
3. Prevensi Tersier
Setiadarma, 2002 Mengemukakan bahwa pencegahan tersier berlaku bagi
mereka yang terkena gangguan penyakit cukup parah agar tidak terancam
jiwanya. Menurut (Keliat et al, 2012) Pencegahan Tersier adalah pelayanan
keperawatan yang berfokus pelayanan keperawatan adalah pada peningkatan
fungsi dan sosialisasi serta pencegahan kekambuhan pada pasien gangguan
jiwa. Tujuan pelayanan adalah mengurangi kecacatan atau ketidakmampuan
akibat gangguan jiwa.
Program pendukung sosial dengan mengerakkan sumber-sumber
dimasyarakat seperti sumber pendidikan, dukungan masyarakat
Pendidikan kesehatan tentang prilaku dan sikap masyarakat terhadap
penerimaan pasien gangguan jiwa,
Penjelasan tentang pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam
penanganan pasien yang mengalami kekambuhan.
Program rehabilitasi untuk memberdayakan pasien dan keluarga hingga
mandiri terfokus pada kekuatan dan kemampuan pasien dan keluarga dengan
cara :
Meningkatkan kemampuan koping yaitu belajar mengungkapkan dan
menyelesaikan masalah dengan cara yang tepat,
Mengembangkan sistem pendukung dengan memberdayakan keluarga dan
masyarakat,
Menyediakan pelatihan kemampuan dan potensi yang perlu
dikembangkan oleh pasien,
Program sosialisasi
Implementasi Dx 2
Menginformasikan pada pasien mengenai apakah situasi yang terjadi sekarang bersifat
sementara
Mengajarkan pengenalan realitas dengan mensurvey situasi dan membuat rencana ke depan
Membantu pasien untuk menemukan dan merevisi tujuan berkaitan dengan obyek yang
diharapkan
Melibatkan pasien secara aktif pada perawatannya sendiri
Mengembangkan rencana perawatan yang melibatkan tujuan bertingkat dari yang ingin
dicapai, dari tujuan sederhana sampai pada tujuan yang komplek
Implementasi Dx 3
Membangun rasa percaya dan hubungan yang dekat dan harmonis dengan pasien
Menentukan harapan mengenai tingkah laku yang tepat dalam mengekspresikan
perasaan marah, tentukan fungsi kognitif dan fisik pasien
Membatasi akses terhadap situasi yang membuat frustasi sampai pasien dapat
mengekspresikan [kemarahan] dengan cara yang adaptif
Mendorong penurunan aktivitas yang sangat kuat (misalnya, memukul tas, mondar
mandir, latihan yang berlebiihan)
Memberikan pendidikan mengenai metode untukmengatur pengalaman emosi yang
sangat kuat
Mengidentifikasi bersama pasien keuntungan dari ekspresi kemarahan dengan perilaku
adaptif dan tanpa kekerasan
Mendukung pasien untuk mengimplementasikan strategi mengontrol kemarahan dan
dengan menggunakan ekspresi kemarahan yang tepat
Implemnetasi Dx 4
Membantu pasien untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang konstruktif
Membantu pasien dalam mengembangkan penilaian terkait dengan kejadian dengan
lebih objektif
Menyediakan pasien pilihan-pilihan yang realitis mengenai aspek perawatan
Mendukung sikap [pasien] terkait dengan harapan yang realistis sebagai upaya untuk
Mengevaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan
Mencari jalan untuk memahami perspektif pasien terhadap situasi
yang penuh stress
Mendukung kemampuan mengatasi situasi secara berangsur-angsur
Mengeksplorasi pencapaian pasien sebelumnya
Mendukung keterlibatan keluarga, dengan cara yang tepat
Menginstruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi sesuai
dengan kebutuhan
E. EVALUASI
Evaluasi DX 1 : Evaluasi Dx 2 :
S : Pasien mengatakan S : Pasien mengatakan
bahwa dia mampu harapan, keinginan dan
mengontrol perilaku tujuan masa depannya.
kesehatannya. O : Pasien berusaha
O : Pasien mampu merealisasika harapan dan
bertangungjawab untuk tujuan hidupnya.
memenuhi kes. dasarnya. A : Kesiapan meningkatkan
A : Pemeliharaan kes. harapan pasien terpenuhi.
pasien sudah efektif. K : Lanjutkan semua
K : Lanjutkan semua intervensi pada Dx 2.
intervensi pada Dx 1.
Evaluasi Dx 3 : Evaluasi Dx 4 :
S : Pasien mengatakan bahwa S : Pasien mengatakan lebih
dia lebih mampu mengontrol mempu menguasai koping diri
amarah dan tidak melakukan dg tidak berprilaku destruktif
kekerasan pada orang lain. kepada orang lain.
O : Keadaan psikologis dan O : Koping pasien dalam
emosional pasien lebih stabil. keadaan lebih efektif.
A : Risiko kekerasan oleh A : Risiko Ketidakefektifan
pasien kepada orang lain koping teratasi.
teratasi. K : Lanjutkan semua intervensi
K : Lanjutkan semua intervensi pada Dx 4.
pada Dx 3.
TERIMAKASIH