Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN Ny.

P
DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANG DRUPADI RSJ PROVINSI BALI
TANGGAL 20-22 Mei 2020

OLEH :

PUTU DIAH GITA PARAMITA


NIM. P07120319083
PROGRAM PROFESI NERS
SEMESTER II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
2020
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.P Tanggal Dirawat (MRS) : 11 Januari 2020
Umur : 56 tahun Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2020
Alamat : Ds. Songan B, Bangli Ruang Rawat : Ruang
Pendidikan: : SD
Agama : Hindu
Status : Menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Jenis Kel. : Perempuan
No RM : 008975
Sumber informasi : Data rekam medik dan keluarga pasien
II. ALASAN MASUK
Pasien datang ke IGD RSJ Provinsi Bali diantar oleh keluarga dengan keluhan sejak 2 hari
pasien bingung, gelisah, sering bicara sendiri, sulit tidur, bicara kacau dan sering memarahi
anggota keluarga. Pasien dulu pernah dirawat di RSJ Bangli sebanyak 6 kali. Pasien sekarang
sering mendengar suara-suara laki – laki yang mengatakan untuk melakukan sesuatu.
Semakin sering mendengarnya membuat pasien menjadi kebingungan. Pasien mengatakkan
ada sesuatu yang berbeda, tidak mau berbicara dengan keluarganya, pendian dan sering
menyendiri. Anak kandung pasien mengatakan sudah berusaha untuk membujuk dan
menyadarkan pasien apa yang didengarnya itu tidak nyata namun tidak berhasil hingga
akhirnya membawa pasien ke IGD RSJ Provinsi Bali untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
√ Ya
 Tidak
Jika Ya, jelaskan: Ny.P mengatakan pertama kali mendengar suara yaitu sekitar 5 tahun
yang lalu. Awalnya pasien mendengar suara – suara bisikan saat menjelang tidur di malam
hari. Suara yang didengar yaitu suara laki – laki membisikkan untuk melakukan sesuatu.
Semakin hari pasien mendengar suara – suara dengan terus menerus yang membuat pasien
kebingunan. Pasien pernah MRS di RSJ Provinsi Bali selama 2 minggu pada bulan
Desember tahun 2019 lalu karena mengamuk dirumah.

2. Pengobatan sebelumnya
√ Berhasil
 Kurang berhasil
 Tidak berhasil
Jelaskan: pengobatan pasien dibilang berhasil karena pasien dan keluarga mengatakan
pasien tidak pernah mengamuk sejak keluar dari RSJ dan pasien mengatakan semenjak
mendapatkan pengobatan frekuensi mendengarkan suara – suara berkurang.

3 RIWAYAT TRAUMA
Pelaku/usia Korban/usia Saksi/usia
Aniaya fisik - - - - - -
Aniaya seksual - - - - - -
Penolakan - - - - - -
Kekerasan dalam keluarga - - - - - -
Tindakan criminal - - - - - -

Jelaskan : Pasien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual, penolakan,
kekerasan dalam keluarga ataupun tindakan kriminal

Masalah/ Diagnosa Keperawatan : (-)


1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan -
2. Berduka antisipasi -
3. Berduka disfungsional -
4. Respon paska trauma -
5. Sindroma trauma perkosaan -
6. Resiko tinggi kekerasan -
7. Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik -
8. Lain-lain, jelaskan -
4. Adakah anggota kel;uarga ytang mengalami gangguan jiwa ?
(-) Ya (√) Tidak

Riwayat
Hubungan Keluarga Gejala
Pengobatan/perawatan
- - -

Masalah keperawatan : (-)

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :


Pasien dan keluarga mengatakan tidak ada pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
baginya (seperti kegagalan, kehilangan / perpisahan / kematian, maupun trauma selama
tumbuh kembang).

Masalah keperawatan : (-)

IV. PEMERIKSAAAN FISIK


Ukuran Vital :
TD : 120/70 mm/Hg
N : 86 x/m
S : 36,3⁰ C
P : 20 x/m
3. Ukuran : BB 75 kg TB 168 cm
Turun (-) Naik (-)
Jelaskan : Pasien mengatakan berat badannya tetap, tidak naik dan tidak juga menurun.
4. Keluhan fisik :
Ya √ Tidak
Jelaskan : (-)
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
(-) Risiko tinggi perubahan suhu tubuh (-) Perubahan Nutrisi: Lebih dari
(-) Defisit Volume Cairan kebutuhanTubuh
(-) Kelebihan Volume Cairan (-) Kerusakan Menelan
(-) Resiko Tinggi terhdap Infeksi (-) Perubahan Eliminasi faeses
(-)Risiko Tinggi terhadap Transmisi (-) Perubahan Eliminasi urine
Infeksi (-) Kerusakan integritas kulit
(-)Perubahan Nutrisi: Kurang dari (√)Lain-lain, jelaskan
kebutuhan tubuh

V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)


1. Genogram :

Keterangan :
= Laki-laki = Orang terdekat

= Perempuan = Tinggal satu rumah

= Meninggal = Pasien
Jelaskan :
Ny.P mengatakan dirinya merupakan anak keempat dari empat bersaudara, diantara
saudaranya yang lain tidak ada yang mengalami kondisi / penyakit yang sama seperti dirinya.
Ny.P menikah dan dikaruniai 2 orang anak perempuan .Ny.P tinggal serumah dengan kakak
ketiga dan keluarga, istri Ny.P, anak-anak Ny.P dan ibu Ny.P. Ny.P mengatakan ayahnya
sudah lama meninggal karena sakit, pasien juga mengatakan di keluarganya tidak memiliki
riwayat penyakit menular, penyakit keturunan maupun gangguan jiwa. Keluarga mengatakan
pasien mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik.

2. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
Pasien mengatakan tidak ada yang tidak disukai dari bagian tubuhnya
b. Identitas :
Pasien mengatakan sudah puas sebagai seorang laki-laki karena sudah memiliki istri
dan 2 orang anak. Pasien sudah berpenampilan sebagaimana seharusnya. Keluarga
mengatakan pasien berperilaku sebagaimana mestinya sebagai seorang laki-laki.
c. Peran :
Pasien merupakan seorang ayah, suami dan seorang anak. Pasien mengatakan saat
sakit dirinya merasa tidak mampu menjadi kepala keluarga yang baik namun
sekarang pasien mengatakan sudah mampu berperan sebagaimana mestinya.
d. Ideal diri :
Pasien berharap tubuhnya tetap sehat dan tidak mendengar suara aneh lagi.
e. Harga diri :
Pasien mengatakan mendapatkan dukungan dari keluarga. Keluarga mengatakan
mendukung pasien agar cepat sembuh. Keluarga mengatakan tetangga menerima dan
mendukung pasien.
Masalah / Diagnosa Keperawatan : (-)
 Pengabaian unilateral  Harga diri rendah kronis
 Gangguan citra tubuh  Harga diri rendah situasional
 Gangguan identitas pribadi  Lain-lain, jelaskan..........
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Istri, anak-anak, serta ibu dan kakak pasien
b. Peranserta dalam kegiatan kelompok /masyarakat:
Pasien mengatakan ikut serta dalam kegiatan seperti mengayah di Pura
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Pasien tidak mengalami hambatan berhubungan dengan keluargnya maupun
tetangga,serta orang yang baru ditemuinya.
Masalah / Diagnosa Keperawatan :

 Kerusakan komunikasi  Isolasi sosial


 Kerusakan komunikasi verbal  Lain-lain,
 Kerusakan interaksi sosial jelaskan...............................

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan percaya dengan adanya Tuhan, pasien mengatakan gangguan sakit
apapun yang dihadapi terjadi karena kuasa Tuhan.
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan sering berdoa sesuai dengan agamanya
Masalah / Diagnosa Keperawatan:
 Distress spiritual
 Lain-lain,

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
(-) Tidak rapi
(-) Penggunaan pakaian tidak sesuai
(-) Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Masalah / Diagnosa Keperawatan:


( - ) Sindrom deficit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toileting, instrumentasi)
( - ) Defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toiletting, instrumentasi)

2. Pembicaraan
 Cepat
 Keras
 Gagap
 Apatis
 Lambat
 Membisu
 Tidak mampu memulai pembicaraan
 Lain-lain
Jelaskan : pasien berbicara dengan jelas dan normal

Masalah / Diagnosa Keperawatan:


( - ) Kerusakan komunikasi
( - ) Kerusakan komunikasi verbal
( - ) Lain-lain,

3. Aktifitas motorik/Psikomotor
( - ) Hipokinesia, hipoaktifitas
( - ) Katalepsi
( - ) Sub stupor katatonik
( - ) Fleksibilitas serea
Jelaskan: -

Peningkatan :
 Hiperkinesia,hiperaktifitas  Grimace
 Gagap  Otomatisma
 Stereotipi  Negativisme
 Gaduh Gelisah Katatonik  Reaksi konversi
 Mannarism  Tremor
 Katapleksi  Verbigerasi
 Tik  Berjalan kaku/rigid
 Ekhopraxia  Kompulsif
 Command automatism

Masalah/ Diagnosa Keperawatan :


( - ) Risiko tinggi cidera
( - ) Kerusakan mobilitas fisik
( - ) Perilaku kekerasan
( - ) Defisit aktivitas deversional/hiburan
( - ) Intoleransi aktivitas
( - ) Resiko tinggi kekerasan
( - ) Lain-lain,

4. Alam Perasaan
( - ) Sedih
( - ) Gembira berlebihan
( - ) Putus asa
( - ) Khawatir
( - ) Ketakutan
Jelaskan : pasien merasa sudah terbiasa dan tidak takut atau khawatir lagi
Masalah Keperawatan : -

5. Afek
( - ) Datar
( - ) Tumpul
( - ) Labil
( - ) Tidak sesuai
Jelaskan : pasien bereaksi baik dengan stimulus yang diberikan
Masalah Keperawatan : -
6. Interaksi selama wawancara
( - ) Bermusuhan
( - ) Kontak mata kurang
( - ) Tidak kooperatif
( - ) Defensif
( - ) Mudah tersinggung
( - ) Curiga
Jelaskan : pasien mampu berkomunikasi dengan baik
Masalah Keperawatan : -
7. Persepsi
Halusinasi :
(√ ) Pendengaran
( - ) Penglihatan
( - ) Perabaan
( - ) Pengecapan
( - ) Penghidu
Jelaskan : pasien mampu berkomunikasi dengan baik
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori pendengaran

8. Proses pikir
(√ ) Sirkumstansial
( - ) Tangensial
( - ) Kehilangan asosiasi
( - ) Flight of ideas
( - ) Blocking
( - ) Pengulangan pembicaraan/ perseverasi
Jelaskan : -

9. Isi Pikir
( - ) Obsesi
( - ) Depersonalisasi
( - ) Fobia
( - ) Idea yang terkait
( - ) Hipokondria
( - ) Pikiran magic
Waham
( - ) Agama
( - ) Nihilistik
( - ) Somatik
( - ) Sisip pikir
( - ) Kebesaran
( - ) Siar piker
( - ) Curiga
( - ) Kontrol pikir
Jelaskan : -

10. Tingkat Kesadaran


( - ) Bingung
( - ) Sedasi
( - ) Stupor
( - ) Disorientasi
( - ) Waktu
( - ) Tempat
( - ) Orang
Jelaskan : Pasien sadar dengan baik

11. Memori
( - ) Gangguan daya ingat jangka panjang
(√ ) Gangguan daya ingat saat ini
( - ) Gangguan daya ingat jangkal pendek
( - ) Konfabulasi
Jelaskan : pasien mengatakan cepat lupa apalagi dalam hal menaruh barang
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
( - ) Mudah beralih
( - ) Tidak mampu berkonsentrasi
( - ) Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : Pasien mampu berhitung dengan baik
13. Kemampuan penilaian
( √ ) Gangguan ringan
( - ) Gangguan bermakna
Jelaskan : Pasien mampu mengabil keputusan jika diberikan sedikit arahan

14. Daya tilik diri


( - ) Mengingkari penyaki yang diderita
( - ) Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : pasien tidak mengingkari ataupun menyalahkan orang lain atas penyakit yang di
derita pasien percaya penyakit yg dideritanya merupakan kehendak Tuhan

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
√ Bantuan minimal
 Bantual total
2. Defekasi/berkemih
 Bantuan minimal
 Bantual total
3. Mandi
 Bantuan minimal
 Bantual total
4. Berpakaian/berhias
 Bantuan minimal
 Bantual total
5. Istirahat dan tidur
 Tidur siang lama : .....................s.d .............................
 Tidur malam lama : .....................s.d .............................
 Aktivitas sebelum/setelah tidur : ......................s.d ............................
6. Penggunaan obat
√ Bantuan minimal
 Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan √

Sistem pendukung √
8. Aktivitas di dalam rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan √

Menjaga kerapian rumah √

Mencuci pakaian √

Mengatur keuangan √

9. Aktivitas di luar rumah


Ya Tidak
Belanja √

Transportasi √

Lain-lain √
Jelaskan : (-)
Masalah Keperawatan : (-)

VIII. MEKANISME KOPING


ADAPTIF
( √ ) Bicara dengan orang lain
( - ) Mamu menyelesaikan masalah
( - ) Teknik relokasi
( - ) Aktivitas konstruktif
( - ) Olah raga
( - ) Lainnya
MALADAPTIF
( - ) Minum alkohol
( - ) Reaksi lambat
( - ) Reaksi berlebih
( - ) Bekerja berlebihan
( - ) Menghindar
( - ) Mencederai diri
( - ) Lainnya
Jelaskan : jika memiliki masalah pasien akan membicarakannya dengan orang lain.

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


a. Masalah dengan dukungan kelompok
Uraikan : keluarga selalu mendukung pasien
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Uraikan : tetangga selalu memberikan dukungan kepada pasien
c. Masalah dengan pekerjaan
Uraikan : pasien tidak memiliki masalah dengan pekerjaannya dan mampu melalukan
pekerjaannya seperti biasa
d. Masalah dengan perumahan
Uraikan : tetangga selalu memberikan dukungan kepada pasien
e. Masalah dengan ekonomi
Uraikan : penghasilan pasien dan suaminya mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari
X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG
( √ ) Penyakit jiwa
( √ ) Factor presipitasi
( √ ) Koping
( √ ) System pendukung
( - ) Penyakit fisik
( - ) Obat-obatan
( - ) Lainnya :

XI. ASPEK MEDIK


1. Diagnosa medik
Skizofrenia
2. Terapi medik
(-)
XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran

XIII. POHON MASALAH


Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan Effect

Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran Core Problem

Manajemen kesehatan tidak efektif Causa


XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran

Mahasiswa yang mengkaji

Putu Diah Gita Paramita


NIM. P07120319083
XV. PERENCANAAN KEPERAWATAN

TGL/
DIAGNOSA KEP. TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
JAM
Gangguan persepsi TUM : Setelah ... x interaksi Bina hubungan saling percaya dengan : Hubungan saling
sensori halusinasi Pasien diharapkan pasien dapat 1. Sapa klien dengan ramah dan baik percaya merupakan
pendengaran mampu membina hubungan secara verbal dan non verbal. dasar untuk
mengontrol saling percaya dengan 2. Perkenalkan diri dengan sopan. kelancaran
halusinasi kriteria hasil : 3. Tanyakan nama lengkap klien hubungan interaksi
1. Ekspresi wajah dan nama panggilan yang selanjutnya.
TUK 1 : bersahabat, disukai klien.
Pasien dapat menunjukkan 4. Jelaskan tujuan pertemuan.
membina rasa senang, ada 5. Jujur dan menepati janji.
hubungan kontak mata, mau 6. Tunjukkan sikap empati dan
saling berjabat tangan, mau menerima klien apa adanya.
percaya menyebutkan nama, 7. Beri perhatian pada klien dan
mau menjawab salam, perhatikan kebutuhan dasar klien
mau duduk
berdampingan dengan
perawat, mau
mengutarakan
masalah yang
dihadapi.
TUK 2 : Setelah ... x interaksi 1. Adakan sering dan singkat secara 1. Kontak sering
Pasien dapat diharapkan pasien bertahap. dan singkat
mengenal mampu mengenal 2. Observasi tingkat laku pasien terkait selain upaya
halusinasi halusinasi dengan dengan halusinasinya. Bicara dan membina
kriteria hasil: tertawa tanpa stimulus, memandang hubungan saling
a) Pasien dapat ke kiri dan ke kanan seolah – olah percaya juga
menyebutkan waktu, ada teman bicara dapat
isi dan frekuensi 3. Bantu pasien mengenal memutuskan
timbulnya halusinasi. halusinasinya dengan cara : halusinasinya.
b) Pasien dapat a. Jika pasien yang sedang 2. Mengenal
mengungkapkan halusinasi tanyakan apakah ada halusinasi
perasaan terhadap suara yang di dengar. memungkinkan
halusinasinya. b. Jika pasien menjawab ada pasien untuk
lanjutkan apa yang akan menghindari
dikatakan. faktor timbulnya
c. Katakan bahwa perawat percaya halusinasi
pasien mendengar suara itu, 3. Mengenal
namun perawat sendiri tidak halusinasi
mendengarnya (dengan nada memungkinkan
sahabat tanpa menuduh/ pasien untuk
menghakimi) menghindari
d. Katakan pada pasien bahwa ada timbulnya
juga pasien lain yang sama halusinasi
seperti dia. 4. Dengan
e. Katakan bahwa perawat akan mengetahui
membantu pasien. waktu, isi dan
4. Diskusikan dengan pasien tentang : frekuensi
a. Situasi yang munculnya
menimbulkan/tidak halusinasi
menimbulkan halusinasi mempermudah
b. Waktu dan frekuensi terjadinya tindakan
halusinasi (pagi, siang, sore keperawatan
dan malam atau jika sendiri, yang akan
jengkel, sedih) dilakukan
5. Diskusikan dengan pasien apa yang perawat.
dirasakan jika terjadi halusinasi 5. Untuk
(marah, takut, sedih, tenang) beri mengidentifikasi
kesempatan mengungkapkan pengaruh
perasaan halusnasi pada
pasien.
TUK 3 : Setelah .... x interaksi 1. Identifikasi bersama pasien 1. Upaya untuk
Pasien dapat diharapkan pasien dapat tindakan yang dilakukan jika memutus siklus
mengontrol menilai kemampuan terjadi halusinasi (tidur, marah, halusinasi
halusinasinya yang digunakan dengan menyembunyikan diri sendiri dan sehingga
kriteria hasil: lain - lain) halusinasi tidak
1. Pasien dapat 2. Diskusikan manfaat cara yang berlanjut
menyebutkan digunakan pasien, jika bermanfaat 2. Reinforcement
tindakan yang beri pujian. dapat
biasanya dilakukan 3. Diskusikan cara baru untuk meningkatkan
untuk mengendalikan memutus/mengontrol timbulnya harga diri
halusinasinya halusinasi : pasien.
2. Pasien dapat a. Katakan “saya tidak mau 3. Memberikan
menyebutkan cara dengan kamu” pada saat alternatif
baru halusinasi muncul pilihan untuk
3. Pasien dapat memilih b. Menemui orang lain atau mengontrol
cara mengatasi perawat, teman atau anggota halusinasi
halusinasi seperti keluarga yang lain untuk 4. Memotivasi
yang telah bercakap – cakap atau dapat
didiskusikan dengan mengatakan halusinasi yang meningkatkan
pasien didengar. keinginan
4. Pasien dapat c. Membuat jadwal sehari – hari pasien untuk
mengetahui aktivitas agar halusinasi tidak sempat mencoba
kelompok muncul memilih salah
d. Meminta satu cara untuk
keluarga/teman/perawat, jika mengendalikan
tampak bicara sendiri halusinasi dan
4. Bantu pasien memilih cara dan dapat
melatih cara untuk memutus meningkatkan
halusinasi secara bertahap, misalnya harga diri
dengan : pasien.
a. Membersihkan rumah dan alat – 5. Memberi
alat rumah tangga kesempatan
b. Mengikuti keanggotaan sosial di kepada pasien
masyarakat (pengajian, gotong untuk mencoba
royong) cara yang telah
c. Mengikuti kegiatan olah raga di dipilih
kampung (jika masih muda) 6. Stimulasi
d. Mencari teman untuk mengobrol persepsi dapat
5. Beri kesempatan untuk melakukan mengurangi
cara yang telah dilatih. Evaluasi perubahan
hasilnya dan beri pujian jika interpretasi
berhasil realitas akibat
6. Anjurkan pasien mengikuti terapi halusinasi.
aktivitas kelompok, orientasi realita
dan stimulasi persepsi
TUK 4 : Setelah .... x interaksi 1. Membina hubungan saling percaya 1. Hubungan
Pasien dapat diharapkan Pasien dapat dengan menyebutkan nama, tujuan saling percaya
dukungan dukungan dari keluarga pertemuan dengan sopan dan merupakan
dari keluarga dengan kriteria hasil: ramah dasar untuk
dalam 1. Keluarga dapat saling 2. Anjurkan pasien menceritakan memperlancar
mengontrol percaya dengan halusinasinya kepada keluarga. hubungan
halusinasinya perawat. Untuk mendpatkan bantuan interaksi
2. Keluarga dapat keluarga dalam mengontrol selanjutnya.
menyebutkan halusinasinya. 2. Untuk
pengertian, tanda dan 3. Diskusikan halusinasinya pada saat mengetahui
tindakan untuk berkunjung tentang : pengetahuan
mengendalikan a. Pengertian halusinasi keluarga
halusinasi b. Gejala halusinasi yang dialami tentang
pasien halusinasi dan
c. Cara yang dapat dilakukan menambah
pasien dan keluarga untuk pengetahuan
memutus halusinasi keluarga cara
d. Cara merawat anggota merawat
keluarga yang berhalusinasi di anggota
rumah, misalnya beri kegiatan, keluarga yang
jangan biarkan sendiri, makan mempunyai
bersama, bepergian bersama. masalah
e. Beri informasi waktu follow halusinasi
up atau kapan perlu mendapat
bantuan : halusinasi tidak
terkontrol, dn resiko
mencederai diri, orang lain,
dan lingkungan.
TUK 5 : Setelah .... x interaksi 1. Diskusikan dengan klien dan 1. Dengan
Pasien dapat diharapkan pasien dapat keluarga tentang dosis dan frekuensi menyebutkan
memanfaatka memanfaatkan obat serta manfaat minum obat dosis, frekuensi
n obat dengan baik dengan 2. Anjurkan klien minta sendiri obat dan manfaat
dengan baik kriteria hasil : pada perawat dan merasakan obat diharapkan
1. Pasien dan manfaatnya. klien
keluarga dapat 3. Anjurkan klien untuk bicara dengan melaksanakan
menyebutkan dokter tentang mafaat dan efek program
manfaat, dosis samping obat yang dirasakan. pengobatan.
dan efek samping 4. Diskusikan akibat berhenti minum 2. Menilai
obat. obat tanpa konsultasi dengan dokter. kemampuan
2. Pasien dapat 5. Bantu klien menggunakan obat klien dalam
mendemonstrasikan dengan prinsip 5 benar (benar dosis, pengobatannya
penggunaan obat benar obat, benar waktunya, benar sendiri.
dengan benar. caranya, benar pasiennya). 3. Dengan
3. Klien mendapat mengetahui efek
informasi tentang samping klien
efek dan efek akan tahu apa
samping obat. yang harus
4. Klien dapat dilakukan
memahami akibat setelah minum
berhenti minum obat obat.
tanpa konsutasi. 4. Program
5. Klien dapat pengobatan
menyebutkan dapat berjalan
prinsip 5 benar dengan lancar.
penggunaan obat. 5. Dengan
mengetahui
prinsip
penggunaan
obat, maka
kemandirian
klien untuk
pengobatan
dapat
ditingkatkan
secara
bertahap.
XVI. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No
Hari/Tanggal Tindakan Keperawatan Respon Pasien Paraf
.
1 Senin, SP 1 DS :
20 April 2020 Membina hubungan saling
Pukul 11.00 percaya dengan Pasien
wita
ORIENTASI :
“Selamat pagi bapak? “Selamat Pagi”
perkenalkan nama saya Cici
Kamaliani saya Mahasiswa
Perawat dari Poltekkes
Denpasar, panggil saja saya
Cici ya pak ”
“Bapak nanti kita berbincang- “ Iya saya bersedia”
bincang mengenai keadaan
bapak ya? bapak bersedia? nanti
kira-kira kita berbincang selama
15 menit ya bapak?
KERJA :
“Bapak namanya siapa ? Biasa “Nama saya P. Biasanya
dipanggil siapa?” dipanggil Pak K saja”
“Asalnya dari mana ?” “Dari Songan”
“Bagaimana keadaannya hari
ini ? apakah ada yang membuat “Keadaan saya baik hari ini”
bapak bingung ?”
“bapak sekarang dimana ?” “sekarang saya sedang ada di
rumah sakit”

“dirumah sakit ada siapa saja ?” “Ada perawat, dan teman


saya”
“apakah ada keluhan bapak?” “Untuk sekarang tidak ada
keluhan, hanya saja saya
dulu sering mendengar
suara-suara. Pertama kali
mendengarnya kira-kira dari
12 tahun yang lalu dan
semakin hari semakin parah.
Sampai akhirnya 5 tahun
yang lalu pada tahun 2019
lalu saya masuk RSJ selama
2 minggu. Setelah itu ada
perubahan meski masih
mendengar suara-suara.
Sekarang juga saya masih
mendengar suara-suara
namun sangat jarang”
Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak “Saya cukup lega setelah
sekarang setelah bercakap- bercakap-cakap”
cakap dengan saya ?”
“Coba masih ingat nama “Masih, Cici”
saya ?”.

“ Iya benar bapak, bagus sekali “Iya.”


ya masih ingat nama saya.
Baiklah bapak karena waktu
kita sudah habis kita sudahi
sampai disini ya, besok kita
ngobrol lagi ya ?”
“ Besok kita bertemu lagi disini “Bersedia dik”
jam 11.00 WITA ya? kita akan
ngobrol tentang mengenal DO :
halusinasi yang bapak rasakan - Pasien tampak menatap
itu, bersedia bapak?” lawan bicara
- Pasien mau berjabat
tangan
- Pasien tampak mampu
berinteraksi dengan
keluarga dan orang lain

2 Selasa, 21 April SP 2
2020 Membantu pasien mengenal
Pukul 11.00 halusinasi, menjelaskan cara-
wita cara mengontrol halusinasi,
mengajarkan pasien
mengontrol halusinasi dengan
cara pertama: menghardik
halusinasi
Orientasi:
”Selamat sore bapak, Saya “Selamat sore. Masih ingat,
Mahasiswa keperawatan dari Cici.”
Poltekkes Kemenkes Denpasar
yang berbincang dengan Bapak
kemarin, masih ingat nama
saya?”
”Iya bapak. Bagaimana “Perasaan saya baik hari ini”
perasaan bapak hari ini? Apa
keluhan bapak saat ini”
”Baiklah, bagaimana kalau kita “Iya, dik”
bercakap-cakap tentang suara
yang selama ini bapak dengar
tetapi tak tampak wujudnya?
Saya minta waktunya selama 15
menit kedepan ya”
Kerja:
”Apakah bapak mendengar “Iya saya mendengarnya,
suara tanpa ada wujudnya? Apa kadang cuma bisikan
yang dikatakan suara itu?” menyuruh saya melakukan
sesuatu”
”Apakah terus-menerus “Kalau dulu iya seringkali
terdengar atau sewaktu-waktu? saya mendengarnya sampai
Kapan yang paling sering bapak saya dibawa ke RSJ”
dengar suara?
Kalau sekarang bagaimana “Sekarang saya
bapak? mendengarnya lagi”

Berapa kali sehari bapak “Tidak menentu waktunya,


mendengar suara-suara kadang pagi, kadang siang,
tersebut? Pada keadaan apa kadang malam hari.”
suara itu terdengar?

Apakah pada waktu sendiri atau “Kalau sekarang tidak


saat bersama dengan orang menentu munculnya.”
lain?”

” Apa yang bapak rasakan pada “Bingung”


saat mendengar suara itu?”

”Apa yang bapak lakukan saat “Biasanya saya mencoba lari


mendengar suara itu? dari suara itu dan menutup
telinga saya.”
Apakah dengan cara itu suara- “Ya karena saya menutup
suara itu hilang? Bagaimana telinga, jadi tidak terlalu
kalau kita belajar cara-cara mendengar dan menanggapi
untuk mencegah suara-suara itu suara itu jadinya. Boleh
muncul? boleh dik”
” bapak , ada empat cara untuk “oh iya dik”
mencegah suara-suara itu
muncul. Pertama, dengan
menghardik atau membentak
suara tersebut. Kedua, dengan
cara bercakap-cakap dengan
orang lain. Ketiga, melakukan
kegiatan yang sudah terjadwal,
dan yang ke empat minum obat
dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar
satu cara dulu, yaitu dengan
menghardik membentak”.
”Caranya sebagai berikut: saat
suara-suara itu muncul,
langsung bapak bilang, pergi
saya tidak mau dengar, … Saya
tidak mau dengar. Kamu suara “perasaan saya sudah lebih
palsu. Begitu diulang-ulang tenang dik”
sampai suara itu tak terdengar
lagi. Coba bapak peragakan!
Nah begitu, … bagus! Coba
lagi! Ya bagus bapak sudah
bisa”
Terminasi:
”Bagaimana perasaan bapak “baik dik”
setelah peragaan latihan tadi?”
Kalau suara-suara itu muncul
lagi, silakan coba cara tersebut !
bagaimana kalu kita buat jadwal
latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya? (Saudara masukkan
kegiatan latihan menghardik
halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian pasien).
Bagaimana kalau kita bertemu “seperti sekarang saja dik”
lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara
dengan cara yang kedua? Jam
berapa pak?Bagaimana kalau
dua jam lagi? Berapa lama kita
akan berlatih?Dimana
tempatnya”
”Baiklah, sampai jumpa.” “sampai jumpa lagi dik”

XVII. EVALUASI KEPERAWATAN


WAKTU DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
20 April Gangguan persepsi TUK 1 : S : Pasien mengatakan mau
2020 sensori halusinasi Pasien dapat diajak berbincang-bincang
Pukul pendengaran membina dengan perawat.
11.00 wita
hubungan O: Pasien membalas salam,
saling percaya pasien mau berjabat tangan,
pasien mampu melakukan
dan mempertahankan
kontak mata, pasien mau
menyebut identitas dirinya,
dan menceritakan tentang
masalah yang dihadapi
A : Pasien dapat membina
hubungan saling percaya,
TUK 1 tercapai
P : lanjutkan intervensi untuk
TUK 2.
21 April Gangguan persepsi TUK 2 : S : pasien dan keluarga
2020 sensori halusinasi Pasien dapat mengatakan sudah
Pukul pendengaran dukungan dari mengetahui mengenai
11.00 wita
keluarga dalam halusinasi, pasien
mengontrol mengatakan akan mencoba
halusinasinya cara menghardik dan
bincang-bincang, istri dan
anak mengatakan akan
melakukan bincang-bincang
untuk mengontrol halusinasi
pasien
O : pasien dan keluarga
mengetahui pengertian dan
tanda gejala halusinasi,
pasien mempraktekkan cara
menghardik
A: Pasien dapat dukungan dari
keluarga dalam mengontrol
halusinasinya, TUK 2
tercapai
P : lanjutkan intervensi untuk
TUK 3
LEMBAR PENGESAHAN

Bangli, Mei 2020


Clinical Teacher/CT Mahasiswa

I Wayan Candra, S.Pd.,S.Kep.,Ns.,M.Si. Putu Diah Gita Paramita


NIP. 196510081986031001 NIM. P07120319083

Anda mungkin juga menyukai