P
DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANG DRUPADI RSJ PROVINSI BALI
TANGGAL 20-22 Mei 2020
OLEH :
2. Pengobatan sebelumnya
√ Berhasil
Kurang berhasil
Tidak berhasil
Jelaskan: pengobatan pasien dibilang berhasil karena pasien dan keluarga mengatakan
pasien tidak pernah mengamuk sejak keluar dari RSJ dan pasien mengatakan semenjak
mendapatkan pengobatan frekuensi mendengarkan suara – suara berkurang.
3 RIWAYAT TRAUMA
Pelaku/usia Korban/usia Saksi/usia
Aniaya fisik - - - - - -
Aniaya seksual - - - - - -
Penolakan - - - - - -
Kekerasan dalam keluarga - - - - - -
Tindakan criminal - - - - - -
Jelaskan : Pasien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual, penolakan,
kekerasan dalam keluarga ataupun tindakan kriminal
Riwayat
Hubungan Keluarga Gejala
Pengobatan/perawatan
- - -
Keterangan :
= Laki-laki = Orang terdekat
= Meninggal = Pasien
Jelaskan :
Ny.P mengatakan dirinya merupakan anak keempat dari empat bersaudara, diantara
saudaranya yang lain tidak ada yang mengalami kondisi / penyakit yang sama seperti dirinya.
Ny.P menikah dan dikaruniai 2 orang anak perempuan .Ny.P tinggal serumah dengan kakak
ketiga dan keluarga, istri Ny.P, anak-anak Ny.P dan ibu Ny.P. Ny.P mengatakan ayahnya
sudah lama meninggal karena sakit, pasien juga mengatakan di keluarganya tidak memiliki
riwayat penyakit menular, penyakit keturunan maupun gangguan jiwa. Keluarga mengatakan
pasien mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik.
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
Pasien mengatakan tidak ada yang tidak disukai dari bagian tubuhnya
b. Identitas :
Pasien mengatakan sudah puas sebagai seorang laki-laki karena sudah memiliki istri
dan 2 orang anak. Pasien sudah berpenampilan sebagaimana seharusnya. Keluarga
mengatakan pasien berperilaku sebagaimana mestinya sebagai seorang laki-laki.
c. Peran :
Pasien merupakan seorang ayah, suami dan seorang anak. Pasien mengatakan saat
sakit dirinya merasa tidak mampu menjadi kepala keluarga yang baik namun
sekarang pasien mengatakan sudah mampu berperan sebagaimana mestinya.
d. Ideal diri :
Pasien berharap tubuhnya tetap sehat dan tidak mendengar suara aneh lagi.
e. Harga diri :
Pasien mengatakan mendapatkan dukungan dari keluarga. Keluarga mengatakan
mendukung pasien agar cepat sembuh. Keluarga mengatakan tetangga menerima dan
mendukung pasien.
Masalah / Diagnosa Keperawatan : (-)
Pengabaian unilateral Harga diri rendah kronis
Gangguan citra tubuh Harga diri rendah situasional
Gangguan identitas pribadi Lain-lain, jelaskan..........
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Istri, anak-anak, serta ibu dan kakak pasien
b. Peranserta dalam kegiatan kelompok /masyarakat:
Pasien mengatakan ikut serta dalam kegiatan seperti mengayah di Pura
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Pasien tidak mengalami hambatan berhubungan dengan keluargnya maupun
tetangga,serta orang yang baru ditemuinya.
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan percaya dengan adanya Tuhan, pasien mengatakan gangguan sakit
apapun yang dihadapi terjadi karena kuasa Tuhan.
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan sering berdoa sesuai dengan agamanya
Masalah / Diagnosa Keperawatan:
Distress spiritual
Lain-lain,
2. Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Apatis
Lambat
Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan
Lain-lain
Jelaskan : pasien berbicara dengan jelas dan normal
3. Aktifitas motorik/Psikomotor
( - ) Hipokinesia, hipoaktifitas
( - ) Katalepsi
( - ) Sub stupor katatonik
( - ) Fleksibilitas serea
Jelaskan: -
Peningkatan :
Hiperkinesia,hiperaktifitas Grimace
Gagap Otomatisma
Stereotipi Negativisme
Gaduh Gelisah Katatonik Reaksi konversi
Mannarism Tremor
Katapleksi Verbigerasi
Tik Berjalan kaku/rigid
Ekhopraxia Kompulsif
Command automatism
4. Alam Perasaan
( - ) Sedih
( - ) Gembira berlebihan
( - ) Putus asa
( - ) Khawatir
( - ) Ketakutan
Jelaskan : pasien merasa sudah terbiasa dan tidak takut atau khawatir lagi
Masalah Keperawatan : -
5. Afek
( - ) Datar
( - ) Tumpul
( - ) Labil
( - ) Tidak sesuai
Jelaskan : pasien bereaksi baik dengan stimulus yang diberikan
Masalah Keperawatan : -
6. Interaksi selama wawancara
( - ) Bermusuhan
( - ) Kontak mata kurang
( - ) Tidak kooperatif
( - ) Defensif
( - ) Mudah tersinggung
( - ) Curiga
Jelaskan : pasien mampu berkomunikasi dengan baik
Masalah Keperawatan : -
7. Persepsi
Halusinasi :
(√ ) Pendengaran
( - ) Penglihatan
( - ) Perabaan
( - ) Pengecapan
( - ) Penghidu
Jelaskan : pasien mampu berkomunikasi dengan baik
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori pendengaran
8. Proses pikir
(√ ) Sirkumstansial
( - ) Tangensial
( - ) Kehilangan asosiasi
( - ) Flight of ideas
( - ) Blocking
( - ) Pengulangan pembicaraan/ perseverasi
Jelaskan : -
9. Isi Pikir
( - ) Obsesi
( - ) Depersonalisasi
( - ) Fobia
( - ) Idea yang terkait
( - ) Hipokondria
( - ) Pikiran magic
Waham
( - ) Agama
( - ) Nihilistik
( - ) Somatik
( - ) Sisip pikir
( - ) Kebesaran
( - ) Siar piker
( - ) Curiga
( - ) Kontrol pikir
Jelaskan : -
11. Memori
( - ) Gangguan daya ingat jangka panjang
(√ ) Gangguan daya ingat saat ini
( - ) Gangguan daya ingat jangkal pendek
( - ) Konfabulasi
Jelaskan : pasien mengatakan cepat lupa apalagi dalam hal menaruh barang
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
( - ) Mudah beralih
( - ) Tidak mampu berkonsentrasi
( - ) Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : Pasien mampu berhitung dengan baik
13. Kemampuan penilaian
( √ ) Gangguan ringan
( - ) Gangguan bermakna
Jelaskan : Pasien mampu mengabil keputusan jika diberikan sedikit arahan
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan √
Sistem pendukung √
8. Aktivitas di dalam rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan √
Mencuci pakaian √
Mengatur keuangan √
Transportasi √
Lain-lain √
Jelaskan : (-)
Masalah Keperawatan : (-)
TGL/
DIAGNOSA KEP. TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
JAM
Gangguan persepsi TUM : Setelah ... x interaksi Bina hubungan saling percaya dengan : Hubungan saling
sensori halusinasi Pasien diharapkan pasien dapat 1. Sapa klien dengan ramah dan baik percaya merupakan
pendengaran mampu membina hubungan secara verbal dan non verbal. dasar untuk
mengontrol saling percaya dengan 2. Perkenalkan diri dengan sopan. kelancaran
halusinasi kriteria hasil : 3. Tanyakan nama lengkap klien hubungan interaksi
1. Ekspresi wajah dan nama panggilan yang selanjutnya.
TUK 1 : bersahabat, disukai klien.
Pasien dapat menunjukkan 4. Jelaskan tujuan pertemuan.
membina rasa senang, ada 5. Jujur dan menepati janji.
hubungan kontak mata, mau 6. Tunjukkan sikap empati dan
saling berjabat tangan, mau menerima klien apa adanya.
percaya menyebutkan nama, 7. Beri perhatian pada klien dan
mau menjawab salam, perhatikan kebutuhan dasar klien
mau duduk
berdampingan dengan
perawat, mau
mengutarakan
masalah yang
dihadapi.
TUK 2 : Setelah ... x interaksi 1. Adakan sering dan singkat secara 1. Kontak sering
Pasien dapat diharapkan pasien bertahap. dan singkat
mengenal mampu mengenal 2. Observasi tingkat laku pasien terkait selain upaya
halusinasi halusinasi dengan dengan halusinasinya. Bicara dan membina
kriteria hasil: tertawa tanpa stimulus, memandang hubungan saling
a) Pasien dapat ke kiri dan ke kanan seolah – olah percaya juga
menyebutkan waktu, ada teman bicara dapat
isi dan frekuensi 3. Bantu pasien mengenal memutuskan
timbulnya halusinasi. halusinasinya dengan cara : halusinasinya.
b) Pasien dapat a. Jika pasien yang sedang 2. Mengenal
mengungkapkan halusinasi tanyakan apakah ada halusinasi
perasaan terhadap suara yang di dengar. memungkinkan
halusinasinya. b. Jika pasien menjawab ada pasien untuk
lanjutkan apa yang akan menghindari
dikatakan. faktor timbulnya
c. Katakan bahwa perawat percaya halusinasi
pasien mendengar suara itu, 3. Mengenal
namun perawat sendiri tidak halusinasi
mendengarnya (dengan nada memungkinkan
sahabat tanpa menuduh/ pasien untuk
menghakimi) menghindari
d. Katakan pada pasien bahwa ada timbulnya
juga pasien lain yang sama halusinasi
seperti dia. 4. Dengan
e. Katakan bahwa perawat akan mengetahui
membantu pasien. waktu, isi dan
4. Diskusikan dengan pasien tentang : frekuensi
a. Situasi yang munculnya
menimbulkan/tidak halusinasi
menimbulkan halusinasi mempermudah
b. Waktu dan frekuensi terjadinya tindakan
halusinasi (pagi, siang, sore keperawatan
dan malam atau jika sendiri, yang akan
jengkel, sedih) dilakukan
5. Diskusikan dengan pasien apa yang perawat.
dirasakan jika terjadi halusinasi 5. Untuk
(marah, takut, sedih, tenang) beri mengidentifikasi
kesempatan mengungkapkan pengaruh
perasaan halusnasi pada
pasien.
TUK 3 : Setelah .... x interaksi 1. Identifikasi bersama pasien 1. Upaya untuk
Pasien dapat diharapkan pasien dapat tindakan yang dilakukan jika memutus siklus
mengontrol menilai kemampuan terjadi halusinasi (tidur, marah, halusinasi
halusinasinya yang digunakan dengan menyembunyikan diri sendiri dan sehingga
kriteria hasil: lain - lain) halusinasi tidak
1. Pasien dapat 2. Diskusikan manfaat cara yang berlanjut
menyebutkan digunakan pasien, jika bermanfaat 2. Reinforcement
tindakan yang beri pujian. dapat
biasanya dilakukan 3. Diskusikan cara baru untuk meningkatkan
untuk mengendalikan memutus/mengontrol timbulnya harga diri
halusinasinya halusinasi : pasien.
2. Pasien dapat a. Katakan “saya tidak mau 3. Memberikan
menyebutkan cara dengan kamu” pada saat alternatif
baru halusinasi muncul pilihan untuk
3. Pasien dapat memilih b. Menemui orang lain atau mengontrol
cara mengatasi perawat, teman atau anggota halusinasi
halusinasi seperti keluarga yang lain untuk 4. Memotivasi
yang telah bercakap – cakap atau dapat
didiskusikan dengan mengatakan halusinasi yang meningkatkan
pasien didengar. keinginan
4. Pasien dapat c. Membuat jadwal sehari – hari pasien untuk
mengetahui aktivitas agar halusinasi tidak sempat mencoba
kelompok muncul memilih salah
d. Meminta satu cara untuk
keluarga/teman/perawat, jika mengendalikan
tampak bicara sendiri halusinasi dan
4. Bantu pasien memilih cara dan dapat
melatih cara untuk memutus meningkatkan
halusinasi secara bertahap, misalnya harga diri
dengan : pasien.
a. Membersihkan rumah dan alat – 5. Memberi
alat rumah tangga kesempatan
b. Mengikuti keanggotaan sosial di kepada pasien
masyarakat (pengajian, gotong untuk mencoba
royong) cara yang telah
c. Mengikuti kegiatan olah raga di dipilih
kampung (jika masih muda) 6. Stimulasi
d. Mencari teman untuk mengobrol persepsi dapat
5. Beri kesempatan untuk melakukan mengurangi
cara yang telah dilatih. Evaluasi perubahan
hasilnya dan beri pujian jika interpretasi
berhasil realitas akibat
6. Anjurkan pasien mengikuti terapi halusinasi.
aktivitas kelompok, orientasi realita
dan stimulasi persepsi
TUK 4 : Setelah .... x interaksi 1. Membina hubungan saling percaya 1. Hubungan
Pasien dapat diharapkan Pasien dapat dengan menyebutkan nama, tujuan saling percaya
dukungan dukungan dari keluarga pertemuan dengan sopan dan merupakan
dari keluarga dengan kriteria hasil: ramah dasar untuk
dalam 1. Keluarga dapat saling 2. Anjurkan pasien menceritakan memperlancar
mengontrol percaya dengan halusinasinya kepada keluarga. hubungan
halusinasinya perawat. Untuk mendpatkan bantuan interaksi
2. Keluarga dapat keluarga dalam mengontrol selanjutnya.
menyebutkan halusinasinya. 2. Untuk
pengertian, tanda dan 3. Diskusikan halusinasinya pada saat mengetahui
tindakan untuk berkunjung tentang : pengetahuan
mengendalikan a. Pengertian halusinasi keluarga
halusinasi b. Gejala halusinasi yang dialami tentang
pasien halusinasi dan
c. Cara yang dapat dilakukan menambah
pasien dan keluarga untuk pengetahuan
memutus halusinasi keluarga cara
d. Cara merawat anggota merawat
keluarga yang berhalusinasi di anggota
rumah, misalnya beri kegiatan, keluarga yang
jangan biarkan sendiri, makan mempunyai
bersama, bepergian bersama. masalah
e. Beri informasi waktu follow halusinasi
up atau kapan perlu mendapat
bantuan : halusinasi tidak
terkontrol, dn resiko
mencederai diri, orang lain,
dan lingkungan.
TUK 5 : Setelah .... x interaksi 1. Diskusikan dengan klien dan 1. Dengan
Pasien dapat diharapkan pasien dapat keluarga tentang dosis dan frekuensi menyebutkan
memanfaatka memanfaatkan obat serta manfaat minum obat dosis, frekuensi
n obat dengan baik dengan 2. Anjurkan klien minta sendiri obat dan manfaat
dengan baik kriteria hasil : pada perawat dan merasakan obat diharapkan
1. Pasien dan manfaatnya. klien
keluarga dapat 3. Anjurkan klien untuk bicara dengan melaksanakan
menyebutkan dokter tentang mafaat dan efek program
manfaat, dosis samping obat yang dirasakan. pengobatan.
dan efek samping 4. Diskusikan akibat berhenti minum 2. Menilai
obat. obat tanpa konsultasi dengan dokter. kemampuan
2. Pasien dapat 5. Bantu klien menggunakan obat klien dalam
mendemonstrasikan dengan prinsip 5 benar (benar dosis, pengobatannya
penggunaan obat benar obat, benar waktunya, benar sendiri.
dengan benar. caranya, benar pasiennya). 3. Dengan
3. Klien mendapat mengetahui efek
informasi tentang samping klien
efek dan efek akan tahu apa
samping obat. yang harus
4. Klien dapat dilakukan
memahami akibat setelah minum
berhenti minum obat obat.
tanpa konsutasi. 4. Program
5. Klien dapat pengobatan
menyebutkan dapat berjalan
prinsip 5 benar dengan lancar.
penggunaan obat. 5. Dengan
mengetahui
prinsip
penggunaan
obat, maka
kemandirian
klien untuk
pengobatan
dapat
ditingkatkan
secara
bertahap.
XVI. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No
Hari/Tanggal Tindakan Keperawatan Respon Pasien Paraf
.
1 Senin, SP 1 DS :
20 April 2020 Membina hubungan saling
Pukul 11.00 percaya dengan Pasien
wita
ORIENTASI :
“Selamat pagi bapak? “Selamat Pagi”
perkenalkan nama saya Cici
Kamaliani saya Mahasiswa
Perawat dari Poltekkes
Denpasar, panggil saja saya
Cici ya pak ”
“Bapak nanti kita berbincang- “ Iya saya bersedia”
bincang mengenai keadaan
bapak ya? bapak bersedia? nanti
kira-kira kita berbincang selama
15 menit ya bapak?
KERJA :
“Bapak namanya siapa ? Biasa “Nama saya P. Biasanya
dipanggil siapa?” dipanggil Pak K saja”
“Asalnya dari mana ?” “Dari Songan”
“Bagaimana keadaannya hari
ini ? apakah ada yang membuat “Keadaan saya baik hari ini”
bapak bingung ?”
“bapak sekarang dimana ?” “sekarang saya sedang ada di
rumah sakit”
2 Selasa, 21 April SP 2
2020 Membantu pasien mengenal
Pukul 11.00 halusinasi, menjelaskan cara-
wita cara mengontrol halusinasi,
mengajarkan pasien
mengontrol halusinasi dengan
cara pertama: menghardik
halusinasi
Orientasi:
”Selamat sore bapak, Saya “Selamat sore. Masih ingat,
Mahasiswa keperawatan dari Cici.”
Poltekkes Kemenkes Denpasar
yang berbincang dengan Bapak
kemarin, masih ingat nama
saya?”
”Iya bapak. Bagaimana “Perasaan saya baik hari ini”
perasaan bapak hari ini? Apa
keluhan bapak saat ini”
”Baiklah, bagaimana kalau kita “Iya, dik”
bercakap-cakap tentang suara
yang selama ini bapak dengar
tetapi tak tampak wujudnya?
Saya minta waktunya selama 15
menit kedepan ya”
Kerja:
”Apakah bapak mendengar “Iya saya mendengarnya,
suara tanpa ada wujudnya? Apa kadang cuma bisikan
yang dikatakan suara itu?” menyuruh saya melakukan
sesuatu”
”Apakah terus-menerus “Kalau dulu iya seringkali
terdengar atau sewaktu-waktu? saya mendengarnya sampai
Kapan yang paling sering bapak saya dibawa ke RSJ”
dengar suara?
Kalau sekarang bagaimana “Sekarang saya
bapak? mendengarnya lagi”