Anda di halaman 1dari 35

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1966 Kesehatan Jiwa adalah


kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional
secara optimal dariseseorang dan perkembangan ini berjalan selaras dengan
orang lain. Adapun ciri-ciri sehat jiwa meliputi: seseorang dapat beradaptasi
diri secara konstruktif pada kenyataan (berani menghadapi kenyataan),
mendapat kepuasan dari usahanya, lebih puas memberi daripada menerima
dan bebas (relative) dari cemas (Direja , 2011).
Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya
kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu
menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan
lingkungan. Pengertian seseorang tentang penyakit gangguan jiwa berasal
dari apa yang diyakini sebagai faktor penyebabnya yang berhubungan dengan
biopsikososial. WHO menunjukkan bahwa beban yang ditimbulkan gangguan
jiwa sangat besar, dimana terjadi global burden of disease akibat masalah
kesehatan jiwa mencapai (8,1 persen). Angka ini lebih tinggi dari TBC (7,2
persen), kanker (5,8 persen), penyakit jantung (4,4 persen), dan malaria (2,6
persen). (Simanjutak dan Wardiyah, 2006).
Prevalensi gangguan kesehatan jiwa tertinggi di Indonesia terdapat di provinsi
daerah khusus ibu kota Jakarta (24,3 %), di ikuti oleh Nagroe Darrussalam (18,5
%), Sumatra (9,2 %) dan Jawa Tengah (6,8 %) (Depkes RI 2008). Berdasarkan
data riset kesehatan dasar (2007), menunjukkan bahwa prevalensi gangguan jiwa
secara nasional mencapai 5,6% dari jumlah penduduk dengan kata lain
menunjukan bahwa setiap 1000 orang penduduk terdapat 4 sampai 5 orang
menderita gangguan jiwa, bedasarkan dari data pertahun di Indonesia yang

1
mengalami gangguan jiwa selalu meningkat.
Gangguan jiwa yang paling umum terjadi adalah Skizofrenia. Skizofrenia
adalah penyakit neurlogis yang mempengaruhi persepsi klien, cara berfikir,
bahasa, emosi perilaku sosialnya (Direja, 2011). Prevalensi skizofrenia di
Indonesia sendiri adalah tiga sampai lima ribu penduduk. Bila diperkirakan
jumlah penduduk sebanyak 220 juta akan terdapat gangguan jiwa dengan
skizofrenia kurang lebih 660 ribu sampai satu juta orang. Hal ini merupakan
angka yang cukup besar serta perlu penanganan yang serius, tanda dan gejala
yaitu emosi.
Penyebab gangguan penyakit jiwa adalah emosi, emosi merupakan hasil
interaksi antara faktor subjektif (proses kognitif), faktor lingkungan (hasil
belajar), dan faktor biologi (proses hormonal), dengan kata lain, emosi muncul
pada saat manusia berinteraksi dengan lingkungan dan merupakan hasil upaya
untuk beradaptasi dengan lingkungan kemudian terjadi perilaku kekerasan
(Herlina,2005).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah Membuat Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Perilaku
Kekerasan ?
2. Apasajakah Diagnosa yang dapat ditemukan pada klien dengan Perilaku
Kekerasan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Perilaku
Kekerasan.
2. Untuk mengetahui Diagnosa pada klien dengan Perilaku Kekerasan.

2
3
BAB 2

TINJAUAN KASUS

2.1 Pengkajian Keperawatan Jiwa


1. Identitas Klien

Nama : Tn. S

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 32 tahun

Suku/Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Alamat : Bringin, Ngawi, Jawa Timur

Penanggung Jawab

Nama : Ny. T

Umur : 60 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Hubungan dengan klien : Ibu

Alamat : Bringin, Ngawi, Jawa Timur

Identitas Rumah Sakit

Tanggal masuk : 09 April 2018

Ruang : Ruang Pringgodani

4
No. RM : 130612XX

5
FORMULIR PENGKAJIANA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANGAN RAWAT : Ruang Pringgodani TANGGAL DIRAWAT : 09


April 2018

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial : Tn. S (L/P) Tanggal Pengkajian : 10 April 2018


Umur : 32 thn RM No. : 130612XX
Informan : Keluarga

II. ALASAN MASUK

Keluarga pasien mengatakan bahwa sekitar satu minggu sebelum


masuk RSJD pasien sering marah-marah dan melakukan perilaku kekerasan
terhadap orang atau lingkungan sekitar.

III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Tidak √ Ya

2. Pengobatan sebelumnya.

Berhasil √ kurang berhasil tidak berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia


Aniaya fisik
Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan kriminal

6
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Pada faktor predisposisi klien mengatakan pernah mengalami
gangguan jiwa 3 x dan dirawat di RSJ, pengobatan sebelumya tidak berhasil
karena tidak mau minum obat dan tidak mau kontrol teratur. Klien
mengatakan didalam keluarganya tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa.

Masalah Keperawatan : Regimen terapi inefektif

3. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa


Ya √ Tidak

Hubungan keluarga Gejala Riwayat


pengobatan/perawaran

_______________________ _______________ ______


___________________

_______________________ _______________ ______


___________________

Masalah Keperawatan : Tidak ada.

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


Klien mengatakan bahwa dirinya dihina oleh teman-temannya karena klien
tidak memiliki pekerjaan yang tetap.

Masalah Keperawatan : Harga diri rendah kronik

7
IV. FISIK

1. Tanda vital :

TD : 120/80 mmHg

N : 84x/menit

S : 36 C

RR: 20x/menit

2. Ukur :

TB : 167 cm

BB : 55 kg

3. Keluhan fisik : Ya √ Tidak

Jelaskan : Tidak ada

Masalah keperawatan : Tidak ada

V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

8
Keterangan Gambar :

= Perempuan
= Laki-laki
= Pasien

= Satu Rumahan

Jelaskan : Klien adalah anak laki-laki dari dua bersaudara, klien memiliki satu adik
perempuan.

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

2. Konsep diri

a. Gambaran diri :

Saat dikaji klien mengatakan tidak ada bagian tubuhnya yang tidak disukai
oleh klien.

b. Identitas :

Saat dikaji klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak laki-laki
berumur 32 tahun, dan sudah bekerja walaupun pekerjaannya belum menetap.

c. Peran :

Klien mengatakan bahwa perannya sebagai seorang anak dari dua bersaudara.

d. Ideal diri :

Klien mengatakan bahwa klien berharap ingin sembuh dan segera pulang dari
rumah sakit dan berkumpul dengan keluarganya.

9
e. Harga diri :

Klien mengatakan bahwa dirinya tidak merasa malu tentang penyakit jiwa
yang dialaminya.

Masalah Keperawatan : Tidak ada.

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti : Klien mengatakan bahwa orang yang paling berarti bagi
klien adalah kedua orang tuanya dan saat ini orang yang paling berarti adalah
ibunya.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Klien mengatakan bahwa


klien turut aktif dalam kegiatan kelompok atau masyarakat, sebelum sakit klien ikut
dalam kegiatan karang taruna.

c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang lain : Klien mengatakan bahwa


klien tidak memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, klien ada
kontak mata saat bicara dengan lawan bicara.

Masalah keperawatan : Tidak Ada

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : Klien mengatakan bahwa dirinya beragama Islam.

b. Kegiatan ibadah : Klien mengatakan selama di rumah rajin melakukan sholat


lima waktu dengan tertib, dan selama dirawat di rumah sakit klien aktif beribadah
dengan baik, tepat waktu dan klien tidak lupa untuk berdoa setelah sholat.

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

10
VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan


Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti
tidak sesuai biasanya
Jelaskan : Klien berpakaian kurang rapi, memakai pakaian dari rumah sakit,
rambut tertata, kebersihan diri cukup, kuku tidak panjang dan bersih, mandi sehari 3
kali.

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

2. Pembicaraan


Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan : Klien berbicara dengan intonasi cepat dan keras, jika diajak bicara sesuai
topik pembicaraan.

Masalah Keperawan : Tidak Ada

3. Aktivitas Motorik:


Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : Klien tampak gelisah saat berbicara

Masalah Keperawatan : Gangguan rasa nyaman

11
4. Alam perasaaan


Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira berlebihan

Jelaskan : Klien mengaku sedih karena tidak memiliki pekerjaan tetap.

Masalah Keperawatan : Resiko harga diri rendah situasional

5. Afek


Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan : Klien selalu berespon setiap diberi pertanyaan oleh perawat.

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

6. lnteraksi selama wawancara

Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

Kontak mata (-) Defensif Curiga

Jelaskan : Klien saat wawancara kooperatif, ada kontak mata saat wawancara, klien
juga tidak mudah tersinggung.

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

7. Persepsi

12
Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan : Klien mengatakan bahwa dirinya tidak mendengar suara-suara atau


bisikan-bisikan, maupun bayangan yang tidak ada wujudnya.

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

8. Proses Pikir

Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi

flight of idea blocking pengulangan pembicaraan/persevarasi

Jelaskan : Klien tidak memiliki gangguan proses pikir, dibuktikan dengan


pembicaraan klien masih terarah dan masih dapat dimengerti.

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis

Jelaskan : Saat dikaji isi pikir klien, klien ingin cepat sembuh dan ingin cepat keluar
dari rumah sakit.

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

13
Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga

nihilistic sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan : Klien mengatakan tidak mempercayai apapun kecuali agama yang


dinutnya

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

10. Tingkat kesadaran

Bingung Sedasi Stupor

Disorientasi

Waktu Tempat Orang

Jelaskan : Tingkat kesadaran klien orientasi baik, dengan klien menyebutkan hari,
dan orientasi orang dengan dibuktikan dengan klien mampu menyebutkan nama
perawat.

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

11. Memori

14

Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka pendek

Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi

Jelaskan : Klien mengatakan bahwa dirinya tidak ingat kejadian lebih dari 1 tahun
lalu dan daya ingat saat ini klien mengatakan tadi pagi mengikuti rehabilitasi
dengan kegiatan badminton.

Masalah Keperawatan : Koping tidak efektif

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Mudah beralih Tidak mampu konsentrasi Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan : Klien mampu berhitung dan mampu menjelaskan kembali apa yang telah
dibicarakan.

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

13. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan : Klien mampu menentukan keputusan secara mandiri.

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

14. Daya tilik diri

15
Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : Klien mengatakan kalau dirinya sakit jiwa dan sedang dirwat di rumah
sakit jiwa.

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan : Klien mampu melakukan kebutuhannya secara mandiri seperti makan


dan BAK/BAB

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantual total

16
5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama : ………………….s/d…………………………


Tidur malam lama : Jam 21.30 s/d 05.00


Kegiatan sebelum / sesudah tidur : Klien mengatakan kegiatan setelah tidur
melaksanakan sholat subuh.

6. Penggunaan obat


Bantuan minimal Bantual total

7. Pemeliharaan Kesehatan


Perawatan lanjutan Ya tidak

Perawatan pendukung Ya Tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makan √ Ya Tidak

17
Menjaga kerapihan rumah Ya Tidak

Mencuci pakaian Ya √ Tidak

Pengaturan keuangan Ya √ Tidak

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya √ Tidak

Transportasi Ya Tidak

Lain-lain √ Ya Tidak

Jelaskan : Kegiatan di luar rumah klien bermain dengan teman-teman sebayanya.

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

VIII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif


Bicara dengan orang lain Minum alkohol


Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih

18

Teknik relaksasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif Menghindar


Olahraga Mencederai diri

Lainnya : Lainnya :

Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik

Masalah dengan pendidikan, spesifik


√ Masalah dengan pekerjaan, spesifik : Klien mengatakan selalu jengkel ketika
temannya menghina dirinya tidak memiliki pekerjaan tetap.

Masalah dengan perumahan, spesifik

Masalah ekonomi, spesifik

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik

Masalah lainnya, spesifik

19
Masalah Keperawatan :

X. Pengetahuan Kurang Tentang:

Penyakit jiwa System pendukung

Faktor presipitasi Penyakit fisik

Koping Obat-obatan

Lainnya :

Masalah Keperawatan :

Analisa Data

XI. Aspek Medik

Diagnosa Medik : Diagnosa klien skizofrenia paranoid, dan

Terapi Medik : Terapi medik yang diberikan pada klien yaitu


Chlorpromazine 2x200 mg (penennag), Triheksiperidil 3x1 mg (relaksasi),
Risperidol 2x2 mg (Penenang).

Perawat,

(………………….)

20
1. Konsep Diri
a. Citra Diri
Saat dikaji klien mengatakan tidak ada bagian tubuhnya
yang tidak disukai oleh klien.
b. Identitas Diri
Klien dapat menyebutkan identitasnya dengan benar,
namanya, alamat rumahnya, usianya bahwa dia adalah seorang
laki-laki berusia 32 tahun, tinggal bersama orang tuanya.
c. Peran Diri
Sebelum sakit di rumah sakit klien mempunyai pekerjaan
sehari-hari walaupun peerjaannya tidak tetap, klien juga berperan
aktif dalam organisasi karang taruna di desanya.
d. Ideal Diri
Klien mengatakan ingin segera pulang dan berkumpul di
rumah bersama keluarganya. Klien juga mengatakan ingin segera
sembuh dari sakitnya.
e. Harga Diri
Klien mengatakan bahwa klien percaya dengan dirinya,,
klien tidak merasa malu dengan penyakit jiwa yang dialaminya.

2. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam
hidupnya adalah kedua orang tuanya dan saat ini orang yang paling
berarti adalah ibunya.
b. Peran serta dalam masyarakat
Peran klien dalam kegiatan kelompok atau masyarakat,
sebelum sakit klien ikut dalam kegiatan karang taruna tapi
semenjak dia sakit sudah tidak ikut lagi.

21
3. Spiritual
Spiritual nilai dan keyakinan klien adalah islam, kegiatan ibadah
klien selama di rumah rajin melakukan sholat lima waktu,dan selama
klien dirawat di rumah sakit klien aktif beribadah dengan baik, tepat
waktu dan klien tidak lupa berdoa setelah sholat.

2. Status Mental
1. Penampilan
Penampilan dalam cara berpakaian klien kurang rapi, memakai
pakaian dari rumah sakit, rambut tertata, kebersihan kuku cukup, kuku
tidak panjang, klien mandi 3 kali sehari.
2. Pembicaraan
Dari cara bicara intonasi klien bicara cepat dan keras kalau
diajak bicara sesuai topik pembicaraan.
3. Aktivitas Motorik
Aktivitas motorik klien terlihat gelisah.
4. Alam Perasaan
Alam perasaan mengatakan perasaanya senang banyak teman,
klien tidak memiliki masalah dalam perasaannya. Namun kadang klien
mudahmarah ketika ada temannya yang menghina dirinya tentang
pekerjaan klien yang belum tetap.
5. Afek
Afek klien labil.
6. Interaksi Selama Wawancara
Klien selalu memberi respon ketika diberi pertanyaan oleh
perawat, klien bersifat kooperatif, klien juga selalu kontak mata ketika
diajak bicara, klien juga tidak mudah tersinggung ketika ditanya
tentang hal-hal yang menyebabkan klien dibawa ke RSJ dan tentang
masa lalunya.
7. Persepsi

22
Persepsi klien mengatakan tidak mendengar suara-suara atau
bisikan-bisikan maupun bayangan yang tidak ada wujudnya.
8. Proses Berpikir
Klien tidak ada gangguan proses pikir dibuktikan dengan
pembicaraan klien masih terarah dan masih dapat dimengerti.
9. Isi Pikir
Isi pikir klien mengatakan ingin cepat sembuh dan cepat keluar
dari rumah sakit.
10. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran klien orientasi klien baik dengan klien
menyebutkan hari, orientasi orang dengan dibuktikan dengan klien
mampu menyebutkan nama perawat.
11. Memori
Memori klien mengatakan tidak ingat kejadian yang lebih 1
tahun dan daya ingat saat ini klien mengatakan tadi pagi mengikuti
rehabilitasi dengan kegiatan badminton.
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Tingkat konsentrasi berhitung klien tampak konsentrasi
mampu berhitung dan mampu menjelaskan kembali apa yang telah
dibicarakan.
13. Kemampuan Penilaian
Kemampuan penilaian klien mampu menentukn keputusan
secara mandiri.
14. Daya Tarik Diri
Daya tilik diri klien mengatakan kalau dirinya sakit jiwa dan
dirawat di rumah sakit jiwa.

23
3. Kemampuan Aktivitas Sehari-Hari
1. Makan
Makanan disiapkan 3 kali sehari, klien mengatakan sehari makan 3
kali sehari secara mandiri dengan nasi sayur dan segelas bubur kacang
hijau dan setiap selesai makan klien selalu merapikan alat
makanannya.
2. BAB/BAK
Klien BAB sehari 1 kali, yaitu saat pagihari dan BAK pasien
mengatakan bisa 5-6 kali secara mandiri.
3. Mandi
Klien mengatakan dapat mandi secara mandiri tanpa bantuan,
memakai sabun dan menggosok gigi.
4. Berpakaian
Klien juga selalu memakai pakaian yang bersih, dan mengganti
pakaiannya setelah bajunya kotor dengan pakaian rumah sakit, dan
menata rapi rambutnya.
5. Istirahat dan Tidur
Istirahat tidur pasien mengatakan tidur jam 21.30 sampai jam
05.00 dan setelah bangun tidur pasien langsung melaksanakan shalat
subuh.
6. Penggunaan Obat
Penggunaan obat, pasien mengatakan ketika di rumah sakit mau
untuk minum obat secara teratur agar cepat sembuh dan pulang pasien
ketika di RSJ hanya tinggal meminum obatnya yang sudah disiapkan
oleh perawat jaga (obat oral).
7. Pemeliharaan Kesehatan
Pemeliharaan kesehatan, pasien didukung dengan terapi obat dan
perawatan lanjutan dengan menjalankan kontrol rutin.
8. Aktivitas dalam Rumah

24
Kegiatan klien yang dilakukan didalam rumah yaitu membantu
mempersiapkan makan, menjaga kebersihann rumah.
9. Aktivitas luar Rumah
Kegiatan diluar rumah klien bermain bersama teman-teman
sebayanya.

4. Mekanisme Koping
Mekanisme koping klien mampu berbiacara dengan orang lain, klien
dalam menyelesaikan masalah dibantu dengan perawat, mampu
melaksanakan nafas dalam dan terkadang menciderai orang lain.

5. Masalah Psikososial Dan Lingkungan


Masalah psikososial dan lingkungan, pasien mengatakan tidak ada
masalah dalam lingkungan, pendidikan maupun pekerjaan tapi klien merasa
jengkel setiap di hina sama temannya.

6. Aspek Medis
Aspek medik, diangnosa medik skizofrenia paranoid dan terapi medik
yang diberikan, pada klien yaitu Chlorpromazine 2 x 100 mg (penenang),
Triheksiperidil 3 x 1 mg (relaksasi), Risperidol 2 x 2 mg (penenang).

3.1 Daftar Perumusan Masalah


Berdasarkan data diatas dapat ditegakkan diagnosa keperawatan yaitu
perilaku kekerasan, diagnosa keperawatan tersebut didukung dengan data
subyektif klien mengatakan mudah marah karena masih merasa sakit hati
sama temannya dihina pekerjaannya yang belum menetap, dengan data
objektif pasien tampak marah, mata merah, kooperatif, perhatian ada dan
kontak mata ada.

25
2.3 Pohon Masalah

Resiko Mencintai Diri Sendiri, Orang Lain dan Lingkungan (Akibat)

Perilaku Kekerasan (Core Problem)

Mekanisme Koping (Etiologi)

2.4 Rencana Keperawatan

Diangnosa Kriteria Hasil Intervensi


TUK 1 : Klien dapat Setelah dilakukan asuhan 1. Beri salam setiap
membina hubungan keperawatan 1 x 15 menit berinteraksi
saling percaya. klien tampak : 2. Perkenalkan
1.Menunjukan tanda-tanda nama perawat
percaya pada perawat dan tujuan
2. Wajah cerah perawat
(tersenyum) berinteraksi
3. Mau berkenalan 3. Tanyakan dan
4. Bersedia menceritakan panggil nama
perasaannya kesukaan klien
5. Kontak mata ada. 4. Tunjukan sikap
empati jujur dan
menepati janji
setiap kali
berinteraksi

26
5. Tanyakan
perasaan klien
dan masalah yang
dihadapi klien
6. Buat kontrak
interaksi yang
jelas
7. Dengarkan
dengan penuh
perhatian
ungkapan klien.
TUK 2 : Klien dapat Setelah dilakukan asuhan 1. Bantu klien
mengidentifikasi keperawatan 1 x 15 mengungkapkan
penyebab perilaku menit Klien dapat : perasaan
kekerasan yang 1. Klien marahnya
dilakukannya. menceritakan 2. Motivasi klien
penyebab perilaku untuk
kekerasan yang menceritakan
dilakukanya penyebab rasa
2. Menceritakan kesal (jengkel)
penyebab 3. Dengarkan tanpa
perasaan kesal mencela atau
(jengkel) baik dari memberi
diri sendiri penilaian setiap
maupun ungkapan
lingkungannya. perasaan klien.
TUK 3 : Klien dapat Setelah dilakukan asuhan 1. Bantu klien
mengidentifikasi keperawatan 1 x 15 menit mengungkapkan
tanda-tanda perilaku klien akan : tanda-tanda

27
kekerasaan. Klien menceritakan perilaku kekerasan
tanda-tanda saat terjadi yang dialaminya
perilaku kekerasan 2. Motivasi klien
Seperti : tanda fisik mata menceritakan
merah, Tangan kondisi fisik saat
mengepal,ekspresi wajah perilaku kekerasan
tegang, tanda emosional, terjadi
perasaan marah jengkel 3. Motivasi klien
marah bicara kasar, tanda menceritkan
sosial bermusuhan yang kondisi emosinya
dialami saat terjadi saat terjadi
perilaku kekerasan. perilaku kekerasan,
motivasi.
TUK 4 : Klien dapat Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan
mengidentifikasi keperawatan 1 x 15 dengan klien
jenis perilaku menit klien menjelaskan : perilaku
kekerasan yang 1. Jenis-jenis ekspresi kekerasan yang
pernah dilakukanya. kemarahan yang dilakukan selama
selama ini telah ini
dilakukanya 2. Motivasi klien
2. Perasaannya saat menceritakan
melakukan kekerasan jenis-jenis
3. Efektifitas cara yang tindakan
dipakai dalam kekerasan yang
menyelesaikan selama ini pernah
masalah. dilakukannya.
3. Motivasi klien
menceritakan
perasaan klien

28
setelah tindakan
kekerasan
tersebut terjadi.
4. Diskusikan
apakah dengan
tindakan
kekerasan yang
dilakukanya
masalah yang
dialami teratasi.
TUK 5 : Klien dapat Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan
mengidentifikasi keperawatan 1 x 15 dengan klien
akibat perilaku menit klien menjelaskan: akibat negatif
kekerasan. 1. Akibat tindakan (kerugian) cara
kekerasan yang yang dilakukan
dilakukannya, diri pada diri sendiri,
sendiri (luka, orang lain,
dijauhi teman), keluarga,
orang lain lingkungan.
(keluarga luka,
tersinggung,
ketakutan),
lingkungan
(barang atau
benda rusak).
TUK 6 : Klien dapat Setelah dilakukan asuhan 1. Jelaskan berbagai
mengidentifikasi cara keperawatan 1 x 15 alternatif pilihan
konstruktif dalam menit klien dapat : untuk
mengungkapkan 1. Menjelaskan cara mengungkapkan

29
kemarahan. sehat marah
mengungkapkan 2. Jelaskan cara
marah. sehat untuk
mengungkapkan
marah seperti
menggunakan cara
fisik : nafas
dalam, pukul
bantal dan
olahraga,
Cara verbal :
mengungkapkan
bahwa dirinya
sedang kesal pada
orang lain.
Cara sosial:
latihan asertif
dengan orang lain.
TUK 7 : Klien dapat Setelah dilakukan 1. Diskusikan cara
mendemontrasikan Asuhan keperawatan 1 x mungkin dipilih
cara mengontrol 15 menit klien dapat untuk
perilaku kekerasan. memperagakan : 1. cara mengungkapkan
mengontrol perilaku kemarahannya.
kekerasan, fisik: tarik 2. Latih klien
nafas dalam, memukul memperagakan
bantal, verbal: cara yang dipilih
mengungkapkan 3. Jelaskan manfaat
perasaan kesal pada cara tersebut.
orang lain tanpa 4. Anjurkan klien

30
menyakiti, spiritual menirukan
dzikir doa. peragaan yang
sudah dilakukan.
5. Anjurkan klien
menggunakan cara
yang sudah dilatih
saat jengkel
muncul.

2.5 Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai tindakan keperawatan pada perencanaan atau
intervensi keperawatan. Bina hubungan saling percaya, mengidentifikasi
penyebab perilaku kekerasan, mengidentifikasi tanda- tanda perilaku
kekerasan, mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan, mengidentifikasi akibat
dari perilaku kekerasan, mengidentifikasi cara konstruktif dalam
mengungkapkan kemarahan, ajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan,
ajarkan kepada keluarga cara merawat klien dengan perilaku kekerasan,
anjurkan pada klien menggunakan obat yang benar. Mengajarkan cara
mengontrol marah yang benar yaitu teknik nafas dalam, pukul bantal dan
verbal (bicara baik) sebagai cara yang dipilih pasien selama tiga hari.
Berdasarkan implementasi yang penulis lakukan, terdapat kesamaan
antara konsep dasar teori dengan pembahasan pada kasus Tn. S, karena
penulis mengacu pada teori yang ada, dimana tindakan yang ada pada kasus
Tn. S sesuai dengan keadaan dan kondisi klien, dan sesuai dengan strategi
pelaksanaan yang penulis buat, Penulis belum melakukan SP 4 dan 5

31
1.3 Evaluasi
Data Subyektif :

Klien mengatakan kalau marah di rumah merusak barang-barang. Klien


mengatakan mau diajari cara mengontrol marah dengan fisik yang pertama
(nafas dalam), cara fisik yang kedua (pukul bantal), cara fisik yang ketiga
(verbal bicara baik) dan pasien tampak ingin mempraktekkannya.

Data Obyektif :

Terdapat data pada pasien tampak marah, bicara kasar, mata merah,
perhatian ada dan kontak mata ada.

32
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas mengenai halusinasi dan pelaksanaan
asuhan keperawatan terhadap pasien, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:

1. Saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi


ditemukan adanya perilaku menarik diri sehingga perlu dilakukan
pendekatan secara terus menerus, membina hubungna saling percaya
yang dapat menciptakan suasana terapeutik dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan yang diberikan.
2. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi,
pasien sangat membutuhkan kehadiran keluarga sebagai sisitem
pendukung yang sangat membutuhkan kehadiran keluarga sebagai
system pendukung yang mengerti keadaan dan permasalahan dirinya.
Disamping itu perawat/petugas kesehatan juga membutuhkan kehadiran
keluarga dalam memberikan data yang diperlukan dan membina
kerjasama dalam memberikan perawatan pada pasien. Dalam hal ini
penulis dapat menyimpulkan bahwa peran serta keluarga merupakan
factor penting dalam proses penyembuhan klien.

3.2 Saran
1. Untuk mahasiswa sebaiknya dalam memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan halusinasi diharapkan mampu memahami
konsep dasar halusinasi, koonsep asuhan keperawatan serta setrategi
pelaksanaan pada pasien halusinasi.
2. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, sebaiknya perawat selalu
memberikan pendekatan terus menerus dan bertahap kepada pasien
dengan halusinasi untuk mengontrol halusinasi yang muncul. Pasien
dengan halusinasi biasanya sering menyendiri atau melamun, dalam hal

33
ini sebaiknya perawat sering melakukan interaksi dengan pasien untuk
mengurangi halusinasi yang muncul.
3. Perawat sebaiknya selalu mengawasi dan memberi dukungan pada pasien
memperhatikan kebutuhuan pasien, selain itu perawat juga harus
memotivasi pasien agar melakukan kegiatan yang dapat mengontrol
halusinasi serta dengan sesering mungkin menemani pasien saat pasien
terlihat menyendiri.
4. Bagi keluarga klien hendaknya sering mengunjungi klien dirumah sakit
sehingga keluarga dapat mengetahui perkembangan kondisi klien dan
dapat membantu perawat bekerja sama dalam memberikan asuhan
keperawatan.

34
DAFTAR PUSTAKA

Yuliawati, Bety. 2013. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Perilaku
Kekerasan di Ruang Pringgondani RSJD Surakarta.PDF di download
pada tanggal 30 Juli 2019 tersedia di
http://eprints.ums.ac.id/25963/18/NASKAH_PUBLIKASI_.pdf

35

Anda mungkin juga menyukai