PENDAHULUAN
1
mengalami gangguan jiwa selalu meningkat.
Gangguan jiwa yang paling umum terjadi adalah Skizofrenia. Skizofrenia
adalah penyakit neurlogis yang mempengaruhi persepsi klien, cara berfikir,
bahasa, emosi perilaku sosialnya (Direja, 2011). Prevalensi skizofrenia di
Indonesia sendiri adalah tiga sampai lima ribu penduduk. Bila diperkirakan
jumlah penduduk sebanyak 220 juta akan terdapat gangguan jiwa dengan
skizofrenia kurang lebih 660 ribu sampai satu juta orang. Hal ini merupakan
angka yang cukup besar serta perlu penanganan yang serius, tanda dan gejala
yaitu emosi.
Penyebab gangguan penyakit jiwa adalah emosi, emosi merupakan hasil
interaksi antara faktor subjektif (proses kognitif), faktor lingkungan (hasil
belajar), dan faktor biologi (proses hormonal), dengan kata lain, emosi muncul
pada saat manusia berinteraksi dengan lingkungan dan merupakan hasil upaya
untuk beradaptasi dengan lingkungan kemudian terjadi perilaku kekerasan
(Herlina,2005).
2
3
BAB 2
TINJAUAN KASUS
Nama : Tn. S
Umur : 32 tahun
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Penanggung Jawab
Nama : Ny. T
Umur : 60 tahun
4
No. RM : 130612XX
5
FORMULIR PENGKAJIANA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
2. Pengobatan sebelumnya.
Penolakan
Tindakan kriminal
6
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Pada faktor predisposisi klien mengatakan pernah mengalami
gangguan jiwa 3 x dan dirawat di RSJ, pengobatan sebelumya tidak berhasil
karena tidak mau minum obat dan tidak mau kontrol teratur. Klien
mengatakan didalam keluarganya tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa.
7
IV. FISIK
1. Tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
N : 84x/menit
S : 36 C
RR: 20x/menit
2. Ukur :
TB : 167 cm
BB : 55 kg
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
8
Keterangan Gambar :
= Perempuan
= Laki-laki
= Pasien
= Satu Rumahan
Jelaskan : Klien adalah anak laki-laki dari dua bersaudara, klien memiliki satu adik
perempuan.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri :
Saat dikaji klien mengatakan tidak ada bagian tubuhnya yang tidak disukai
oleh klien.
b. Identitas :
Saat dikaji klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak laki-laki
berumur 32 tahun, dan sudah bekerja walaupun pekerjaannya belum menetap.
c. Peran :
Klien mengatakan bahwa perannya sebagai seorang anak dari dua bersaudara.
d. Ideal diri :
Klien mengatakan bahwa klien berharap ingin sembuh dan segera pulang dari
rumah sakit dan berkumpul dengan keluarganya.
9
e. Harga diri :
Klien mengatakan bahwa dirinya tidak merasa malu tentang penyakit jiwa
yang dialaminya.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : Klien mengatakan bahwa orang yang paling berarti bagi
klien adalah kedua orang tuanya dan saat ini orang yang paling berarti adalah
ibunya.
4. Spiritual
10
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
√
Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti
tidak sesuai biasanya
Jelaskan : Klien berpakaian kurang rapi, memakai pakaian dari rumah sakit,
rambut tertata, kebersihan diri cukup, kuku tidak panjang dan bersih, mandi sehari 3
kali.
2. Pembicaraan
√
Cepat Keras Gagap Inkoheren
Jelaskan : Klien berbicara dengan intonasi cepat dan keras, jika diajak bicara sesuai
topik pembicaraan.
3. Aktivitas Motorik:
√
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
11
4. Alam perasaaan
√
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira berlebihan
5. Afek
√
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan : Klien saat wawancara kooperatif, ada kontak mata saat wawancara, klien
juga tidak mudah tersinggung.
7. Persepsi
12
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
8. Proses Pikir
9. Isi Pikir
Jelaskan : Saat dikaji isi pikir klien, klien ingin cepat sembuh dan ingin cepat keluar
dari rumah sakit.
13
Waham
Disorientasi
Jelaskan : Tingkat kesadaran klien orientasi baik, dengan klien menyebutkan hari,
dan orientasi orang dengan dibuktikan dengan klien mampu menyebutkan nama
perawat.
11. Memori
14
√
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka pendek
Jelaskan : Klien mengatakan bahwa dirinya tidak ingat kejadian lebih dari 1 tahun
lalu dan daya ingat saat ini klien mengatakan tadi pagi mengikuti rehabilitasi
dengan kegiatan badminton.
Jelaskan : Klien mampu berhitung dan mampu menjelaskan kembali apa yang telah
dibicarakan.
15
Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : Klien mengatakan kalau dirinya sakit jiwa dan sedang dirwat di rumah
sakit jiwa.
1. Makan
2. BAB/BAK
3. Mandi
4. Berpakaian/berhias
16
5. Istirahat dan tidur
√
Tidur malam lama : Jam 21.30 s/d 05.00
√
Kegiatan sebelum / sesudah tidur : Klien mengatakan kegiatan setelah tidur
melaksanakan sholat subuh.
6. Penggunaan obat
√
Bantuan minimal Bantual total
7. Pemeliharaan Kesehatan
√
Perawatan lanjutan Ya tidak
17
Menjaga kerapihan rumah Ya Tidak
Belanja Ya √ Tidak
Transportasi Ya Tidak
Lain-lain √ Ya Tidak
Adaptif Maladaptif
√
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
√
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
18
√
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
√
Olahraga Mencederai diri
Lainnya : Lainnya :
19
Masalah Keperawatan :
Koping Obat-obatan
Lainnya :
Masalah Keperawatan :
Analisa Data
Perawat,
(………………….)
20
1. Konsep Diri
a. Citra Diri
Saat dikaji klien mengatakan tidak ada bagian tubuhnya
yang tidak disukai oleh klien.
b. Identitas Diri
Klien dapat menyebutkan identitasnya dengan benar,
namanya, alamat rumahnya, usianya bahwa dia adalah seorang
laki-laki berusia 32 tahun, tinggal bersama orang tuanya.
c. Peran Diri
Sebelum sakit di rumah sakit klien mempunyai pekerjaan
sehari-hari walaupun peerjaannya tidak tetap, klien juga berperan
aktif dalam organisasi karang taruna di desanya.
d. Ideal Diri
Klien mengatakan ingin segera pulang dan berkumpul di
rumah bersama keluarganya. Klien juga mengatakan ingin segera
sembuh dari sakitnya.
e. Harga Diri
Klien mengatakan bahwa klien percaya dengan dirinya,,
klien tidak merasa malu dengan penyakit jiwa yang dialaminya.
2. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam
hidupnya adalah kedua orang tuanya dan saat ini orang yang paling
berarti adalah ibunya.
b. Peran serta dalam masyarakat
Peran klien dalam kegiatan kelompok atau masyarakat,
sebelum sakit klien ikut dalam kegiatan karang taruna tapi
semenjak dia sakit sudah tidak ikut lagi.
21
3. Spiritual
Spiritual nilai dan keyakinan klien adalah islam, kegiatan ibadah
klien selama di rumah rajin melakukan sholat lima waktu,dan selama
klien dirawat di rumah sakit klien aktif beribadah dengan baik, tepat
waktu dan klien tidak lupa berdoa setelah sholat.
2. Status Mental
1. Penampilan
Penampilan dalam cara berpakaian klien kurang rapi, memakai
pakaian dari rumah sakit, rambut tertata, kebersihan kuku cukup, kuku
tidak panjang, klien mandi 3 kali sehari.
2. Pembicaraan
Dari cara bicara intonasi klien bicara cepat dan keras kalau
diajak bicara sesuai topik pembicaraan.
3. Aktivitas Motorik
Aktivitas motorik klien terlihat gelisah.
4. Alam Perasaan
Alam perasaan mengatakan perasaanya senang banyak teman,
klien tidak memiliki masalah dalam perasaannya. Namun kadang klien
mudahmarah ketika ada temannya yang menghina dirinya tentang
pekerjaan klien yang belum tetap.
5. Afek
Afek klien labil.
6. Interaksi Selama Wawancara
Klien selalu memberi respon ketika diberi pertanyaan oleh
perawat, klien bersifat kooperatif, klien juga selalu kontak mata ketika
diajak bicara, klien juga tidak mudah tersinggung ketika ditanya
tentang hal-hal yang menyebabkan klien dibawa ke RSJ dan tentang
masa lalunya.
7. Persepsi
22
Persepsi klien mengatakan tidak mendengar suara-suara atau
bisikan-bisikan maupun bayangan yang tidak ada wujudnya.
8. Proses Berpikir
Klien tidak ada gangguan proses pikir dibuktikan dengan
pembicaraan klien masih terarah dan masih dapat dimengerti.
9. Isi Pikir
Isi pikir klien mengatakan ingin cepat sembuh dan cepat keluar
dari rumah sakit.
10. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran klien orientasi klien baik dengan klien
menyebutkan hari, orientasi orang dengan dibuktikan dengan klien
mampu menyebutkan nama perawat.
11. Memori
Memori klien mengatakan tidak ingat kejadian yang lebih 1
tahun dan daya ingat saat ini klien mengatakan tadi pagi mengikuti
rehabilitasi dengan kegiatan badminton.
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Tingkat konsentrasi berhitung klien tampak konsentrasi
mampu berhitung dan mampu menjelaskan kembali apa yang telah
dibicarakan.
13. Kemampuan Penilaian
Kemampuan penilaian klien mampu menentukn keputusan
secara mandiri.
14. Daya Tarik Diri
Daya tilik diri klien mengatakan kalau dirinya sakit jiwa dan
dirawat di rumah sakit jiwa.
23
3. Kemampuan Aktivitas Sehari-Hari
1. Makan
Makanan disiapkan 3 kali sehari, klien mengatakan sehari makan 3
kali sehari secara mandiri dengan nasi sayur dan segelas bubur kacang
hijau dan setiap selesai makan klien selalu merapikan alat
makanannya.
2. BAB/BAK
Klien BAB sehari 1 kali, yaitu saat pagihari dan BAK pasien
mengatakan bisa 5-6 kali secara mandiri.
3. Mandi
Klien mengatakan dapat mandi secara mandiri tanpa bantuan,
memakai sabun dan menggosok gigi.
4. Berpakaian
Klien juga selalu memakai pakaian yang bersih, dan mengganti
pakaiannya setelah bajunya kotor dengan pakaian rumah sakit, dan
menata rapi rambutnya.
5. Istirahat dan Tidur
Istirahat tidur pasien mengatakan tidur jam 21.30 sampai jam
05.00 dan setelah bangun tidur pasien langsung melaksanakan shalat
subuh.
6. Penggunaan Obat
Penggunaan obat, pasien mengatakan ketika di rumah sakit mau
untuk minum obat secara teratur agar cepat sembuh dan pulang pasien
ketika di RSJ hanya tinggal meminum obatnya yang sudah disiapkan
oleh perawat jaga (obat oral).
7. Pemeliharaan Kesehatan
Pemeliharaan kesehatan, pasien didukung dengan terapi obat dan
perawatan lanjutan dengan menjalankan kontrol rutin.
8. Aktivitas dalam Rumah
24
Kegiatan klien yang dilakukan didalam rumah yaitu membantu
mempersiapkan makan, menjaga kebersihann rumah.
9. Aktivitas luar Rumah
Kegiatan diluar rumah klien bermain bersama teman-teman
sebayanya.
4. Mekanisme Koping
Mekanisme koping klien mampu berbiacara dengan orang lain, klien
dalam menyelesaikan masalah dibantu dengan perawat, mampu
melaksanakan nafas dalam dan terkadang menciderai orang lain.
6. Aspek Medis
Aspek medik, diangnosa medik skizofrenia paranoid dan terapi medik
yang diberikan, pada klien yaitu Chlorpromazine 2 x 100 mg (penenang),
Triheksiperidil 3 x 1 mg (relaksasi), Risperidol 2 x 2 mg (penenang).
25
2.3 Pohon Masalah
26
5. Tanyakan
perasaan klien
dan masalah yang
dihadapi klien
6. Buat kontrak
interaksi yang
jelas
7. Dengarkan
dengan penuh
perhatian
ungkapan klien.
TUK 2 : Klien dapat Setelah dilakukan asuhan 1. Bantu klien
mengidentifikasi keperawatan 1 x 15 mengungkapkan
penyebab perilaku menit Klien dapat : perasaan
kekerasan yang 1. Klien marahnya
dilakukannya. menceritakan 2. Motivasi klien
penyebab perilaku untuk
kekerasan yang menceritakan
dilakukanya penyebab rasa
2. Menceritakan kesal (jengkel)
penyebab 3. Dengarkan tanpa
perasaan kesal mencela atau
(jengkel) baik dari memberi
diri sendiri penilaian setiap
maupun ungkapan
lingkungannya. perasaan klien.
TUK 3 : Klien dapat Setelah dilakukan asuhan 1. Bantu klien
mengidentifikasi keperawatan 1 x 15 menit mengungkapkan
tanda-tanda perilaku klien akan : tanda-tanda
27
kekerasaan. Klien menceritakan perilaku kekerasan
tanda-tanda saat terjadi yang dialaminya
perilaku kekerasan 2. Motivasi klien
Seperti : tanda fisik mata menceritakan
merah, Tangan kondisi fisik saat
mengepal,ekspresi wajah perilaku kekerasan
tegang, tanda emosional, terjadi
perasaan marah jengkel 3. Motivasi klien
marah bicara kasar, tanda menceritkan
sosial bermusuhan yang kondisi emosinya
dialami saat terjadi saat terjadi
perilaku kekerasan. perilaku kekerasan,
motivasi.
TUK 4 : Klien dapat Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan
mengidentifikasi keperawatan 1 x 15 dengan klien
jenis perilaku menit klien menjelaskan : perilaku
kekerasan yang 1. Jenis-jenis ekspresi kekerasan yang
pernah dilakukanya. kemarahan yang dilakukan selama
selama ini telah ini
dilakukanya 2. Motivasi klien
2. Perasaannya saat menceritakan
melakukan kekerasan jenis-jenis
3. Efektifitas cara yang tindakan
dipakai dalam kekerasan yang
menyelesaikan selama ini pernah
masalah. dilakukannya.
3. Motivasi klien
menceritakan
perasaan klien
28
setelah tindakan
kekerasan
tersebut terjadi.
4. Diskusikan
apakah dengan
tindakan
kekerasan yang
dilakukanya
masalah yang
dialami teratasi.
TUK 5 : Klien dapat Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan
mengidentifikasi keperawatan 1 x 15 dengan klien
akibat perilaku menit klien menjelaskan: akibat negatif
kekerasan. 1. Akibat tindakan (kerugian) cara
kekerasan yang yang dilakukan
dilakukannya, diri pada diri sendiri,
sendiri (luka, orang lain,
dijauhi teman), keluarga,
orang lain lingkungan.
(keluarga luka,
tersinggung,
ketakutan),
lingkungan
(barang atau
benda rusak).
TUK 6 : Klien dapat Setelah dilakukan asuhan 1. Jelaskan berbagai
mengidentifikasi cara keperawatan 1 x 15 alternatif pilihan
konstruktif dalam menit klien dapat : untuk
mengungkapkan 1. Menjelaskan cara mengungkapkan
29
kemarahan. sehat marah
mengungkapkan 2. Jelaskan cara
marah. sehat untuk
mengungkapkan
marah seperti
menggunakan cara
fisik : nafas
dalam, pukul
bantal dan
olahraga,
Cara verbal :
mengungkapkan
bahwa dirinya
sedang kesal pada
orang lain.
Cara sosial:
latihan asertif
dengan orang lain.
TUK 7 : Klien dapat Setelah dilakukan 1. Diskusikan cara
mendemontrasikan Asuhan keperawatan 1 x mungkin dipilih
cara mengontrol 15 menit klien dapat untuk
perilaku kekerasan. memperagakan : 1. cara mengungkapkan
mengontrol perilaku kemarahannya.
kekerasan, fisik: tarik 2. Latih klien
nafas dalam, memukul memperagakan
bantal, verbal: cara yang dipilih
mengungkapkan 3. Jelaskan manfaat
perasaan kesal pada cara tersebut.
orang lain tanpa 4. Anjurkan klien
30
menyakiti, spiritual menirukan
dzikir doa. peragaan yang
sudah dilakukan.
5. Anjurkan klien
menggunakan cara
yang sudah dilatih
saat jengkel
muncul.
2.5 Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai tindakan keperawatan pada perencanaan atau
intervensi keperawatan. Bina hubungan saling percaya, mengidentifikasi
penyebab perilaku kekerasan, mengidentifikasi tanda- tanda perilaku
kekerasan, mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan, mengidentifikasi akibat
dari perilaku kekerasan, mengidentifikasi cara konstruktif dalam
mengungkapkan kemarahan, ajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan,
ajarkan kepada keluarga cara merawat klien dengan perilaku kekerasan,
anjurkan pada klien menggunakan obat yang benar. Mengajarkan cara
mengontrol marah yang benar yaitu teknik nafas dalam, pukul bantal dan
verbal (bicara baik) sebagai cara yang dipilih pasien selama tiga hari.
Berdasarkan implementasi yang penulis lakukan, terdapat kesamaan
antara konsep dasar teori dengan pembahasan pada kasus Tn. S, karena
penulis mengacu pada teori yang ada, dimana tindakan yang ada pada kasus
Tn. S sesuai dengan keadaan dan kondisi klien, dan sesuai dengan strategi
pelaksanaan yang penulis buat, Penulis belum melakukan SP 4 dan 5
31
1.3 Evaluasi
Data Subyektif :
Data Obyektif :
Terdapat data pada pasien tampak marah, bicara kasar, mata merah,
perhatian ada dan kontak mata ada.
32
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas mengenai halusinasi dan pelaksanaan
asuhan keperawatan terhadap pasien, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
3.2 Saran
1. Untuk mahasiswa sebaiknya dalam memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan halusinasi diharapkan mampu memahami
konsep dasar halusinasi, koonsep asuhan keperawatan serta setrategi
pelaksanaan pada pasien halusinasi.
2. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, sebaiknya perawat selalu
memberikan pendekatan terus menerus dan bertahap kepada pasien
dengan halusinasi untuk mengontrol halusinasi yang muncul. Pasien
dengan halusinasi biasanya sering menyendiri atau melamun, dalam hal
33
ini sebaiknya perawat sering melakukan interaksi dengan pasien untuk
mengurangi halusinasi yang muncul.
3. Perawat sebaiknya selalu mengawasi dan memberi dukungan pada pasien
memperhatikan kebutuhuan pasien, selain itu perawat juga harus
memotivasi pasien agar melakukan kegiatan yang dapat mengontrol
halusinasi serta dengan sesering mungkin menemani pasien saat pasien
terlihat menyendiri.
4. Bagi keluarga klien hendaknya sering mengunjungi klien dirumah sakit
sehingga keluarga dapat mengetahui perkembangan kondisi klien dan
dapat membantu perawat bekerja sama dalam memberikan asuhan
keperawatan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Yuliawati, Bety. 2013. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Perilaku
Kekerasan di Ruang Pringgondani RSJD Surakarta.PDF di download
pada tanggal 30 Juli 2019 tersedia di
http://eprints.ums.ac.id/25963/18/NASKAH_PUBLIKASI_.pdf
35