DISUSUN OLEH :
TA. 2023
LAPORAN KASUS
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA HARGA DIRI
RENDAH
I. IDENTITAS KLIEN
Nama :Tn. K Tanggal dirawat : 18-04-2019
Umur : 37 tahun Tanggal pengkajian : 23-04-2019
Pendidikan : SMP Ruang rawat : Kasuari
Agama : Islam Sumber InforBapaki : Pasien
Status : menikah
Pekerjaan : swasta
Jenis kel. : laki-laki
No. RM : 104xx
37 thn
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal dunia
…… : Tinggal serumah
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Pasien
: cerai
Pola asuh :
pasien mengatakan pola asuh yang diterapkan dalam keluarganya adalah
orang tua tidak terlalu mengekang dan mendengarkan pendapat setiap
anggota keluarga. Yang artinya pola asuh yang digunakan adalah pola
asuh demokratis
Pola mengambil keputusan:
pasien mengatakan bahwa dalam keluarganya dalam hal mengambil
keputusan lebih ke ibu. Namun semenjak Tn K hidup sendiri
pengambilan keputusan berada ditangan dia sendiri
Pola komunikasi:
Pasien mengatakan komunikasi dalam keluarganya cukup baik. Namun
semenjak ia bercerai dengan istri Tn K jarang menjenguk orang tuanya
e. Harga diri :
Pasien mengatakan malu dengan kondisi saat ini jika bertemu dengan
saudara dan tetangganya. Ia hidup sendiri sedang usianya tidak muda
lagi anak istrinya meninggalkannya
Diagnosa Keperawatan : Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
Pasien mengatakan orang yang dekat dengannya adalah teman dan
keluarganya. Sedangkan saat dirumah sakit Tn K dekat dengan semua
orang dan tidak memiliki Bapakalah dengan pasien lain.
b. peran serta dalam kegiatan kelompok
Pasien mengatakan jarang mengikuti kegiatan kelompok yang ada
diBapakyarakat karena memiliki pekerjaan sendiri yang tidak bisa
ditinggalkan.
c. hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
pasien mengatakan bahwa dirinya kurang bisa diterima
dikampungnya karena sering matah-marah selain itu tetangga terdekat
selalu jaga jarak atau kurang empati dengan keadaannya
Diagnosa Keperawatan : resiko perilaku kekerasan
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
pasien .mengatakan bahwa dirinya memeluk agama islam
b. Kegiatan Ibadah
Pasien mengatakan bahwa ia melakukan ibadah sholat tapi Bapak
bolong bolong
Diagnosa Keperawatan: Tidak ada Bapakalah
V. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan : pasien tampak memakai seragam pasien RSJ atasan
berwarna hijau dan celana berwarna cream, rambut pasien tampak rapi
tidak disisir, baju bersih, tidak terdapat bau badan, pasien menggunakan
sandal swalow berwarna hijau
Cara berpakaian : tidak terbalik saat memakai pakaian
Kebersihan : terlihat bersih
Bapakalah keperawatan: tidak ada Bapakalah
2. Pembicaraan
Frekuensi : pasien sering menjawab pertanyaan dengan jelas ,menjawab
setiap pertanyaan yang diajukan
Volume : pelan dan jelas
Jumlah : pasien menjawab pertanyaan dengan panjang
Karakter : cukup baik dan kooperatif
Saat bercerita tentang tetangga yang pernah mencemoohnya, intonasi
pasien tampak meningkat, isi pembicaraan tampak kasar dan tampak
tangan pasien mengepal.
Bapakalah keperawatan : Risiko Perilaku Kekerasan
3. Aktifitas Motorik/Psikomotor
Kelambatan:
Hipokinesia,
Hipoaktifitas
Kata lepsi
Sub stupor katatatonik
fleksibilitsserea
Pasien tidak mengalami kelambatan aktivitas fisik
Peningkatan:
hiperkinesia
hiperaktif
Pasien tidak mengalami peningkatan aktifitas fisik
Diagnosa keperawatan : Tidak ada Bapakalah
4. Mood dan afek
Mood :
Depresi
Ketakutan
Euforia
Khawatir
Anhedonia
Kesepian
Jelaskan
Pasien mengatakan kesepian ditinggal orang tuanya dan istrinya ,
wajah sedih, mata berkaca-kaca, pasien sering melamun dan
memikirkan sesuatu yang berkaitan dengan perpisahan keluarganya.
Dan saat seperti itu Tn K lebih memilih diam dan kurang ingin berada
dikermaian
Afek : Sesuai
Pasien tampak sedih dan megatakan kesepian, kurang istirahat,mata
berkaca-kaca, wajah sedih
Bapakalah Keperawatan:
5. Interaksi selama wawancara :
Bermusuhan
Tidak koperatif
Mudah tersinggung
Kontak mata berkurang
Defensif
curiga
Jelaskan :
Pasien dapat berinteraksi dengan baik selama wawancara, kontak mata
baik, pasien kooperatif
Diagnosa Keperawatan : tidak ada Bapakalah
6. Persepsi – sensorik
a .halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penciuman
b.ilusi
Ada
Tidak ada
Jelaskan : Pasien mengatakan mendengar suara berbisik saat naik sepeda
motor ada bisikan untuk membelok padahal jalannya lurus. Frekuensi
bisikan hanya muncul saat berkendara sepada motor, bisikan berasal dari
kedua telinga baik kanan maupun kiri. Pasien mampu mengendalikan
dirinya walaupun ada bisikan tersebut.
Bapakalah Keperawatan: Risiko gangguan persepsi sensori : halusinasi
pendengaran
7. Proses pikir
a. Arus pikir :koheren
Pasien bicara lancar mudah dipahami, pasien berbicara secara runtun
tidak loncat – loncat.
Berhitung
Pasien mampu menghitung dengan baik dibuktikan dengan pasien
mampu berhitung 100-7=93, 93-7=86
11. Kemampuan penilaian
Gangguang kemampuan penilaian ringan : pasien dapat mengambil
keputusan sederhana dengan bantuan oranglain. Contoh : pasien
diberikan pilihan mandi sebelum makan atau makan sebelum mandi.
Bapakalah perawatan : tidak ada Bapakalah
12. Daya tillik diri
Pasien Bapak bingung dengan kondisinya saat ini ia merasa sehat sehat
saja.
Bapakalah Keperawatan : Defisit pengetahuan
Makan
pasien mengatakan makan 3 kali sehari, makan secara mandiri, makan
porsi yang disediakan rumah sakit dihabiskan.
Toileting (BAK, BAB)
Pasien mengatakan BAK dan BAB dikamar mandi tanpa bantuan orang
lain
BAK: Pasien mengatakan BAK 3-4 kali sehari dikamar mandi
BAB: Pasien mengatakan 1 hari sekali dikamar mandi
3. Istirahat dan tidur
Pasien mengatakan terkadang tidur siang jam 13.00-14.00. Tidur malam
jam 21.00 sampai 04.00 pagi. Pasien mengatakan aktivitas sebelum tidur
adalah cuci kaki dan gosok gigi dan saat bangun tidur pasien mandi/cuci
muka dikamar mandi
4. Kemampuan lain-lain
Mengantisipasi kebutuhan hidup
Pasien mengatakan ingin bekerja sebagai pemborong lagi
Membuat keputusan berdasarkan keinginannya
Pasien mengatakan membuat keputusan berdasarkan keinginannya
Mengatur penggunaan obat dan melakukan pemeriksaan
kesehatannya
Pasien mengatkan rutin minum obat yang diberikan oleh petugas.
Bapakalah Keperawatan : tidak ada Bapakalah
5. Sistem Pendukung
Keluarga ☐ Ya
Terapis ☐ Ya
Teman sejawat ☐ Ya
Kelompok sosial ☐ Ya
Jelaskan : sistem pendukung pasien terpenuhi
PERENCANAAN
No Dx Kep.
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL
1 Harga diri Tujuan umum : Setelah 2 kali interaksi, Bina hubungan saling percaya dengan
rendah Pasien memiliki pasien menunjukkan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik Hubungan saling percaya
kronik konsep diri yang eskpresi wajah bersahabat, : merupakan dasar untuk
positif menun-jukkan rasa senang, 1. Sapa pasien dengan ramah baik verbal hubungan interaksi
ada kontak mata, mau maupun non verbal. selanjutnya.
Tujuan khusus: berjabat tangan, mau 2. Perkenalkan diri dengan sopan.
1. Pasien dapat menyebutkan nama, mau 3. Tanyakan nama lengkap dan nama
membina menjawab salam, pasien panggilan yang disukai pasien.
hubungan saling mau duduk berdampingan 4. Jelaskan tujuan pertemuan.
percaya dengan dengan perawat, mau 5. Jujur dan menepati janji.
perawat. mengutarakan Bapakalah 6. Tunjukan sikap empati dan menerima
yang dihadapi pasien apa adanya.
7. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan
dasar pasien.
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Diskusikan dengan pasien tentang: Menilai realitas, kontrol diri
2. Pasien dapat pasien menyebutkan: a. Aspek positif yang dimiliki pasien, atau integritas ego diperlukan
mengidentifikasi 1. Aspek positif dan keluarga, lingkungan. sebagai dasar asuhan
aspek positif dan kemampuan yang b. Kemampuan yang dimiliki pasien. keperawatannya, reinforcement
kemampuan yang dimiliki pasien. 2. Bersama pasien buat daftar tentang: positif akan meningkatkan
dimiliki. 2. Aspek positif keluarga. a. Aspek positif pasien, keluarga, harga diri pasien, dan pujian
3. Aspek positif lingkungan. yang realistik tidak
lingkungan pasien. b. Kemampuan yang dimiliki pasien. menyebabkan pasien
3. Beri pujian yang realistis, hindarkan melakukan kegiatan hanya
memberi penilaian negatif. karena ingin mendapatkan
pujian.
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Diskusikan dengan pasien kemampuan Prasarat untuk berubah dan
3. Pasien dapat pasien menyebutkan yang dapat dilaksanakan. mengerti tentang kemampuan
menilai kemampuan yang dapat 2. Diskusikan kemampuan yang dapat yang dimiliki dapat
kemampuan yang dilaksanakan dan mengikuti dilanjutkan pelaksanaannya. memotivasi pasien untuk tetap
dimiliki untuk rehabilitasi 3. Motivasi dan ikut sertakan pasien untuk mempertahankan
dilaksanakan mengikuti rehabilitasi penggunaannya
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Rencanakan bersama pasien aktivitas Pasien adalah individu yang
4. Pasien dapat pasien membuat rencana yang dapat dilakukan setiap hari sesuai bertanggung jawab terhadap
merencanakan kegiatan harian kemampuan pasien: dirinya sendiri, pasien perlu
kegiatan sesuai a. Kegiatan mandiri. bertindak secara realistis dalam
dengan b. Kegiatan dengan bantuan. kehidupannya, dan contoh
kemampuan yang 2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi peran yang dilihat pasien akan
dimiliki pasien. memotivasi pasien untuk
3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan melaksanakan kegiatan.
yang dapat pasien lakukan.
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Anjurkan pasien untuk melaksanakan Reinforcement positif dapat
5. Pasien dapat pasien melakukan kegiatan kegiatan yang telah direncanakan. meningkatkan harga diri kllien
melakukan sesuai jadwal yang dibuat 2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan dan memberikan kesempatan
kegiatan sesuai pasien. kepada pasien untuk tetap
rencana 3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan melakukan kegiatan yang biasa
pasien. dilakukan
4. Diskusikan dengan pasien kemungkinan
pelaksanaan kegiatan setelah pulang.
A. Kesimpulan
Pada kasus yang dialami Tn. K yang sudah kami kaji dan beri Asuhan Keperawatan
berupa implementasi keperawatan selama 4x24 jam, Bapakalah keperawatan yang bisa
diangkat berkaitan dengan kondisi pasien adalah:
a. Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah
b. Risiko gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran
c. Risiko Perilaku Kekerasan
Semua Bapakalah keperawatan telah teratasi dengan beberapa faktor pendukung dan
faktor penghambat:
1. Faktor pendukung
a. Klien kooperatif
b. Klien mampu berkonsentrasi dan mengikuti arahan dengan baik
c. Klien mampu mengingat yang diajarkan dengan baik
2. Faktor penghambat : Pasien kadang Bapak merasakan sedih ketika sendirian dan tidak
ada aktivitas dan pekerjaan
B. Saran
Berdasarkan teori, diagnosa yang muncul pada Ny. K sudah banyak tercapai dan
menuju perkembangan tapi pada keperawatan jiwa, pasien Bapak perlu dipantau
terutama pada saat minum obat. Untuk itu perlu adanya motivasi dari pihak tenaga
kesehatan dan keluarga untuk memotivasi klien.
DAFTAR PUSTAKA
Coopersmith. 2002. The Antecedent Of Self Esteem. San Fransisco: W. H. Freeman &
Company
Purba, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Bapakalah Psikososial dan
Gangguan Jiwa. Medan: USU Press
Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung: PT Refika Aditama
FORMAT
2. Fase Kerja
“ Bapak ,apa saja kemampuan yang bapak miliki ? Bagus ,apa lagi?
Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Bapak
lakukan ? Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapa? Mencuci piring
……….dst”.
“Wah ,bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Bapak miliki”.
“ Bapak dari lima kegiatan kemampuan ini ,yang mana yang Bapak dapat
dikerjakan di rumah sakit ?
Coba kita lihat ,yang pertama bisakah ,yang kedua………sampai 5 (misalnya ada
3 yang Bapak bisa dilakukan).Bagus sekali ada 3 kegiatan yang Bapak bisa
kerjakan di rumah sakit ini.
“Sekarang ,coba Bapak pilih satu kegiatan yang Bapak bisa dikerjakan di rumah
sakit ini”. “O yang nomor satu ,merapikan tempat tidur? Kalau begitu,bagaimana
kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur Bapak”.Mari kita lihat tempat
tidur Bapak ya.
Coba lihat ,sudah rapikah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur ,mari kita pindahkan dulu bantal dan
n selimutnya.bagus!Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita
balik.”Nah,sekarang kita pasang lagi spreinya ,kita mulai dari atas ya bagus!
Sekarang sebelah kaki ,tarik dan Bapakukkan ,lalu sebelah pinggir
Bapakukkan .Sekarang ambil bantal,rapikan dan letakkan di sebelah atas kepala.
Mari kita lipat selimut ,nah letakkan sebelah bawah kaki ,bagus!”
“Bapak sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali .Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan ?Bagus”
“ Coba Bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Bapak
lakukan tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa melakukan ,dan T
( tidak) melakukan .
3. Fase Terminasi :
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan
tempat tidur ? yach?, Bapak ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat
dilakukan di rumah sakit ini.
Salah satunya , merapikan tempat tidur , yang sudah Bapak praktekkan dengan
baik sekali
Coba ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur tadi, Bagus sekali..
“Sekarang ,mari kita Bapakukkan pada jadual harian . Bapak,Mau berapa kali
sehari merapikan tempat tidur. Bagus ,dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa? Lalu
sehabis istirahat ,jam 16.00”
“ Coba Bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Bapak
lakukan tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa melakukan ,dan T
( tidak) melakukan .
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak Bapak ingat kegiatan
apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan tempat tidur? Ya
bagus,cuci piring …. Kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok ya jam
08.00 pagi di dapur sehabis makan pagi
Sampai jumpa ya…Assalamu’alaikum
2. Kerja :
“Bapak, sebelum kita memcuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapanya,
yaitu serabut tepes untuk membersikan piring, sabun khusus untuk mencuci
piring, dan air untuk membilas, Bapak bisa mneggunakan air yang mengalir dari
kran ini, oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa –
makanan.
“sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapak ambil satu piring koto, lalu
buang dulu sisa makanan yang ada dipiring tersebut ketemapat sampah, kemudian
Bapak bersikan piring tersebut dengan menggunakan sabut tepes yang sudah
diberikan sabun pencuci piring, setelah selesai disabuni bilas dengan
menggunakan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut,
setelah itu Bapak bisa mengkeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang
sudah tersedia didapur, nah selesai
“sekarang coba Bapak yang melakukan”
“Bagus sekali, Bapak dapat mempraktekkan cuci piring dengan baik, sekarang
dilap tanganya
3. Terminasi :
“bagaimana perasaan Bapak setelah latihan cuci piring”
Coba ulangi cara mencuci piring…baguss
“ bagaimana kalau kegiatan cuci piring ini diBapakukan menjadi kegiatan sehari
– hari Bapak. mau berapa kali Bapak mencuci piring ? bagus sekali Bapak
mencuci piring tiga kali setelah makan”
“besok kita akan latihan untuk kemampuan ke tiga, setelah merapikan tempat
tidur dan cuci piring. Bapak ingat kegiatan apakah itu ? ya benar kita akan latihan
mengepel”
“mau jam berapa? Sama dengan sekarang ?
sampai jumpa…Assalamu’alaikum
CATATAN:
Strategi pelaksanaan selanjutnya, sama dengan SP 2 dengan kegiatan yang
dimiliki sesuai kemampuan pasien lainnya (yang belum dilatih)
DAFTAR PUSTAKA
Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st edition.
Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia.
Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999.
Kusumawati Farida, Hartono Yudi, Buku Ajar Keperawatan Jiwa/ Farida Kusumawati dan
Yudi Hartono. – Jakarta : Salemba Medika, 2012 – Cetakan Ketiga.
Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition.
Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.
Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995.
Stuart, G.W. & Michele T. Laraia, Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 6 th
Edition, Mosby Company, St. Louis, 1998.
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2000.
Townsend, M.C. 1998. Buku saku Diagnosa Keperawatan pada Keoerawatan Psikiatri, edisi
3. Jakarta: EGC.
Yusuf, Ah, dkk, Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. – Jakarta : Salemba Medika, 2015.