Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN LONGCASE

STASE KEPERAWATAN
JIWA
PADA PASIEN I DENGAN SKIZOFRENIA PARANOID

Disusun oleh:
SILVIA FENIKASARI
20204030012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2021
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

1. Identitas Pasien
1. Nama : Tn. I
2. Umur : 19 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Alamat : Bantul
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SMA
7. Pekerjaan : Buruh serabutan
8. Tgl. Dirawat : 21/07/2021
9. Tgl. Pengkajian : 28/07/2021
10. Ruang rawat : Bangsal
Bratasena 11. No. CM 334802
12. Dx. Medis : Skizofrenia paranoid
13. Penanggung jawab : Keluarga

2. Alasan masuk:
Pasien mengatakan lupa mengapa dia dibawa ke tempat ini, yang dia ingat hanya pasien
ingin motor sport namun saat pasien meminta motor sport tidak diberikan oleh orang tuanya.
Lalu pasien merasa jengkel dan merasa bahwa keluarganya tidak menyayangi dirinya,
padahal pasien merasa keluarganya sebelumnya selalu memberikan kebebasan kepada
pasien. Berdasarkan data dari rekam medis, pasien dibawa ke rumah sakit karena memukul
tetangga, membanting HP orang tuanya dan marah-marah tanpa sebab
Masalah Keperawatan : Risiko perilaku kekerasan

3. Faktor Predisposisi dan Presipitasi


a. Biologis
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
a) Ya : Berdasarkan data dari rekam medis, pasien pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya pada tahun 2016 dan pasien mendapatkan pengobatan rawat jalan
setelah dirawat untuk yang pertama kali sampai terakhir 1 minggu yang lalu
pasien tidak minum obat karena merasa bosan
b) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
1) Berhasil
2) Kurang berhasil
3) Tidak berhasil : Pasien tidak meminum obatnya karena merasa bosan
4) Belum pernah berobat
Masalah Keperawatan : Ketidakpatuhan
3. Trauma
Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik Saat SMA - Pasien -
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan
dalam keluarga
Tindakan Sejak SMP Pasien Toko -
kriminal handphone
Jelaskan : Pasien pernah mengalami pemukulan di bagian kepala karena pasien
mengikuti tawuran antar SMA yang akhirnya membuat dirinya dikeluarkan dari sekolah.
Pasien secara rutin merokok sampai 5 bungkus dalam satu hari dan mulai merokok sejak
SD kelas
6. pasien juga sering mengkonsumsi narkoba terutama ganja, ciu bahkan menggunakan
sabu-sabu sejak SMP kelas 2. Uang yang didapat terkadang berasal dari hasil mencuri di
toko handphone didekat sekolahnya

Masalah Keperawatan : -

4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?


 Ada
Hub. Keluarga :-

Gejala :-

Riwayat pengobatan :-

 Tidak ada

Masalah Keperawatan : -

5. Pemeriksaan fisik (Tidak terkaji)


a. Tanda-tanda vital : TD: mm/Hg, N: x/mnt, S: ˚c, RR: x/mnt.
b. Ukur : BB: kg, TB: cm

Masalah Keperawatan : -
b. Psikososial
1. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Pasien memiliki pengalaman tidak menyenangkan saat mengetahui bahwa pacarnya hamil 6
bulan dan pasien merasa kebingungan karena dengan pendidikan terakhir hanya kelas 2
SMA dan tidak memiliki pekerjaan tetap
Masalah Keperawatan: -

2. Genogram

Keterangan :
= Laki-laki

= Perempuan = Pasien

= Meninggal = Tinggal bersama

Jelaskan: Pasien I berusia 19 tahun, dikeluarganya tidak ada yang memiliki riwayat
gangguan jiwa. Pasien masih tinggal bersama kedua orangtua dan 4 orang kakaknya. Di
dalam keluarga komunikasi pasien dengan anggota keluarga yang lain terbilang lancar dan
segala keputusan ditentukan oleh orang tua
3. Konsep diri
a. Citra /gambaran tubuh : Pasien merasa percaya diri karena tinggi badan pasien yang
cukup serta merasa memiliki wajah yang ganteng
b. Identitas diri : Pasien I berusia 19 tahun, merupakan anak laki-laki dari kedua
orang tuanya, pendidikan terakhir pasien hanya kelas 2 SMA dan tidak memiliki
pekerjaan tetap
c. Peran : Pasien merasa malu karena sebagai seorang laki-laki dia
berpenghasilan rendah dibandingkan saudara-saudaranya
d. Ideal diri : Pasien berharap memiliki motor sport dan punya penghasilan tinggi
e. Harga diri : Pasien merasa malu karena dia berpenghasilan rendah dibandingkan
saudara-saudaranya

Masalah Keperawatan: Harga diri rendah kronis

c. Sosial Budaya
1. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : Pasien merasa tidak memiliki teman dekat
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat : Tidak terkaji
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang orang lain : Berdasarkan data rekam medis,
sebelumnya pasien dikenal sebagai seorang yang gampang bersosialisasi dan terbuka
terhadap orang lain tetapi hal itu berubah 180 derajat sejak pasien sakit

Masalah Keperawatan: Gangguan interaksi sosial

2. Spiritual
a) Nilai dan keyakinan : Pasien sebelumnya dikenal sebagai seorang yang beriman
namun sejak pasien sakit hal itu berubah 180 derajat
b) Kegiatan ibadah : Tidak terkaji

Masalah Keperawatan: Risiko distress spiritual


d. Status Mental
1. Penampilan
a. Tidak rapi
b. Penggunaan pakaian tidak sesuai
c. Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan: Saat di rumah sakit pasien memakai baju tetapi tidak mau ganti yang bersih,
rambutnya juga tampak acak-acakan

Masalah Keperawatan: Defisit perawatan diri

2. Pembicaraan
a. Cepat
b. Keras
c. Gagap
d. Inkoheren
e. Apatis
f. Lambat
g. Membisu
h. Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan: Ketika berbicara, pasien selalu mendominasi serta pembicaraannya tidak
nyambung

Masalah Keperawatan: -

3. Aktifitas motorik
 Lesu
 Tegang
 Gelisah
 Agitasi
 Tic
 Grimace
 Tremor
 Kompulsive
Jelaskan: Saat berkomunikasi, pasien tampak gelisah meskipun pasien mau ketika diajak
berkomunikasi

Masalah Keperawatan: -
4. Alam perasaan
 Sedih
 Takut
 Putus asa
 Khawatir
 Euphoria
Jelaskan: Pasien mengatakan bahwa dirinya saat ini sedih karena dibawa ke suatu tempat
yang menurut dia itu tidak sesuai dengan kebutuhannya

5. Afek
 Datar
 Tumpul
 Labil
 Tidak sesuai
Jelaskan: Kondisi saat ini pasien masih labil, gelisah, dan banyak bicara meskipun sudah
hari perawatan ke-8

6. Interaksi selama wawancara


 Bermusuhan
 Tidak kooperatif
 Mudah tersinggung
 Kontak mata kurang
 Defensif
 Curiga
Jelaskan: Saat wawancara berlangsung, mata pasien tidak pernah fokus ke orang yang
berkomunikasi dengannya, matanya selalu melihat ke luar

Masalah Keperawatan: -

7. Persepsi
Halusinasi:
 Pendengaran
 Penglihatan
 Peraban
 Pengecapan
 Penghidu
Jelaskan: Pasien mengatakan bahwa dirinya mendengarkan petuah seorang kyai yang
setiap malam dan pagi hari selalu menasehati dirinya dan seringkali petuah tersebut
berisi ancaman-ancaman yang membuat pasien merasa ketakutan. Di rumah sakit pasien
masih sering komat-kamit sendiri ketawa-ketawa sendiri dan terkadang perilakunya
seperti orang yang mengikuti arahan yang tidak jelas sumbernya. Saat diajak
berkomunikasi, pasien tidak pernah fokus ke orang yang berkomunikasi dengannya,
matanya selalu melihat ke luar dan pasien mengatakan bahwa ada orang yang menguping
pembicaraannya

Masalah Keperawatan: Gangguan persepsi sensori


8. Isi pikir
a. Obsesi
b. Phobia
c. Hipokondria
d. Depersonalisasi
e. Ide terkait
f. Pikiran magic
g. Waham:
 Agama
 Somatik
 Kebesaran
 Curiga
 Nihilistik
 Sisip pikir
 Siar pikir
 Kontrol pikir
Jelaskan: Pasien merasa bahwa orang-orang yang di sekitar dirinya pasti membenci
dan ingin mencelakai pasien sehingga pasien merasa sangat waspada kepada orang
yang baru dia kenal

Masalah Keperawatan: Waham

9. Arus pikir
a. Sirkumtansial
b. Tangensial
c. Kehilangan asosiasi
d. Flight of idea
e. Blocking
f. Pengulangan pembicaraan
Jelaskan: Ketika berbicara pasien selalu berubah-ubah dalam topik pembicaraannya dan
tidak ada hubungannya

Masalah Keperawatan: -

10. Tingkat kesadaran


a. Bingung
b. Sedasi
c. Stupor
d. Disorientasi waktu
e. Disorientasi orang
f. Disorientasi tempat
Jelaskan: Pasien tidak tahu tempat yang sedang ia tempati saat ini ada dimana dan waktu
serta orang-orang yang berada di sekitarnya

Masalah Keperawatan: -

11. Memori
a. Gangguan daya ingat jangka panjang
b. Gangguan daya ingat jangka pendek
c. Gangguan daya ingat saat ini
d. Konfabulasi
Jelaskan: Pasien mengatakan lupa mengapa dia dibawa ke tempat ini, yang dia ingat
hanya pasien ingin motor sport namun saat pasien meminta motor sport tidak diberikan
oleh orang tuanya. Lalu pasien merasa jengkel dan merasa bahwa keluarganya tidak
menyayangi dirinya

Masalah Keperawatan: -

12. Tingkat kosentrasi dan berhitung


a. Mudah beralih
b. Tidak mampu berkonsentrasi
c. Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : Ketika diajak komunikasi mata pasien tidak pernah fokus ke orang yang
berkomunikasi dengannya, matanya selalu melihat ke luar dan pasien mengatakan bahwa
ada orang yang menguping pembicaraannya

Masalah Keperawatan: -

13. Kemampuan penilaian


a. Gangguan ringan
b. Gangguan bermakna
Jelaskan: Pasien bingung jika disuruh memilih antara cara menikah dan tidak menikah

Masalah Keperawatan: -

14. Daya tilik diri


a. Positif
b. Negatif
Jelaskan: Pasien merasa dirinya tidak sakit, keluarga membawa ke tempat ini karena
keluarga merasa jengkel dan tidak mampu memenuhi keinginan pasien yaitu
memberikan motor

Masalah Keperawatan: Penyangkalan tidak efektif


e. Kebutuhan Perencanaan Pulang
Kegiatan Mandiri Bantuan Bantuan total
minimal

1. Makan - - -
- - -
2. BAB/BAK
3. Mandi - - -
4. Berpakaian/berhias - - -
5. Penggunaan obat - - -

Istirahat dan tidur


 Tidur siang lama : Tidak terkaji
 Tidur malam lama : Tidak terkaji
 Kegiatan sebelum/ sesudah tidur : Tidak terkaji

Kegiatan Ya Tidak

1. Pemeliharaan
kesehatan -
• Perawatan lanjutan
• Perawatan -
pendukung

2. Kegiatan di
dalamrumah
• Mempersiapkan
makanan
• Menjaga kerapihan
rumah
• Mencuci pakaian - -
• Pengaturan
keuangan
3. Kegiatan di luar rumah
Belanja
Transportasi
4. Lain-lain
Jelaskan: -

Masalah Keperawatan: -
f. Mekanisme Koping
1. Adaptif:
 Membicarakan masalah dengan orang lain
 Mampu menyelesaikan masalah
 Menggunakan tehnik relaksasi
 Aktivitas konstruktif
 Distraksi
 Lain-lain

2. Maladaptif:
 Reaksi berlebihan
 Mengkonsumsi alkohol
 Bekerja berlebihan
 Menghindar
 Mencederai diri
 Lain-lain
Jelaskan: Pasien secara rutin merokok sampai 5 bungkus dalam satu hari dan mulai
merokok sejak SD kelas 6. Pasien juga sering mengkonsumsi narkoba terutama ganja, ciu
bahkan menggunakan sabu-sabu sejak SMP kelas 2. Sebelum sakit pasien terbuka
terhadap orang lain tetapi hal itu berubah 180 derajat sejak pasien sakit

Masalah Keperawatan: Koping tidak efektif


g. Masalah Psikososial dan Lingkungan
1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : Tidak ada
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : Pasien merasa tidak memiliki teman
dekat. Pasien juga sebelumnya dikenal sebagai seorang yang beriman, gampang
bersosialisasi dan terbuka terhadap orang lain tetapi hal itu berubah 180 derajat sejak
pasien sakit
3. Masalah dengan pendidikan, spesifik : Pendidikan terakhir pasien hanya kelas 2 SMA
4. Masalah dengan pekerjaan, spesifik : Pasien mengatakan tidak memiliki pekerjaan tetap
5. Masalah dengan perumahan, spesifik : Tidak ada
6. Masalah dengan ekonomi, spesifik : Pasien hanya bekerja sebagai buruh serabutan
dan tidak memiliki uang yang cukup
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : Tidak ada

h. Pengetahuan Kurang Tentang


1. Gangguan jiwa
2. Faktor predisposisi
3. Koping
4. Sistem pendukung
5. Penyakit fisik
6. Terapi
7. Lain-lain
Jelaskan: Pasien merasa dirinya tidak sakit. Pasien pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya pada tahun 2016 dan pasien mendapatkan pengobatan rawat jalan setelah
dirawat untuk yang pertama kali sampai terakhir 1 minggu yang lalu pasien tidak minum
obat karena merasa bosan

Masalah Keperawatan: -

i. Aspek Medis
Diagnosa Medis : Skizofrenia paranoid

Terapi Medis : Terapi psikofarmaka yaitu obat Trihexyphenidyl 1x20 mg, Risperidone 3x25
mg dan Depakote ER 1x250 mg
ANALISA DATA

No. Data Fokus Problem Etiologi


1 DS: - Ketidakpatuhan Ketidakadekuatan
pemahaman
DO:
- Berdasarkan data dari rekam
medis, pasien sempat putus obat
selama 10 hari

2 DS: Risiko perilaku


- kekerasan
DO:
- Pasien tampak gelisah dan kesal
Ketika tidak bisa menjawab
pertanyaan
- pasien akan menolak dan
menjawab ketus ketika diminta
tolong
- Berdasarkan data rekam medis,
sebelumnya pasien sempat
mengamuk dan marah-marah
3 DS: Gangguan persepsi Gangguan
- Pasien mengatakan bahwa dirinya sensori pendengaran,
mendengarkan suara perempuan gangguan penglihatan
berbisik di telinga kiri
- Pasien mengatakan bahwa saat
dikamar sendiri, ada suara bisikan
yang mengajak bermain keluar
- Pasien mengtakan bisa melihat
hantu
DO:
- Saat diajak berkomunikasi, pasien
kadang sering tidak fokus,
matanya beralih ke arah lain
- Di rumah sakit pasien masih
sering komat-kamit sendiri
ketawa- ketawa sendiri
- Pasien suka menunjuk ke hal
yang dianggapnya orang lian
tidak bisa melihat
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakpatuhan b.d. ketidakadekuatan pemahaman d.d. pasien tidak minum obat karena merasa
bosan
2. Gangguan persepsi sensori b.d. gangguan pendengaran, gangguan penglihatan d.d. pasien
mendengarkan petuah seorang kyai, mata pasien selalu melihat ke luar dan mengatakan bahwa
ada orang yang menguping pembicaraannya
3. Risiko perilaku kekerasan d.d. pemikiran waham/delusi, curiga pada orang lain, halusinasi,
riwayat atau ancaman terhadap orang lain atau destruksi properti orang lain

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan persepsi sensori b.d. gangguan pendengaran, gangguan penglihatan d.d. pasien
mendengarkan petuah seorang kyai, mata pasien selalu melihat ke luar dan mengatakan bahwa
ada orang yang menguping pembicaraannya
2. Risiko perilaku kekerasan d.d. pemikiran waham/delusi, curiga pada orang lain, halusinasi,
riwayat atau ancaman terhadap orang lain atau destruksi properti orang lain
3. Ketidakpatuhan b.d. ketidakadekuatan pemahaman d.d. pasien tidak minum obat karena merasa
bosan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa SLKI SIKI Rasional EBN


dx Keperawatan
kep
1 Gangguan Persepsi Sensori Manajemen Halusinasi - Monitor perilaku untuk Meliana, T., & Sugiyanto, E.
persepsi Setelah melakukan tindakan Tindakan: mengetahui hal-hal yang P. (2019). Penerapan
sensori keperawatan selama 1x24 - Monitor perilaku yang mengindikasikan Strategi Pelaksanaan 1 pada
jam diharapkan persepsi mengindikasi halusinasi halusinasi pada pasien Klien Skizofrenia Paranoid
sensori membaik dengan - Monitor isi halusinasi - Monitor isi halusinasi dengan Gangguan Persepsi
kriteria hasil: - Monitor dan sesuaikan untuk mengetahui apa Sensori Halusinasi
- Verbalisasi tingkat aktivitas dan yang dirasakan pasien Pendengaran. Jurnal
mendengar bisikan stimulasi lingkungan saat halusinasinya Manajemen Asuhan
menurun - Diskusikan perasaan dan muncul Keperawatan, 3(1), 37-45.
- Verbalisasi melihat respons terhadap halusinasi - Aktivitas yang terjadwal
bayangan menurun - Anjurkan bicara pada orang dapat membantu pasien Pertama peneliti melakukan
- Perilaku halusinasi yang dipercaya untuk dengan halusinasi pengkajian pada kedua klien,
menurun memberi umpan balik mengalihkan pikirannya hasil pengkajian tanda dan
Konsentrasi korektif terhadap halusinasi yang tidak nyata gejala halusinasi sebelum
membaik - Anjurkan melakukan - Mendiskusikan perasaan diberi tindakan strategi
distraksi (misal. melakukan dan respons agar pelaksanaan 1 pada klien
aktivitas) mengetahui perasaan dan Tn.E didapatkan ada 10 tanda
- Ajarkan pasien mengontrol tindakan apa yang dan gejala yang muncul yaitu
halusinasi dilakukan pasien saat mendengar suara, ungkapan
- Kolaborasi pemberian obat halusinasinya muncul jenis suara, ungkapan waktu
antipsikotik dan - Berbicara pada orang lain munculnya halusinasi,
antiansietas agar dapat memberikan ungkapan frekuensi
umpan balik korektif munculnya halusinasi, bicara
terhadap halusinasi sendiri, tertawa sendiri, wajah
- Distraksi bertujuan agar tegang, afek labil, tidak bisa
pasien tidak larut dalam tidur dan kontak mata mudah
halusinasinya beralih. Klien Tn.Y
- Mengontrol halusinasi didapatkan ada 9 tanda dan
bertujuan agar tanda dan gejala yang muncul yaitu
gejala halusinasi pada mendengar suara, ungkapan
pasien dapat berkurang jenis suara, ungkapan waktu
- Pemberian obat bertujuan munculnya halusinasi,
untuk mengurangi gejala ungkapan frekuensi
pada pasien halusinasi munculnya halusinasi, bicara
sendiri, tertawa sendiri, wajah
tegang, afek labil dan kontak
mata mudah beralih. Setelah
diberi tindakan strategi
pelaksanaan 1, pada Tn. E
yang menunjukan dari 10
tanda dan gejala sebelumnya
terjadi penurunan tanda dan
gejala sebanyak 70% masalah
teratasi atau sebanyak 7 tanda
dan gejala, dan 30% atau
sebanyak 3 dari tanda dan
gejala pada Tn.E belum
teratasi, tanda dan gejala yang
belum teratasi diantaranya
klien masih afek labil, kontak
mata mudah beralih dan
malas melakukan aktivitas
harian. Sedangkan, pada Tn.
Y yang sebelumnya
menunjukan dari
9 tanda dan gejala terjadi
penurunan tanda dan gejala
sebanyak 70% masalah
teratasi atau sebanyak 7 tanda
dan gejala, dan 30% atau
sebanyak 2 dari tanda dan
gejala klien 2 Tn.Y
belum teratasi, tanda dan
gejala yang belum teratasi
diantaranya klien masih afek
labil dan kontak mata mudah
beralih. Intervensi yang
diberikan ini dilakukan dalam
waktu 1 x sehari selama 15
menit selama 3 hari, kedua
responden yaitu Tn.Y dan
Tn.E didapatkan hasil terjadi
penurunan tanda dan gejala
sebanyak 70%.
2 Risiko perilaku Kontrol Diri Pencegahan Perilaku - Monitor benda yang Sujarwo, S., & Livana, P. H.
kekerasan Setelah melakukan tindakan Kekerasan berpotensi yang (2019). Studi Fenomenologi:
keperawatan selama 1x24 Tindakan: membahayakan pasien Strategi Pelaksanaan Yang
jam diharapkan kontrol diri - Monitor adanya benda agar pasien terhindar dari Efektif Untuk Mengontrol
meningkat dengan kriteria yang berpotensi hal-hal yang tidak Perilaku Kekerasan
hasil: membahayakan (mis. diinginkan Menurut Pasien Di Ruang
- Verbalisasi benda tajam, tali) - Melatih pengungkapan Rawat Inap Laki Laki.
umpatan menurun - Latih cara mengungkapkan perasaan secara asertif Jurnal Keperawatan Jiwa
- Perilaku menyerang perasaan secara asertif bertujuan supaya pasien (JKJ): Persatuan Perawat
menurun - Latih mengurangi dapat mengomunikasikan Nasional Indonesia, 6(1), 29-
- Perilaku merusak kemarahan secara verbal apa yang diinginkan 35.
lingkungan sekitar dan non-verbal (mis. menghargai perasaan
menurun relaksasi, bercerita) orang lain. Penerapan stategi pelaksanaan
- Perilaku - Pengurangan marah (SP) perilaku kekerasan yang
agresif/amuk secara verbal dan non- paling efektif menurut pasien
menurun verbal seperti relaksasi perilaku kekerasan di ruang
dan pukul bantal dapat rawat inap laki laki RSJD Dr.
memproyeksikan atau Amino Gondohuttomo
mengalihkan pasien dari Semarang adalah dengan cara
ancaman perilaku spiritual dan napas dalam
kekerasan penerapan strategi
pelaksanaan (SP) spiritual
yang paling efektif tersebut
menurut menurut pasien
perilaku kekerasan di ruang
rawat inap laki laki RSJD Dr.
Amino Gondohuttomo
Semarang karena memberikan
ketenangan dan rasa lega.
Catatan Perkembangan Pasien

No. dx Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi TTD, Nama


kep
1 25/07/2021 S:
08.30 - Memonitor perilaku yang - Pasien mengatakan tidak mendengar
mengidentifikasi halusinasi suara bisikan
08.30 - Memonitor isi halusinasi - Psien mengatakan keadaannya baik-
08.35 - Mendiskusikan perasaan dan respons baik saja
terhadap halusinasi
08.40 - Menganjurkan bicara pada orang
yang dipercaya/pada perawat untuk O:
umpan balik korektif terhadap - Pasien tampak melamun
halusinasi - Pasien kadang berkomat komat jika
sendiri
12.00
- Ditengah pembicaraan, pasien tiba-tiba
tertawa sendiri

A: Gangguan persepsi sensori belum teratasi

P:
Planning untuk perawat :
- Monitor isi halusinasi, perilaku dan
respons terhadap halusinasi
- Anjurkan bicara pada orang yang
dipercaya/pada perawat untuk
memberikan umpan balik korektif
terhadap halusinasi
- Ajarkan pasien cara mengontrol
halusinasi (menghardik)
Planning untuk pasien:
- Validasi halusinasi
- Hardik saat halusinasi muncul
- Berbicara dengan perawat

26/07/2021 S:
08.30 - Memonitor perilaku yang - Pasien mengatakan tadi pagi
mengidentifikasi halusinasi mendengar suara bisik-bisik
08.30 - Memonitor isi halusinasi, perilaku - Pasien mengatakan bisikannya
dan respons terhadap halusinasi biasanya muncul saat pagi dan malam
- Menganjurkan bicara pada orang hari kalau di rumah
yang dipercaya/pada perawat untuk - Pasien mengatakan tidak menanggapi
08.35 umpan balik korektif terhadap jika terdengar suarabisikan
halusinasi
08.40 O:
- Pasien tampak komat kamit
- Pasien mudah beralih saat diajak
mengobrol
12.00
- Ekspresi pasien tidak sesuai dengan apa
yang sedang diceritakan
-
- Kontak mata pasien kurang

A: Gangguan persepsi sensori belum teratasi

P:
Planning untuk perawat :
- Monitor isi halusinasi, perilaku dan
respons terhadap halusinasi
- Anjurkan bicara pada orang yang
dipercaya/pada perawat untuk
memberikan umpan balik korektif
terhadap halusinasi
- Evaluasi kemampuan pasien cara
mengontrol halusinasi (menghardik)
- Ajarkan pasien cara mengontrol
halusinasi lainnya (berdiskusi tentang
obat-obatan yang diminum)
Planning untuk pasien:
- Validasi halusinasi
- Hardik saat halusinasi muncul
- Berbicara dengan perawat

27/07/2021 - Memonitor isi halusinasi, perilaku S:


09.00 dan respons terhadap halusinasi - Pasien mengatakan masih mendengar
- Menganjurkan bicara pada orang suara bisikan
09.00 yang dipercaya/pada perawat untuk - Pasien mengatakan bisikannya
umpan balik korektif terhadap biasanya muncul saat pagi
halusinasi - Pasien mengatakan durasi suara
- Mengajarkan pasien cara mengontrol bisikan hanya sebentar
halusinasi (menghardik) - Pasien mengatakan dari yang diajarkan
- Menganjurkan pasien untuk tadi, pasien sudah memahami cara
melakukan kontrol (menghardik) saat menghardik halusinasi
halusinasinya muncul - Pasien mengatakan akan mencoba
melakukan lagi cara mengontrol
halusinasi (menghardik) saat suara
bisikan muncul

O:
- Pasien mampu mengulangi kembali
cara menghardik halusinasi yang sudah
diajarkan
09.10 -
A: Gangguan persepsi sensori belum teratasi
09.25
P:
Planning untuk perawat :
- Monitor isi halusinasi, perilaku dan
respons terhadap halusinasi
- Anjurkan bicara pada orang yang
dipercaya/pada perawat untuk
memberikan umpan balik korektif
terhadap halusinasi
- Evaluasi kemampuan pasien cara
mengontrol halusinasi (menghardik)
- Ajarkan pasien cara mengontrol
halusinasi lainnya (berdiskusi tentang
obat-obatan yang diminum)
Planning untuk pasien:
- Validasi halusinasi
- Hardik saat halusinasi muncul
Berbicara dengan perawat

22/07/2021 S:
09.00 - Memonitor adanya benda yang
berpotensi membahayakan (mis. - Pasien mengatakan tidak ada perasaan ingin
benda tajam, tali) marah-marah saat ini
09.00 - Melatih mengurangi kemarahan secara
verbal dan non verbal (relaksasi napas O:
dalam) - Suara pasien masih agak keras saat menjawab
09.10 pertanyaan
- Pasien mampu mempraktikan relaksasi tarik
09.25 napas dalam
- Ekspresi tegang berkurang
-kontak mata kurang

A: Risiko perilaku kekerasan belum teratasi


P:

- Monitor adanya benda yang berpotensi


membahayakan (mis. benda tajam, tali)
- Evaluasi kemampuan mengurangi kemarahan
menggunakan relaksasi napas
- Latih cara mengungkapkan perasaan secara
asertif
-

3 21/07/2021
08.00
08.00
08.10
22/07/2021
08.00 -
08.00

08.10

Anda mungkin juga menyukai