Anda di halaman 1dari 15

KONSEP KEMATIAN, KEHILANGAN DAN BERDUKA

Disusun oleh : KELOMPOK 1


Yola Yolanda 2114201052
Adinda Salsabila 2114201002
Anggun Desra Dinata 2114201004
Fitrah Yulita 2114201018
Meylani Rindi Saputri 2114201025
Noor Chairani 2114201030
Ririn Anggela Purnama Sari 2114201040
Azratul Fajar 2114201010
Selly Anggraini 2114201043
Putri Kumbara 2114201032
A. Pengertian kematian

◦ Kematian adalah penghentian permanen semua fungsi


tubuh yang vital, akhir dari kehidupan manusia. Lahir,
menjelang ajal dan kematian bersifat universal. Meskipun
unik bagi setiap individu, kejadian-kejadian tersebut
bersifat normal dan merupakan proses hidup yang
diperlukan.
◦ 1. Tanda-tanda kematian
◦ Tanda-tanda kematian dibagi menjadi 3 yaitu :
◦ 1.Mendekati kematian.
◦ Tanda-tanda fisik menjelang kematian meliputi :
◦ - Penurunan tonus ootot
◦ - Sirkulasi melemah
◦ - Kegagalan fungsi sensorik
◦ - Penurunan atau kegagalan fungsi pernapasan
◦ - Perubahan-perubahan dalam tanda-tanda vital
◦ 2.Saat kematian. Ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
◦ -Terhentinya pernapasan, nadi, tekanan darah, dan fungsi otak (paru-paru, jantung dan otak)
◦ - Hilangnya respon terhadap stimulus
◦ - Hilangnya kotrol atas sfigter kandung kemih dan rectum (inkontinensia) akibat peredaran yang terhambat
◦ - Hilangnya kemampuan panca indra
◦ -Adanya garis dasar pada mesin elektroensefalografi menunjukkan terhentinya aktifitas listrik otak
◦ 3. Setelah kematian. Fase ini ditandai dengan :
◦ - Rigor mortis (kaku), tubuh menjadi kaku 2-4 jam setelah kematian
◦ - Argor mortis (dingin) suhu tubuh perlahan-lahan turun
◦ - Livor mortis (pos mortem dikompersition) perubahan pada daerah yang tertekan, jaringan melunak dan bakteri
sangat banyak.
◦ 2. Tipe-Tipe Perjalanan Menjelang Kematian
◦ A.Kematian yang pasti dengan waktu yang diketahui, yaitu adanya perubahan yang cepat dari fase akut ke kronik.
◦ B.Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa diketahui, biasanya terjadi pada kondisi penyakit yang konik.
◦ C.Kematian yang belum pasti, kemungkinan sembuh belum pasti, biasanya terjadi pada klien dengan operasi radikal
karena adanya kanker.
◦ D.Kemungkinan mati dan sembuh. Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa diketahui, biasanya terjadi pada
kondisi penyakit yang konik.
◦ E.Kemungkinan mati dan sembuh yang tidak tentu. Terjadi pada klien dengan sakit kronik dan telah berjalan lama
B. Pengertian Kehilangan

◦ Kehilangan adalah suatu yang terputus atau terpisah atau memulai sesuatu
tanpa hal yang berarti sejak kejadian tersebut.
◦ Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang
sebelumya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau
keseluruhan.
◦ Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu
dalam rentang kehidupanya. Sejak lahir lahir individu sudah mengalami
kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam
bentuk yang berada.
1. Bentuk - bentuk kehilangan
◦ A.Kehilangan orang yang berarti
◦ B.Kehilangan kesejahteraan
◦ C.Kehilangan milik pribadi
◦ D.Sifat kehilangan :
◦ - Tiba-tiba (tidak dapat diramalkan) kehilangan secara tiba-tiba dan tidak diharapkan dapat
mengarah pada pemulihan dukacita yang lambat. Kematian karena tidak kekerasaan, bunuh
diri, pembunuhan atau pelalaian diri akan sulut diterima.
◦ - Berangsur-angsur (dapat diramalkan) penyakit yang sangat menyulitkan, berkepanjangan,
dan menyebabkan yang ditinggalkan mengalami keletihan emosional.
2. Tipe Kehilangan
◦ Actual Loss Kehilangan yang dapat dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, sama dengan individu yang mengalami
kehilanhan.
◦ Perceived Loss (psikologis) Perasaan individual, tetapi menyangkut hal-hal yang tidak dapat dira atau dinyatakan secara
jelas.
◦ Anticipatory Loss Perasaan kehilangan terjadi sebelum terjadi. Individu memperhatikan perilaku kehilangan dan berduka
untuk suatu kehilangan yang akan berlangsung. Sering terjadi pada keluarga dengan klien (angota) menderita sakit terminal.
◦ Lima kategori kehilangan
◦ 1. Kehilangan objek eksternal.
◦ 2. Kehilangan lingkungan yang telah dikenal
◦ 3. Kehilangan orang terdekat Orang terdekat
◦ 4. Kehilangan aspek diri
◦ 5. Kehilangan hidup
3. Fase Kehilangan
◦ 1. Pada fase ini individu menyangkal realitas kehilangan dan mungkin menarik
diri, duduk tidak bergerak atau menerawang tanpa tujuan. Reaksi fisik dapat
berupa pingsan, diare, keringat berlebihan.
◦ 2. Pada fase kedua ini individu mulai merasa kehilangan secara tiba-tiba dan
mungkin mengalami keputusasaan secara mendadak terjadi marah, bersalah,
frustasi dan depresi.
◦ 3. Fase realistis kehilangan. Individu sudah mulai mengenali hidup, marah dan
depresi, sudah mulai menghilang dan individu sudah mulai bergerak ke
berkembangnya kesadaran.
C. Defenisi Duka (Engel)
◦Berduka adalah respon emosi yang
diekspresikan terhadap kehilangan yang
dimanifestasikan adanya perasaan sedih,
gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan
lain-lain.
1. Teori Engel
◦ Menurut Engel (1964) proses berduka mempunyai beberapa fase yang dapat diaplokasikan pada
seseorang yang sedang berduka maupun menjelang ajal.
◦ 1. Fase I (shock dan tidak percaya)
◦ Seseorang menolak kenyataan atau kehilangan dan mungkin menarik diri, duduk malas, atau pergi tanpa
tujuan.
◦ 2. Fase II (berkembangnya kesadaran)
◦ Seseoarang mulai merasakan kehilangan secara nyata/akut dan mungkin mengalami putus asa.
Kemarahan, perasaan bersalah, frustasi, depresi, dan kekosongan jiwa tiba-tiba terjadi.
◦ 3.Fase III (restitusi)
◦ Berusaha mencoba untuk sepakat/damai dengan perasaan yang hampa/kosong,
◦ 4. Fase IV
◦ Menekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan terhadap almarhum.
◦ 5.Fase V
◦ Kehilangan yang tak dapat dihindari harus mulai diketahui/disadari.
2. Teori Kubler-Ross
◦ Kerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969) adalah berorientasi pada perilaku dan
menyangkut 5 tahap, yaitu sebagai berikut:
◦ 1. Penyangkalan (Denial)
◦ Individu bertindak seperti seolah tidak terjadi apa-apa dan dapat menolak untuk mempercayai bahwa
telah terjadi kehilangan.
◦ 2. Kemarahan (Anger)
◦ Individu mempertahankan kehilangan dan mungkin “bertindak lebih” pada setiap orang dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan.
◦ 3. Penawaran (Bargaining)
◦ Individu berupaya untuk membuat perjanjian dengan cara yang halus atau jelas untuk mencegah
kehilangan.
◦ 4. Depresi (Depression)
◦ Terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul dampak nyata dari makna kehilangan tersebut.
◦ 5.Penerimaan (Acceptance)
◦ Sikap penerimaan ada bila seseorang mampu menghadapi kenyataan dari pada hanya menyerah pada
pengunduran diri atau berputus asa.
3. Teori Martocchio
◦ Martocchio (1985) menggambarkan 5 fase kesedihan yang
mempunyai lingkup yang tumpang tindih dan tidak dapat
diharapkan. Durasi kesedihan bervariasi dan bergantung
pada faktor yang mempengaruhi respon kesedihan itu
sendiri. Reaksi yang terus menerus dari kesedihan
biasanya reda dalam 6- 12 bulan dan berduka yang
mendalam mungkin berlanjut sampai 3-5 tahun.
4. Teori Rando
◦ Rando (1993) mendefinisikan respon berduka menjadi 3 katagori:
◦ 1. Penghindaran
◦ 2. Pada tahap ini terjadi shock, menyangkal dan tidak percaya.
◦ 3. Konfrontasi Pada tahap ini terjadi luapan emosi yang sangat tinggi ketika klien secara berulang-ulang
melawan kehilangan mereka dan kedukaan mereka paling dalam dan dirasakan paling akut.
◦ 4. Akomodasi

Anda mungkin juga menyukai