Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

(Psikosisial budaya)

Tentang
“ KONSEP KEHILANGAN, KEMATIAN DAN BERDUKA “

Dosen pembimbing :
Ns. Tisnawati,S.SiT,M.Kes

Disusun
oleh :
Kelompok 5

1. YASMIN ZAHRA (193310804)


2. SALSA BILLA (203310711)
3. REGINA DWI HANDANI (203310708)

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. Definisi kehilangan

Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah di alami oleh setiap individu dalam rentan
kehidupannya.Sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cendrung akan mengalaminya
kembali walaupun bentuk yang berbeda.

Kehilangan adalah penarikan sesuatu atau seseorang atau situasi yang berharga, baik sebagai
pemisahan yang nyata maupun yang di antisipasi.kehilangan pribadi adalah segala kehilangan signifikan
yang membutuhkan adaptasi melelui proses berduka.

B. Jenis jenis Kehilangan

1. Kehilangan objek eksternal


Mencakup segala kepemilikan yang telah menjadi usang,berpindah tempat,dicuri,atau rusak karena
bencana alam. misalnya kehilangan milik sendiri atau bersama – sama,perhiasan,uang atau pekerjaan.

2.Kehilangan lingkungan yang telah dikenal


contohnya termasuk kekta baru atau perawatan dirumah sakit.

3.Kehilangan orang terdekat / orang yang dicintai


Salah satu yang paling membuat stres dan mengganggu dari tipe-tipe kehilangan, yang mana harus
ditanggung oleh seseorang. Kematian juga membawa dampak kehilangan bagi orang dicintai.
LANJUTAN…

4.Kehilangan aspek diri ( loss of celf)


adalah kehilangan diri atau anggapan tentang mental seseorang. Beberapa aspek yang
dapat hilang dari seseorang, misalnya kehilangan pendengaran, ingatan, usia muda, dan
fungsi tubuh

5.Kehilangan hidup
Seseorang dapat mengalami mati baik secara perasaan, pikiran dan respon pada
kegiatan dan orang disekitarnya,samai pada kematian yang sesungguhnya.
• Kehilangan yang dapat dikenal oleh
orang lain, sama dengan individu yang
Aktual loss. mengalami kehilangan.

• Perasaan individual, tapi menyangkut


hal-hal yang tidak dapat dinyatakan
Perseived loss
( psikologis ) dengan jelas.

• Perasaan kehilangan terjadi sebelum


Anticipatory kehilangan terjadi.
loss
C. Definisi Kematian

Secara etimologi death berasal dari kata deeth atau deth yang berarti keadaan mati
atau kematian.sementara secara definitif,kematian adalah terhentinya fungsi jantung
dan paru – paru secara menetap,atau terhentinya kerja otak secara permanen.ini
dapat dilihat dari tiga sudut pandang tentang definisi kematian,yakni kematian
jaringan,kematian otak,yakni kerusakan otak yang tidak dapt pulih dan kematian
klinik,yakni kematian orang tersebut.

D. Tanda – tanda kematian


Tanda – tanda kematian terbagi kedalam tiga tahap,yakni
1. menjelang kematian
2. saat kematiaan
3. setelah kematian.

Sebab – sebab kematian


 
Penyakit . keganasan, misalnya karsinoma hati, karsinoma mamma, karsinoma paru,
penyakit kronis, misalnya CRF ( Chronik renal failure.) atau gangguan ginjal, Myocard
Infarction atau gangguan vaskuler.
Kecelakaan.
E. Tipe – tipe perjalanan menjelang kematian

1. kematian yang pasti dengan waktu yang diketahui,yaitu adanya perubahan yang
cepatdari fase akut ke kronik.
2. Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa diketahui,biasanya terjadi pada
kondisi penyakit yang konik.
3. Kematian yang belum pasti,kemungkinan sembuh belum pasti,biasanya terjadi pada
klien dengan operasi radikal karena adanya kanker.
4. Kemungkinanmati dan sembuh yang Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa
diketahui,biasanya terjadi pada kondisi penyakit yang konik.
5. Kematian yang belum pasti,kemungkinan sembuh belum pasti,biasanya terjadi pada
klien dengan operasi radikal karena adanya kanker.
6. Kemungkinanmati dan sembuh yang tidak tentu. Terjadi pada kliendengan sakit
kronikdan telah berjalan lama.

F. Definisi berduka
 
Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang
dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan
lain-lain.
 
G. Teori dari Proses Berduka
1. Teori Engels
Menurut Engel (1964) proses berduka mempunyai beberapa fase yang dapat diaplokasikan pada
seseorang yang sedang berduka maupun menjelang ajal.
1) Fase I (shock dan tidak percaya)
2) Fase II (berkembangnya kesadaran)
3) Fase III (restitusi)
4) Fase IV Menekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan terhadap almarhum. Bisa merasa
bersalah dan sangat menyesal tentang kurang perhatiannya di masa lalu terhadap almarhum.
5) Fase V Kehilangan yang tak dapat dihindari harus mulai diketahui/disadari. Sehingga pada fase ini
diharapkan seseorang sudah dapat menerima kondisinya. Kesadaran baru telah berkembang.

2. Teori Kubler-Ross
Kerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969) adalah berorientasi pada perilaku dan
menyangkut 5 tahap, yaitu sebagai berikut:
6) Penyangkalan (Denial)
7) Kemarahan (Anger)
8) Penawaran (Bargaining)
9) Depresi (Depression)
10) Penerimaan (Acceptance)
3. Teori Martocchio

Martocchio (1985) menggambarkan 5 fase kesedihan yang mempunyai lingkup yang tumpang tindih
dan tidak dapat diharapkan. Durasi kesedihan bervariasi dan bergantung pada faktor yang mempengaruhi
respon kesedihan itu sendiri. Reaksi yang terus menerus dari kesedihan biasanya reda dalam 6-12 bulan
dan berduka yang mendalam mungkin berlanjut sampai 3-5 tahun.

4. Teori Rando

Rando (1993) mendefinisikan respon berduka menjadi 3 katagori:


1.Penghindaran
2.Pada tahap ini terjadi shock, menyangkal dan tidak percaya.
3.Konfrontasi
Pada tahap ini terjadi luapan emosi yang sangat tinggi ketika klien secara berulang-ulang melawan
kehilangan mereka dan kedukaan mereka paling dalam dan dirasakan paling akut.

5. Akomodasi

Pada tahap ini terjadi secara bertahap penurunan kedukaan akut dan mulai memasuki kembali
secara emosional dan sosial dunia sehari-hari dimana klien belajar untuk menjalani hidup dengan
kehidupan mereka.

Anda mungkin juga menyukai