Kelompok 5 :
Segala puji bagi Allah Swt., Tuhan seluruh alam, atas rahmat dan hidayah
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Konsep Kehilangan,
Kematian, dan Berduka. Kami berterimakasih kepada Ibu Yeni kartika Sari,
M.Kep.,Ns selaku dosen mata kuliah KETERAMPILAN DASAR
KEPERAWATAN STIKes PATRIA HUSADA BLITAR yang telah memberikan
tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai konsep kehilangan,
kematian dan berduka.
Kami Juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Kami berharap laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.
Daftar Isi
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1
2.3 Berduka
2. Teori Kubler-Ross
Kerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969) adalah
berorientasi pada perilaku dan menyangkut 5 tahap, yaitu sebagai
berikut:
Penyangkalan (Denial)
Individu bertindak seperti seolah tidak terjadi apa-apa dan dapat
menolak untuk mempercayai bahwa telah terjadi kehilangan.
Pernyataan seperti "Tidak, tidak mungkin seperti itu," atau "Tidak
akan terjadi pada saya!" umum dilontarkan klien.
Kemarahan (Anger)
Individu mempertahankan kehilangan dan mungkin "bertindak lebih"
pada setiap orang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
lingkungan. Pada fase ini orang akan lebih sensitif sehingga mudah
sekali tersinggung dan marah. Hal ini merupakan koping individu
untuk menutupi rasa kecewa dan merupakan menifestasi dari
kecemasannya menghadapi kehilangan.
Penawaran (Bargaining)
Individu berupaya untuk membuat perjanjian dengan cara yang halus
atau jelas untuk mencegah kehilangan. Pada tahap ini, klien sering kali
mencari pendapat orang lain.
Depresi (Depression)
Terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul dampak nyata dari makna
kehilangan tersebut. Tahap depresi ini memberi kesempatan untuk
berupaya melewati kehilangan dan mulai memecahkan masalah.
Penerimaan (Acceptance)
Reaksi fisiologi menurun dan interaksi sosial berlanjut. Kubler-Ross
mendefinisikan sikap penerimaan ada bila seseorang mampu
menghadapi kenyataan dari pada hanya menyerah pada pengunduran
diri atau berputus asa.
3. Teori Martocchio
Martocchio (1985) menggambarkan 5 fase kesedihan yang
mempunyai lingkup yang tumpang tindih dan tidak dapat
diharapkan. Durasi kesedihan bervariasi dan bergantung pada faktor
yang mempengaruhi respon kesedihan itu sendiri. Reaksi yang terus
menerus dari kesedihan biasanya reda dalam 6-12 bulan dan berduka
yang mendalam mungkin berlanjut sampai 3-5 tahun.
4. Teori Rando
Rando (1993) mendefinisikan respon berduka menjadi 3
katagori:
Penghindaran
Pada tahap ini terjadi shock, menyangkal dan tidak percaya.
Konfrontasi
Pada tahap ini terjadi luapan emosi yang sangat tinggi
ketika klien secara berulang-ulang melawan kehilangan mereka
dan kedukaan mereka paling dalam dan dirasakan paling akut.
Akomodasi
Pada tahap ini terjadi secara bertahap penurunan kedukaan
akut dan mulai memasuki kembali secara emosional dan sosial
dunia sehari-hari dimana klien belajar untuk menjalani hidup
dengan kehidupan mereka.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajan
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi duka cita
klien. Apa yang saya pikir, dikatakan, dirasakan, dirasakan dan diperhatikan
melalui perilaku. Beberapa Percakapan yang merupakan bagian pengkajian
agar-agar mengetahui apa yang mereka pikir dan rasakan adalah:
• Persepsi yang memadai tentang kehilangan
⚫ Dukunganyangmemadaiketikasuramakibatnyakehilangan
⚫ Perilakukopingyangmemadaiselamaproses
Masalah 1. Berduka
D. 0081
Definisi Penyebab Gejala dan Gejala dan Kondisi
Tanda Mayor Tanda Minor klinis
terkait
Respon 1. Kematian Subjektif: Subjektif: 1.
psikososial keluarga 1. Merasa sedih 1. Mimpi buruk Kematian
yang atau orang
2. Merasa atau pola mimpi anggota
ditunjukan yang berarti bersalah atau berubah keluarga
oleh klien 2. Antisipasi
menyalahkan 2. Merasa tidak atau orang
akibat kematian tedekat
orang lain berguna
keluarga
kehilangan Tidak 3. Fobia 2.
atau orang 3.
(orang, Amputasi
yang berarti menerima
objek, Objektif : 3. Cedera
3.Kehilanga kehilangan
fungsi, n ( objek, 4. Merasa tidak 1. Marah medula
status, pekerjaan, ada harapan 2. Tampak panik spinalis
bagian fungsi, 3. Fungsi 4. Kondisi
tubuh atau status bagian Objektif: Imunitas kehilangan
hubungan) tubuh, 1. Menangis terganggu perinatal
hubungan 2. Pola tidur 5. Penyakit
sosial) berubah terminal
4. Antisipasi 3. Tidak mampu (mis.
kehilangan berkosentrasi Kanker)
(objek,
6. Putus
pekerjaan,
hubungan
fungsi,
status bagian kerja
tubuh,
hubungan
sosial)
Masalah 2. Keputusasaan
D. 0088
Kondisi 1. Stres Subjektif: Subjektif: 1. Penyakit
individu jangka 1.Sulit tidur kronis
1.
yang Panjang 2. Selera 2. Penyakit
Mengungkapkan makan
memandang keputusasaan terminal
adanya menurun 3. Penyakit
2.
keterbatasan Penurunan Objektif: yang tidak
Objektif:
atau tidak kondisi 1. Berperilaku 1. Afek datar disembuhkan
tersedianya fisiologis pasif 2. Kurang
alternatif inisiatif
pemecahan 3. 3.
pada Kehilangan Meninggalkan
masalah kepercayaan lawan bicara
yang pada 4. Kurang
dihadapi. kekuatan terlibat dalam
spiritual aktivitas
perawatan
5.
4.
Mengangkat
Kehilangan
bahu sebagai
kepercayaan
respon lawan
pada nilai-
bicara
nilai penting
5.
Pembatasan
aktivitas
jangka
Panjang
6.
Pengasingan
Masalah 1: Berduka
Dukungan Proses Berduka (1.09274)
Masalah 2: Keputusasaan
Dukungan Emosional (1.09256)
3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk mengetahui
sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai. Evaluasi dalam
keperawatan adalah menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk
mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari
proses keperawatan. Evaluasi ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil
akhir yang teramati dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat dalam rencana
keperawatan. Evaluasi ini akan mengarahkan asuhan keperawatan, apakah asuhan
keperawatan yang dilakukan ke pasien berhasil mengatasi masalah pasien ataukan
asuhan yang sudah dibuat akan terus berkesinambungan terus mengikuti siklus
proses keperawatan sampai benar-benar masalah pasien teratasi.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
Tinjau Kasus
Disebuah desa dikota A ada sepasang suami istri yang baru 1 bulan
menikah, sang suami bernama Arza dan sang istri bernama Ningrum. Mereka satu
sama lain sangat sangat mencintai. Apabila Arza sakit sang istri pun ikut
merasakan sakit, bargitu pula sebaliknya. Ketika itu ningrum baru saja di ketahui
positif hamil. Arza dan ningrum pun sangat senang dan berusaha semaksimal
mungkin melindungi dan menjaga calon anak mereka itu. Pada satu arza
mengalami kecelakaan yang mengakibatkan arza meninggal. Ibu ningrum
mengatakan hal ini membuat ningrum merasa sangat terpukul dia terus menangis,
tidak mau makan dan keluar kamar dia mengurung diri dan memandang foto arza
dia menjadi jarang berbicara dan terkadang sering teriak memanggil nama arza.
Ibu ningrum merasa sedih, tidak menerima kehilangan, tidur tidak teratur, dan
sering menangis. Beliau tampak marah dan panik. Ibu perperilaku pasif selera
makan menurun kurang merespon saat diajak bicara. Ibu selalu ingin sendiri,
tampak menarik diri terlihat sedih tidak ada kontak mata saat berbicara merasa
tidak mempunyai kontak mata yang jelas. Dia sering berkata bahwa tidak percaya
arza telah pergi sealin itu dia sering terbangun dan menangis keras memanggil
arza. Saat pengkajian ningrum tampak lemas, wajah tampak kusut. Klien tampak
putus asa dan sedih, klien susah berkonsentrasi ketika perawat bertanya. Tampak
kantung mata tanda-tanda vital N:75x/mnt, s:37 derajat C, TD:120/80 mmHg
RR:24x/mnt.
4.1 Analisa data
No Analisa Data Masalah
.
1. Ds: ibu mengatakan mersa Berduka
sangat sedih dan terpukul
Ibu mengatakan tidak menerima
kehilangan dan sering menangis
tidur menjadi tidak teratur.
Do: ibu tampak marah dan panik
2. Ds: ibu mengatakan sulit tidur Keputusasaan
Ibu juga mengalami selra makan
Do: tampak tidak merespon
bicara
3. Ds: ibu mengatakan selalu ingin Isolasisosial
sendiri
Do: ibu tampak menarik diri
Ibu terlihat sedih dan tidak ada
kontak m,ata saat berbicara
Tampak lesuh dan tidak
bergairah
4.2 Diagnosa
1. Berbudaka berhubungan dengan kematian keluarga atau orang yang
berarti di buktikan dengan pola tidur yang berubah.
2. Keputusasaan berhubungan dengan pembatsan aktifitas janka panjang
dibuktikan dengan berperilaku pasif.
3. Isolasisosial berhubungan dengan tidakadekuatan sumberdaya
personal dibuktikan dengan menarik diri.
4.3 INTERVENSI
Observasi
- Identifikasi kehilangan yang dihadapi
- Identifikasi proses berduka yang dialami
- Identifikasi sifat keterikatan pada benda yang hilang atau orang
yang meninggal
- Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan
Terapeutik
- Tunjukkan sikap menerina dan empati
- Motivasi agar mau mengungkapkan kabar kehilangan
- Motivasi menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat
Edukasi
-Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan
-Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap
Edukasi
- Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa bersalah dan malu
- Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami (mis. ansietas, marah,
sedih)
- Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan pola
respons yang biasa digunakan
- Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
Kolaborasi
-Rujuk untuk konseling, jika perlu
1
Isolasi sosial berhubungan dengan tidakadekuatan sumberdaya personal
dibuktikan dengan menarik diri.
Observasi
- Identifikasi respon spikologis terhadap situasi dan ketersedian
sistem pendukung
- Identifikasi Sumber daya untuk ketersedian pengasuh
- Monitor situasi keluarga saat ini dan sistem pendukung
Terapeutik
- Berikan dukungan dan carring dalam pelayanan
- Motivasi berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan masyarakat
- Motivasi membina hubungan dengan pihak yang memiliki
kebutuhan yang sama
- Libatkan keluarga, Orang penting dan teman dalam perawatan
Edukasi
- Jelaskan hambatan pada pendukung
- Informasikan jaringan sosial yang tersedia
- Informasikan tingkat sistem pendukung (mis. Keluarga, Teman dan
Masyarakat
- Anjurkan keluarga terlibat dalam keperawatan
Kolaborasi
- Rujuk Kelompok Suwadaya
- Kolaborasi dengan program pencegahan atau pengobatan berbasis
masyarakat, jika perlu
4.4 Implementasi keperawatan
Diagnosa Tanggal/jam Implementasi
Berduka Kamis, 10 agustus 2023 Observasi
09.00 WIB - Identifikasi
kehilangan
yang
dihadapi
- Identifikasi
proses
berduka
yang dialami
- Identifikasi
sifat
keterikatan
pada benda
yang hilang
atau orang
yang
meninggal
- Identifikasi
reaksi awal
terhadap
kehilangan
Terapeutik
- Tunjukkan sikap
menerina dan
empati
- Motivasi agar
mau
mengungkapkan
kabar kehilangan
- Motivasi
menguatkan
dukungan
keluarga atau
orang terdekat
Edukasi
-Anjurkan
mengekspresikan perasaan
tentang kehilangan
-Ajarkan melewati
proses berduka secara
bertahap
Edukasi
- Jelaskan
konsekuensi tidak
menghadapi rasa
bersalah dan malu
- Anjurkan
mengungkapkan
perasaan yang
dialami (mis.
ansietas, marah,
sedih)
- Anjurkan
mengungkapkan
pengalaman
emosional
sebelumnya dan
pola respons yang
biasa digunakan
- Ajarkan penggunaan
mekanisme
pertahanan yang
tepat
Kolaborasi
-Rujuk untuk
konseling, jika perlu
Terapeutik
- Berikan
dukungan
dan carring
dalam
pelayanan
- Motivasi
berpartisipasi
dalam
kegiatan
sosial dan
masyarakat
- Motivasi
membina
hubungan
dengan pihak
yang
memiliki
kebutuhan
yang sama
- Libatkan
keluarga,
Orang
penting dan
teman dalam
perawatan
Edukasi
- Jelaskan
hambatan pada
pendukung
- Informasikan
jaringan sosial
yang tersedia
- Informasikan
tingkat sistem
pendukung (mis.
Keluarga,
Teman dan
Masyarakat
- Anjurkan
keluarga terlibat
dalam
keperawatan
Kolaborasi
- Rujuk Kelompok
Suwadaya
- Kolaborasi dengan
program pencegahan
atau pengobatan
berbasis masyarakat,
jika perlu