Anda di halaman 1dari 34

ASKEP KEHILANGAN DAN BERDUKA

Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa Komuitas

Oleh :
KELOMPOK 5
1. Nurul hikmah
2. Maulidaini
3. Rina Novriyanti

Dosen Pembimbing :
Ns. Jubir, M.Ked

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU


KESEHATAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
asuhan keperawatan klien dengan kehilangan dan berduka.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang asuhan keperawatan klien dengan
kehilangan dan berduka ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................2
C. Tujuan ........................................................................................................................2
D. Manfaat .....................................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN ...........................................................................................3
A. Definisi Kehilangan dan Berduka .............................................................................3
B. Rentang Respon Kehilangan dan Berduka ................................................................4
C. Sifat- sifat Kehilangan ...............................................................................................5
D. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kehilangan dan Berduka. .......................6
1. Pengkajian .............................................................................................................6
2. Diagnosa ...............................................................................................................9
3. Perencanaan...........................................................................................................9
4. Prinsip Tindakan Keperawatan pada klien dengan respon kehilangan. ................9
5. Rencana Tindakan Keperawatan ...........................................................................10
6. Implementasi Keperawatan....................................................................................20
7 .Evaluasi Keperawatan............................................................................................24
BAB III : PENUTUP ...................................................................................................25
A. Kesimpulan ...............................................................................................................25
B. Saran ..........................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................26

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang universal dan kejadian yang
sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang. Kehilangan dan
berduka merupakan istilah yang dalam pandangan umum berartisesuatu kurang enak atau
nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat disebabkankarena kondisi ini lebih banyak
melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau disekitarnya.

Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka sedikit
demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses ini ada keinginan untuk
mencari bentuan kepada orang lain.

Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang perawat


apabila menghadapi kondisi yang demikian. Pemahaman dan persepsi diritentang pandangan
diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Kurang
memperhatikan perbedaan persepsi menjurus padainformasi yang salah, sehingga intervensi
perawatan yang tidak tetap (Suseno,2004).

Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe kehilangan.
Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi dan menerima
kehilangan. Perawat membantu klien untuk memahami dan menerima kehilangan dalam
konteks kultur merekase hingga kehidupan mereka dapat berlanjut.
Dalam kultur Barat, ketika klien tidak berupaya melewati duka cita setelah mengalami
kehilangan yang sangat besar artinya, maka akan terjadi masalah emosi, mental dan sosial
yang serius.

Kehilangan dan kematian adalah realitas yang sering terjadi dalam lingkungan asuhan
keperawatan. Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga yang
mengalami kehilangan dan duka cita. Penting bagi perawat memahami kehilangan dan duka
cita. Ketika merawat klien dan keluarga
perawat juga mengalami kehilangan pribadi ketika hubungan 
klien-kelurga-perawat berakhir karena perpindahan, pemulangan, penyembuhan atau
kematian. Perasaan pribadi, nilai dan pengalaman pribadi mempengaruhi seberapa jauh
perawat dapat mendukung klien dan keluarganya selama kehilangan dan kematian (Potter
&Perry, 2005).

1
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari kehilangan dan berduka ?
2. Jelaskan rentang respon kehilangan dan berduka !
3. Jelaskan sifat-sifat kehilangan !
4. Jelaskan setiap bagian asuhan keperawatan klien dengan kehilangan dan berduka !
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi kehilangan dan berduka.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan rentang respon kehilangan dan berduka.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat-sifat kehilangan.
4.Mahasiswa mampu menjelaskan pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan,
intervensi dan evaluasi dari asuhan keperawatan klien dengankehilangan dan berduka.
D. Manfaat
Makalah ini hendaknya dapat bermanfaat guna menambah pengetahuan mengenai
konsep dasar asuhan keperawatan kehilangan dan berduka. sehingga dapat hendaknya
diaplikasikan dalam pemberian asuhan keperawatan
 

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kehilangan dan Berduka


Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada , baik terjadisebagian atau keseluruhan
(Lambert dan Lambert,1985,h.35). Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah
dialami oleh setiap individu dalamrentang kehidupannya. Sejak lahir individu sudah
mengalami kehilangan dancenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam
bentuk yang berbeda(Direja,2011).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehilangan adalah
suatu keadaan yang dialami oleh individu yang berpisah akan suatu halyang mencakup
kejadian nyata atau hanya khayalan (yang diakibatkan persepsi seorang terhadap
kejadian) dalam rentang kehidupannya. Berduka adalah reaksi terhadap kehilangan yang
merupakan respon emosional yang normal.
Berduka merupakan suatu proses untuk memecahkan masalah, sangat penting dan
menentukan kesehatan jiwa yang baik bagi individu karena member kesempatan individu
untuk melakukan koping dengan kehilangan secara bertahap sehingga dapat menerima
kehilangan sebagai bagian dari kehidupan nyata. Individu sebagai proses sosial dapat
diselesaikan dengan bantuan orang lain.Penyebab dari berduka antara lain:
a. Kematian keluarga atau orang yang berarti
b. Antisipasi kematian keluarga atau orang yang berarti
c. Kehilangan (objek, pekerjaan, fungsi, status, bagian tubuh,hubungan sosial)
Gejala dan mayor subjektik berupa merasa sedih, merasa bersalah atau
menyelahkan orang lain,tidak menerima kehilangan, merasa tidak ada harapan.
Kemudian tanda objektifnya berupa menangis, pola tidur berubah,dan tidak mampu
berkonsentrasi.

B. Rentang Respon Kehilangan dan Berduka


Gambaran rentang respon individu terhadap kehilangan dan berduka menurutKublier-
rose, 1969 :
1. Fase Pengingkaran (denial)

3
Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok,tidak
percaya atau menolak kenyataan bahwa kehilangan itu terjadi, denganmengatakan
“Tidak, saya tidak percaya bahwa itu terjadi”,“ Itu tidakmungkin”.

3
Bagi individu atau keluarga yang mengalami penyakit terminal,
terjadi pada fase peenginkaran adalah letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan perna
pasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah, tidak tahu berbuat apa.Reaksi tersebut
cepat berakhir dalam waktu beberapa menit sampai beberapa tahun.
2. Fase Marah (anger)
Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataanterjadinya
kehilangan. Individu menunjukkan perasaan yang meningkatyang sering
diproyeksikan kepada orang yang ada di lingkungannya, orangorang tertentu atau
ditujukan kepada dririnya sendiri. Tidak jarangmenunjukkan perilaku agresif, bicara
kasar, menolak pengobatan, danmenuduh dokter dan perawat yang tidak becus.
Respon fisik yang
terjadi pada fase ini antara lain, muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur,tangan
mengepal.
3. Fase Tawar Menawar (bargaining)
Apabila individu telah mampu mengungkapkan rasa marahnya secaraintensif,
maka ia akan maju ke fase tawar menawar dengan memohon kemurahan Tuhan.
Respon ini sering dinyatakan dengan kata-kata“ Kalau saja kejadian ini bisa ditunda
maka saya
yang akan sering berdoa” Apabila proses berduka ini dialami oleh keluarga maka 
pernyataan sebagai berikut sering dijumpai “Kalau saja yang sakit bukan anak saya”.
4. Depresi (depression)
Individu pada fase ini sering menunujukkan sikap antara lain menarikdiri,
tidak mau bicara, kadang-kadang bersikap sebagai pasien yang
sangat baik dan menurut, atau dengan ungkapan-ungkapan yang menyatakan, dan
keputusasaan, perasaan tidak berharga. Gejala fisik yang sering diperlihatkan adalah
menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun.
5. Fase Penerimaan
Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Pikiranselalu
terpusat kepada objek atau orang hilang akan mulai berkurang atauhilang, individu
telah menerima kenyataan kehilangan yang dialaminya,gambaran tentang objek atau
irang yang hilang mulai dilepaskan dansecara bertahap perhatian beralih pada objek
yang baru. Fase menerima biasanya dinyatakan dengan kata-kata“Saya betul-betul
menyayangi bajusaya yang hilang tapi baju saya yang baru manis juga,” atau“Apa
yangdapat saya lakukan agar saya dapat cepat sembuh?”.

4
4
C. Sifat- sifat Kehilangan

Sifat-sifat kehilangan pada umumnya ada 2 yakni:


1. Tiba –  tiba (Tidak dapat diramalkan)
Kehilangan secara tiba-tiba dan tidak diharapkan dapat mengarah pada
pemulihan duka cita yang lambat. Kematian karena tindak kekerasan, bunuh diri,
pembunuhan atau pelalaian diri akan sulit diterima. 
2. Berangsur –  angsur (Dapat Diramalkan)
Penyakit yang sangat menyulitkan, berkepanjangan, dan menyebabkan yang
ditinggalkan mengalami keletihan emosional (Rando:1984)
Menurut Burgers dan Lazare tahun 1976, karakteristik berduka antara lain:
Berduka yang menunjukkan reaksi syok dan ketidak yakinan.
a) Berduka yang menunjukkan perasaan sedih dan hampa bila teringat tentang
kehilangan orang yang disayangi.
b) Berduka yang menunjukkan perasaan tidak nyaman dan sering disertai dengan
menangis, serta keluhan-keluhan sesak pada dada,rasa tercekik, napas pendek.
c) Mengenang almarhum terus menerus.
d) Memperoleh pengalaman perasaan berduka.
e) Cenderung menjadi mudah tersinggung dan marah.
Sedangkan karakteristik dari jenis kehilangan antara lain:
a) Kehilangan orang bermakna, misalnya akibat kematian atau dipenjara.
b) Kehilangan kesehatan bio-psiko-sosial, misalnya menderita penyakit, 
amputasi, kehilangan pendapatan, kehilangan perasaan tentang diri, kehilangan
pekerjaan, kehilangan kedudukan dan kehilangan kemampuan seksual.
c) Kehilangan milik pribadi (misalnya uang, perhiasan).

5
4. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kehilangan dan Berduka.
1. Pengkajian
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi dukacita klien:
apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikanmelalui perilaku.
Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa yang
mereka 8iagn dan rasakan adalah :
 Persepsi yang adekuat tentang kehilangan
 Dukungan yang adekuat ketika berduka akibat kehilangan
 Perilaku koping yang adekuat selama proses
Terdapat 7 faktor yang mempengaruhi rentang respon kehilangan, yakni:
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon kehilangan adalah:
1) Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dandibesarkan di dalam keluarga
yang mempunyai riwayatdepresi akan sulit mengembangkan sikap optimis
dalammenghadapi suatu permasalahan termasuk dalammenghadapi
perasaan kehilangan.
2) Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang
teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih
tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik
3) Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama
yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak
berdaya pesimis,selalu dibayangi oleh masa depan yang
suram, biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi kehilangan.
4) Pengalaman Kehilangan di Masa Lalu : Kehilangan atau perpisahan
dengan orang yang berarti pada masa kana-kanak akan mempengaruhi
individu dalam mengatasi perasaan kehilangan pada masa dewasa (Stuart-
Sundeen, 1991).
5) Struktur Kepribadian: Individu dengan konsep yang negatif, perasaan
rendah diriakan menyebabkan
rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif 
terhadap stress yang dihadapi.

b. Faktor presipitasi

6
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan
kehilangan. Kehilangan kasih secara nyata ataupun imajinasi individu
seperti: kehilangan sifat bio-psiko-sosial antara lain meliputi:
1) Kehilangan kesehatan
2) Kehilangan fungsi seksualitas
3) Kehilangan peran dalam keluarga
4) Kehilangan posisi di masyarakat
5) Kehilangan harta benda atau orang yang dicintai
6) Kehilangan kewarganegaraan.
 
c. Mekanisme koping
Koping yang sering dipakai individu dengan kehilangan respon antara lain:
Denial, Represi, Intelektualisasi, Regresi, Disosiasi, Supresidan Proyeksi
yang digunakan untuk menghindari intensitas stress yang dirasakan sangat
menyakitkan.Regresi dan disosiasi sering ditemukan pada pasien depresi
yangdalam. Dalam keadaan patologis mekanisme koping tersebutsering dipakai
secara berlebihan dan tidak tepat.
d. Respon Spiritual
1) Kecewa dan marah terhadap Tuhan
2) Penderitaan karena ditinggalkan atau merasa ditinggalkan
3) Tidak memilki harapan; kehilangan makna
e. Respon Fisiologis 
1) Sakit kepala, insomnia
2) Gangguan nafsu makan
3) Berat badan turun
4) Tidak bertenaga
5) Palpitasi, gangguan pencernaan
6) Perubahan sistem 10iagno dan endokrin
f. Respon Emosional
1) Merasa sedih, cemas
2) Kebencian
3) Merasa bersalah
4) Perasaan mati rasa
5) Emosi yang berubah-ubah

7
6) Penderitaan dan kesepian yang berat
7) Keinginan yang kuat untuk mengembalikan ikatandengan individu atau
benda yang hilang
8) Depresi, apati, putus asa selama fase disorganisasi dan keputusasaan
9) Saat fase reorganisasi, muncul rasa mandiri dan percaya diri
g. Respon Kognitif
1). Gangguan asumsi dan keyakinan
2).Mempertanyakan dan berupaya menemukan maknakehilangan
3. Berupaya mempertahankan keberadaan orang yangmeninggal
4).Percaya pada kehidupan akhirat dan seolah-olah orang yang meninggal
adalah pembimbing.
h. Perilaku Individu dalam proses berduka sering menunjukkan perilakuseperti :
1) Menangis tidak terkontrol
2) Sangat gelisah; perilaku mencari
3) Iritabilitas dan sikap bermusuhan
4) Mencari dan menghindari tempat dan aktivitas yangdilakukan bersama
orang yang telah meninggal.
5) Menyimpan benda berharga orang yang telah meninggal padahal
ingin membuangnya
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian:
a) Perawat mengkaji pasien berduka dan anggota keluarga yang mengalami
kehilangan untuk menentukan tingkatan berduka.
b) Pengkajian terhadap gejala klinis berduka (Schulz, 1978) yang mencakup:
sesak di dada, napas pendek,berkeluh kesah,perasaan penuh di perut,
kehilangan kekuatan otot, distres perasaan yang hebat.
c) Enam karakteristik berduka (Burgers dan Lazare, 1976) jugadikaji: respons
fisiologis, respons tubuh terhdapa kehilanganatau mengetahui lebih dulu
kehilangan dengan suatu reaksistress. Perawat dapat mengkaji tanda klinis
respons tersebut.
d) Faktor yang mempengaruhi suatu reaksi kehilangan yang bermakna ber-
gantung pada persepsi individu terhadap pengalaman kehilangan, umur, kultur
keyakinan spiritual, peran seks, status sosial-ekonomik.

8
e) Factor presdiposisi yang memengaruhi reaksi kehilangan yangmencakup
genetic, kesehatan fisik, kesehatan mental, pengalaman kehilangan di masa
lalu.
f) Factor pencetus mencakup perilaku yang ditunjukkan olehindividu yang
mengalami kehilangan, dan mekanisme kopingyang sering digunakan oleh
individu.
2. Diagnosa
Adapun beberapa diagnosa yang berkaitan dengan kondisi berduka dan
kehilangan, antara lain:
a) Isolasi Sosial 
b) Gangguan Konsep Diri
c) Defisit Perawatan diri
3. Perencanaan
Tujuan keperawatan agar individu yang mengalami proses
berdukasecara normal, melakukan koping terhadap kehilangan secara bertahap
danmenerima kehilangan sebagai bagian dari kehilangan yang nyata dan
harusdilalui.
4. Prinsip Tindakan Keperawatan pada klien dengan responkehilangan.
a) Prinsip tindakan keperawatan pada tahap penyangkalan adalahmemberikan
kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaanya
Tindakan Keperawatan:
 Doronglah pasien untuk mengungkapkan perasaan dukanya.
 Tingkatkan kesadaran pasien secara bertahap tentang kenyataan,kehilangan,
apabila ia sudah siap secara emosional.
 Dengarkan pasien dengan penuh pengertian dan janganmenghukum atau
menghakimi.
 Jelaskan kepada pasien bahwa sikapnya itu wajar terjadi padaorang yang
mengalami kehilangan.
 Beri dukungan kepada pasien secara nonverbal, sepertimemegang tangan,
menepuk bahu, merangkul.
 Jawab pertanyaan pasien dengan bahasa sederhana, jelas dansingkat.
 Amati dengan cermat respons pasien selama berbicara.
 Tingkatkan secara bertahap kesadaran pasien terhadapkenyataan. 

9
b) Prinsip tindakan keperawatan pada tahap marah adalah memberdorongan,
member kesempatan kepada pasien untukmengungkapkan rasa marahnya
secara verbal,tanpa melawandengan kemarahan. Perawat harusmenyadari
bahwa perasaan marah adalah ekspresi dari perasaan frustasi dan ketidak
berdayaan.Tindakan keperawatan:
 Terima semua perilaku keluarga akibat kesedihannya (misalnyamarah,
menangis)
 Dengarkan dengan empati, jangan member respons yang mencela.
 Bantu pasien memanfaatkan sistem pendukung.
c) Prinsip tindakan keperawatan pada tahap tawar menawar adalahmembantu
pasien mengidentifikasikan rasa bersalah dan perasaantakutnya.Tindakan
keperawatan:
 Amati perilaku pasien.
 Diskusikan bersama pasien mengenai perasaannya.
 Tingkatkan harga diri pasien.
 Cegah tindakan merusak diri
d) Prinsip tindakan keperawatan pada tahap depresi adalah mengidentifikasi
tingkat depresi, risiko merusak diri, danmembantu pasien mengurangi rasa
bersalah.Tindakan Keperawata:
 Amati periaku pasien.
 Diskusikan bersama pasien mengenai perasaanya.
 Cegah tindakan merusak diri.
 Hargai perasaan pasien.
 Bantu pasien mengidentifikasi dukungan positif yang terkaitdengan
kenyataan.
 Beri kesempatan pada pasien mengungkapkan perasaannya, bila perlu
biarkan ia menangis sambil tetap didampingi.
 Bahas pikirann yang selalu timbul bersama dengan pasien
e) Prinsip tindakan perawatan tahap penerimaan adalah membantu pasien untuk
menerima kehilangan yang tidak bisa dielakan.Tindakan keperawatan:
 Sediakan waktu untuk mengunjungi pasien secara teratur
5. Rencana Tindakan Keperawatan

10
1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga dirirendah/
kronis.

10
A. Tujuan Umum
 Klien dapat berintervensi dengan orang lain.
B. Tujuan Khusus
 Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
 Klien dapat memahami penyebab dari harga diri rendah.
 Klien menyadari aspek positif dan negatif dari dirinya.
 Klien dapat mengekspresikan perasaan dengan tepat, jujur dan terbuka.
 Klien mampu mengontrol tingkah laku dan menunjukkan perbaikan
komunikasi dengan orang lain.
C. Intervensi
 Bina hubungan saling percaya dengan klien.
Rasional : Rasa percaya merupakan dasar dari hubungan terapeutik yang
mendukung dalam mengatasi perasaannya.
 Berikan motivasi klien untuk mendiskusikan pikiran dan perasaannya.
Rasional : Motivasi meningkatkan keterbukaan klien.
 Jelaskan penyebab dari harga diri yang rendah.
Rasional : Dengan mengetahui penyebab diharapkan klien dapatberadaptasi
dengan perasaannya.
 Dengarkan klien dengan penuh empati, beri respon dan tidakmenghakimi.
Rasional : Empati dapat diartikan sebagai rasa peduli terhadap perawatan
klien, tetapi tidak terlihat secara emosi.
 Berikan motivasi klien untuk menyadari aspek positif dan negatifdari dirinya.
Rasional : meningkatnya harga diri.
 Berikan dukungan, support dan pujian setelah klien mampu melakukan
aktivitasnya.
Rasional :  pujian membuat klien berusaha  lebih keras lagi

2. Gangguan Konsep Diri:


Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidakefetif sekunder
terhadap respon kehilangan pasangan
A. Tujuan
 Klien merasa harga dirinya naik
 Klien menggunakan koping yang adaptif

11
 Klien menyadari dapat mengntrol perasaannya
B. Intervensi:
 Merespon kesadaran diri dengan cara: Membina hubungan saling percaya dan
keterbukaanBekerja dengan klien pada tingkat kekuatan ego yang dimilikinya
Memaksimalkan partisipasi klien dalam hubungan terapeutik
Rasional: Kesadaran diri sangan diperlukan dalam membina hubungan
terapeutik perawat/ klien
 Menyelidiki diri dengan cara:
- Membantu klien menerima perasaan dan pikirannya
- Membantu klien menjelaskan konsep dirinya dan hubungannya dengan
orang lain melalui keterbukaan Berespon secara empati dan menekankan
bahwa kekuatan untuk berubah ada pada klien
Rasional: Klien yang dapat memahami perasaannya memudahkan
dalam penerimaan terhadap dirimya sendiri
 Mengevaluasi diri dengan cara:
- Membantu klien menerima perasaan dan pikiranMengekspresikan
respon koping adaptif terhadap masalahnya
Rasional: Respon koping adaptif sangat dibutuhkan dalam penyelesaian
masalah secara konstruktif
 Membuat perencanaan yang realistik:
- Membantu klien mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah
Membantu klien menkonseptualisasikan tujuan yang realistik
Rasional: Klien membutuhkan bantuan perawat untuk
mengatasi permasalahannya dengan cara menentukan perencanaan
yang realistik
 Bertanggung jawab dalam bertindak:
- Membuat klien untuk melakukan tindakan yang penting untukmerubah
respon maladaptif dan mempertahankan respon opingyang adaptif
Rasional:  Penggunaan koping yang adaptif membantu dalam
proses penyelesaian masalah klien
 Mengobserfasi tingkat depresi:
- Mengamati perilaku klienBersama klien membahas perasaannya

12
Rasional :  Dengan mengobservasi tingkat depresi maka rencana
perawatan selanjutnya disusun dengan tepat.
 Membantu klien mengurangi rasa bersalah.
- Menghargai persaan klienMengidentifikasi dukungan yang positif
dengan mengaitkanterhadap kenyataan Memberikan kesempatan untuk
menangis dan mengungkapkan perasaannyaBersama klien membahas
pikiran yang selalu timbul
Rasional: Individu dalam keadaan terduka sering
mempertahankan perasaan bersalahnya terhadap orang yang hilang

3. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Intoleransi Aktivitas


A. Tujuan Umum:
 Klien mampu melakukan perawtan diri secara optimal
B. Tujuan Khusus:
 Klien dapat mandi sendiri tanpa paksaan
 Klien dapat berpakaian sendiri dengan rapi dan bersih
 Klien dapat menyikat giginya dengan bersih
 Klien dapat merawat kukunya sendiri
C. Intervensi:
 Libatkan klien untuk makan bersama diruang makan
Rasional: Sosialisasi bagi klien sangat diperlukan dalam proses
menyembuhkannya
 Menganjurkan klien untuk mandi
Rasional:  Pengertian yang baik dapat menbantu klien dapat mengerti
dandiharapkan dapat melakukan sendiri
 Menganjurkan klien untuk mencuci baju

Rasional:  Diharapkan klien mandiri

 Membantu dan menganjurkan klien untuk menghias diri

Rasional:  Diharapkan klien mandiri

 Membantu klien untuk merawat rambut dan gigi

Rasional:  Diharapkan klien mandiri

13
6. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang sudah disusun.
7. Evaluasi
1. Pasien mampu mengenali peristiwa kehilangan yang dialami.
2. Memahami hubungan antara kehilangan yang dialami dengan keadaan dirinya.
3. Mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang dialaminya.
4. Memanfaatkan faktor pendukung.
5. Keluarga mengenal masalah kehilangan dan berduka.
6. Keluarga memahami cara merawat pasien berduka berkepanjangan.
7. Keluarga mempraktikkan cara merawat pasien berduka disfungsional.
8. Keluarga memanfaatkan sumber yang tersedia di masyarakat.

14
A. Askep Kasus :
1. Kasus
 Ny. M, usia 33 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja di suatu per
usahaan sebagai tulang punggung keluarga. Seminggu yang lalu suami Ny. M
meninggal karena kecelakaan. Sejak kejadian tersebut, Ny. M sering melamun dan selalu
mengatakan jika suaminya belum meninggal. Selain itu, Ny. M juga tidak
mau berinteraksi dengan orang lain dan merasa gelisah sehingga susah tidur.

2. Pengkajian
a) Identitas Klien
 Nama : Ny. M  Tanggal Pengkajian : 20-11-2022
  Umur : 33 Tahun  RM No. : 09.02.01.0570
b) Alasan Masuk
Keluarga pasien mengatakan bahwa Ny. M mengalami stress setelah seminggu
yang lalu karena suami Ny. M meninggal.
c) Keluhan Utama
Pasien mengalami merasa putus asa dan kesepian,tidak berminat
dalam berinteraksi dengan orang lain, mengingkari kehilangan, tidak berminat
dalam berinteraksi dengan orang lain
d) Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu : Tidak
- Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya
2. Pengobatan sebelumnya : tidak berhasil
- Pasien belum pernah dibawa ke RSJ atau pengobatan lainnya
3. Trauma : pernah kehilangan
- Pasien pernah kehilangan anaknya saat berumur 30 tahun
- Masalah keperawatan : Berduka disfungsional
4. Adakah anggota keluarga yang gangguan jiwa : Tidak ada
5.Pe ngalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
- Pasien pernah mengalami kehilangan suami dan anaknya.
- Masalah keperawatan : Berduka disfungsional

15
e) Pemeriksaan Fisik
 TD : 110/80 mmHg  N : 90 x/mnt
S : 36C  RR : 24 x/mnt2.
 Ukuran : BB : 46 Kg  TB : 168 Cm3.
 Keluhan fisik : Ada
- Pasien mengeluhkan nyeri kepala, sakit pada perut.
Masalah keperawawatan :
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
f) Psikososial
a. Konsep diri :
a. Citra tubuh : bagian tubuh yang disukai adalah perut karena
bagian perutnya pernah ada bayi buah hatinya. 
b. Identitas diri : pasien adalah seorang ibu rumah tangga
c. Peran: pasien merupakan ibu rumah tangga yang hanya
mengharapkan penghasilan suaminya.
d. Ideal diri : Pasien ingin tetap bersama dengan anak dan suaminya dan
klien mengingkari rasa kehilangan suaminya.
e. Harga diri : pasien merasa dirinya tidak berharga karena tidak ada lagi
anak dan suaminya.
- Masalah keperawatan : Penginkaran kehilangan
b. Hubungan social
a. Orang yang berarti : orang yang terdekat dengan pasien adalah Ibunya
tetapi ibunya kini sakit sakitan karena sudah tua.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat : Klien sering
mengikuti kegiatan masyarakat, meskipun klien seorang ibu rumah
tangga.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Setelah suami Ny.
Meninggal, Ny. M tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain
- Masalah keperawatan : Kerusakan komunikasi sosial.
c. Spiritual..
a. Nilai dan keyakinan : pasien menganut agama Islam 
b. Kegiatan ibadah : pasien menjalankan ibadahnya dengan tekun
- Masalah keperawatan : tidak ada.

16
d. Status Mental
a. Penampilan
Pasien memakai baju seragam pasien dengan benar (Rapi), tetapi
klien tidak ada perubahan dalam pola makan (klien tidak nafsu
makan).
- Masalah keperawatan : Anoreksia
b. Pembicaraan
Lambat, pasien berkomunikasi dengan baik dengan perawat namun
harus sedikit dipaksa terlebih dahulu.
-Masalah keperawatan : tidak ada
c. Aktivasi motorik
Lesu, pasien hanya berdiam diri di kamar atau di taman dan
jarang beraktifitas.
-Masalah keperawatan : devisit aktivitas.
d. Afek dan emosia.
 Afek
Datar, wajah pasien tanpa ekspresi 
 Alam perasaan (emosi)
Menangis
- Masalah keperawatan : Resiko menganiaya diri
e. Interaksi selama wawancara
Kontak mata kurang
- Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi
f. Persepsi-sensorik
Apakah ada gangguan : ada
Halusinasi : tidak ada
Ilusi : tidak ada
- Masalah keperawatan : tidak adaa.
g. Tingkat kesadaran
Bingung, klien menginkari kehilangan suaminya.Terdapat gangguan
orientasi orang
- Masalah keperawatan : perubahan proses pikir

17
h. Memori
Masih ingat dengan semua kejadian termasuk saat pemakaman
suaminyanamun tidak menerima kenyataan tersebut.
- Masalah keperawatan : tidak ada
i. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tidak mampu berkonsentrasi
- Masalah keperawatan : perubahan proses pikir
j. Kemampuan penilaian
Klien takut atau cemas, bagaimana dia hidup tanpa suaminya
- Masalah keperawatan : Ansietas berhubungan dengan keadaan
di masayang akan datang setelah kehilangan suaminya.
 
e. Perubahan nutrisi
 Nafsu makan : Menurun
 Berat badan : menurun
 BB saat ini : 46 Kg
 BB terendah : 46 Kg
 BB tertinggi : 55 Kg
- Masalah keperawatan : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
 
f. Pola Tidur
 Apakah ada masalah tidur, Ya, susah untuk memulai tidur
 Apakah merasa segar setelah bangun tidur, Tidak
 Apakah ada kebiasaan tidur siang, Tidak ada
 Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur ? tidak ada
 Tidur malam jam : 11.00 WIB bangun jam : 04.00Rata
– rata tidur malam : 5 jam
 Apakah ada gangguan tidur : sulit untuk tidur
 Masalah keperawatan : gangguan pola tidur

18
2. Analisa data
TGL DATA MASALAH

20- DS : pasien mengatakan kenapa orang yang Kehilangan


11-22 disayanginya selalu pergi meninggalkannya Disfungsional
DO : pasien tampak menangis

20- DS : pasien mengatakan nafsu makanya menurun, Perubahan


11-22 makannya juga sedikit nutrisi kurang
DO : BB pasien 46 kg, sisa makanan pasien masih dari
banyak, kondisi lemas. kebutuhan
tubuh
20- DS : pasien mengatakan sulit untuk tidur Gangguan
11-22 DO : pasien gelisah dan tidur larut malam pola tidur

19
3. Rencana Keperawatan Jiwa

Tgl No Tujuan KH Tindakan Rasional


Dx keperawatan
21- 1. Setelah 1. Ny M dapat 1. Membina 1. Hubungan saling
11- dilakukan mengerti arti sakit hubungan saling percaya, dapat
22 tindakan dan kematian percaya Ny M, memudahkan dalam
keperawatan 2. Ny M dapat keluarga, dengan tindakan seterusnya.
selama 1x 24 mengungkapkan sikap jujur, 2. Sebagai wujud
jam, Ny. M perasaannya menerima ikhlas, perhatian kita.
dapat 3. Ny M dapat dan empati 3. Untuk mengetahui
menyelesaikan mengurangi rasa 2. Menunjukkan pengalaman kehilangan
masa berkabung bersalah melalui perhatian pada Ny dan berduka klien
dengan tuntas proses berkabung M baik melalui sebelumnya
kata kata maupun 4. Untuk meyakinkan
dengan sikap. Ny M bahwa suaminya
3. Menanyakan telah meninggal.
kepada Ny M 5. Agar Ny M tidak
pengalamannya merasa sendirian
tentang kematian. setelah kepergian
4. Menjelaskan suaminya
pada Ny M bahwa
suaminya
meninggal bukan
tidur.
5. Meminta kepada
keluaraga agar
menemani Ny M
selama masa
berduka bila perlu
mengizinkan untuk
tinggal bersama
mereka.

20
2. Setelah 1. Pasien dapat 1. Mendorong 1. Membantu klien
dilakukan mengungkapkan pasien untuk untuk mengungkapkan
tidakan pengingkaran mengungkapkan perasaan pengingkaran
keperawatan 2. Pasien dapat pengungkarannya terhadap kehilangan.
selama 1x24 jam menerima kenyataan tanpa memaksa 2. Sebagai bentuk sikap
pasien dapat untuk menerima untuk meyakinkan
melalui fase kenyataan klien.
pengingkaranya 2. Mendengarkan 3. Untuk meyakinkan
dengan wajar dengan penuh klien akan kematian itu
tanpa kesulitan minat dan perhatian pasti.
apa yang dilakukan 4. Untuk menghindari
oleh pasien. tindakan yang beresiko
3. Menjelaskan lainya.
kepada pasien, 5. Untuk meyakinkan
bahwa perasaan klien mengenai hal
tersebut wajar yang sebenarnya
terjadi pada orang terjadi.
yang mengalami
kehilangan..
4. Membantu
pasien untuk
memakai
mekanisme koping
yang lain seperti
menangis garing
berbicara.
5. Mengikut
sertakan orang
yang berarti bagi
pasien untuk
menjelaskan apa
yang telah terjadi.

21
3. Setelah 1. pasien merasa 1.bamtu klien 1. dapat memudahkan
dilakukan lebih percaya diri untuk dapat pasien beraktifitas
tindakan 2. pasien dapat beradaptasi dengan dengan lingkungan dan
keperawatan berkomunikasi lingkungan keadaan barunya
selama 3x24 dengan barunya 2.mengetahui
jam,pasien lebih lingkunganya 2. mengidentifikasi kemampuan dan aspek
merasa dihargai kemampuan dan positif yang dimiliki
dan mampu aspek positif yang pasien
berinteraksi dimiliki pasien 3. agar pasien merasa
dengan 3. membantu lebih berguna
lingkungannya pasien menilai 4. mengidentifikasi
kemampuan yang kemampuan yang
masih dapat dimiliki pasien
digunakan 5. agar pasien bisa
3. membantu meningkatkan
pasien memilih kemampuannya
kegiatan yang akan 6. dengan diberi pujian
dilatih sesuai pasien merasa dihargai
dengan 7. mengisi waktu luang
kemampuan pasien pasien
5. melatih pasien
sesuai kemampuan
yang dipilih
6. memberikan
pujian yang wajar
terhadap
keberhasilan psien
7. menganjurkan
pasien
memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian

22
4. Setelah 1. klien dapat rileks 1. tunjukkan respon 1. untuk meyakinkan
dilakukan 2.kecemasan menerima klien pasien
tindakan berkurang 2. berikan respon 2. sebagai umpan yang
keperawatan empati dengan positif bagi klien
selama 3x24 berfokus pada 3. agar klien bisa
jam, pasien perasaan bukan merasa lega
dapat pada kenyataan 4. agar klien tidak lagi
mengurangi yang terjadi. merasa cemas
ansietas akan 3. bantu klien
kehilangan di untuk
masa depan mengekspresikan
perasaanya.
4. bantu klien
untuk menurunkan
tingkat kecemasan

4. Pohon masalah
 
isolasi sosial Defisit aktivitas
kehilangan disfungsional
dan pengingkaran
kehilangan
Ansietas Koping individu tidak efektif

Kehilangan dan duka cita

23
5.

23
6. Evaluasi keperawatan

Tgl No
Dx Evaluasi
22-11-22 1. S : pasien mengatakan bahwa kematian sudah kehendak tuhan
O:
 Pasien tampak lebih tenang
 Pasien tampak tidak menangis
A: masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. S: pasien mengatakan sudah bisa berkomunikasi dengan
keluarga dan masyarakat
O:
 Pasien terlihat berbicara dengan anggota keluarga
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

3. S : Pasien sudah tidak cemas lagi


O:
 Pasien Nampak terlihat berbicara dengan pasien atau
perawat lain.
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan

24
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang diperoleh, akhirnya dapat disimpulkan
bahwakehilangan adalah suatu keadaan yang dialami oleh individu yang berpisah
akansuatu hal yang mencakup kejadian nyata atau hanya khayalan (yang
diakibatkan persepsi seorang terhadap kejadian) dalam rentang kehidupannya.
Gambaran rentang respon individu terhadap kehilangan dan berduka menurut
Kublier-rose (1969) dibagi mejadi 4 yaitu : Fase Pengingkaran (denial), FaseMarah
(anger), Fase Tawar Menawar (bargaining), dan Fase Depresi (depression)Fase
Penerimaan. Selain itu terdapat dua sifat-sifat kehilangan secara umum yaitu tiba tiba
(Tidak dapat diramalkan) dan Berangsur angsur (DapatDiramalkan).
Di dalam menangani pasien dengan respon kehilangan, diperlukan
prinsip- prinsip keperawatan yang sesuai, misalnya pada anak atau pada orang tua
denganrespon kehilangan (kematian anak). Pengkajian yang dapat dilakukan
yaitudengan mengidentifikasi factor predisposisi dan factor presipitasi. Dimana
factor predisposisi meliputi Genetic, Kesehatan Jasmani, Kesehatan Mental,Pengalam
an Kehilangan di Masa Lalu dan Struktur Kepribadian.

2. Saran
Setelah kami membuat kesimpulan tentang asuhan keperawatan pada
kliendengan respon kehilangan dan berduka, maka kami menganggap perlu
adanyasumbang saran untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu asuhan
keperawatan.Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan sebagai berikut:
1. Dalam perencanaan tindakan, harus disesuaikan dengan kebutuhan klien pada saat
itu.
2. Dalam perumusan diagnosa keperawatan, harus diprioritaskan sesuai dengan
kebutuhan maslow ataupun kegawatan dari masalah.
3. Selalu mendoku mentasikan semua tindakan keperawatan baik yang kritis maupun
yang tidak.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Budi, Anna Keliat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa Jakarta :
EGC

Dalami, Ermawati,dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah


Psikososial.Jakarta :CV Trans Info Media

Direja,A.H.S.2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogjakarta: Nuha Medika

SDKI DPP PPNI, Tim Pokja. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia’Definisi dan Indikator Diagnostik’. Edisi 1. Jakarta:  Dewan
Pengurus Pusat PPNI

Suliswati, dkk, 2010. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Yosep I.2009. Keperawatan Jiwa. Bandung:refika Aditama

26

Anda mungkin juga menyukai