DISUSUN OLEH:
EDI SUTRISNO
SY.FAIZAL
RUBINAH
DELPINA
HERLINI
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah mata kuliah
Keperawatan yang berjudul ”Asuhan Keperawatan Pada Ny.S Dengan Kasus
Kehilangan Dan Berduka“
Kami menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang Keperawatan.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan kami berharap makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang universal dan
kejadian yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup
seseorang. Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam pandangan
umum berarti sesuatu kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini
dapat disebabkan karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari yang
bersangkutan atau disekitarnya. Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini,
proses kehilangan dan berduka sedikit demi-sedikit mulai maju. Dimana
individu yang mengalami proses ini ada keinginan untuk mencari bantuan
kepada orang lain.
Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang perawat
apabila menghadapi kondisi yang demikian. Pemahaman dan persepsi diri
tentang pandangan diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif. Kurang memperhatikan perbedaan persepsi menjurus pada
informasi yang salah, sehingga intervensi perawatan yang tidak tetap (Suseno,
2014). Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe
kehilangan. Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
menghadapi dan menerima kehilangan. Perawat membantu klien untuk
memahami dan menerima kehilangan dalam konteks kultur mereka sehingga
kehidupan mereka dapat berlanjut. Dalam kultur Barat, ketika klien tidak
berupaya melewati duka cita setelah mengalami kehilangan yang sangat besar
artinya, maka akan terjadi masalah emosi, mental dan sosial yang serius.
Kehilangan dan kematian adalah realitas yang sering terjadi dalam
lingkungan asuhan keperawatan. Sebagian besar perawat berinteraksi dengan
klien dan keluarga yang mengalami kehilangan dan dukacita. Penting bagi
perawat memahami kehilangan dan dukacita. Ketika merawat klien dan
keluarga, parawat juga mengalami kehilangan pribadi ketika hubungan klien-
kelurga-perawat berakhir karena perpindahan, pemulangan, penyembuhan atau
kematian. Perasaan pribadi, nilai dan pengalaman pribadi mempengaruhi
seberapa jauh perawat dapat mendukung klien dan keluarganya selama
kehilangan dan kematian (Potter & Perry, 2015)
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan pembagian dari kehilangan dan duka cita ?
2. Bagaimana proses pembuatan Asuhan keperawatan spiritual pada pasien
dengan kehilangan dan duka cita ?
C. Tujuan Penyusunan
1. Tujuan Umum
diharapkan bagi mahasiswa mampu memahami tentang gangguan atas
kehilangan dan duka cita dan dapat membuat asuhan keperawatan pada
pasien dengan kehilangan dan duka cita.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan
kehilangan dan berduka
b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan
kehilangan dan berduka
c. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada klien dengan
kehilangan dan berduka
d. Mampu melaksanakan tindakan sesuai perencanaan keperawatan pada
klien dengan kehilangan dan berduka
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan kehilangan
dan berduka
BAB II
PEMBAHASAN
A. Askep Kasus
Kasus :
Ny. S, usia 33 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja di suatu
perusahaan sebagai tulang punggung keluarga. Seminggu yang lalu suami Ny.
S meninggal karena kecelakaan. Sejak kejadian tersebut, Ny. S sering
melamun dan selalu mengatakan jika suaminya belum meninggal. Selain itu,
Ny. S juga tidak mau berinteraksi dengan orang lain dan merasa gelisah
sehingga susah tidur.
1. Pengkajian
a. Identitas Klien Nama
: Ny. S Umur :
33 Tahun
b. Alasan Masuk
Keluarga pasien mengatakan bahwa Ny. S mengalami stress setelah
seminggu yang lalu suami Ny. S meninggal.
c. Keluhan Utama
Pasien mengalami merasa putus asa dan kesepian, tidak berminat
dalam berinteraksi dengan orang lain, mengingkari kehilangan, tidak
berminat dalam berinteraksi dengan orang lain.
2. Faktor Predisposisi
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu : Tidak
b. Pengobatan sebelumnya : tidak berhasil
c. Trauma
Jenis trauma Usia Pelaku Korban Saksi
Kehilangan 30 tahun Anak Ny. S
Aniaya fisik
Penolakan
Kekerasan dalam
keluarga
Tindakan criminal
Lain – lain
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
• Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya
• Pasien belum pernah dibawa ke RSJ atau pengobatan lainnya
• Pasien pernah kehilangan anaknya saat berumur 30 tahun,
• Masalah keperawatan : Berduka disfungsional
d. Adakah anggota keluarga yang gangguan jiwa : Tidak ada
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?
Pasien pernah mengalami kehilangan suami dan anaknya.
• Masalah keperawatan : Berduka disfungsional
3. Pemeriksaan Fisik
a. TD : 110/80 mmHg
N : 90 x/mnt
S :36 oC
RR : 24 x/mnt
b. Ukuran : BB : 46 Kg
TB : 168 Cm
c. Keluhan fisik : Ada
Jelaskan : Pasien mengeluhkan nyeri kepala, sakit pada perut.
• Masalah keperawawatan : Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
4. Psikososial
a. Genogram :
Ny. S
5. Konsep diri :
a. Citra tubuh : bagian tubuh yang disukai adalah perut karena bagian
perutnya perna ada bayi buah hatinya.
b. Identitas diri : pasien adalah seorang ibu rumah tangga
c. Peran : pasien merupakan ibu rumah tangga yang hanya mengharapkan
penghasilan suaminya.
d. Ideal diri : Pasien ingin tetap bersama dengan anak dan suaminya dan
klien mengingkari tasa kehilangan suaminya.
e. Harga diri : pasien merasa dirinya tidak berharga karena tidak ada lagi
anak dan suaminya.
• Masalah keperawatan : Penginkaran kehilangan
6. Hubungan social :
a. Orang yang berarti : orang yang terdekat dengan pasien adalah Ibunya
tetapi ibunya kini sakit sakitan karena sudah tua.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat : Klien sering
mengikuti kegiatan masyarakat, meskipun klien seorang ibu rumah
tangga.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Setelah osuami Ny.
S meninggal, Ny. S tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain
• Masalah keperawatan : Kerusakan komunikasi sosial
7. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : pasien menganut agama Islam
b. Kegiatan ibadah : pasien menjalankan ibadahnya dengan tekun
• Masalah keperawatan : tidak ada
8. Status Mental
a. Penampilan
Pasien memakai baju seragam pasien dengan benar (Rapi), tetapi klien
tidak ada perubahan dalam pola makan (klien tidak nafsu makan).
• Masalah keperawatan : Anoreksia
b. Pembicaraan
Lambat, pasien berkomunikasi dengan baik dengan perawat namun
harus sedikit dipaksa terlebih dahulu.
• Masalah keperawatan : tidak ada
c. Aktivasi motorik
Lesu, pasien hanya berdiam diri di kamar atau di taman dan jarang
beraktifitas.
• Masalah keperawatan : devisit aktivitas
d. Afek dan emosi
a. Afek
Datar, wajah pasien tanpa ekspresi
b. Alam perasaan (emosi)
Menangis
• Masalah keperawatan : Resiko menganiaya diri
e. Interaksi selama wawancara :
Kontak mata kurang
• Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi
f. Persepsi – sensorik
Apakah ada gangguan : ada
Halusinasi : tidak ada
Ilusi : tidak ada
• Masalah keperawatan : tidak ada
a. Proses pikir (arus dan bentuk pikir) : normal
b. Isi pikir : normal
g. Tingkat kesadaran
Bingung, klien menginkari kehilangan suaminya.
Terdapat gangguan orientasi orang
• Masalah keperawatan : perubahan proses pikir
h. Memori
Masih ingat dengan semua kejadian termasuk saat pemakaman
suaminya namun tidak menerima kenyataan tersebut.
D. Pohon masalah
MK 2 : MK 1:
Isolasi sosial Kehilangan
Disfungsional
Defisit Aktifitas &
Pengingkaran
kehilangan
No.
NO. Tgl Evaluasi TTD
DX
1. 15-10-22 1 S:
• Pasien mengatakan bahwa kematian sudah
kehendak tuhan
O:
• Pasien tampak lebih tenang
• Pasien tanpak tidak menangis
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. 2 S:
• Pasien mengatakan sudah bisa
berkomunikasi dengan keluarga dan
masyarakat
O:
• Pasien terlihat berbicara dengan anggota
keluarga
A : masalah teratsi
P : Intervensi dihentikan
3. 3 S:
• Pasien sudah tidak cemas lagi
O:
• Pasien Nampak terlihat berbicara dengan
pasien atau perawat lain
A : maslah Teratasi
P : Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Anna Keliat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta :
EGC
Iyus, Yosep. 2013. Keperawatan Jiwa. Refika Aditama : Bandung
Stuart, GW, Laraia, M.T., 2001, Principle and Practice of Pshychiatric Nursing,
Edisi 7, Mosby, Philadelpia
Carpenito, Moyet dan Lynda Juall. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Alih
Bahasa Yasmin Asih. Editor Monika Ester. Edisi 10. Jakarta: EGC, 2016.