KEPERAWATAN
Tentang
“ Konsep Kehilangan”
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehilangan (Loss) merupakan peristiwa yang siapapun individu pasti pernah
dan akan mengalaminya dalam kehidupannya, baik kehilangan harta benda,
kehilangan pekerjaan, kehilangan anggota tubuh atau fungsi dari anggota tubuh,
kehilangan tempat tinggal, ataupun kehilangan orang terdekat baik keseluruhan
ataupun hanya sebagian, baik secara perlahan atupun tibatiba, baik bersifat sementara
ataupun selama-lamanya. Penyebab dari kehilangan bisa karena ketidakwaspadaan,
kecelakaan, bencana alam, perceraian, ataupun kematian. Kehilangan (Loss)
didefinisikan sebagai suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami
individu ketika berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau
keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan
(Hidayat,2012).
Individu yang mengalami kehilangan akan berada pada keadaan berduka
(grief) karena kehilangan dan berduka merupakan suatu yang integral., menurut
Hidayat (2012), grieving (berduka) adalah reaksi emosional dari kehilangan dan
terjadi bersamaan dengan kehilangan baik karena perpisahan, perceraian maupun
kematian. Sedangkan istilah bereavement adalah keadaan berduka yang ditunjukan
selama individu melewati rekasi atau masa berkabung (mourning). Berduka (Grief)
adalah respon emosi yang diekspresikan ketika seseorang mengalami suatu
kehilangan yang kemudian dimanifestasikan dalam bentuk perasaan sedih, gelisah,
cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain sebagainya (Suseno:2004)
1.3. Tujuan
a. Untuk menyelesaikan tugas Mata kuliah “Psikososial dan Budaya Dalam
Keperawatan”.
b. Untuk mengetahui konsep kehilangan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Lost (Kehilangan)
Loss adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami
individu ketika berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau
keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan
(Hidayat, 2012). Loss adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu
yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau
keseluruhan (Iyus Yosep, 179). Loss merupakan pengalaman yang pernah dialami
oleh setiap individu dalam rentang kehidupannya. Sejak lahir individu sudah
mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam
bentuk yang berbeda.
Dapat diambil kesimpulan dari definsi-definisi di atas bahwa Loss adalah
sebuah perasaan pada diri individu yang diakibatkan dari peristiwa menjadi tidak
adanya suatu hal baik orang atau apapun yang sebelumnya ada. Peristiwa tersebut bisa
berupa kematian, perceraian, kecelakaan, bencana alam, PHK, dan lain lain.
Kehilangan akibat kematian merupakan kehilangan yang paling berat dan sulit
diterima, seperti yang diungkapkan oleh suntrock (2004) kehilangan dapat datang
dalam kehidupan dengan berbagai bentuknya seperti perceraian, kehilangan
pekerjaan, matinya binatang peliharaan, tetapi tidak ada kehilangan yang lebih besar
selain kematian seseorang yang dicintai dan disayangi seperti orang tua, saudara
kandung, pasangan hidup, sanak saudara atau teman.
5. Kehilangan hidup
Kehilangan dirasakan oleh orang yang menghadapi detik-detik dimana orang
tersebut akan meninggal.
2.6. Tahapan (Fase) Kehilangan
Tahap fase kehilangan dimulai dari :
a. Fase Denial
Merupakan reaksi pertama pada fase ini adalah syok, tidak
mempercayai kenyataan.
Ungkapan verbal pada fase ini biasanya individu mengatakan itu tidak
mungkin, saya tidak percaya itu terjadi.
Perubahan fisik, letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan,
detak janting cepat, menangis, gelisah
b. Sosial budaya.
Faktor sosial budaya berpengaruh dalam memaknai suatu kehilangan.
c. Kepercayaan / spiritual
d. Peran seks / jenis kelamin
e. Status sosial ekonomi.
Status sosial ekonomi yang tinggi berpengaruh terhadap kehilangan.
f. Kondisi fisik individu
2.8. Konsep Keperawatan Dalam Penerapan Proses Keperawatan Dalam Tahap
Kehilangan
1. Pengkajian
Hasil pengkajian di dapatkan data yaitu: Perasaan sedih, menangis, perasaan
putus asa, kesepian, mengingkari, kehilagan, kesulitan mengekspresikan perasaan,
kosentrasi menurun, kemarahan yang berlebihan, tidak berminat dan berinteraksi
dengan orang lain, merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan, reaksi
emosional yang lambat, adanya perubahan kebiasaan makan, pila tidur, tingkat
aktivitas.
3. Diagnosa Keperawatan
Dalam menegakan diagnosa keperawatan anda dapat melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Menyimpulkan core problem (masalah utama) merupakan prioritas
masalah dari beberapa masalah yang di miliki pasien.
b. Menghubungkan core problem sesuai dengan masalah lain dan sesuai
dengandaftar masalah.
c. Menegakan diagnosa keperawatan jiwa berdasarkan prioritas.
d. Menyusun diagnosa berdasarkan prioritas diagnosa dengan “core
problem” sebagai etiologinya.
4. Tindakan Keperawatan
a. Tindakan keperawatan pada pasien kehilangan bertujuan agar pasien
mampu:
Membina hubungan saling percaya dengan perawat
Mengenali peristiwa kehilangan yang di alamai pasien
Memahami hubungan antara kehilangan yang di alami dengan
keadaan dirinya
Mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang dialaminya
Memanfaatkan faktor berduka
b. Tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap pasien agar tujuan berhasil
adalah:
Membina hubungan saling percaya dengan pasien
Berdiskusi mengenai kondisi pasien saat ini (kondisi pikiran,
perasaan, fisik, sosial, dan spritual sebelum/sesuda mengalami
peristiwa kehilangan dan hubungan anara kondisi saat ini dengan
peristiwa kehilangan yang terjadi).
Berdiskusi cara mengatasi berduka yang dialami
1) Cara verbal (mengungkapakan perasaan)
2) Cara fisik (memberi kesempatan aktiivitas fisik)
3) Cara sosial (sharing melalui kelompok)
4) Cara sosial (berdoa, berserah diri)
Memberi informasi tentang sumber-sumber komunitas yang
tersedia untuk saling memberikan pengalaman dengan seksama.
Membantu pasien memasukan kegiatan dalam jadual harian.
Kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa puskesmas
5. Evaluasi Keperawatan
Keberhasilan tindakan keperawatan tampak dari kemampuan paien untuk :
Mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat
Mampu mengenai perawat kehilangan yang dialami pasien
Mampu dan menerima hubungan antara kehilangan yang dialami
dengan keadaan dirinya
Mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang dialaminya
Memanfaatkan faktor pendukung
7. Dokumentasi
Dokumentasi asuahan keperawatan di lakukan pada setiap tahap proses
keperawatan yang meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, implementasi tindakan keperawatan, dan evaluasi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kehilangan adalah suatu situasi potensial yang dapat dialami individu ketika terjadi
perubahan dalam hidup atau berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada baik sebagian
ataupun keseluruhan. Berduka merupakan respon total terhadap pengalaman emosional
akibat kehilangan. Terjadi efek- efek yang mempengaruhi terjadinya kehilangan dan
berduka. Pertam efek fisik dimana seseorang akan merasakan lelah, kehilangan selera
serta sulit untuk tidur. Kedua merupakan efek emosi dimana seseorang akan merasa
bersalah, marah kebencian, depresi, kesedihan, perasaan gagal dan menerima kenyataan.
Efek sosial dimana seseorang akan merasa dirinya dikucilkan dan menarik diri dari
lingkungan. Ada beberapa tugas yang harus dilaksanakan oleh klien yang mengalami
peristiwa berduka. Klien harus menerima realita kehilangan, menerima sakitnya rasa duka
dan harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Status ekonomi yang rendah,
kesehatan yang buruk, kematian yang tiba- tiba atau sakit yang mendadak, merasa tidak
adanya dukungan sosial yang memadai dan kurangnya dukungan dari kepercayaan
keagamaan merupakan faktor- faktor yang menjadi penyebab proses kehilangan dan
berduka.
3.1. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis merumuskan saran yang dapat diaplikasikan
dalam berbagai kalangan antara lain:
1. Perawat
Diharapkan untuk perawat memahami kehilangan dan dukacita yang dialami
klien, sehingga dapat membantu klien dengan baik dalam menghadapi proses
kehilangan dan berduka. Perawat juga diharapkan dapat menerapkan asuhan
keperawatan dengan baik.
2. Masyarakat
Dengan mengetahui setiap individu akan mengalami kehilangan dan berduka
seperti yang telah dipaparkan penulis diharapkan masyarakat dapat mengetahui
dampak berduka yang berkepanjangan sehingga masyarakat dapat mengendalikan
rasa kehilangan dan berduka dengan baik nantinya.
3. Penulis
Makalah ini belum sempurna, diharapkan untuk mencari info yang lebih baik,
karena banyaknya kekurangan pada makalah ini. Ini disebabkan oleh
pengetahuan kami yang masih belum mencukupi
DAFTAR PUSTAKA