Mata Kuliah :
Keperawatan Jiwa
Dosen Pengampu :
Dr. Lilik Ma’rifatul.,S.Kep.Ns.,M.Kes
Disusun Oleh: Kelas 2B Kelompok 3
1. Maulitiya 202101050
2. Awilda tarisa putri 202101051
3. Anisaul syarifah 202101053
4. Rismatul husnah 202101055
5. Onnisfu dafiq sya'bana 202101068
6. Inda puspitasari 202101080
7. Saiyidah fatimatuz zuhroh 202101082
8. Rika putri evitasari 202101084
9. Dwi widya nurrohma 202101085
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah ini. Makalah ini kami
buat dalam memenuhi tugas mata kuliah ”Keperawatan Jiwa”. Makalah ini kami buat untuk
membantu memahami tentang“Loss and Grieving” baik teori maupun Asuhan Keperawatan
Jiwa yang di buat berdasarkan contoh kasus. Dengan adanya makalah ini, para pembaca
diharapkan mampu mengembangkan dan menambah pengetahuan mereka disamping adanya
buku– buku referensi dan makalah yang lain, makalah ini bukan suatu hasil yang sempurna,
dengan adanya waktu - waktu yang akan datang diperlukan proses perbaikan dan
penyempurnaan. Apabila makalah ini terdapat kekurangan - kekurangan, maka kami sebagai
penyusun makalah ini mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca. Harapan kami
semoga makalah ini berguna bagi semua pembaca. Kritik dan saran Yang membangun sangat
kami harapkan untuk pembelajaran berikutnya.
Terima kasih.
Efek
Harga Diri Rendah Kronis
Core Problem
Kehilangan dan Berduka
Causa
Kehilangan Seseorang /yang ada
pada diri sendiri
(loss of self) / lingkungan /
kehidupan
3.3 DIAGNOSA
Setelah melakukan pengkajian diperoleh masalah keperawatan yang akan disusun
menjadi diagnose keperawatan. Diagnose keperawatan adalah penilauan klinis
tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau
proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan
dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung
gugat perawat. Diagnosa yang dapat ditegakkan dalam kasus ini adalah :
1. Berduka disfungsional berhubungan dengan kematian anggota keluarga atau orang
terdekat.
2. Harga diri rendah berhubungan dengan kehilangan dan berduka.
3. Isolasi sosial berhubungan dengan koping individu tidak efektif terhadap respon
kehilangan pasangan (Eko Prabowo 2014).
3.4 PERENCANAAN
Setelah dirumuskan diagnosa keperawatan maka disusun rencana tindakan
keperawatan. Rencana tindakan keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku
spesifik yang diharapkan dari pasien dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh
perawat. Tindakan/intervensi keperawatan dipilih untuk membantu pasien dalam
mencapai hasil pasien yang diharapkan dan tujuan pemulangan.
N DIAGNO TUJUAN KRITERIA INTERVENS RASIONAL
O SA EVALUASI I
Berduka TUM : Klien mampu 1. Bina Hubungan
disfungsio
klien dapat membina hubungan saling
nal
memahami hubungan saling saling percaya. percaya
dan percaya dengan 2. Jelaskan merupakan
menerima perawat, dengan proses langkah awal
keadaan kriteria hasil : berduka. menentukan
kehilangan 1. Membalas 3. Beri keberhasilan
yang dialami sapaan perawat kesempatan rencana
TUK 1 : 2. Ada kontak kepada selanjutnya
1. Klien mata pasien untuk sehingga
dapat 3. Mau berjabat mengungkapk dapat terbina
membina tangan an hubungan
hubungan 4. Mau perasaannya. saling
saling menyebutkan 4. percaya dank
percaya nama Mendengarkan lien lebih
2. Klien 5. Mampu dengan penuh terbuka
mampu mengutarakan perhatian. merasa aman
mengungkap masalah yang 5. Secara dan mau
kan dihadapi verbal dukung berinteraksi
perasaan pasien,tapi
berduka. jangan dukung
pengingkaran
yang
dilakukan.
6. Teknik
komunikasi
diam
dan sentuhan.
7. Perhatikan
kebutuhan
dasar pasien
TUK 2 : 1. Klien mau 1. Dorong dan Mengungkap
1. Klien berbagi masalah beri waktu kan dan
dapat 2. Klien mampu kepada pasien mengatasi
mengungkap mengatasi untuk masalah
kan masalah dengan mengungkapk dengan
kemarahanny baik an kemarahan koping
a secara 3. Klien mampu secara verbal adaptif
verbal mengatasi tanpa melawan merupakan
2. Klien kemarahan dengan langkah yang
dapat dengan hal yang kemarahan, sangatbaik
mengatasi positif 2. Bantu dalam
kemarahan pasien atau pengontrolan
nya dengan keluarga untuk kemarahan.
koping yang mengerti
adaptif bahwa marah
adalah respon
yang normal
karena
merasakan
kehilangan
dan
ketidakberday
aan,
3. Fasilitasi
ungkapan
kemarahan
pasien dan
keluarga,
4. Hindari
menarik diri
dan dendam
karena
pasien
/keluarga
bukan marah
pada perawat,
5. Tangani
kebutuhan
pasien
pada segala
reaksi
kemarahan
nya.
TUK 3 : Klien mampu 1. Bantu Dengan
Klien dapat mengidentifikasi pasien untuk berbagi
mengidentifi depresi, mengidentifika masalah dan
kasi rasa mengurangi rasa si rasa mengetahui
bersalah dan bersalah dan bersalah dan masalah yang
perasaan perasaan takut, rasa takutnya, dialami klien
takutnya dengan kriteria 2. Dengarkan makaakan
hasil : dengan penuh menjadi
1. Klien merasa perhatian, terbuka dan
tenang 3. Ajak pasien merasa
2. Klien merasa bicara untuk dirinya
aman tanpa rasa mengurangi dipedulikan
takut rasa bersalah
dan ketakutan
yang tidak
rasional,
4. Berikan
dukungan
spiritual
TUK 4 : 1. Klien mampu 1. Dorong Reinforceme
1. Klien berhubungan klien untuk n dapat
dapat dengan mau meningkatka
kembali keluarganya berinteraksi n harga diri
berinteraksi 2. Klien mampu dengan baik
dan mengatasi dengan
berkumpul kesedihan yang keluarga
dengan orang dialami dengan 2. Dorong
lain terutama mendapatkan klien untuk
dengan dukungan dari tidak
keluarganya keluarga mengunci
2. Klien dirinya di
mampu dalam
mengatasi kamarnya
kesedihan 3. Bantu klien
dengan dan keluarga
mendapatkan agar semakin
dukungan dekat agar
dari keluarga keluarga dapat
dan orang memberikan
terdekat dukungan
lainnya yang optimal
kepada klien
dan klien
dapat
menerima
dukungan dari
keluarga
dengan baik.
TUK 5 : Klien mampu 1. Identifikasi Agar klien
1. Klien mengidentifikasi tingkat depresi lebih
dapat depresi, dan bantu mengenal
mengidentifi mengurangi rasa mengurangi dirinya
kasi tingkat bersalah dan rasa bersalah dengan baik
depresi menghindari 2. Berikan dan
2. Klien merusak diri kesempatan menemukan
dapat dengan kriteria kepada pasien cara
mengurangi hasil : untuk mengatasi
rasa 1. Klien dapat mengekspresik masalah
bersalahnya menyebutkan an sesuai
3. Klien depresi yang kesedihannya dengan
dapat dialami 3. Beri kehendak
menghindari 2. Klien dapat dukungan non hatinya
tindakan mengurangi rasa verbal dengan
yang dapat bersalahnya cara duduk
merusak diri pada keluarga disamping
3. Klien pasien dan
mengevaluasi memegang
tindakan selama tangan pasien
menghadapi 4. Bersama
masalah pasien bahas
pikiran negatif
yang sering
timbul Latih
pasien dalam
mengidentifika
si halpositif
yang masih
dimiliki
TUK 6 1. Klien mampu 1. Dorong dan Agar pasien
Klien dapat untuk beri waktu merasa lega
mengungkap mengungkapkan kepada pasien dan tidak
kan masalah untuk terbebani
kemarahan 2. Klien mampu mengungkapk oleh masalah
nya secara mengatasi an kemarahan
verbal dan masalah dengan secara verbal
klien dapat koping adaptif tanpa melawan
mengatasi dengan
kemarahan kemarahan.
nya dengan 2. Bantu
koping yang pasien atau
adaptif. keluarga untuk
mengerti
bahwa marah
adalah respon
yang normal
karena
merasakan
kehilangan
dan
ketidakberday
aan.
3. Fasilitasi
ungkapan
kemarahan
pasien dan
keluarga.
4. Hindari
menarik diri
dan
dendam
karena
pasien
/keluarga
bukan marah
pada perawat.
5. Tangani
kebutuhan
pasien pada
segala reaksi
kemarahan
nya
TUK 7 : 1. Klien mampu 1. Sediakan Agar
1. Klien menerima waktu untuk pemikiran
dapat kehilangan yang mengunjungi klien menjadi
menerima dialaminya pasien secara jernih dan
kehilangan 2. Klien mampu teratur kehidupanny
2. Klien berinteraksi dan 2. Bantu klien a penuh
dapat berkumpul untuk berbagi makna
bersosialisasi dengan keluarga rasa ,karena karena
lagi dengan dan orang lain biasanya tiap banyak
keluarga atau anggota tidak seseorang
orang lain berada ditahap yang peduli
yang sama terhadap
pada saat yang kehidupanny
bersamaan. a
3. Bantu
pasien dalam
mengidentifika
si rencana
kegiatan yang
akan
dilakukan
setelah masa
berkabung
telah dilalui.
4. Jika
keluarga
mengikuti
proses
pemakaman,ha
l yang dapat
dilakukan
adalah ziarah
(menerima
kenyataan),
melihat foto-
foto proses
pemakaman.
TUK 8 : 1 Klien dapat 1. Agar klien
1 Klien dapat menerima Mengevaluasi mampu
menerima kehilangan kegiatan yang mengasah
kehilangan dengan rasa lega lalu ketrampilan
2 Klien dapat tanpa adanya 2. Bantu klien dibidang lain
bersosialisasi beban untuk berbagi dan
lagi dengan 2 Klien mampu perasaan. mampu untuk
keluarga bercanda gurau 3. Bantu bangkit
dengan keluarga pasien dalam
untuk mengidentifika
menghilangkan si rencana
beban pikiran. kegiatan yang
akan
dilakukan
setelah masa
berkabung
telah dilalui.
TUK 9 : 1. Keluarga 1. Bina Agar klien
1. Klien dapat : hubungan mampu
dapat - Menjelaskan saling percaya mengatasi
memanfaatka perasaannya dengan masalah
n system - Menjelaskan keluarga secara
pendukung. cara merawat - mandiri dan
2. Klien klien berduka Mengucapkan menemukan
dapat disfungsional salam arti dirinya
menyusun - terapeutik sendiri dalam
caracara Mendemonstrasi - Menjelaskan menghadapi
menyelesaika kan cara tujuan masalah
n masalah perawatan klien interaksi dan
yang berduka membuat
dihadapi disfungsional kontak waktu,
- Berpartisipasi topik dan
dalam perawatan tempat
klien berduka 2.
disfungsional Mendiskusika
n pentingnya
peran keluarga
sebagai
pendukung
untuk
mengatasi
kesedihan
3.
Mendiskusika
n potensi
keluarga untuk
membantu
klien
mengatasi
kesedihan
4.
Memberikan
pendidikan
kesehatan
pada keluarga
tentang
pentingnya
dukungan
keluarga bagi
pasien
5. Latih
keluarga cara
memberi
dukungan
pada klien
TUK 10 : 1. Klien mampu 1. Gunakan Agar klien
1. Klien menerima komunikasi mampu
dapat terhadap terapeutik melanjutkan
menerima kematian/kehilan dalam aktivitasnya
sepenuhnya gan dengan rasa membangun dengan baik
Terhadap lega hubungan
kematian 2. Klien mampu saling percaya
orang mengontrol 2. Dorong
terdekat atau emosinya partisipasi
keluarganya dengan baik terkait dengan
2. Klien 3. Klien mampu keterlibatan
dapat tetap beraktivitas keluarga dan
menjaga sehari-hari orang terdekat
emosinya secara baik lainnya untuk
dengan baik tetap
3. Klien memberikan
dapat suport kepada
melanjutkan klien
aktivitas 3. Bantu klien
sehari hari untuk tetap
dengan baik bisa menjaga
emosinya
dengan baik
4. Bantu klien
untuk lebih
meningkatkan
kebutuhan
spiritualnya
3.5 Implementasi
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) BERDASARKAN PERTEMUAN
SP 1 Pasien
a) Bina hubungan saling percaya dengan klien
o Mengucapkan salam terapeutik
o Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b) Identifikasi tanda berduka, seperti syok, penyangkalan, rasa marah, dan
kesedihan.
c) Secara verbal dukung pasien, tapi jangan dukung pengingkaran yang dilakukan
d) Gunakan teknik komunikasi diam dan sentuhan, Perhatikan kebutuhan dasar
pasien
e) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
SP 2 Pasien :
a) Evaluasi kemajuan keadaan klien
b) Anjurkan untuk mengekspresikan kemarahan, duka cita, rasa bersalah, dan
ketakutan diantara klien, orang terdekat, dan teman. Dengarkan setiap perkataan
klien. Beri respon, tetapi tidak bersifat menghakimi.
c) Dorong pasien untuk mengekspresikan rasa marah sehingga pasien dapat
mengungkapkan secara langsung kepada objek atau orang pribadi yang
dimaksud.
d) Bantu pasien untuk mengeluarkan kemarahan yang terpendam dalam aktivtas
motorik kasar.
e) Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
SP 3 Pasien :
a) Mengevaluasi kegiatan yang lalu
b) Bantu pasien untuk mengidentifikasi rasa bersalah dan rasa takutnya,
c) Dengarkan dengan penuh perhatian,
d) Ajak pasien bicara untuk mengurangi rasa bersalah dan ketakutan yang tidak
rasional,
e) Berikan dukungan spiritual
SP 4 Pasien
a) Dorong klien untuk mau berinteraksi dengan baik dengan keluarga b) Dorong
klien untuk tidak mengunci dirinya di dalam kamarnya
b) Bantu klien dan keluarga agar semakin dekat agar keluarga dapat memberikan
dukungan yang optimal kepada klien dan klien dapat menerima dukungan dari
keluarga dengan baik.
c) Atur kunjungan oleh individu yang mengalami gangguan serupa
SP 5 Pasien
a) Identifikasi tingkat depresi dan bantu mengurangi rasa bersalah
b) Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan kesedihannya
c) Beri dukungan non verbal dengan cara duduk disamping pasien dan memegang
tangan pasien
d) Hargai perasaan pasien
e) Bersama pasien bahas pikiran negatif yang sering timbul
f) Latih pasien dalam mengidentifikasi hal positif yang masih dimiliki
SP 6 Pasien
a) Dorong dan beri waktu kepada pasien untuk mengungkapkan kemarahan secara
verbal tanpa melawan dengan kemarahan.
b) Bantu pasien atau keluarga untuk mengerti bahwa marah adalah respon yang
normal karena merasakan kehilangan dan ketidak berdayaan.
c) Fasilitasi ungkapan kemarahan pasien dan keluarga.
d) Hindari menarik diri dan dendam karena pasien /keluarga bukan marah pada
perawat.
e) Tangani kebutuhan pasien pada segala reaksi kemarahan nya
SP 7 Pasien
a) Sediakan waktu untuk mengunjungi pasien secara teratur
b) Bantu klien untuk berbagi rasa ,karena biasaanya tiap anggota tidak berada
ditahap yang sama pada saat yang bersamaan.
c) Bantu pasien dalam mengidentifikasi rencana kegiatan yang akan dilakukan
setelah masa berkabung telah dilalui.
d) Jika keluarga mengikuti proses pemakaman,hal yang dapat dilakukan adalah
ziarah (menerima kenyataan), melihat foto-foto proses pemakaman.
SP 8 Pasien
a) Mengevaluasi kegiatan yang lalu
b) Bantu klien untuk berbagi perasaan.
c) Bantu pasien dalam mengidentifikasi rencana kegiatan yang akan dilakukan
setelah masa berkabung telah dilalui.
SP 1 Keluarga
a) Bina hubungan saling percaya dengan klien
o Mengucapkan salam terapeutik
o Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontak waktu, topik dan tempat
b) Mendiskusikan pentingnya peran keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi
kesedihan
c) Mendiskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi kesedihan
d) Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang pentingnya dukungan
keluarga bagi pasien
e) Latih keluarga cara memberi dukungan pada klien
SP 2 Keluarga
a) Dorong partisipasi terkait dengan keterlibatan keluarga dan orang terdekat
lainnya untuk tetap memberikan suport kepada klien
b) Bantu klien untuk tetap bisa menjaga emosinya dengan baik
c) Bantu klien untuk lebih meningkatkan kebutuhan spiritualnya (richard oliver
( dalam Zeithml. 2021)
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) pada klien dengan
Berduka disfungsional
Pertemuan ke-1
Strategi Pelaksanaan (SP 1 Pasien)
1. Fase Orientasi
“selamat pagi, Ny.N bagaimana perasaan ibu sekarang? Perkenalkan buk Saya
perawat A jadi buk hari ini saya akan membantu ibu untuk melewati masalah
ibu.Bagaimana ibu apa ibu punya waktu sekitar 10-15 menit. Saya akan
menemaniibu sampai kemakam sampai prosesi pemakaman nya selesai ya bu.”
2. Fase kerja
“apakah ibu mau menyampaikan sesuatu? Baiklah ibu saya paham dengan
perasaan ibu saat ini,ibu sedih dan kita semua disini juga sedih, tapi semua itu
sudah kehendak dari yang kuasa, kita sebagai manusia hanya bisa berserah diri
dan menerima semuaini, ibu mau minum? Saya ambilkan... ya. Bagaimana
dengan makan?coba sedikit ya bu,agar ibu tidak lemas,”apakah ibu mau
kemakam? Baiklah akan saya temani ya bu...
3. Fase Terminasi
“setelah kembali dari makam,bagaimana perasaan ibu? Ibu masih tampak
tampak sedih. Saya akan pulang dulu ya bu. Usahakan ibu makan,minum,dan
istirahatya.nanti,dua hari lagi saya akan datang kesini lagi ya bu,di jam yang
sama.kita.baiklah bu,sampai jumpa.”
Pertemuan ke : 2
Srategi Pelaksaan (SP 2 pasien)
1. Fase Orientasi
“selamat pagi bu,masih ingat dengan saya? Saya perawat yang kemarin
kesini bu,tampak nya ibu sedang kesal ? Ibu bisa ceritakan kenapa ibu
tampak kesal, saya akan menemani ibu selama 20 menit ya. Kita ngobrol-
ngobrol disini aja bu? Dihalaman depan ? Oww..baiklah kalau begitu.”
2. Fase Kerja
“Apa yang membuat ibu kesal? Apa yang ibu rasakan saat kesal dan apa
yang telah ibu lakukan untuk mengatasi kekesalan ibu? Baiklah bu, saya
mengerti, ada beberapa cara untuk meredakan kekesalan ibu, yaitu tarik
nafas dalam, istigfar, berwudhu, shalat, dan bercakap- cakap dengan
anggota keluarga ibu yang lain. Ibu punya hobi olah raga atau hobi yang
lain nya? Oya...kalau begitu ibu bisa melakukan hobi ibu untuk dapat
mengatasi kekesalan ibu.”
3. Fase Terminasi
“nah,kalau masih muncul rasa kesal,coba lakukan cara yang kita bahas
tadi ya bu? mau coba cara yang mana ? mau dijadwalkan ?baiklah,dua
hari lagi kita bertemu lagi ya bu disini? membahas tentang perasaan ibu
lebih lanjut,bagaimana ibu? baiklah kalau begitu saya mohon pamit dulu
ya bu,sampai jumpa.”
Pertemuan ke : 3
Srategi Pelaksaan (SP 3 Pasien)
1. Fase Orientasi
”selamat siang bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah
melakukan cara yang saya ajarkan untuk mengurangi perasaan kesal ibu?
Dapatkah kita berbicara tentang perasaan ibu sekarang ? kita bicara 20
menit saja.dimana kita bicara bu? Diruang ini saja? Heem..baiklah bu.”
2. Fase kerja
“saya dapat memahami perasaan ibu,silahkan bercerita tentang perasaan
ibu.tidak ada yang dapat kita salahkan,bu.saya mengerti,sulit bagi ibu
untuk menerima kehilangan ini.bagus, ibu mulai menyadari perasaan yang
sudah diungkapkan karena semua ini adalah kehendak Allah. Apabila
perasaan bersalah dan takut itu muncul kembali ibu berzikir,shalat,atau
melakukan kegiatan ibadah yang lain.bagaimana,bu? Apakah ibu akan
coba lakukan?”
3. Fase Terminasi
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincangbincang ? iya,bu.ibu terus
berdoa ya.ibu dapat bercerita dengan anggota keluarga ibu.bagus, ibu
sudah dapat mengungkapkan nya.nanti bapak dapat berzikir dan istigfar
setiap saat dan saat rasa bersalah itu munculkembali.ibu,dua hari lagi saya
akan.kita akan bicara tentang perasaan ibu.saya pamit dulu ya, bu.sampai
jumpa.”
Pertemuan ke : 4
Srategi Pelaksaan (SP 4 Pasien)
1. Fase Orientasi
“Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya bu? Saya perawat A bu yang
kemarin kesini, saya dengar ibu tidak mau keluar kamar ya bu?Bagaimana
kalau ibu ceritakan sedikit kepada saya kenapa? Saya akan menemani ibu
selama 20 menit ya. Atau kita mencoba mengobrol di depan bu? Oh di
sini saja bu? Baiklah. ”
2. Fase kerja
“Bagaimana bu apa yang membuuat ibu tidak mau keluar dari kamar?
Apa yang ibu rasakan saat bertemu dengan orang lain? Oh baik bu saya
mengerti jadi begini ya ibu sebaiknya ibu tidak mmengunci diri dikamar
karena kkeluarga akan merasa khawair kepada ibu, bbagaimana jika lebih
baik mengobrol dengan keluarga dan tidak sendirian di dalam kamar,
nanti ibu pasti akan diberkan dukungan oleh keluarga bu, dan ibu dapat
berbagi tentang perasaan ibu, keluarga juga bisa ikut membantu
menenangkan hatinya ibu.”
3. Fase Terminasi
“Nah kalau perasaan ibu yang ingin sendirian dan menyendiri diikamar
ibu bisa lakukan yang saya sarankan tadi ya bu, yang sudah kita
diskusikan tadi. Mau untuk mencobanya bu? Baiklah bu kita 2 hari lagi
kita bertemu lagiya bu disini? Membahhas perasan ibu yang lebiih
lanjut.Saya mohon pamit dulu ya bu, sampai jumpa “.
Pertemuan ke : 5
Srategi Pelaksaan (SP 5 Pasien)
1. Fase Orientasi
“Selamat siang bu.bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ada yang
ingin ibu ceritakan pada saya? Hari ini kita berbicara tentang kegiatan
positif yang dapat ibu lakukan. Berapa lama kita bicara,bu? Baiklah,20
menit ya bu.dimana kita bicara ?disini ? baiklah bu.”
2. Fase kerja
“baiklah bu,saya akan duduk disebelah ibu dan menemani ibu.saya siap
mendengarkan apabila apabila ada yang ingin disampaikan.ibu boleh
menangis,akanada perasaan lega.ibu,saya akan merasakan apa yang
sedang ibu rasakan.ibu dapat menggunakan kesempatan yang ada dengan
bercakap-cakap dengan anggota keluarga ibu seperti anak ibu yang dua
lagi, atau suami ibu.”(mulai membawa kerealitas aspek positif.) ”ibu
dapat berbicara dengan tetangga yang punya pengalaman yang sama
seperti ibu.sekarang,bagaimana kalau kita berdiskusi tentang kegiatan
positif yang ibu lakukan? Mulai dari yang biasa ibu lakukan dirumah
maupun kegiatan lain diluar rumah.bagaimana kalau kita buat daftar
kegiatan yang dapat ibu lakukan? Wow..bayak sekali kegiatan yang dapat
ibu lakukan.”
3. Fase Terminasi
“ibu,bagaimana perasaan ibu setelah kita bicara? Iya,benar,masih banyak
yang dapatibu lakukan.ibu dapat melakukan kegiatan yang tadi sudah kita
bahas.sayapercaya ibu bisa.saya pamit ya, bu.dua hari lagi saya akan
datang untuk membicarakan tentang perasaan ibu.kira-kira jm berapa saya
boleh datang? Baiklah, pak.sampai jumpa.”
Pertemuan ke : 7
Srategi Pelaksaan (SP 7 Pasien)
1. Fase Orientasi
“selamat sore ibu.bagaimana perasaan ibu hari ini?seperti janji saya dua
hari yang lalu, sekarang saya datang untuk berbicara tentang perasaan ibu
.bagaimana kalau kita bicara disini? 30 menit saja,setuju bu?baiklah bu.”
2. Fase kerja
“ibu tampak agak ceria dan sangat berbeda dengan 2 hari yang lalu.saya
dengar ibu sudah banyak melakukan aktifitas.bagus,kegiatan apa lagi yang
sudah ibu rencanakan untuk mengisi waktu?saya percaya ibu dapat
kembali semangat dalam mengisi kehidupan ini.kapan ibu akan berziarah
kemakam suami ibu? Ibu sudah melihat foto-foto proses pemakaman
suami ibu? Ya, ibu tampak sudah semangat lagi.”
3. Fase Terminasi
“ibu,tidak terasa kita sudah lama berbicara.bagaimana perasaan ibu?
syukurlah,ibu jangan lupa dengan jadwal aktivitas dan waktu untuk
berziarah kemakam anak ibu.saya pamit ya,bu.sampai jumpa.
Pertemuan ke : 8
Srategi Pelaksaan (SP 8 Pasien)
1. Fase Orientasi
“selamat sore ibu.bagaimana perasaan ibu hari ini?seperti janji saya yang
kemaren, sekarang saya datang untuk berbicaratentang perasaan
ibu.bagaimana kalau kitabicara disini? 30 menit saja,setuju bu?
baiklahbu.”
2. Fase kerja
“ibu tampak ceria dan.saya dengar ibu sudah banyak melakukan aktifitas
yang sudah ibu jadwalkan sebelumnya?"bagus bu kegiatan apa lagi yang
sudah ibu rencanakan untuk mengisi waktu?saya percaya ibu pasti bisa
melewati ini semua.
3. Fase Terminasi
“ibu,tidak terasa kita sudah lama berbicara.bagaimana perasaan ibu
setelah melakukan kegiatan hari ini dan berbincangbincang dengan saya?
syukurlah,ibu jangan lupa dengan jadwalaktivitas yang sudah ibu buat?
bagus.
4. Kontrak
Besok saya akan kembali lagi kesini untuk melihat kondisi ibu,apakah
boleh?"bagus Besok ibuk mau ketemu di tempat mana?apa tetap disini
atai di tempat lain?baiklah, kira-kira berapa lama waktu yg ibu berikan
buat besok? Baiklah 30 menit ya? Baiklah bu saya pamit dlu bu sampai
jumpa.
Pertemuan ke : 9 (SP 1 Keluarga)
Srategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu...” bicara disini? 30 menit saja,setuju bu?
baiklahbu.”
b. Evaluasi / Validasi
“Apa benar dengan keluarga mbak A? Kalau boleh tau dengan ibu
siapa yaa?”
c. Kontrak
Topik : “Jadi untuk hari ini, saya akan menjelaskan beberapa hal
yang berkaitan dengan kondisi mbak A ”
Waktu : “Untuk waktunya sekitar 10-15 menit saja yaa Bu”
Tempat : “Untuk tempat enaknya kita berbincang dimana Bu?”
2. Fase Kerja
“Jadi begini bu… apakah ibu mengetahui bagaimana kondisi mbak A
sekarang?” “Jadi mbak A sekarang mengalami berduka disfungsional.
Perasaan kehilangan yg berkepanjangan ” “Apabila masalah berduka
disfungsional ini tidak diatasi maka seseorang bisa terus menyangkal
dan menyalahkan Tuhan” “Untuk menghadapi keadaan yang demikian
ibu dan keluarga lainnya harus sabar menghadapi Nn. A. dan untuk
merawat Nn. A, keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama,
keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan Nn.A yang
caranya adalah bersikap peduli dengan Nn. A. Kedua, keluarga perlu
memberikan semangat dan dorongan kepada Nn. A untuk mengurangi
kesedihannya. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi
pasien. “Selanjutnya, jangan biarkan Nn. A sendiri. Buat rencana atau
jadwal bercakap-cakap dengan Nn. A. Misalnya, sholat bersama,
makan bersama, rekreasi bersama, melakukan kegiatan rumah
bersama.” “Nah, bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk
melakukan semua cara itu?
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan
Evaluasi Klien (Subjektif)
“Coba ibu ulangi lagi apa yang dimaksud dengan berduka
disfungsional dan tahabtahabnya” “Selanjutnya bisa ibu
sebutkan kembali cara mendukungnya?
saya mohon pamit dulu kita bisa bertemu lagi dilain waktu, ibu
sekarang silahkan beristirahat. Sampai jumpa bu.”
3.6 Evaluasi
PENILAIAN KEMAMPUAN KLIEN DAN KELUARGA KLIEN DENGAN
MASALAH BERDUKA DISFUNGSIONAL
Nama klien : ………………………..
Ruangan : ………………………..
Nama perawat : ………………………..
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda (√) jika klien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah
ini.
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi
NO KEMAMPUAN TANGGAL
A. Pasien
1. Mampu mengenali peristiwa
kehilangan yang dialami klien
2. Mampu memahami hubungan antara
kehilangan yang dialami dengan
keadaan dirinya
3. Mampu mengidentifikasi cara-cara
mengatasi berduka yang dialaminya
4. Mampu memanfaatkan faktor
pendukung
B. Keluarga
1. Mampu mengenal masalah kehilangan
dan berduka
2. Mampu memahami cara merawat
klien berduka berkepanjangan
3. Mampu mempraktikkan cara merawat
klien berduka disfungsional
4. Mampu memanfaatkan sumber yang
tersedia di masyarakat
BAB IV
4.2. PENGKAJIAN
4.2.1. IDENTITAS
Nama : Ny. Z
Umur : 67 tahun
Jenis kelamin : perempuan.
Status pernikahan : Sudah Menikah
4.2.2. ALASAN MASUK
Keluhan Utama : mengatakan tidak dapat tidur, tidak napsu makan dan tidak memiliki
semangat hidup.
Masalah Keperawatan :
Bila ada : -
Masalah Keperawatan :
O risikoTinggi Kekerasan
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
O Perubahan nutrisi : Potensial > kebutuhan tubuh O Lain-lain, jelaskan : Tidak Ada
4.2.5. Genogram
4.2.6. Konsep Diri
Masalah Keperawatan :
3. Hubungan Sosial
Masalah Keperawatan :
4. Spiritual:
Masalah Keperawatan :
O Disstress spiritual
1. Penampilan :
Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, mandi, makan, toilet training dan
pemakaian sarana prasarana atau instrumentasi dalam mendukung penampilan, apakah klien :
Masalah Keperawatan :
2. Pembicaraan :
O Cepat O Keras O Gagap
O Lain-lain, jelaskan
Masalah Keperawatan :
O Kerusakan Komunikasi O Kerusakan kom.verbal O Lain-lain jelaskan
3. Aktifitas Motorik
O Lesu O Tegang O Gelisah
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
O Lain-lain, jelaskan...
Masalah keperawatan :
O Defensif O Curiga
Masalah Keperawatan :
6. Persepsi – Sensori :
Apakah ada gangguan :
Halusinasi :
Illusi :
Masalah Keperawatan :
O Perubahan Persepsi Sensori (pendengaran, penghilatan, perabaan, pengecapan, penghidu)
O lain-lain, jelaskan : tidak ada perubahan sama sekali pada pasien. Pasien masih bisa
mendengar, melihat, meraba, dan pengecapan.
7. Proses Pikir:
a. Proses Pikir ( Arus dan Bentuk Pikir ) :
O Sirkumtasial O Tangensial O Blocking
O lain-lain, jelaskan
Jelaskan : …………………………………………………………………….
b. Isi Pikir :
O Obsesi O Hipokondria O Depersonalisasi
Waham :
Jelaskan :
8. Tingkat Kesadaran :
O Bingung O Sedasi O Stupor
Masalah Keperawatan :
9. Memori :
O Ganggun daya ingat jangka panjang O Gangguan daya jangka menengah
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Makanan
Keamanan
Peawatan kesehatan
Pakaian
Transportasi
Tempat tinggal
Keuangan
Lain-lain
Masalah Keperawatan :
Mandi
Kebersihan
Makan
Ganti pakaian
Jelaskan : pasien mampu melakukan perawatan diri dalalm kegiatan sehari-hari secara
mandiri.
Masalah Keperawatan :
Jelaskan : ............................................................................................................
b. Nutrisi :
O Ya O Tidak
* Nafsu makan :
O Meningkat O Menurun
* Berat Badan :
O Meningkat O Menurun
Jelaskan : ............................................................................................................
Masalah keperawatan :
c. Tidur :
O Segar O Tidak segar. Dikarnakan pasien tidak bisa tidur dimalam hari
* Tidur malam jam : - bangun jam : - rata – rata tidur malam : - jam
* Apakah ada gangguan tidur?
Jelaskan.........................................................................................................
Masalah Keperawatan : O Gangguan Pola Tidur, karena pasien masih teringat dengan
suaminya.
Masalah Keperawatan :
O Lain-lain, jelaskan.............................
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
O Ya/menikmati
O Tidak menikmati, pasien mengatakan saat ini yang difikirkan adalah mendiang suaminnya
Masalah keperawatan:
Jelaskan : ......................................................................................................
Masalah keperawatan :
O Masalah dengan dukungan kelompok, pasien tidak pernah bercerita pada orang lain
O Masalah berhubungan dengan lingkungan, sejak suaminy meninggal pasien jarang berinteraksi
dengan orang disekitarnya
O Masalah dengan pekerjaan, pasien selalu memfikirkan suaminya jadi pasien sudah jarang
melakukan pekerjaannya
Masalah Keperawatan :
Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang tentang suatu
hal?
Jelaskan : .........
Masalah Keperawatan :
O ketidakpuasan
O kurang pengetahuan ( spesifiknya ) klien tidak memahami nutrisi yang seimbang dan latihan
fisik yang baik.
Diagnosa medik :
Terapi medik :
Masalah Keperawatan :
DO:
1. Pasien tampak sedih dan kelopak mata
terlihat menghitam
2. DS:
1. Pasien mengatakan tidak dapat tidur Koping Tidak Efektif SDKI
2. Pasien mengatakan menyesal ditinggal D.0096
suaminya
3. Pasien mengatakan setelah kepergian
suaminya tidak aktif dikegiatan
kemasyarakatan
DO:
1. Kelopak mata pasien terlihat menghitam
2. Pasien terlihat lemas
3. DS: Harga Diri Rendah
Pasien mengatakan dulu saat ada suaminya Situasional SDKI D.0087
pasien aktif mengikuti posyandu lansia maupun
mengikuti kegiatan keagamaan
DO:
Terlihat pasien tidak mau bersosialisasi saat
melakukan pengkajian
4.4. Diagnosis
4.5. Intervensi
4.6. Implementasi
1. Fase Orientasi
“selamat pagi bu,masih ingat dengan saya? Saya perawat yang kemarin
kesini bu,tampak nya ibu sedang kesal ? Ibu bisa ceritakan kenapa ibu
tampak kesal, saya akan menemani ibu selama 20 menit ya. Kita ngobrol-
ngobrol disini aja bu? Dihalaman depan ? Oww..baiklah kalau begitu.”
2. Fase Kerja
“Apa yang membuat ibu kesal? Apa yang ibu rasakan saat kesal dan apa
yang telah ibu lakukan untuk mengatasi kekesalan ibu? Baiklah bu, saya
mengerti, ada beberapa cara untuk meredakan kekesalan ibu, yaitu tarik
nafas dalam, istigfar, berwudhu, shalat, dan bercakap- cakap dengan
anggota keluarga ibu yang lain. Ibu punya hobi olah raga atau hobi yang
lain nya? Oya...kalau begitu ibu bisa melakukan hobi ibu untuk dapat
mengatasi kekesalan ibu.”
3. Fase Terminasi
“nah,kalau masih muncul rasa kesal,coba lakukan cara yang kita bahas
tadi ya bu? mau coba cara yang mana ? mau dijadwalkan ?baiklah,dua
hari lagi kita bertemu lagi ya bu disini? membahas tentang perasaan ibu
lebih lanjut,bagaimana ibu? baiklah kalau begitu saya mohon pamit dulu
ya bu,sampai jumpa.”
Pertemuan ke : 3
Srategi Pelaksaan (SP 3 Pasien)
1. Fase Orientasi
”selamat siang bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah
melakukan cara yang saya ajarkan untuk mengurangi perasaan kesal ibu?
Dapatkah kita berbicara tentang perasaan ibu sekarang ? kita bicara 20
menit saja.dimana kita bicara bu? Diruang ini saja? Heem..baiklah bu.”
2. Fase kerja
“saya dapat memahami perasaan ibu,silahkan bercerita tentang perasaan
ibu.tidak ada yang dapat kita salahkan,bu.saya mengerti,sulit bagi ibu
untuk menerima kehilangan ini.bagus, ibu mulai menyadari perasaan yang
sudah diungkapkan karena semua ini adalah kehendak Allah. Apabila
perasaan bersalah dan takut itu muncul kembali ibu berzikir,shalat,atau
melakukan kegiatan ibadah yang lain.bagaimana,bu? Apakah ibu akan
coba lakukan?”
3. Fase Terminasi
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincangbincang ? iya,bu.ibu terus
berdoa ya.ibu dapat bercerita dengan anggota keluarga ibu.bagus, ibu
sudah dapat mengungkapkan nya.nanti bapak dapat berzikir dan istigfar
setiap saat dan saat rasa bersalah itu munculkembali.ibu,dua hari lagi saya
akan.kita akan bicara tentang perasaan ibu.saya pamit dulu ya, bu.sampai
jumpa.”
Pertemuan ke : 4
Srategi Pelaksaan (SP 4 Pasien)
1. Fase Orientasi
“Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya bu? Saya perawat A bu yang
kemarin kesini, saya dengar ibu tidak mau keluar kamar ya bu?Bagaimana
kalau ibu ceritakan sedikit kepada saya kenapa? Saya akan menemani ibu
selama 20 menit ya. Atau kita mencoba mengobrol di depan bu? Oh di
sini saja bu? Baiklah. ”
2. Fase kerja
“Bagaimana bu apa yang membuuat ibu tidak mau keluar dari kamar?
Apa yang ibu rasakan saat bertemu dengan orang lain? Oh baik bu saya
mengerti jadi begini ya ibu sebaiknya ibu tidak mmengunci diri dikamar
karena kkeluarga akan merasa khawair kepada ibu, bbagaimana jika lebih
baik mengobrol dengan keluarga dan tidak sendirian di dalam kamar,
nanti ibu pasti akan diberkan dukungan oleh keluarga bu, dan ibu dapat
berbagi tentang perasaan ibu, keluarga juga bisa ikut membantu
menenangkan hatinya ibu.”
3. Fase Terminasi
“Nah kalau perasaan ibu yang ingin sendirian dan menyendiri diikamar
ibu bisa lakukan yang saya sarankan tadi ya bu, yang sudah kita
diskusikan tadi. Mau untuk mencobanya bu? Baiklah bu kita 2 hari lagi
kita bertemu lagiya bu disini? Membahhas perasan ibu yang lebiih
lanjut.Saya mohon pamit dulu ya bu, sampai jumpa “.
Pertemuan ke : 5
Srategi Pelaksaan (SP 5 Pasien)
1. Fase Orientasi
“Selamat siang bu.bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ada yang
ingin ibu ceritakan pada saya? Hari ini kita berbicara tentang kegiatan
positif yang dapat ibu lakukan. Berapa lama kita bicara,bu? Baiklah,20
menit ya bu.dimana kita bicara ?disini ? baiklah bu.”
2. Fase kerja
“baiklah bu,saya akan duduk disebelah ibu dan menemani ibu.saya siap
mendengarkan apabila apabila ada yang ingin disampaikan.ibu boleh
menangis,akanada perasaan lega.ibu,saya akan merasakan apa yang
sedang ibu rasakan.ibu dapat menggunakan kesempatan yang ada dengan
bercakap-cakap dengan anggota keluarga ibu seperti anak ibu yang dua
lagi, atau suami ibu.”(mulai membawa kerealitas aspek positif.) ”ibu
dapat berbicara dengan tetangga yang punya pengalaman yang sama
seperti ibu.sekarang,bagaimana kalau kita berdiskusi tentang kegiatan
positif yang ibu lakukan? Mulai dari yang biasa ibu lakukan dirumah
maupun kegiatan lain diluar rumah.bagaimana kalau kita buat daftar
kegiatan yang dapat ibu lakukan? Wow..bayak sekali kegiatan yang dapat
ibu lakukan.”
3. Fase Terminasi
“ibu,bagaimana perasaan ibu setelah kita bicara? Iya,benar,masih banyak
yang dapatibu lakukan.ibu dapat melakukan kegiatan yang tadi sudah kita
bahas.sayapercaya ibu bisa.saya pamit ya, bu.dua hari lagi saya akan
datang untuk membicarakan tentang perasaan ibu.kira-kira jm berapa saya
boleh datang? Baiklah, pak.sampai jumpa.”
Pertemuan ke : 6
Srategi Pelaksaan (SP 6 Pasien)
1. Fase Orientasi
“Halo ibu, selamat pagi, ketemu lagi nih bu sama saya, ibu masih ingat
kan? Bagaimana keadaan ibu hari ini, apa sudah baik dari kemarin? Kalau
begitu bagaimana jika kita berbincang bincang sebentar tentang keadaan
ibu?Tujuannya supaya ibu lebih tenang bu dalam menghadapi keadaan
ini.Ibu mau berapa lama kita berbincang bincang?20 menit? Baiklah, ibu
mau berbincang bincang dimana supaya lebih nyaman? Di teras depan?
Baiklah, mari kita ke teras depan bu
2. Fase kerja
“Sekarang coba ibu jelaskan kenapa ibu masih tidak bisa menerima suami
ibu telah meninggal? Saya mengerti ibu sangat sulit untuk menerima
kenyataan ini, tapi coba ibu pikir jika ibu pulang ke rumah nanti, ibu tidak
akan bertemu dengan suami ibu karena beliau memang sudah meninggal
bu, itu sudah menjadi kehendak Allah. Ibu sebenarnya hidup matinya
seseorang itu sudah diatur oleh Allah bu dan meninggalnya suami ibu juga
merupakan kehendak-Nya sebagai Maha Pemilik Hidup bu. Tidak ada
satu orang pun yang dapat mencegahnya, termasuk saya ataupun ibu
sendiri.Apa ibu paham? Sekarang ibu tidak perlu kesal atau marah, oh iya
bubagaimana kalau untuk mengurangi rasa kesal ibu, ibu melakukan
teknik relaksasi yang saya lakukan.Sekarang ibu coba tarik napas yang
dalam tahan sebentar kemudian ibu hembuskan perlahan lahan.Iya bagus
begitu bu.
3. Fase Terminasi
“bisa memahami kondisi ibu? Nah, setiap kali ibu merasa kesal atau ibu
merasa ingin marah dan setiap kali ibu merasa tidak terima dengan
kenyataan, ibu dapat mengingat perbincangan kita hari ini, ibu juga dapat
melakukan teknik relaksasi yang sudah saya ajarkan. Nah, sesuai dengan
kontrak kita tadi kita berbincang bincang selama 20 menit dan sekarang
sudah 20 menit bu. Bu, kapan ibu mau kita lanjutkan perbincangan lagi?
Bagaimana kalau besok kita membicarakan hobi ibu? Ibu maunya
dimana ? Baiklah sekarang ibu istirahat dulu saya permisi ya bu”
Pertemuan ke : 7
Srategi Pelaksaan (SP 7 Pasien)
1. Fase Orientasi
“selamat sore ibu.bagaimana perasaan ibu hari ini?seperti janji saya dua
hari yang lalu, sekarang saya datang untuk berbicara tentang perasaan ibu
.bagaimana kalau kita bicara disini? 30 menit saja,setuju bu?baiklah bu.”
2. Fase kerja
“ibu tampak agak ceria dan sangat berbeda dengan 2 hari yang lalu.saya
dengar ibu sudah banyak melakukan aktifitas.bagus,kegiatan apa lagi yang
sudah ibu rencanakan untuk mengisi waktu?saya percaya ibu dapat
kembali semangat dalam mengisi kehidupan ini.kapan ibu akan berziarah
kemakam suami ibu? Ibu sudah melihat foto-foto proses pemakaman
suami ibu? Ya, ibu tampak sudah semangat lagi.”
3. Fase Terminasi
“ibu,tidak terasa kita sudah lama berbicara.bagaimana perasaan ibu?
syukurlah,ibu jangan lupa dengan jadwal aktivitas dan waktu untuk
berziarah kemakam anak ibu.saya pamit ya,bu.sampai jumpa.
Pertemuan ke : 8
Srategi Pelaksaan (SP 8 Pasien)
1. Fase Orientasi
“selamat sore ibu.bagaimana perasaan ibu hari ini?seperti janji saya yang
kemaren, sekarang saya datang untuk berbicaratentang perasaan
ibu.bagaimana kalau kitabicara disini? 30 menit saja,setuju bu?
baiklahbu.”
2. Fase kerja
“ibu tampak ceria dan.saya dengar ibu sudah banyak melakukan aktifitas
yang sudah ibu jadwalkan sebelumnya?"bagus bu kegiatan apa lagi yang
sudah ibu rencanakan untuk mengisi waktu?saya percaya ibu pasti bisa
melewati ini semua.
3. Fase Terminasi
“ibu,tidak terasa kita sudah lama berbicara.bagaimana perasaan ibu
setelah melakukan kegiatan hari ini dan berbincangbincang dengan saya?
syukurlah,ibu jangan lupa dengan jadwalaktivitas yang sudah ibu buat?
bagus.
4. Kontrak
Besok saya akan kembali lagi kesini untuk melihat kondisi ibu,apakah
boleh?"bagus Besok ibuk mau ketemu di tempat mana?apa tetap disini
atai di tempat lain?baiklah, kira-kira berapa lama waktu yg ibu berikan
buat besok? Baiklah 30 menit ya? Baiklah bu saya pamit dlu bu sampai
jumpa.
Pertemuan ke : 9
Srategi Komunikasi (SP 1 Keluarga)
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu...” bicara disini? 30 menit saja,setuju bu?
baiklahbu.”
b. Evaluasi / Validasi
“Apa benar dengan keluarga mbak A? Kalau boleh tau dengan ibu
siapa yaa?”
c. Kontrak
Topik : “Jadi untuk hari ini, saya akan menjelaskan beberapa hal
yang berkaitan dengan kondisi mbak A ”
Waktu : “Untuk waktunya sekitar 10-15 menit saja yaa Bu”
Tempat : “Untuk tempat enaknya kita berbincang dimana Bu?”
2. Fase Kerja
“Jadi begini bu… apakah ibu mengetahui bagaimana kondisi mbak A
sekarang?” “Jadi mbak A sekarang mengalami berduka disfungsional.
Perasaan kehilangan yg berkepanjangan ” “Apabila masalah berduka
disfungsional ini tidak diatasi maka seseorang bisa terus menyangkal
dan menyalahkan Tuhan” “Untuk menghadapi keadaan yang demikian
ibu dan keluarga lainnya harus sabar menghadapi Nn. A. dan untuk
merawat Nn. A, keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama,
keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan Nn.A yang
caranya adalah bersikap peduli dengan Nn. A. Kedua, keluarga perlu
memberikan semangat dan dorongan kepada Nn. A untuk mengurangi
kesedihannya. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi
pasien. “Selanjutnya, jangan biarkan Nn. A sendiri. Buat rencana atau
jadwal bercakap-cakap dengan Nn. A. Misalnya, sholat bersama,
makan bersama, rekreasi bersama, melakukan kegiatan rumah
bersama.” “Nah, bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk
melakukan semua cara itu?
3. Fase Terminasi
d. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan
Evaluasi Klien (Subjektif)
“Coba ibu ulangi lagi apa yang dimaksud dengan berduka
disfungsional dan tahabtahabnya” “Selanjutnya bisa ibu
sebutkan kembali cara mendukungnya?
4.7. Evaluasi
PENILAIAN KEMAMPUAN KLIEN DAN KELUARGA KLIEN DENGAN
MASALAH BERDUKA DISFUNGSIONAL
Nama klien : ………………………..
Ruangan : ………………………..
Nama perawat : ………………………..
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda (√) jika klien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah
ini.
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi
NO KEMAMPUAN TANGGAL
A. Pasien
1. Mampu mengenali peristiwa
kehilangan yang dialami klien
2. Mampu memahami hubungan antara
kehilangan yang dialami dengan
keadaan dirinya
3. Mampu mengidentifikasi cara-cara
mengatasi berduka yang dialaminya
4. Mampu memanfaatkan faktor
pendukung
B. Keluarga
1. Mampu mengenal masalah kehilangan
dan berduka
2. Mampu memahami cara merawat
klien berduka berkepanjangan
3. Mampu mempraktikkan cara merawat
klien berduka disfungsional
4. Mampu memanfaatkan sumber yang
tersedia di masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Lilik Ma’rifatul Azizah, Skep., Ns., M.Kes, M.Kes Dr. Imam Zainuri, Skep., Ns., M.Kep
Siti Khadijah, Skep., Ns., and M.Kes Amar Akbar, Skep., Ns. n.d. MODUL PRAKTIK
KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL.
Eko Prabowo. 2014. “Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.” Yogyakarta: Nuha
Medika.
ICES. 2021. “ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NN.I MASALAH UTAMA
DUKACITA DENGAN DIAGNOSA MEDIS COVID-19 DALAM KELUARGA DI
DESA DURUNG BEDUG, CANDI, SIDOARJO,” no. March: 1–19.
richard oliver ( dalam Zeithml., dkk 2018 ). 2021. “LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN
KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA.”
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 2013–15.