DISUSUN OLEH :
1. Nur Rahmiyani
2. Rezky Ramadhani
3. Ririn Nur Hidayah
4. Sri Irmayanti Syahrir
TAHUN 2019
LAPORAN PENDAHULUAN
KEHILANGAN DAN BERDUKA
2.1.Kehilangan
2.1.1. Definisi kehilangan
Kehilangan dan berduka merupakan bagian integral dari kehidupan. Kehilangan adalah suatu
kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai sesuatu tanpa hal yang berarti sejak kejadian
tersebut. Kehilangan mungkin terjadi secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau
traumatik, diantisispasi atau tidak diharapkan/diduga, sebagian atau total dan bisa kembali atau
tidak dapat kembali.
Kehilangan adalah kenyataan/situasi yang mungkin terjadi dimana sesuatu yang dihadapi, dinilai
terjadi perubahan, tidak lagi memungkinkan ada atau pergi/hilang. Dapat dikatakan juga sebagai
suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu kekurangan atau tidak ada sesuatu yang
dulunya ada (Wilkinson, 2005).
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada,
kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan (Lambert dan
Lambert,1985,h.35). Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap
individu dalam rentang kehidupannya. Sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan
cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda.
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu kekurangan atau tidak
ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki. Kehilangan merupakan suatu
keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik
sebagian atau seluruhnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi kehilangan, tergantung:
1. Arti dari kehilangan
2. Sosial budaya
3. Kepercayaan / spiritual
4. Peran seks
5. Status social ekonomi
6. Kondisi fisik dan psikologi individu
2.1.2. Tipe Kehilangan
Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu:
1. Aktual atau nyata
Mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, misalnya amputasi, kematian orang yang
sangat berarti / di cintai.
2. Persepsi
Hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat dibuktikan, misalnya; seseorang yang
berhenti bekerja / PHK, menyebabkan perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi
menurun.
b. Marah
· Dorong dan beri waktu kepada pasien untuk mengungkapkan kemarahan secara verbal tanpa
melawan dengan kemarahan
· Bantu pasien atau keluarga untuk mengerti bahwa marah adalah respon yang normal karena
merasakan kehilangan dan ketidakberdayaan
· Fasilitasi ungkapan kemarahan pasien dan keluarga
· Hindari menarik diri dan dendam karena pasien /keluarga bukan marah pada perawat
· Tangani kebutuhan pasien pada segala reaksi kemarahan nya.
c. Tawar-menawar
· Bantu pasien untuk mengidentifikasi rasa bersalah dan rasa takutnya
· Dengarkan dengan penuh perhatian
· Ajak pasien bicara untuk mengurangi rasa bersalah dan ketakutan yang tidak rasional
· Berikan dukungan spiritual
d. Depresi
· Identifikasi tingkat depresi dan bantu mengurangi rasa bersalah
· Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan kesedihannya
· Beri dukungan non verbal dengan cara duduk disamping pasien dan memegang tangan pasien
· Hargai perasaan pasien
· Bersama pasien bahas pikiran negatif yang sering timbul
· Latih pasien dalam mengidentifikasi hal positif yang masih dimiliki
e. Penerimaan
· Sediakan waktu untuk mengunjungi pasien secara teratur
· Bantu klien untuk berbagi rasa ,karena biasaanya tiap anggota tidak berada ditahap yang sama
pada saat yang bersamaan.
· Bantu pasien dalam mengidentifikasi rencana kegiatan yang akan dilakukan setelah masa
berkabung telah dilalui.
· Jika keluarga mengikuti proses pemakaman,hal yang dapat dilakukan adalah ziarah (menerima
kenyataan),melihat foto-foto proses pemakaman
Sumber :
https://khairunnisa2109.wordpress.com/2016/02/29/makalah-loss-and-griefing-kehilangan-dan-
berduka/