KEPERAWATAN JIWA
ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL KEHILANGAN
Dosen Pengajar:
Nrs. Zaki Mujahidah S.kep,M.kep
Disusun Oleh :
Aisyah Putri Wahda
Nia Minang Sari
Raka Nuralif Verdianto
M Odi W
A. Konsep Kehilangan
1. Definisi
Lambert & Lambert mengatakan bahwa : kehilangan adalah suatu keadaan
individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemungkinan menjadi
tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan. Kehilangan merupakan
pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama rentang kehidupan
cenderung mengalami kembali walaupun dalam bentuk berbeda.
3. Tipe kehilangan
Kehilangan dibagi dalam dua tipe yaitu :
a. Kehilangan aktual atau nyata. Kehilangan ini sangat mudah dikenal atau
diidentifikasi oleh orang lain, seperti hilangnya anggota tubuh sebagian,
amputasi, kematian orang yang sangat berarti / dicintai.
b. Kehilangan persepsi. Kehilangan jenis ini hanya dialami oleh seseorang dan
sulit utnuk dapat dibuktikan, misalnya : seseorang yang berhenti bekerja /
PHK menyebebkan perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi
menurun.
Coba Anda sebutkan tanda dan gejala dari kehilangan bagus sekali Tanda yang
mungkin dijumpai pada pasien kehilangan antara lain :
a. Isolasi sosial atau menarik diri
b. Gagal untuk mengembangkan hubungan / minat – minat baru
c. Gagal untuk menyusun kembali kehidupan setelah kehilangan
B. Konsep berduka
1. Pengertian
Berduka merupakan respon normal yang terjadi pada semua kejadian kehilangan.
Berduka dimanifestasikan dengan perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak napas,
susah tidur dan lain – lain. NANDA membagi dua tipe berduka, yaitu berduka
diantisipasi dan berduka disfungsional. Berduka diantisipasi merupakan sesuatu
status pengalaman individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun
yang di rasakan seseorang, kehilangan atau hubungan/kedekatan, kehilangan akan
objek atau ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini
masih daam batas normal. Berduka difungsional merupakan suatu status individu
dalam merespon suatu kehilangan dimana respon kehilangan secara aktual
maupun potensial, hubungan, objek dalam ketidakmampuan fungsional. Tipe ini
kadang menjurus ke tipikal, abnormal, atau kesalahan/ kecanduan.
1. Pengkajian
Hasil pengkajian di dapatkan data yaitu: Perasaan sedih, menangis, perasaan
putus asa, kesepian, mengingkari, kehilagan, kesulitan mengekspresikan
perasaan, kosentrasi menurun, kemarahan yang berlebihan, tidak berminat dan
berinteraksi dengan orang lain, merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan,
reaksi emosional yang lambat, adanya perubahan kebiasaan makan, pila tidur,
tingkat aktivitas.
Tabel 3
Analisis Data dan Masalah Keperawatan
No Data Masalah
1. Subjektif : Pasien merasa tidak bisa melupakan Kehilangan
kehilangan, Pasien terus menangis/ mengingat suaminya
Objektif : Pasien marah-marah , TD: 130/90 mmhg, p:20
x/menit, N:90x/menit
3. Diagnosa Keperawatan
Dalam menegakan diagnosa keperawatan anda dapat melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menyimpulkan core problem (masalah utama) merupakan prioritas masalah
dari beberapa masalah yang di miliki pasien.
b. Menghubungkan core problem sesuai dengan masalah lain dan sesuai dengan
daftar masalah.
c. Menegakan diagnosa keperawatan jiwa berdasarkan prioritas.
d. Menyusun diagnosa berdasarkan prioritas diagnosa dengan “core problem”
sebagai etiologinya.
Setelah anda memahami contoh analisis data dan masalah di atas, selanjutnya
anda dapat membuat daftar masalah keperawatan jiwa sesuai dengan
pengkajian. Langkah berikutnya adalah membuat pohon masalah. Untuk
dapat membuat pohon masalah, anda dapat mempelajari kembali modul
proses keperawatan jiwa. Saya yakin, anda sudah memahaminya dan dapat
membuat pohon masalah yang di maksud. Mari kita segarkan ingatan kita
kembali tentang cara membuat pohon masalah dengan memperhatikan
kembali contoh di bawah ini.
POHON MASALAH
4. Tindakan Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Coba anda fikirkan apa langkah selanjutnya setelah tindkan keperawatan? Benar
melakukan evaluasi. Keberhasilan tindakan keperawatan tampak dari kemampuan
pasien untuk
a. Mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Mampu mengenai perawat kehilangan yang dialami pasien
c. Mampu dan menerima hubungan antara kehilangan yang dialami dengan
keadaan dirinya
d. Mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang dialaminya
e. Memanfaatkan faktor pendukung
6. Kriteria pasien pulang
Berikut ini adalah kriteria yang digunakan untuk menentukan pasien pulang,
yaitu:
a. Pasien mampu untuk menyatakan secara verbal tahap-tahap proses berduka
yang normal dan perilaku yang berhubungan dengan tiap-tiap tahap.
b. Pasien mampu mengidentifikasi posisinya sendiri dalam proses berduka dan
mengekpresikan perasaan-perasaannya yang berhubungn dengan konsep
kehilangan secara jujur.
c. Pasien tidak terlalu lama mengekpresikan emosi-emosi dan perilaku-perilaku
yang berlebihan yang berhubungan dengan disfungsi berduka dan mampu
melaksanakan aktifitas-aktifitas hidup sehari-hari secara mandiri.
7. Dokumentasi
Dokumentasi asuahan keperawatan di lakukan pada setiap tahap proses
keperawatan yang meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, implementasi tindakan keperawatan, dan evaluasi.