Dosen Pengajar :
Disusun oleh :
Kelompok 5
PRODI S1 KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat sehingga penulisan makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pasien dengan Jantung Koroner” dapat diselesaikan. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Keperawatan Dewasa I program studi S1 Keperawatan, STIKes RSPAD Gatot
Soebroto.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..........................................................................................................................3
2.1 Definisi..............................................................................................................................3
2.2 Anatomi Fisiologi..............................................................................................................4
2.3 Klasifikasi..........................................................................................................................5
2.4 Etiologi..............................................................................................................................7
2.5 Patofisiologi.......................................................................................................................8
2.6 Manifestasi Klinik............................................................................................................12
2.7 Pemeriksaan Penunjang...................................................................................................12
2.8 Penatalaksanaan Medis....................................................................................................14
2.9 Komplikasi.......................................................................................................................17
2.10 Asuhan Keperawatan.....................................................................................................19
BAB III......................................................................................................................................34
PENUTUP.................................................................................................................................34
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................34
3.2 Saran................................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery
Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang
mensuplai darah untuk dinding jantung mengalami pengerasan dan penyempitan
(Lyndon, 2014). Arteri yang mensuplai miokardium mengalami gangguan,
sehingga jantung tidak mampu untuk memompa sejumlah darah secara efektif
untuk memenuhi perfusi darah ke organ vital dan jaringan perifer secara
adekuat. Pada saat oksigenisasi dan perfusi mengalami gangguan, pasien akan
terancam kematian. Kedua jenis penyakit jantung koroner tersebut melibatkan
arteri yang bertugas mensuplai darah, oksigen dan nutrisi ke otot jantung. Saat
aliran yang melewati arteri koronaria tertutup sebagian atau keseluruhan oleh
plak, bisa terjadi iskemia atau infark pada otot jantung ( Ignatavicius &
Workman, 2014).
Data world Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan
17,5% juta orang di dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskular atau 31%
dari 56,5 juta kematian di seluruh dunia. Di seluruh kematian akibat penyakit
kardiovaskuler 7,4 juta (42,3%) diantaranya disebabkan oleh Penyakit Jantung
Koroner (PJK). Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di
dunia. Data yang di terbitkan oleh World Health Organization (WHO),
menunjukkan bahwa sebanyak 17,3 milyar orang di dunia meninggal karena
penyakit kardiovaskuler dan diperkirakan akan mencapai 23,3 milyar penderita
yang meninggal tahun 2020.
Indonesia menempati urutan ke empat Negara dengan jumlah kematian
terbanyak akibat penyakit kardiovaskuler. Menurut data dari WHO, 2016
menyebutkan bahwa prevalensi dari penyakit jantung sekitar 31% (WHO,
2017). Data dari Riskesdas tahun 2018 menyebutkan bahwa prevalensi penyakit
jantung di Indonesia berdasarkan diagnosa dokter sebanyak 1,3% untuk jenis
kelamin laki – laki dan 1,6% utuk jenis kelamin perempuan. Penyakit Jantung
Koroner (PJK) adalah penyakit yang mempuanyai angka prevelensi yang secara
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Menurut World Health Organition (WHO), Penyakit Jantung Koroner
adalah ketidak sanggupan jantung akut atau kronis yang timbul karena
kekurangan suplai darah pada myocardium sehubungan dengan proses penyakit
pada sistem nadi koroner.
Menurut kementrian Kesehatan RI 2013 penyakit jantung koroner adalah
gangguan fungsi jantung yang disebabkan otot jantung kekurangan
darahdikarenakan adanya peyempitan pembuluh darah (Dr. dr. Jeini E and
Nelwan 2019).
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang berakibat
karena penumpukan plak di arteri jantung sehingga dapat menyebabkan
tergangguanya suplai darah ke jantung dan hal itu bisa menyebabkan serangan
jantung (American Heart Association, 2013 dalam (Manoydkk,2014)
Penyakit jantung koroner atau Coronary Artery Disease (CAD) adalah
penyakit yang disebabkan oleh penumpukan plak pada arteri sehingga
mempersempit dan mengurangi aliran darah menuju jantung (menurut Bhatia
2010 dalam Nelwan, 2019).
Penyakit jantung koroner adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
kurangnya suplai darah ke otot jantung sebagai akibat tersumbatnya (obstruksi)
pembuluh darah arteri koronaria (Alamsyah, dkk 2019)
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, secara klinis PJK
ditandai dengan nyeri dada atau terasa tidak nyaman di dada atau dada terasa
tertekan berat ketika sedang mendaki, kerja berat ataupun berjalan terburu-buru
pada saat berjalan di jalan datar atau berjalan jauh. Pemeriksaan angiografi dan
elektrokardiogram (EKG) digunakan untuk memastikan terjadinya PJK. Hasil
pemeriksaan EKG yang menunjukkan terjadinya iskemik merupakan salah satu
tanda terjadinya PJK secara klinis (Soeharto dalam Haslindah, 2015).
Jantung berada diposisi antara kedua paru-paru dan ditengah-tengah dada, dan
bertumpu pada diagfragma throchialis, berada sekitar 5 cm di atas proccesus
xiphoideus. Pada tepi kanan kranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa
III dextra, sedangkan 1 cm berada di tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal
berada di tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, di tepi lateral sternum 1 cm.
di tepi kiri kranial jantung berada di tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra
pada tepi lateral sternum,sedangkan tepi kiri caudal berada di ruang intercostalis 5,
dan kira-kira di sekitar linea medioclavicularis 9cm. (Ronald,2017)
Siklus ini mencegah berlebihnya distensi jantung, yang meliputi lapisan luar
membrane serosa, parikardium pariental yang melapisi sakus fibrosa. Bagian yang
memungkinkan gerakan halus saat jantung berdetak antara lain, lapisan dalam,
pericardium visera/epicardium yang yang nantinya akan lanjut ke pericardium
parietal, yang akan melekat pada otot jantung. Selanjutnya ada membrane mukosa
yang akan dilapisi sel epitel gepeng, sel ini akan menyekresi cairan serosa ke dalam
ruangan antara lapisan pariental dan visera. (Cholid,2016).
Selanjutnya ada bagian yang melapisi jantung disebut Miokardium, terdiri atas
otot jantung. Involuter adalah gerakan dari otot jantung. Miokardium yang paling
tipis berada pada bagian basal dan yang paling tebal berada pada bagian apeks. Hal
tersebut yang dapat menunjukan bahwa beban kerja dalam setiap bilik bekerja
dengan baik saat memompa darah. Implus listrik tidak dapat mengkonduksi karena
cincin jaringan fibrosa dipisahkan oleh atrium dan ventrikel, hal tersebut dapat
menyebabkan aktivitas gelombang listrik melalui otot atrium hanya dapat menyebar
ke yentrikel melalui kondusi system yang menjadi jembatan cincin fibrosa dari
atrium ke yentrikel. (Yahya,2017)
2.3 Klasifikasi
Penyakit jantung koroner menurut Gray 2013 diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
2.4 Etiologi
Etiologi penyakit jantung koroner akibat terjadinya penyumbatan,
penyempitan, dan kelaianan pembuluh daerah arteri. Pada saat aliran darah ke
otot jantung mengalami penghentian yang di sebabkan oleh penyumbatan atau
penyempitan pembuluh darah yang sering kali ditandai dengan nyeri. Dalam
kondisi yang sangat parah kemampuan jantung dalam memompa darah akan
hilang. Hal tersebut yang dapat menyebabkan kerusakan system pengontrol
irama jantung dan dapat menyebabkan kematian. (Hermawatirisa,2014)
a. Faktor yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskuler ada
yang dapat ditangani dan ada yang tidak dapat dapat diubah.
Adapun factor resiko alamiah yang tidak dapat diubah meliputi :
jenis kelamin, usia, ras, dan riwayat penyakit keluarga.
b. Sedangkan faktor yang resiko yang dapat ditangani meliputi :
hipertensi, kurangnya aktivitas fisik, merokok, konsumsi
makanan berlemak, konsumsi alcohol berlebih dan profil lipid
yang buruk. Maka resiko factor untuk menderita penyakit
kardiovaskuler semakin tinggi karena semakin banyak factor
resiko yang dimiliki.
c. Ada faktor lain yang beresiko penyakit jantung koroner yang
dapat diklarifikasikan seperti major-independent atau penyakit
jantung coroner yang merupakan hipertensi.
Adapula faktor lain yang mempengaruhi penyakit jantung
koroner ada faktor resiko kondisioner yang berhubungan dengan
peningkatan resiko PJK (Penyakit Jantung Koroner).
2.5 Patofisiologi
Penyakit jantung koroner dapat meliputi beberapa kondisi patologi yang
mampu menghambat aliran darah di dalam arteri yang akan mensuplai jantung.
Arteroklerosis adalah proses penebalan dan pengerasan arteri besar dan mengah,
yang biasanya seperti, koronaria, basilar, aorta, dan arteri iliaka. Lesi-lesi yang
terdapat dalam arteri akan menyumbat aliran darah ke jaringan dan organ-organ
utama, yang di manifestasikan sebagai penyakit koroner arteri, infrak miokard,
penyakit vaskuler perifer, aneuresinadan kecelakan serebral vaskuler (stroke).
Arterosklerosis merupakan mengerasnya tumpukan lemak pada dinding
arteri,secara etimologis berasal dari Bahasa yunani ather yang berate bubur,
pengertian bubur disini merupakan suatu rupa tumpukan lemak lembek yang
menyerupai seperti bubur, serta kata yunani lainnya, yaksi scleros yang
bermakna keras. Jadi secara harfiah, zat yang semula lembut dan lembek
tersebut akan tertumpuk dan terakumulasi jumlahnya dalam suatu area, sehingga
akan terjadi pengerasan yang nantinya akan menyumbat aliran darah dalam
pembuluh darah. Tumpukan lemak tersebut akan disebabkan oleh kolesterol
LDL yang sifatnya sangat mudah melekat dalam pembuluh darah. Pembulih
darahlah yang menjadi penyebab sebuah sarana koridor transportasi proses
mengalirnya sebstansi metabolisme tubuh jika tersumbat akan berakibat sangat
fatal. Kelancaran aliran darah ke otot jantung dan organ tubuh akan terganggua
akibat rusaknya dinding arteri, yang kemudian bisa menyebabkan serangan
jantung.
Proses ateroklerosis sebeneranya sudah dimulai sejak masa kanak-kanak
10
11
12
13
a. Golongan Nitrat
Cara kerja golongan nitrat vasodilatasi yaitu, menurunkan peningkatan
diastolic, menurunkan tekanan intrakardiak serta meningkatkan perfusi
subendokardium. Pada golongan nitrat kerja pendek penggunaan
sublingual untuk profilasis dan dapat diberikan pada setiap pasien bila
terdapat nyeri dada, sedangkan untuk golongan nitrat kerja panjang
penggunaan obat oral dan transdermal digunakan untuk menjaga periode
bebas nitrat. Dosis nitrat dapat diberikan 5mg sublingual dalam 3xsehari.
b. Golongan Beta Bloker
Pemberian beta bloker pada pasien angina yang sebelumnya pernah
mengalami infark miokard atau biasa disebut gagal jantung memiliki
keuntungan dalam prognosis. Berdasarkan data tersebut beta bloker adalah
obat lini pertama terapi angina pada pasien tanpa kontraindikasi. Beta
bloker juga dapat menimbulkan efek samping berupa gangguan
pencernaan, mimpi buruk, rasa capek, depresi, reaksi alergi blok AV, dan
bronkospasme. Beta bloker dapat memperburuk toleransi glukosa pada
pasien diabetes juga mengganggu respon metabolik dan autonomik
terhadap hipoglikemik. Dosis beta bloker sangat bervariasi untuk
propanolol 120-480/hari atau 3x sehari 10-40mg dan untuk bisoprolol 1x
sehari 10-40 mg.
c. Golongan Antagonis Kalsium
14
15
16
2.9 Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh penyakit jantung koroner menurut
Wicaksono Saputro (2019) adalah sebagai berikut:
1. Syok Kardiogenik
Pada syok kardiogenik dapat ditandai dengan adanya gangguan pada fungsi
ventrikel kiri yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi ventrikel kiri yaitu
mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran
oksigen ke jaringan yang khas pada syok kardiogenik yang di sebabkan oleh
infark miokardium akut (Nurhidayat. S, 2011).
17
18
mencapai lebih lebih dari 50% diameter normal (Widhiatmoko & Apuranto,
2012).
7. Rupture Miokard
Ruptur mokard adalah terjadinya robekan pada bagian – bagian jantung
seperti otot, dinding, septum, korda tendinea atau katup – katup
jantung.Penyebab terjadinyaruptur miokard bervariasi dan pada kasus ini
rupture terjadi secara spontan sebagai komplikasi dari infark miokard akut
transmural akut, ini merupakan penyebab rupture yang paling sering.Infark
jenis ini 90% berhubungan dengan thrombosis akibat atherosclerosis
koroner (Widhiatmoko & Apuranto, 2012)
A. Pengkajian Keperawatan
1. Biodata
a. Identitas Klien
1) Nama : Ny. S
4) Agama : Kristen
8) Pendidikan Terakhir :-
19
1) Nama : Tn. L
4) Agama : Kristen
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang diperoleh dari klien saat pengkajian bahwa klien
mengatakan nyeri di bagian dada
3. Riwayat Kesehatan
20
Genogram 3 Generasi
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Menikah
: Pasien
: Tinggal Serumah
21
4. Riwayat Psikososial
a. Psikologis
b. Pola Koping
c. Pola interaksi
5. Riwayat Spiritual
6. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
3) Pernapasan : 20 x/mnt
22
5) SPO2 : 100%
Sumbatan: (-) benda asing (-) bronscospasme (-) darah (-) sputum -()
lendir (-) lain-lain sebutkan:
2) Breathing (Pernapasan)
Tidak ada sesak napas dan suara napas tambahan, irama napas . Sesak
saat: Aktifitas(-) Tanpa aktifitas(-) Menggunakan otot tambahan (-)
Frekuensi napas : 20 x/mnt
Irama : (√)
3) Ciruculation
a) Sirukulasi Perifer
Irama : (√) teratur, Denyut nadi: (√) kuat, TD: 90/70 mmHg,
Ekstremitas : (√) Hangat,
23
1. Cairan
Turgor Kulit: (√) < 3 detik (-) > 3 detik (√) Baik (-) Sedang (-)
Jelek
4. Eliminasi:
Pemeriksaan Abdomen:
Keluhan :
24
5. Intoksikasi
(-) Makanan (-) Gigitan Binatang (-) Alkohol (-) Zat kimia (-)
Obat-obatan (-) Lain – lain : Tidak ada intoksikasi
4) Disability
5) Musukoskeletal
(-) Spasme otot (-) Vulnus (-) Krepitasi (-) Fraktur (-) Dislokasi
6) Integumen
7) Psikologis
b. Pasien cemas
c. Kurang pengetahuan
7. Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Hasil
Hb 10,5 gr%
GDS 243 mg/dl
Gula darah puasa 161 mg/dl
25
8. Pengobatan
b. ISDN3 x 5 mg,
B. Klasifikasi Data
26
C. Analisa Data
27
- Pengkajian PQRST
P : Pada saat stress dan tiba tiba
Q : nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk
R : nyeri dirasakan pada daerah dada kiri
S : skala nyeri 5
T : timbulnya nyeri tidak menentu dan hilang
timbul
2. Ds :
- Klien mengatakan rasa tidak nyaman dengan Ketidakseimban Intoleransi
alat yang terpasang gan antara aktivitas
suplay dan
Do : kebutuhan
- Klien nampak berbaring lemas oksigen
- Tampak terpasang monitor
- Tampak sebagian besar
- ADLs dibantu keluarga dan perawat
- HB 10,5 gr% (Nilai normalnya 12,0-16,0 gr
%)
- Kreatinin darah 1,38 mg/dl (Nilai
normalnya 0,6-1,1 mg/dl)
- TTV :
TD : 90/70 mmHg,
Nadi : 120 kali/menit,
Suhu : 36 °C,
RR : 20 x/menit
28
D. Diagnosa keperawatan
E. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
No NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Cairan :
berhubungan tindakan keperawatan 3 1. Monitor tanda – tanda vital
dengan agens x 24 jam diharapkan pasien
cedera biologis Pasien akan 2. Lakukan pengkajian nyeri
(iskemia) mempertahankan rasa komprehensif yang meliputi :
nyaman nyeri selama karakteristik, durasi,
dalam perawatan. frekuensi, kualitas, intensitas
(beratnya) nyeri dan factor
pencetus
3. Observasi adanya petunjuk
non verbal mengenai
ketidaknyamanan
4. Berikan informasi mengenai
nyeri, misalnya penyebab
nyeri, berapa lama nyeri akan
dirasakan, dan antisipasinya.
5. Ajarkan tentang penggunaan
teknik non farmakologi untuk
pengurangan nyeri
6. Anjurkan pasien dan keluarga
29
30
31
32
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat otot
jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner.
Faktor risiko PJK dibagi menjadi faktor risiko alami, utama dan tidak langsung.
Faktor risiko alami terdiri dari genetik, jenis kelamin, usia dan ras. Faktor risiko
utama terdiri dari kolesterol, hipertensi dan merokok. Faktor risiko tidak
langsung terdiri dari diabetes mellitus, obesitas, aktivitas fisik, stress, diet nutrisi
dan alkohol. Cara mencegah penyakit jantung koroner adalah berhenti merokok
sedini mungkin, berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan sehat dan
33
3.2 Saran
Dengan mengetahui dan memaahai cara pemeriksaan fisik pada pasien dengan
penyakit jantung koroner yang benar diharapkan kita sebagai tenaga kesehatan
dapat melakukan pemberian asuhan keprawatan yang baik sesuai dengan
kebutuhan pasien. Bagi profesi keperawatan diharapkan Kerjasama antar
perawat dan tim kesehatan lain seperti dengan dokter, ahli gizi, dan fisioterapi
sangat di perlukan untuk kemajuan pasien dapat di capai secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
34
35
36