Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan berkah yang telah diberikannnya kepada kami sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Penanganan Pasien yang Kehilangan.
Penulis juga berterima kasih kepada Ibu Silvy Zaimy,S.SiT sebagai dosen
pembimbing khususnya KDPK 1, kepada teman-teman yang telah membantu dan
mendukung penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari akan kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak dapat
disampaikan kepada kami agar dapat menjadi yang lebih baik. Atas perhatiannya,
kami mengucapkan terima kasih

Padang, Desember 2014

Penulis
DAFTAR ISI
Daftar isi
Kata pengantar
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan masalah
Bab II. Pembahasan
2.2 Mendampingi Klien Yang Kehilangan
1. Kehilangan
2. Jenis-jenis Kehilangan
3. Dampak Kehilangan
4. Berduka
5. Jenis-jenis berduka
6. Respon Berduka
Bab III. Penutup
3.1 Kesimpulan
Daftar pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengalaman kehilangan dan duka cita adalah hal yang esensial dan normal
dalam kehidupan manusia membiarkan pergi melepaskan dan terus melangkah
terus terjadi ketika individu menjalani tahap pertumbuhan dan perkembangan
normal dengan mengucapkan selamat tinggal kepada tempat orang, impian dan
benda-benda yang disayangi.Kehilangan memungkinkan individu berupa dan
terus berkembang serta memenuhi potensi diri. Kehilangan dapat direncanakan
diharapkan atau terjadi tiba-tiba dan proses berduka yang mengikutinya jarang
terjadi dengannya mana tau menyenangkan. Walaupun tidak nyaman kehilangan
kadang-kadang bermanfaat dan namun kehilangan juga dapat menghancurkan
individu.
Oleh karena itu, memenuhi kebutuhan spiritual individu yang berduka
merupakan aspek Asuhan Keperawatan yang sangat penting.Respon emosional
dan spiritual klien saling terkait ketika klien menghadapi penderitiaan dengan
kesadaran akan kemampuan mengkaji penderitaan klien, perawat dapat
meningkatkan rasa sejahtera. Memberi klien kesempatan untuk menceritakan
penderitaanya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakakan suatu rumusan masalah
adalah sebagai berikut : Cara Menangani dan mendampingi Pasien Yang
kehilangan

1.3 TUJUAN MASALAH


1. mampu menjelaskan tentang konsep dasar asuhan keperawatan kehilangan dan
berduka
2. mampu menjelaskan proses dari kehilangan dan berduka

BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Mendampingi Klien Yang Kehilangan
1. Kehilangan
Kehilangan adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat
dialami individu ketika terjadi perubahan dalam hidup atau berpisah dengan
sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian ataupun keseluruhan.Rasa
kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu
selama kehidupannya. Sejak lahir, individu sudah mengalami kehilangan dan
cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda.
Setiap individu akan bereaksi terhadap kehilangan. Respon terakhir terhadap
kehilangan sangat dipengaruhi oleh respon individu terhadap kehilangan
sebelumnya (Potter dan Perry 1997).
Lingkungan mempengaruhi nilai dan prioritas individu, sehingga rasa
kehilangan beragam bentuknya.Lingkungan tersebut meliputi keluarga, teman,
masyarakat dan budaya.Kehilangan dapat berupa kehilangan yang nyata atau
kehilangan yang dirasakan.Kehilangan yang nyata merupakan kehilangan yang
tidak dapat lagi dirasakan, dilihat, diraba atau dialami individu.Misalnya anggota
tubuh, anak, hubungan dan peran ditempat kerja.Kehilangan yang dirasakan
merpakan kehilangan yang sifatnya unik berdasarkan individu yang mengalami
kedukaan, misalnya kehilangan harga diri atau rasa percaya diri.

2. Jenis-jenis Kehilangan
1. Kehilangan sesuatu atau individu yang berarti
Kehilangan seseorang yang dicintai dan sangat bermakna atau orang yang
berarti adalah salah satu yang paling membuat stress dan mengganggu dari
tipe-tioe kehilangan, yang mana harus ditanggung oleh seseorang.
misalnya, kehilangan pekerjaan,kpergian anggota keluarga atau
teman dekat,kehilangan orang yang di percaya atau kehilangan
binatang peliharaan

2. Kehilangan suatu aspek diri (loss of self)


kehilangan diri atau anggapan tentang mental seseorang. Anggapan ini
meliputi perasaan terhadap keatraktifan, diri sendiri, kemampuan fisik
dan mental, peran dalam kehidupan, dan dampaknya.
misalnya, kehilangan anggota tubuh dan fungsi psikologis atau fisik
3. Kehilangan objek eksternal
Kehilangan objek eksternal misalnya kehilangan milik sendiri atau
bersama-sama, perhiasan, uang atau pekerjaan.
misalnya,kehilangan karena kecurian atau kehancuran akibat
bencana alam

4. Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal


Kehilangan diartikan dengan terpisahnya dari lingkungan yang sangat
dikenal termasuk dari kehidupan latar belakang keluarga dalam waktu satu
periode atau bergantian secara permanen.
misalnya,kehilangan karena berpindah rumah,di rawat di rumah
sakit,atau berpindah pekerjaan

5. Kehilangan hidup
Seseorang dapat mengalami mati baik secara perasaan, pikiran dan respon
pada kegiatan dan orang disekitarnya, sampai pada kematian yang
sesungguhnya. Sebagian orang berespon berbeda tentang kematian.
misalnya, kehilangan karena anggota keluarga,teman dekat atau diri
sendiri

3. Dampak Kehilangan
1. Pada masa anak anak,kehilangan dapat mengancam kemampuan untuk
berkembang,kadang kadang akan timbul regresi,serta merasa takut saat
di tinggalkan ataudi biarkan kesepian.
2. Pada masa remaja atau dewasa muda, kehilangan dapat menimbulkan
disintegrasi dalam keluarga.
3. Pada masa dewasa tua, kehilangan khususnya karena kematian pasangan
hidup, dapat menjadi pukulan yang sangat berat dan menghilangkan
semangat hidup individu yang di tinggalkan.

4. Berduka
Istilah kehilangan mencakup dua hal, berduka (grieving) dan berkabung
(mourning)
Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan
yang dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas,
susah tidur, dan keyakinan spiritual yang dianutnya.
Berkabung adalah periode penerimaan terhadap kehilangan dan duka. Hal
ini terjadi pada masa kehilangan dan sering dipengaruhi oleh kebudayaan
atau kebiasaan.

5. Jenis-jenis Berduka
1. Berduka normal, terdiri atsa perasaan dan perilaku dan reaksi yang normal
terhadap kehilangan. Misalnya kesedihan, kemarahan, menangis, kesepian,
dan menarik diri dari aktifitas untuk sementara.
2. Berduka antisipatif, yaitu proses melepaskan diri yang muncul sebelum
kehilangan atau kematian yang sesungguhnya terjadi. Misalnya, ketika
menerima diagnosa terminal, dan menyelesaikan berbagai urusandi dunia
sebelum ajalnya tiba.
3. Berduka yang rumit, dialami oleh individu yang sulit untuk maju ke tahap
berikutnya. Masa berkabung seolah-olah tidak kunjung berakhir sehingga
dapat mengancam hubungan individu dengan individu lain.
4. Berduka tertutup, yaitu kedukaan dengan kehilangan yang tidak dapat
diakui secara terbuka. Misalnya, kehilangan pasar karena AIDS, anak
mengalamikematian orang tua, dan ibu yang kehilangan anaknya dalam
kandungan atau ketika bersalin.

6. Respon Berduka
Respon individu ketika berduka terhadap kehilangan dapat melalui tahap-
tahap sebagai berikut (Kuber-Rose dalam Potter dan Perry 1997).
1. Tahap pengingkaran.
Reaksi awal individu yang mengalami kehilangan adalah syok; tidak percaya
dan tidak mengerti; atau mengingkari kenyataan bahwa kehilangan benar-bena
telah terjadi. Sebagai contoh, orang atau keluarga dari orang yang menerima
diagnosis terminal akan terus menerus mencari informasi tambahan.
Pada tahap ini, reaksi fisik yang terjadi adalah letih, lemah, pucat, mual,
diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah dan tidak tahu
harus berbuat apa. Reaksi ini dapat berakhir dalam waktu beberapa menit atau
beberapa tahun.
2. Tahap kemarahan.
Pada tahap ini, individu menolak kehilangan. Kemarahan yang timbul sering
diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya sendiri. Orang yang mengalami
kehilangan juga tidak jarang menunjukan perilaku agresif, berbicara kasar,
menolak pengobatan dan menuduh petugas kesehatan lainnya yang tidak
kompeten. Respon fisik yang sering terjadi, antara lain muka merah, nadi cepat,
gelisah, susah tidur, tangan mengepal dan lain-lain.

3. Tahap tawar-menawar.
Pada tahap ini, terjadi penundaan kesadaran atas kenyataan terjadinya
kehilangan.Individu bertindak seolah-olah kehilangan tersebut dapat dicegah
dengan mencoba untuk membuat kesepakatan secara halus dan terang-
terangan.Individu mungkin berupaya melakukan tawar-menawar dan memohon
kemurahan Allah SWT.

4. Tahap depresi.
Pada tahap ini, pasien sering menunjukan sikap menarik diri, kadang-kadang
bersikap senagai penurut, tidak mau bicara, menyatakan keputusasaan, rasa tidak
berharga, bahkan bisa muncul keinginan untuk bunuh diri. Gejala fisik yang
ditunjukan antara lain menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido
menurun,dll.

5. Tahap penerimaan.
Tahap ini berkaitan dengan reorganisasi rasa kehilangan. Pikiran yang selalu
berpusat kepada objek yang hilang akan mulai berkurang atau hilang. Individu
telah menerima kenyataan kehilangan yang dialaminya dan mulai memandang ke
depan.

b. Menurut Lambert ( 1985 ) 3 fase :


1) Repudiation ( Penolakan )
2) Recognition ( Pengenalan )
3) Reconciliation (Pemulihan /reorganisasi )
c. Menurut Stuart and Sunden ( 1991 ) 3 fase :
1) Closed Awareness
Klien dan keluarga tidak menyadari akan kemunkinan dan tidak mengerti
mengapa klien sakit dan mereka merasa seolah-olah klien bias sembuh.
2) Mutual Pretence
Klien dan keluarga mengetahui bahwa prognosa penyakit klien adalah penyakit
terminal, namun berupaya untuk tidak menyinggung atau membicarakan hal
tersebut secara terbuka.

3) Open Awarenes
Klien dan keluarga menyadari dan mengetahui akan adanya kematian dan
merasa perlu untuk mendiskusikannya

7. Tindakan Pada Pasien yang Kehilangan dan Berduka


1. tahap pengingkaran
Memberikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya
Menunjukkan sikap menerima dengan ikhlas dan mendorong pasien untuk
berbagi rasa
Memeberikan jawaban yag jujur terhadap pertanyaan pasien tentang sakit
pengobatan dan kematian
2. tahap kemarahan
Mengizinkan dan mendorong pasien untuk mengungkapkan rasa marahnya
secara verbal tanpa melawannya kembali
3. tahap tawar-menawar
Membantu pasien dalam mengungkapkan rasa bersalah dan takut
4. tahap depresi
Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah dan takut
Membantu pasien menguragi rasa bersalah
5. tahap penerimaan
Membantu pasien menerima kehilangan yang tidak bisa dielakkan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu
kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah
dimiliki.Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu
yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.Berduka
merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan.
Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman
individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan
seseorang, hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional sebelum
terjadinya kehilangan.Tipe ini masih dalam batas normal.
Elizabeth Kubler-rose,1969.h.51, membagi respon berduka dalam lima
fase, yaitu : pengikaran, marah, tawar-menawar, depresi dan penerimaan.
Krisis merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi secara tiba-
tiba dalam kehidupan seseorang yang mengganggu keseimbangan selama
mekanisme coping individu tersebut tidak dapat mecahkan masalah. Krisis juga
dapat diartikan sebagai ganggaun internal yang disebabkan oleh kondisi penuh
stress atau yang dipersepsikan oleh individu sebagai ancaman.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul, dkk. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk
Kebidanan edisi2. Jakarta: Salemba Medika
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan volume 1. Jakarta: EGC.
Suseno, Tutu April. 2004. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia: Kehilangan,
Kematian dan Berduka dan Proses keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.
Townsend, Mary C. 1998. Diagnosa Keperawatan pada Keperawatn Psikiatri,
Pedoman Untuk Pembuatan Rencana Perawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.
Stuart and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa, ed.3. Jakarta: ECG.
stikes.fortdekock.ac.id
www.google.com/index.php.htm
www.asuhan_keperawatan_kehilangan_dan_berduka nurses library.htm
www.asuhan_keperawatan_pada_klien_dengan_kehilangan.htm
www.it'saboutcareandlove.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai