Disusun Oleh :
Alma Triana (032016038)
Nden Ayu Pratiwi (0302016040)
Denis Kurnia (0302016043)
Agia Permata (0302016058)
Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I
TINJAUAN TEORI
PEMBAHASAN KASUS
Tuan Y hidup seorang diri tidak mempunyai anak, tidak mempunyai teman dekat.
Pasien tuan Y datang ke poli klinik dengan keluhan sakit kepala sehingga sulit
konsentrasi saat bekerja. Tuan Y seorang akutan public. Tuan Y mengatakan bahwa
jarang makan karena malas dan tidak ada selera. Tuan Y mengungkapkan sedah 2
bulan ini mengalami sulit tidur bahkan bisa tidak tidur dalam satu hari. Pasien
mengatakan bahwa minggu ini adalah hari pernikahan dan besok adalah ulang tahun
istrinya, pasien berkaca-kaca mengungkapkan pada perawat. Tuan Y mengatakan
“bahwa sulit menerima kehilangan istrinya terkadang saya ingin mati menemani istri
saya”
“Suter, kenapa saya tidak menemani saat istri saya menghembuskan nafas terakhir,
kenapa harus kekantor waktu itu”. Pasien terus mengatakan “Sampai kapan Allah
tidak adil pada saya padahal dulu sering membingbing istrinya shalat tapi Allah tidak
kasih kesembuhan”.
Kajian :
1. Pengkajian
a. Faktor predisposisi
1) Faktor genetik :
Tidak terkaji
Yang harus dikaji yaitu apakah dari keluarga klien terdapat riwayat
keturunan depresi yang akan sulit mengembangkan sikap optimis
dalam menghadapi perasaan kehilangan.
2) Kesehatan jasmani:
Klien cenderung tidak mempunyai kemampuan mengatasi stress.
3) Kesehatan Mental:
Tidak terkaji
Yang harus dikaji adalah klien yang mengalami gangguan jiwa
terutama yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan
perasaan tidak berdaya, pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan
yang curam, biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi
kehilangan.
4) Pengalaman kehilangan di masa lalu:
Tidak terkaji
Yang harus dikaji yaitu kehilangan atua perpisahan dengan orang yang
berarti pada masa kanak- kanak yang akan mempengaruhi klien dalam
mengatasi perasaan kehilangan pada masa dewasa. (Stuart-
Sundeen,1991)
5) Struktur Kepribadian:
Tidak terkaji
Yang harus dijaki yaitu dengan konsep yang negatif perasaan rendah
diri akan menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak
objektif terhadap stress yang dihadapi
b. Faktor presipitasi
1) Kehilangan orang yang dicintai yaitu istrinya.
c. Mekanisme koping
Klien dalam tahap angry: menyalahkan tuhan dan dalam tahap tawar
menawar: “suster, kenapa saya tidak menemani saat istri saya
menghembuskan nafas terakhir, kenapa harus ke kantor waktu itu”
d. Respon Spiritual
1) Kecewa dan marah terhadap Tuhan
2) Penderitaan karena merasa ditinggalkan
e. Respon Fisiologis
1) Sakit kepala
2) Gangguan nafsu makan
3) Insomnia
f. Respon Emosional
1) Klien merasa sedih
2) Klien merasa bersalah
g. Respon Kognitif
Klien menyalahkan tuhan padahal klien dulu sering membimbing istrinya
untuk sholat tapi allah tidak memberinya kesembuhan.
h. Perilaku
Tidak terkaji
Yang harus dikaji yaitu:
1) Respon menangis yang tidak terkontrol
2) Apakah klien mengalami kegelisahan atau tidak
3) Apakah klien mencari atau menghindari aktivitas yang dilakukan
bersama orang yang meninggal, dll
2. Analisa data
1. Duka cita terganggu Setelah dilakukan asuhan 1. Bina hubungan saling 1. Untuk mendapatkan
berhubungan dengan keperawatan selama 3 percaya dengan klien kepercayaan dari pasien
kematian orang terdekat X24 jam diharapkan a. Mengingkari a. Mengingkari
secara tiba- tiba klien dapat melakuakan 1) Jelaskan proses 1) Agar pasien
penyesuaian dengan berduka mengetahui proses
kehilangan yang terjadi 2) Beri kesempatan berduka itu seperti
dengan kriteria hasil : pada pasien untuk apa
1. Klien mampu mengungkapkan 2) Agar pasien dapat
mengekspresikan perasaanya mengungkapkan
kehilangan 3) Perhatikan perasaanya dengan
2. Identifikasi kebutuhan dasar nyaman
kehilangan yang pasien 3) Agar kebutuhan
dialami klien b. Marah dasar pasien masih
3. Klien dapat 1) Dorong dan beri dapat terpenuhi
mengungkapkan waktu kepada
kemarahannya secara pasien untuk b. Marah
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
mengidentifikasi tidak
rasa bersalah dan 2) Supaya pasien merasa
rasa takutnya diperhatikan dan dihargai
2) Dengarkan 3) Agar pasien merasa
dengan penuh mendapat dukungan dari
perhatian lingkungan sehingga perasaan
3) Ajak pasien bersalah pasien dapat
bicara untuk berkurang
mengurangi rasa 4) Supaya kebutuhan spiritual
bersalah dan pasien tepenuhi dan lebih
ketakutan yang dekat dengan Tuhan
tidak rasional
4) Berikan
dukungan
spiritual
ii.
2. Distress spiritual Setelah dilakukan asuhan 1. Bina hubungan saling 1. Untuk mendapatkan
berhubungan dengan keperawatan selama 3 percaya dengan pasien kepercayaan dari pasien
kematian orang terdekat X24 jam diharapkan 2. Kaji faktor penyebab 2. Mengetahui faktor
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
secara tiba- tiba kondisi spiritual klien distress spiritual penyebab dari distress
tidak terganggu dan 3. Bantu pasien spiritual yang pasien alami
kembali menyalahkan mengungkapkan 3. Dapat membantu pasien
Tuhan dengan kriteria perasaan dan pikiran bagaimana cara
hasil : terhadap agama yang mengungkapkan perasaan
1. Klien dapat diyakini dan pikiran terhadap
melakukan spiritual 4. Bantu pasien agama yang diyakininya
yang tidak mengembangkan 4. Dapat membantu pasien
mengganggu kemampuan mengatasi dalam mengembangkan
kesehatan perubahan spiritual kemampuan mengatasi
2. Klien dapat dalam kehidupan perubahan spiritual dalam
mengekspresikan 5. Fasilitasi pasien dengan kehidupan
perasaan bersalah dan alat-alat ibadah sesuai 5. Supaya pasien dapat
ansietas keyakinan beribadah sesuai
3. Klien dapat keyakinannya
mengekpresikan
kepuasaan dengan
kondisi spiritual
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Intervensi keperawatan spiritual