Prt 6
B.766Hi
Pengertian Kehilangan
Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai
sesuatu tanpa hal yang berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin
terjadi secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau
traumatik, diantisispasi atau tidak diharapkan/diduga, sebagian atau total
dan bisa kembali atau tidak dapat kembali
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu
kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau
pernah dimiliki. Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian
atau seluruhnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi
kehilangan, tergantung:
Tiba–tiba (Tidak dapat diramalkan) Kehilangan secara tiba- tiba dan tidak diharapkan dapat
mengarah pada pemulihan dukacita yang lambat. Kematian karena tindak kekerasan, bunuh
diri, pembunuhan atau pelalaian diri akan sulit diterima.
Berangsur – angsur (Dapat Diramalkan) Penyakit yang sangat menyulitkan Penyebab yang
ditinggalkan mengalami keletihan emosional (Rando:1984). Penelitian menunjukan bahwa
yang ditinggalkan oleh klien yang mengalami sakit selama 6 bulan atau kurang mempunyai
kebutuhan yang lebih besar terhadap ketergantungan pada orang lain, mengisolasi diri
mereka lebih banyak, dan mempunyai peningkatan perasaan marah dan bermusuhan.
Kemampuan untuk meyelesaikan proses berduka bergantung pada makna kehilangan dan
situasi sekitarnya. Kemampuan untuk menerima bantuan menerima bantuan mempengaruh
apakah yang berduka akan mampu mengatasi kehilangan. Visibilitas kehilangan
mempengaruh dukungan yang diterima. Durasi peubahan (mis. Apakah hal tersebut bersifat
sementara atau permanen) mempengaruhi jumlah waktu yang dibutuhkan dalam
menetapkan kembali ekuilibrium fisik, pshikologis, dan social.
Tipe keluarga
Actual Los
Perceived Loss ( Psikologis )
Anticipatory Loss
Kategori Kehilangan
Teori Engels
Fase I (shock dan tidak percaya)
Seseorang menolak kenyataan atau kehilangan dan mungkin menarik diri,
duduk malas, atau pergi tanpa tujuan. Reaksi secara fisik termasuk pingsan,
diaporesis, mual, diare, detak jantung cepat, tidak bisa istirahat, insomnia
dan kelelahan.
Fase II (berkembangnya kesadaran)
Seseoarang mulai merasakan kehilangan secara nyata/akut dan mungkin
mengalami putus asa. Kemarahan, perasaan bersalah, frustasi, depresi, dan
kekosongan jiwa tiba-tiba terjadi.
Fase III (restitusi)\
Berusaha mencoba untuk sepakat/damai dengan perasaan
yang hampa/kosong, karena kehilangan masih tetap tidak
dapat menerima perhatian yang baru dari seseorang yang
bertujuan untuk mengalihkan kehilangan seseorang.
Fase IV
Menekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan
terhadap almarhum. Bisa merasa bersalah dan sangat menyesal
tentang kurang perhatiannya di masa lalu terhadap almarhum
Fase V
Kehilangan yang tak dapat dihindari harus mulai
diketahui/disadari. Sehingga pada fase ini diharapkan seseorang
sudah dapat menerima kondisinya. Kesadaran baru telah
berkembang
Asuhan Keperawatan
. Pengkajian
1)factor genetic: riwayat depresi dalam keluarga
2)kesehatan fisik
3)kesehatan mental
4)pengalaman kehilangan di masa lalu
5)struktur kepribadian
6)stessort perasaan kehilangan
Dx
berduka berhubungan dengan kehilangan actual atau
kehilangan yang dirasakan
berduka antisipatif berhubungan dengan perpisahan atau
kehilangan
berduka disfungsional berhubungan dengan kehilangan
orang/benda yang dicintai atau memiliki arti besar
Perencanaan Tindakan Keperawatan