Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER”

Mata Kuliah DOSEN


Keperawatan Anak Ibu. Henny Pongantung,
Ns.,MSN.,DN.,Sc

Disusun oleh

Hesty lahete (2020050) Sr. Rosalinda santi (20200)


Erna sarapun (2020010) Jeansy maino (2020053)
Aurelia mamahit (20200 Agatha konarop (20200

STIKES GUNUNG MARIA TOMOHON

2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan
Anak mengenai “Konsep dan asuhan keperawatan DHF”

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan


tentunya dengan bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi penyusun
bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadisumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
STIKES GUNUNG MARIA TOMOHON

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan masalah.......................................................................2
C. Tujuan........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI...................................................................................3
B. PENYEBAB/ ETIOLOGI..........................................................3
C. PATOFISIOLOGI......................................................................4
D. PATHWAY................................................................................9
E. MANIFESTASI KLINIS/ GEJALA........................................10
F. KOMPLIKASI.........................................................................12
G. KONSEP DASAR KEPERAWATAN....................................13
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN.............................................17

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.........................................................................23
B. SARAN.....................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA........................................................................24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan penyakit
endemis diIndonesia dan sampai saat ini masih merupakan masalah utama
kesehatan masyarakat.Penyakit Demam Berdarah disebabkan oleh infeksi
virus Dengue yang akut dan ditandaidengan panas mendadak selama 2 – 7
hari tanpa sebab yang jelas disertai denganmanifestasi perdarahan, seperti
petekie, epistaxis kadang disertai muntah darah, berak darah, kesadaran
menurun, dan syock (Soegijanto, 2006).
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorragik Fever (DHF) ialah
penyakityang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk AedesAegypti dan Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini
terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Merebaknya
kasus DBD ini menimbulkan reaksi dari berbagaikalangan. Sebagian
menganggap hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran akankebersihan
lingkungan dan sebagian lagi menganggap karena pemerintah lambat
dalammengantisipasi dan merespon kasus ini.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Definisi
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Patway
5. Manifestasi klinis
6. Komplikasi
7. Konsep dasar keperawatan
8. Diagnosa keperawatan

C. Tujuan penulisan
1. Agar dapat mengetahui Definisi DHF
2. Agar dapat mengetahui Etiologi DHF
3. Agar dapat mengetahui Patofisiologi DHF
4. Agar dapat mengetahui Patway DHF
5. Agar dapat mengetahui Manifestasi klinis DHF
6. Agar dapat mengetahui Komplikasi DHF
7. Agar dapat mengetahui Konsep dasar keperawatan DHF
8. Agar dapat mengetahui diagnosa keperawatan DHF

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Dengue Haemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit infeksi virus akut

yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne virus,

genus flavivirus, famili flaviviridae. Penyakit DHF ditularkan melalui gigitan

nyamuk aedes aegypti, dan aedes albopictus dimana faktor utama penyakit
dari DHF sehingga terjadi sepanjang tahun dan bisa menyerang seluruh
kelompok umur mulai dari anak – anak hingga orang dewasa. Penyakit ini
berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat

(Dinkes, 2015).

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

Dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini

sebagian besar menyerang anak berumur <15 tahun, namun dapat juga

menyerang orang dewasa (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2013).

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus,

dan famili Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus
Aedes, terutama Aedes aegypti atau Aedes albopictus.

(Kementrian Keeharan Republik Indonesia 2015)

Demam berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit


demam akut terutama menyerang pada anak-anak, dan saat ini

3
cenderung polanya berubah ke orang dewasa. Gejala yang ditimbulkan
dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan shock yang
dapat menimbulkan kematian.

B. ETIOLOGI
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus (Arthropod-borne
viruses)
Artinya virus yang di tularkan melalui gigitan arthropoda misalnya nyamuk
aedes aegypti (betina). Arthropoda akan menjadi sumber infeksi selama
hidupnya sehingga selainmenjadi vektor virus dia juga menjadi hospes
reservoir virus tersebut yang paling bertindak menjadi vector adalah
berturut-turut nyamuk
Virus dengue, termasuk genus Falvivirus, keluarga falviridae. Terdapat 4
serotipevirus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Keempatnya
ditemukan di Indonesiadengan den-3 serotype terbanyak. Infeksi salah satu
serotype akan menimbulkan antibody terhadap serotype lain sangat kurang,
sehingga tidak dapat memberikan perlindunganyang memadai terhadap
serotype lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemisdengue
dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotype
virusdengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia (Sudoyo Aru,
dkk 2009)

4
C. PATOFIOLOGI

Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever


(DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan
kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (Zulkoni, 2011).
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue
yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti (Priesley, dkk. 2018). DBD
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke peredaran
darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes aegypti atau Aedes
Albopictus (Hadriyati, dkk. 2016). Jadi kesimpulannya, DBD merupakan
penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
DBD disebabkan oleh virus dengue yang merupakan virus RNA untai
tunggal, genus Flavivirus yang terdiri dari 4 serotipe yaitu Dengue-1, Dengue-
2, Dengue-3 dan Dengue-4. Struktur antigen keempat serotipe ini sangat mirip
satu dengan yang lain, namun antibodi terhadap masing-masing serotipe tidak
dapat memberikan perlindungan silang atau hanya sebagian kecil yang dapat
memberikan perlindungan silang. Virus ini tergolong Arthropod-borne Aedes
antara lain Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus menurut (Zulkoni, 2011).
Kesimpulannya, penyebab dari DBD yaitu virus dengue yang terdiri dari empat
serotipe dengue. Menurut (Irianto, 2013), derajat keparahan penyakit DBD
dibagi menjadi 4 derajat meliputi Derajat 1 yaitu demam, uji torniket (+) dan
kematian; Derajat II yaitu demam dengan perdarahan spontan, pada umumnya
dikulit dan atau perdarahan ditempat lain; Derajat III yaitu ditemukan
kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan nadi cepat dan lembut, tekanan nadi I
(<20 mmHg) atau hipotensi dengan kulit dingin, lembab dan gelisah; Derajat
IV yaitu renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tensi yang tidak terukur.
Kesimpulannya, DBD mempunyai klasifikasi yang dibagi menjadi empat
derajat.

5
Siklus hidup nyamuk Aedes Aegypti mempunyai empat fase. Pertama
telur, sangat sensitif dan tidak dapat hidup pada suhu rendah 100C, Tetapi dapat
hidup pada kekeringan. Telur dapat bertahan hidup >1 tahun pada suhu 210C.
Telur sering menetas secara bersamaan menjadi jentik pada suhu optimum 250
-270C didalam air menurut (Putri, 2009). Kedua jentik/larva, dipengaruhi oleh
suhu air, kepadatan populasi dan tersediannya makanan. Jentik akan menjadi
pupa/kepompong dalam waktu 4-8 hari, dapat bertahan lama dibawah
permukaan air ditempat perindukannya, serta dapat bertahan pada tanah yang
lembab selama 13 hari. Ketiga pupa/kepompong, Larva/jentik menjadi
kepompong memerlukan waktu sekita 1,5-2,5 hari. Beberapa pupa/kepompong
dapat hidup pada temperatur 4,50C selama 24 jam. Keempat nyamuk dewasa,
Siklus hidup pupa/kepompong berubah menjadi dewasa berlangsung selama 1-
5 hari dan dapat hidup <50 hari. Perkawinan dilakukan 24-28 jam setelah
nyamuk menjadi dewasa. Nyamuk betina dapat memproduksi telur 50-500
butir pada pertama kali. Suhu yang baik untuk nyamuk dewasa adalah 260C.
Variasi lamanya umur nyamuk dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban,
makanan dan aktivitas reproduksi.

6
D. PATHWAY

Hipertermi

Hipovelemia

Defisit Nutrisi

7
E. MANIFESTASI KLINIS
Penyakit ini ditandai oleh demam mendadakk tanpa sebab yang jelas
disertaigejala lain seperti lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri pada
anggota badan, punggung, sendi, kepala dan perut. Gejala–gejala tersebut
menyerupai influenza biasa.Pada hari ke 2 atau ke 3 demam muncul bentuk
peradarhan yang beraneka ragam dimulai dari yang paling ringan berupa
peradrahan di bawah kulit (petekia / eksimosis ), persarahan gusi, epistaksis
sampai perdarahan yang hebat berupa muntah darah akibat perdarahan
lambung, menelan dan juga hematuria massif.
Berdasarkan WHO pada tahun 1975, Diagnosis DBD (DHF) harus
berdasarkan adanyagejala klinik sebagai berikut :
1) Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2 – 7 hari ( tanpa
sebab jelas)
2) Manifestasi perdarahan mengenai uji tourniquet positif dan salah satu
bentuk perdarahan lain (ptekuia, purpura, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi),hematemesis dan atau melena.
3) Pembesaran hati
4) Syok yang ditandai oleh nadi lemah dan cepat disertai tekanan nadi
menurun (≤ 20mmHg), tekanan darah menurun (tekanan sistolik ≤ 80
mmHg) disertai kulit yangteraba dingin dan lembab terutama pada ujung
hidung, jari dan kaki, pasien menjadigelisah, dan timbul sianosis di
sekitar mulut.
Pada kira kira sepertiga kasus DBD setelah demam berlangsung
beberapa aharikeadaan umum pasien tiba-tiba memburu. Hal ini terjdi
pada saat atau setelah demammenurun, yaitu dianatara hari sakit ke 3-7.
Pasien serngkali mengeluh nyeri di daerah perut saat sebelum syok
timbul. Syok yang terjadi selama periode demam, biasanyamempunyai
Prognosis buruk.

8
Tatalaksana syok harus dilakukan secara tepat oleh karena bila
tidak pasien dapatmasalah dalam syok berat (profound shock), tekanan
darah tidak dapat diukur dan naditidak dapat diraba. Lama syok singkat;
pasien dapat meninggal dalam waktu 12-24 jamatau menyebuh.
Tatalaksana syok yang tidak adekuat akan menimbulkan
komplikasiasedosis netabolik, hipoksia, perdarahan, gastrointestinal hebat
dengan progenesis buruk. Pasien menyembuh dalam waktu 2-3 hari dan
selera makanyang membaik merupakan petunjuk prognosis baik.
(Soedarmo 2015)

9
F. KOMPLIKASI
Dalam penyakit DHF atau demam berdarah jika tidak segera di tangani
akanmenimbulkan kompikisi adalah sebagai berikut :
1) PerdarahanPerdarahan pada DHF disebabkan adanya perubahan
vaskuler, penurunan jumlah trombosit (trombositopenia) <100.000
/mm³ dan koagulopati,trombositopenia, dihubungkan dengan
meningkatnya megakoriosit muda dalamsumsum tulang dan
pendeknya masa hidup trombosit. Tendensi perdarahanterlihat pada
uji tourniquet positif, petechi, purpura, ekimosis, dan
perdarahansaluran cerna, hematemesis dan melena.
2) Kegagalan sirkulasiDSS (Dengue Syok Sindrom) biasanya terjadi
sesudah hari ke 2 – 7, disebabkanoleh peningkatan permeabilitas
vaskuler sehingga terjadi kebocoran plasma,efusi cairan serosa ke
rongga pleura dan peritoneum, hipoproteinemia,hemokonsentrasi dan
hipovolemi yang mengakibatkan berkurangnya aliran balik vena
(venous return), prelod, miokardium volume sekuncup dan curah
jantung,sehingga terjadi disfungsi atau kegagalan sirkulasi dan
penurunan sirkulasi jaringan.
3) HepatomegaliHati umumnya membesar dengan perlemakan yang
berhubungan dengannekrosis karena perdarahan, yang terjadi pada
lobulus hati dan sel sel kapiler.Terkadang tampak sel netrofil dan
limposit yang lebih besar dan lebih banyakdikarenakan adanya reaksi
atau kompleks virus antibody.
4) Efusi pleuraEfusi pleura karena adanya kebocoran plasma yang
mengakibatkan ekstravasasialiran intravaskuler sel hal tersebut dapat
dibuktikan dengan adanya cairan dalamrongga pleura bila terjadi efusi
pleura akan terjadi dispnea, sesak napas.

1
G. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1) Identitas pasien
Nama, umur (pada DHF tersering menyerang anak dengan usia
kurang dari 15tahun ) jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama
orang tua, pendidikan orangtua, pekerjaan orang tua.
2) Keluhan utama
Alasan / keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke
rumah sakit adalah panas tinggi anak lemah.
3) Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak disertai menggigil ,
saat demamkesadran kompos mentis. Panas menurun terjadi antara
hari ke 3 dan ke 7,sementara anak semakin lemah. Kadang–kadang
disertai keluhan batuk pilek,nyeri telan, mual, muntah anoreksia,
diare / konstipasi, sakit kepala, nyeri ototdan persendian, nyeri ulu
hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, sertaadanya manifestasi
perdarahan pada kulit, gusi ( grade III , IV ) menelan
atauhematemesis.
4) Riwayat penyakit yang pernah di derita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada dengue Haemorrhagic
fever,anak bisa mengalami serangan ulang dengue haemorrhagic
fever dengan tipe virusyang lain.
5) Riwayat imunisasi
Bila anak mempunyai kekebalan yang baik , kemungkinan timbul
komplikasidapat dihindarkan.
6) Riwayat gizi
Status gizi yang menderita DHF dapat bervariasi.Semua anak
dengan statusgizi baik , maupun buruk dapat berisiko apabila
terdapat faktor predisposisinya.Pada anak yang menderita DHF

1
sering mengalami keluhanmual , muntah , dan nafsu makan
menurun.Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai dengan
oemenuhan nutrisi yang adekuat anak dapat mengalami penurunan
berat badan , sehingga status gizinya menjadi kurang.
7) Kondisi lingkungan
Sering terjadi pada daerah yang padat penduduknya , lingkungan
yang kurangkebersihannya (air yang menggenang) dan gantungan
baju di kamar.
8) Pola kebiasaana
a) Nutrisi dan metabolisme , yaitu frekuensi , jenis , pantangan
, nafsu makan berkurang / menurun.
b) Eliminasi alvi (buang air besar ) kadang – kadang anak
mengalami diare /konstipasi.DHF pada grade III – IV bisa
terjadi melena
c) Eliminasi urine ( buang air kecil ) perlu dikaji apakah sering
kencing ,sedikit / banyak , sakit / tidak.Pada DHF grade IV
sering terjadi hematuri.
d) Tidur dan istirahat. Anak sering mengalami kurang tidur
Karen sakit /nyeri otot dan persendian,sehingga kuantitas
dan kualitas tidur , sertaistirahat kurang.
e) Kebersihan.Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri
dan lingkungancenderung kurang terutama tempat sarangnya
nyamuk aedes aegypti.
f) Tanggapan bila ada keluarga yang sakit dan upaya untuk
menjagakesehatan.
9) Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi , palpasi , auskultsai dan
perkusi dariujung rambut sampai ujung kaki.Berdasarkan tingkatan
(grade) DHF ,keadaan fisik anak sebagai berikut.

1
a) Grade I : kesadaran kompos mentis ; keadaan umum lemah ;
tanda – tandavital nadi lemah.
b) Grade II : kesadaran kompos mentis ; keadaan umum lemah
; adanya perdarahan spontan petekia ; perdarahan gusi dan
telinga ; nadi lemah ,kecil , tidak teratur.
c) Grade III : kesadaran apatis ; somnolen ; keadaan umum
lemah , nadilemah , kecil , tidak teratur ; tensi menurun.
d) Grade IV : kesadaran koma ; nadi tidak teraba ; tensi tidak
terukur ; pernapasan tidak teratur ; ekstrimitas dingin ;
berkeringat ; dan kulitnamapk biru.
10) Sistem integumenta
a) Kulit adanya petekia, turgor kulit menurun , keringat dingin ,
lembab.
b) Kuku cyanosis / tidak.
c) Kepala dan leher.Kepala terasa nyeri , muka tampak
kemerahan pada muka karena demam(flushy), mata anemis ,
hidup kadang mengalami perdarahan / epistksis(grade II , III ,
IV ).pada mulut didapatkan mukosa mulut kering ,
perdarahan gusi , kotor , dan nyeri telan.Tenggorokan
mengalamihyperemia faring , terjadi perdarahan teling (grade
II , III , IV ).
d) Dada.Bentuk simestris , kadang – kadang sesak , pada foto
thoraks terdapatadanya cairan yang tertimbun pada paru
sebelah kanan (efusi pleura),Rales + , ronchi + biasanya pada
grade III , IV .
e) Pada abdomen terdapat nyeri tekan , pembesaran hati
(hepatomegali), danasites.
f) Ekstremitas , yaitu akral dingin , nyeri otot dan sendi serta
tulang.

1
11) Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai sebagai beriku.
a) Hb dan PCV meningkat (≥ 20 %)
b) Trambositopenia (≥ 100.000 / ml )
c) Leukopenia (mungkin normal atau lekositosis ).
d) Ig.D. dengue positif.
e) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan
hipoproteinemia ,hipokloremia, hiponatermia.
f) Urium dan pH darah mungkin meningkat.
g) Asidosis metabolic ; pCO2 < 35 – 40 mmHg , HCO3 rendah
h) SGOT / SGPT mungkin meningkat

1
H. DIANGNOSA KEPERAWATAN
No Diangnosa SLKI SIKI
keperawatan
1. Hipertermia(D0130) Termoregulasi(L.14134) Manajemen
hilertermia(1.15506)
Penyebab Kriteria hasil: Observasi:
Dehidrasi 1. Kulit merah menurun  identifikasi penyebab
2. Kejang menurun hipertermia(mis.
Gejala dan tanda mayor 3. Akrosianosis menurun Dehidrasi,terpapar lingkungan
1. Suhu tubuh di atas 4. Piloeraksi menurun panas, penggunaan inkubator)
nilai normar 5. Vasokontriksi perifer  monitor suhu tubuh
menurun  monitor kadar elektralit
Gejala dan tanda minor 6. Kulit memorata  monitor haluaran urine
1. kulit merah menurun  monitor komplikasi
2. kejang 7. Pucat menurun akibat hipertermia
3. takikardi 8. Takikardia menurun
4. takipnea 9. Takipnea menurun
5. kulit terasa hangat 10.Bradikardia menurun
11.Dasar kuku sianolik Terapeutik:
menurun  sediakan lingkungan yang
12.Hipoksia menurun dingin
13.Suhu tubuh membaik  longgarkan atau
14.Suhu kulit membaik lepaskan pakaian
15.Kadar glukosa darah  basahi dan kipasi permukaan
membaik tubuh
16.Pengisian kapiler  berikan cairan oral
membaik  ganti linen setiap hari atau
17.Ventilasi membaik lebih sering jika mengalami

1
18.Tekanan darah hiperhidrosis(keringat
membaik berlebih)
 lakukan pendinginan
eksternal(mis. Selimut
hipotermia atau kompres
dingin pada
dahi,leher,dada,abdomen,
aksila)
 hindari pemberian antipiretik
atau aspirin
 berikan oksigen, Jika perlu
Edukasi:
 anjurkan tirah baring

Kaloborasi
 kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena, Jika
perlu
2. Resiko Tingkat Pencegahan
perdarahan(D.0012) perdarahan(L.02017) pendarahan(1.02067)

Penyebab Kriteria hasil:


Aneurisma 1. Kelembaban Observasi:
membran  monitor tanda dan gejala
Kondisi klinis terkait mukosameningkat pendarahan

1
1. aneurisma 2. kelembaban kulit  monitor nilai hematokrit/
2. Koagulopati meningkat hemoglobin sebelum dan
intravaskular 3. kognitif meningkat setelah kehilangan darah
diseminata 4. hemoptisis menurun  monitor tanda-tanda vital
3. Sirosis hepatis 5. hematemesis menurun ortostatik
4. Ulkus lambung 6. hematuria menurun  monitor koagulasi(mis.
5. Varises 7. perdarahan anus Prothrombin time (PT),partiel
6. Trombositopenia menurun thomboplastin time
7. Ketuban pecah 8. distensi abdomen (PTT),fibrinogen,degradasi,fib
sebelum waktunya 9. perdarahan vagina rin dan/atau platelet)
8. Plasenta menurun
previa/aprupsio 10.perdarahan pasca Terapeutik:
9. Atonia uteri operasi  pertahankan bed rest selama
10.Retensi plasenta 11.hemoglobin membaik perdarahan
11.Tindakan 12.hematokrit membaik  batasi tindakan invasif, jika
pembedahan 13.tekanan darah perlu
12. kanker membaik  gunakan kasur pencegahan
13. trauma. 14.denyut nadi apikal dekubitus
membaik  hindari pengukuran suhu rektal
15.suhu tubuh membaik.
Edukasi:
 Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
 anjurkan menggunakan kaos
kaki saat ambulasi
 anjurkan meningkatkan asupan
cairan untuk menghindari
konstipasi

1
 anjurkan menghindari aspirin
atau antikoagulan
 anjurkan meningkatkan
asupan makanan dan vitamin
K
 anjurkan segera melapor jika
terjadi perdarahan.

Kolaborasi:
 kolaborasi pemberian obat
mengontrol perdarahan ,Jika
perlu
 kolaborasi pemberian produk
darah ,Jika perlu
 kolaborasi pemberian pelunak
tinja, Jika perlu
3. Nyeri akut(D.0077) Tingkat nyeri(L.08066) Manajemen nyeri(1.08238)

Penyebab Kriteria hasil: Observasi:


agen pencedera fisiogis 1. Kemampuan  identifikasi lokasi,
menuntaskan aktivitas karakteristik,durasi,frekuensi,
Gejala dan tanda meningkat kualitas intensitas nyeri
mayor 2. Keluhan nyeri  identifikasi skala nyeri
1. Tampak meringis menurun  identifikasi respon nyeri non
2. Bersikap 3. Meringis menurun verbal
protektif(mis. 4. Sikap protektif  identifikasi faktor yang
Waspada, posisi menurun memperberat dan
menghindari nyeri) 5. Gelisah menurun memperingan nyeri
3. Gelisah 6. Kesulitan tidur  identifikasi pengetahuan dan

1
1
4. Frekuensi nadi menurun keyakinan tentang nyeri
meningkat 7. Menarik diri menurun  Identifikasi pengaruh budaya
5. 5.Sulit tidur 8. Berfokus pada diri terhadap respon nyeri
sendiri menurun  Identifikasi pengaruh nyeri
Gejala dan tanda 9. Diaforesis menurun pada kualitas hidup
minor 10.Perasaan  monitor keberhasilan terapi
1. Tekanan darah depresi(tertekan)menu komplementer yang sudah
meningkat run diberikan
2. Pola napas berubah 11. Perasaan takut  monitor efek samping
3. Nafsu makan mengalami cedera Penggunaan analgetik
berubah berulang menurun
4. Proses berpikir 12. Anoreksia menurun Terapeutik:
terganggu 13.Perineum terasa  berikan teknik non
5. Menarik diri tertekan menurun farmakologi untuk mengurangi
6. Berfokus pada diri 14.Uterus teraba rasa nyeri
sendiri membulat menurun  kontrol lingkungan yang
7. Diaforesis. 15.Ketegangan otot memperberat rasa nyeri
menurun  fasilitasi istirahat dan tidur
16.Pupil dilatasi menurun  pertimbangkan jenis dan
17.Muntah menurun sumber nyeri dalam pemilihan
18.Mual menurun strategi meredakan nyeri
19.Frekuensi nadi
membaik Edukasi:
20.Pola nafas membaik  Jelaskan penyebab,periode,dan
21.Tekanan darah pemicu nyeri
membaik  Jelaskan strategi pereda nyeri
22.Proses berpikir  anjurkan memonitor nyeri
membaik secara mandiri

2
23.Fokus membaik  anjurkan menggunakan
24.Fungsi berkemih analgetik secara tepat
membaik  ajarkan teknik non
25.Perilaku membaik farmakologis untuk
26.Nafsu makan mengurangi rasa nyeri
membaik
27.Pola tidur membaik Kolaborasi
 kolaborasi pemberian analgetik
,Jika perlu

2
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan
olehempat serotype virus dengue ditandai dengan empat gejala klinis utama
yaitu demamyang tinggi, manifestasi perdarahan hepatomegaly, dan tanda-
tanda kegagalan sirkulasisampai timbulnya tenjatan (sindrom renjatan
dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan
kematian. Penyebab dhf yaitu virus dengue. Gejalautama dhf yaitu demam
tinggi 2-7 hari, dan muncul bintik merah pada badan. Penyakitdhf terdapat 4
derajat yang masing-masing memiliki ciri khas.

B. SARAN
Agar dapat mendukung, memajukan, dan menghargai perkembangan
desain grafis di Indonesia, khususnya di Kota tomohon
ikut serta memaksimalkan kegiatan berantas demam berdarah Pada
penelitian yang akan datang agar kualitas dan bobotnya dapat
lebih baik, baik secara studi maupun desain.

2
DAFTAR PUSTAKA

Bieber, Bizzle. "Makalah DHF pada anak." academia.edu. 16 Feb. 2017.


www.academia.edu/44099162/Makalah_DHF_pada_anak. Accessed 22 Mar.
2022.

Maranatha, Universitas Kristen. "BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN."


repository.maranatha.edu. 1 Mar. 2017.
repository.maranatha.edu/998/6/0664224_Conclusion.pdf. Accessed 22 Mar.
2022.

Anda mungkin juga menyukai