Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS

DHF (DENGUE HEMORAGIC FEVER) PADA ANAK


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak II

Disusun oleh kelompok 5:


1. Fathurozak (A11701546)
2. Fita Fatimatul L (A11701548)
3. Fitri Pebriyani (A11701549)
4. Fitria Khoirunnisa (A11701550)
5. Fiyandari Setianingsih (A11701551)
6. Gea Andriani (A11701552)
7. Gusti Abimanyu P. (A11701553)

KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Asuhan Keperawatan Dengan
DHF Pada Anak”
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan
Anak yang diberikan dosen dan juga dalam rangka memperdalam pemaham
tentang asuhan keperawatan pada anak khususnya dengan kasus DHF.
Terimakasih juga kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-ide sehingga makalah ini bisa tersusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Kebumen, 10 Mei 2020

Tim Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………………

Kata Pengantar ………………………………………………………………...

Daftar Isi ………………………………………………………………………

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………
1.3 Tujuan …………………………………………………………………..

BAB II Tinjauan Medis

2.1 Pengertian DHF…………………………………………..


2.2 Etiologi DHF…………………………………………….
2.3 Pathway DHF…………………………………………...
2.4 Manifestasi Klinis DHF…………………………………
2.5 Pemeriksaan Penunjang DHF……………………………
2.9 Penatalaksanaan Medis Diabetes Mellitus……………………………
BAB III Tinjauan Keperawatan

3.1 Pengkajian Fokus


3.2 Daftar Diagnosa Keperawatan
3.3 Intervensi Keperawatan Berdasarkan Nanda/NOC/NIC ………………

BAB IV Penutup

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………


3.2 Penutup ……………………………………………………………..

Daftar Pustaka ……………………………………………………………….


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau DHF (Dengue Haemoragic Fever)
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong
Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan family Flaviviridae. DBD
ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti
(infodatin, 2016). Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat
menyerang seluruh kelompok umur. Munculnya penyakit ini berkaitan
dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat (Kemenkes RI, 2016).
Menurut Soedarto (2012) Indonesia adalah daerah edemis DBD dan
mengalami epidemic sekali dalam 4-5 tahun. Faktor lingkungan dengan
banyaknya genangan air bersih dan menjadi sarang nyamuk, mobilitas
penduduk yang tinggi dan cepatnya transportasi antar daerah, menyebabkan
sering terjadinya DBD. Indonesia termasuk dalam salah satu Negara yang
edemik DBD dengan jumlah penderitanya yang terus-menerus bertambah dan
penyebarannya semakin luas.
1.2  Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari DHF ?
2. Apa etiologi dari DHF ?
3.  Apa patofisiologi dari DHF ?
4. Apa manifestasi klinis dari DHF ?
5. Apa pemeriksaan penunjang dari DHF ?
6. Apa pengkajian fokus dari DHF ?
7. Apa diagnosa yang sesuai dari DHF ?
8. Bagaimana intervensi yang tepat untuk DHF ?

1.3  Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui definisi DHF.
2. Dapat mengetahui etiologi DHF.
3. Dapat mengetahui patofisiologi DHF.
4. Dapat mengetahui manifestasi klinis DHF.
5. Dapat mengetahui pemeriksaan penunjang DHF.
6. Dapat mengetahui pengkajian fokus DHF.
7. Dapat mengetahui diagnosa DHF.
8. Dapat mengetahui intervensi DHF.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi DHF


DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus
yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypti betina. Penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan
Demam Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2016).
DHF adalah infeksi arbovirus( arthropoda-borne virus) akut, ditularkan
oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2018)
Dari beberapa pengertian di atas dapat menyimpulkan bahwa DHF
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti, biasanya menyerang anak di bawah
usia 15 tahun dan dapat menimbulkan kematian.

2.2 Etiologi DHF


Empat virus dengue yang berbeda diketahui menyebabkan demam
berdarah. Demam berdarah terjadi ketika seseorang digigit oleh nyamuk yang
terinfeksi virus. Nyamuk Aedes aegypti adalah spesies utama yang menyebar
penyakit ini. Ada lebih dari 100 juta kasus baru demam berdarah setiap tahun
di seluruh dunia. Sejumlah kecil ini berkembang menjadi demam berdarah.
Kebanyakan infeksi di Amerika Serikat yang dibawa dari negara lain. Faktor
risiko untuk demam berdarah termasuk memiliki antibodi terhadap virus
demam berdarah dari infeksi sebelumnya (Vyas, et al, 2014).
Virus dengue termasuk genus Flavirus, keluarga flaviridae terdapat 4
serotipe virus dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4, keempatnya
ditemukan di Indonesia dengan den-3 serotype terbanyak. Infeksi salah satu
serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan,
sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang,
sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap
serotipe lain. Seseorang yang tinggal di daerah epidermis dengue dapat
terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus
dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia (Nurarif & Hardhi,
2015).

2.3 Manifestasi Klinis DHF


Demam berdarah menurut (WHO, 2015) adalah, penyakit seperti flu berat
yang mempengaruhi bayi, anak-anak dan orang dewasa, tapi jarang
menyebabkan kematian. Dengue harus dicurigai bila demam tinggi (40 ° C /
104 ° F) disertai dengan 2 dari gejala berikut: sakit kepala parah, nyeri di
belakang mata, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, pembengkakan kelenjar
atau ruam. Gejala biasanya berlangsung selama 2-7 hari, setelah masa
inkubasi 4-10 hari setelah gigitan dari nyamuk yang terinfeksi.
Dengue yang parah adalah komplikasi yang berpotensi mematikan karena
plasma bocor, akumulasi cairan, gangguan pernapasan, pendarahan parah,
atau gangguan organ. Tanda-tanda peringatan terjadi 3-7 hari setelah gejala
pertama dalam hubungannya dengan penurunan suhu (di bawah 38 ° C/ 100 °
F) dan meliputi: sakit parah perut, muntah terus menerus, napas cepat, gusi
berdarah, kelelahan, kegelisahan dan darah di muntah. 24-48 jam berikutnya
dari tahap kritis dapat mematikan; perawatan medis yang tepat diperlukan
untuk menghindari komplikasi dan risiko kematian.
Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu:
a. Derajat I : Demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunya
manifestasi perdarahan dalam uji tourniquet positif, trombositopenia,
himokonsentrasi.
b. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau
tempat lain.
c. Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat
dan lemah, tekanan darah turun (20 mm Hg) atau hipotensi disertai
dengan kulit dingin dan gelisah.
d. Derajat IV : Kegagalan sirkulasi, nadi tidak teraba dan tekanan darah
tidak Terukur.
Menurut (Vyas et. Al 2014), gejala awal demam berdarah dengue yang
mirip dengan demam berdarah. Tapi setelah beberapa hari orang yang
terinfeksi menjadi mudah marah, gelisah, dan berkeringat. Terjadi
perdarahan: muncul bintik-bintik kecil seperti darah pada kulit dan patch
lebih besar dari darah di bawah kulit. Luka ringan dapat menyebabkan
perdarahan.
Syok dapat menyebabkan kematian. Jika orang tersebut bertahan,
pemulihan dimulai setelah masa krisis 1-hari.
1. Gejala awal termasuk:
a. Nafsu makan menurun
b. Demam
c. Sakit kepala
d. Nyeri sendi atau otot
e. Perasaan sakit umum
f. Muntah
2. Gejala fase akut termasuk kegelisahan diikuti oleh:
a. Bercak darah di bawah kulit
b. Bintik-bintik kecil darah di kulit

2.4 Pathway DHF


Terlampir
2.5 Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1. Leukosit : Leukosit menurun
2. Trombosit : Trombositopenia (<100.000/mm3)
3. Hematokrit : Meningkat >20%
4. Hemostatis : Dilakukat DT, APTT, Fibrinogen, dicurigai
adanya perdarahan/kelainan pembekuan darah
5. Protein/albumin : Hipoprotemia
6. GGOT/SPGT : Meningkat
7. Ureum, Kreatinin : bila didapatkan ganguan fungsi ginjal
8. Elektrolit : sebagai parometer pemantauan pemberian cairan
9. Immunoserologi
1) IgM : Terdeteksi pada hari ke 3-5, meningkat pada minggun ke
3 menghilang setelah 60-90 hari
2) IgG : pada infeksi primer IgG mula terdeteksi pada hari ke 14,
infeksi sekunder pada hari ke 2
b. Radiologi
Pemeriksaan dengan foto paru dapat menunjukan adanya efusi pleura.
Biasanya posisi lateral decubitus kanan lebih baik dalam mendeteksi
cairan dibandingkan dengan posisi berbaring
c. Ultrasonografis (USG)
USG pada anak lebih disukai dengan pertimbangan dan yang paling
penting tidak menggunakan system pengionan (Sinar-X) dan dapat
diperiksa sekaligus berbagai organ dalam perut. Adanya asites dan cairan
pleura pada pemeriksaan USG dapat digunakan sebagai alat menentukan
penyakit yang lebih berat misalnya dengan melihat penebalan dinding
kandung empedu dan penebalan pancreas.
BAB III
TINJAUAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian Fokus


1. Pengkajian
a. Identitas klien
Biasanya yang dikaji nama anak, umur, jenis kelamin, pendidikan,
anak keberapa, nama orang tua, alamat orang tua, pendidikan orang
tua, pekerjaan orang tua.
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya klien mempunyai riwayat demam dengue, kemungkinan
klien pernah terpapar dengan virus dengue yang berbeda
2) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluh sakit perut, demam tinggi mendadak dan
terus menerus, nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun,
perdarahan pada gusi, hidung, hematemesis atau melena, kulit
teraba lembab dan dingin terutama pada ujung jari tangan, kaki dan
hidung
3) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya penyakit DHF bukan penyakit keturunan, ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
4) Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan tubuh yang baik, maka
kemungkinan timbulnya komplikasi dapat dihindari
5) Kondisi Lingkungan
Sering terjadi didaerah yang padat penduduknya dan linhkungan
yang kurang bersih seperti air yang menggenang dan gantungan
baju dikamar.
c. Pemeriksaan Fisik
1) TTV
Biasanya jika sudah terjadi shock ditemukan TD menurun, Nadi
pertama cepat kemudian menurun. Pada hari ke 4 dan ke 5 suhu
tinggi dan jika shock tiba tiba turun dan pernafasan cepat
2) TB : Biasanya tidak ditemukan peningkatan dan penurunan
BB dan Lila : biasanya ditemukan penurunan
3) Kepala
- Lingkar kepala, ukuran, ubun ubun, bentuk kepala
- Rambut : Biasanya tidak ditemukan kelainan
- Mata : Biasanya konjungtiva anemis
- Hidung : Biasanya hidung kadang mengalami perdarahan
- Mulut : Biasanya membran mukosa kering, perdarahan
pada gusi
4) Leher
Tidak ditemukan kelainan
5) Thoraks
I : Bentuk dada simetris kanan kiri
P : Biasanya Fremitus kiri dan kanan
P : Biasanya sonor
A : Biasanya bunyi nafas vesikuler
Jantung
I : Biasanya ictus tidak terlihat
P : Biasanya ictus teraba
P : Biasanya batas jantung normal
A : Biasanya teratur
6) Abdomen
I : Biasanya perut asites
A : Biasanya bising usus (+)
P : Biasanya nyeri tekan dan hepar teraba
P : Biasanya nyeri tekan ada
7) Ekstermitas
Biasanya akral teraba dingin, kapilarirefill >3detik, sianosis, dan
nyeri otot, sendi dan tulang
8) Integumen
Biasanya kulit teraba lembab dan dingin, turgor kulit menurun
9) Neurologik
Biasanya kesadaran menurun
d. Pola kebiasaan
1) Nutrisi
a) Makan : dikaji frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan,
menurun atau berkurang
b) Minum: biasanya klien dianjurkan banyak minum air putih
1,5-2 liter/hari, minum susu, syrup dan jus jambu biji
2) Eliminasi
a) Miksi : kaji apakah sering BAK, sedikit atau banyak pada
DHF grade IV sering terjadi hematuria
b) Defekasi : biasanya anak mengalami diare atau konstipasi
pada DHF grade III-IV dan bisa terjadi melena
3) Aktivitas perawatan diri
Biasanya kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang
4) Istirahat dan tidur
Biasanya istirahat dan tidur anak terganggu karena mengalami
nyeri sendi dan otot
e. Data social ekonomi
Biasanya penyakit ini bisa terjadi oada semua golongan, baik ekonomi
atas, menengah dan hawah, serta biasanya juga terjadi pada semua
kalangan usia
f. Data psikososial
Biasanya klien ditemukan cemas karena demamnya naik turun dan
serinh bertanya Tanya tentang penyakitnya dan kesembuhannya,
3.2 Diagnosa Keperawatan

a. Hipertermi
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
c. Risiko syok hipovolemik
d. Gangguan rasa nyaman : nyeri
e. Intoleransi aktivitas

3.3 Intervensi Keperawatan


Diagnosa
N
keperawa Tujuan Intervensi Rasional
o
tan

1. Resiko Setelah dilakukan - kaji - mengidentifik


pemenuha tindakan selama… riwayat asi makanan
n x…jam, nutrisi, kesukaan
kebutuhan diharapkan termasuk memungkinka
nutrisi masalah resiko makanan n masukan
kurang pemenuhan nutrisi yang di makanan
dari dapat berkurang sukai anak adekuat
kebutuhan dengan kriteria - observasi - mengawasi
tubuh b.d hasil : dan catat masukan
intake masukan kalori /
- Tidak ada
nutrisi makanan kualitas
tanda tanda
yang tdk pasien kekurangan
mal nutrisi
adekuat anak konsumsi
pada anak
akibat - timbang makanan pada
- Menunjuka
mual, berat anak
n berat
muntah badan anak - mengawasi
badan yang
dan tidak secara penurunan
seimbang
nafsu teratur tiap berat badan /
makan hari mengawasi
- berikan efektifitas
anak intervensi
makan - makan sedikit
sedikit dapat
namun menurunkan
sering dan kelemahan
atau dan
makanan meningkatkan
diantara masukan juga
waktu mencegah
makan distensi gaster
2 Intoleransi Setelah dilakukan - Kaji - Untuk
aktivitas tindakan selama… keluhan mengidentifik
bethubung x…jam, pasien asi masalah-
an dengan diharapkan - Kaji hal- masalah
kelemahan masalah hal yang pasien
umum, intoleransi mampu - Untuk
tirah aktifitas dapat atau yang mengetahui
baring berkurang dengan tdk tingkat
kriteria hasil : mampu ketergantunga
dilakukan n pasien
- Melaporka
oleh dalam
n
pasien memenuhi
peningkata
- Pertahanka kebutuhanya
kn
n tirah - Mengurangi
intoleransi
baring bila resiko cedera
aktifitas
diinginkan akibat
( ADL)
, penurunan
- Menunjuka
tingkatkan trombosit, dan
n
tingkat memperbaiki
penurunan
aktifitas tonus otot
tanda
fisiologis sesuai tanpa
intoleran, toleransi kelemahan
misal nadi,
pernafasan
- Tekanan
darah
dalam
rentan
normal
3. Resiko Setelah dilakukan - Moranitor - Membantu
terjadinya tindakan selama… keadaan kondisi pasien
syok x…jam, umum selama masa
berhubung diharapkan pasien perawatan
an dengan masalah resiko - Observasi terutama pada
hipovolem terjadinya syok ttv setiap 2 saat terjadi
ia dapat berkurang sampai perdarahan
dengan kriteria 3jam shg segera
hasil : - Palpasi diketahui
nadi tanda syok
- Menunjuka
perifer, dan dapat
n membran
capilary segera
mukosa /
refil, ditangani
kulit
temperatur - Tanda tanda
lembab,
kulit kaji vital normal
tanda vital
kesadaran menandakan
stabil,
keadaan
haluaran
umum baik
urin
- Kondisi yang
adekuat,
berkontribusi
nadi
dalam
perifer
kekurangan
normal
cairan
ekstraseluler
yang dapat
menyebabkan
kolaps pada
sirkulasi/syok
4. Hipertermi Setelah dilakukan - Kaji suhu - Mengetahui
berhubung tindakan selama… tubuh peningkatan
an dengan x…jam, pasien suhu tubuh
proses diharapkan - Beri - Mengurangi
infeksi masalah kompres panas dengan
virus hipertermi dapat air hangat / pemindahan
dengue berkurang dengan tindakan panas secara
(viremia) kriteria hasil : tws konduksi
- Anjurkan - Memberikan
- Suhu tubuh
anak rasa nyaman
antara 36-
mengguna dan pakaian
37°C
kan yang tipis
- Akral tdk
pakaian mudah
teraba
tipis dan menyerap
hangat
mudah keringat tidak
menyerap merangsang
keringat peningkatkan
- Observasi suhu tubuh
intake dan - Mendeteksi
output dini
tanda vital kekurangan
- Kolaborasi cairan serta
pemberian mengetahui
cairan keseimbangan
intravena cairan dan
dan elektrolt
pemberian dalam tubuh
antipiretik - Pemberiaan
sesuai cairan sangat
program penting bagi
pasien anak
dengan suhu
tubuh tinggi
5. Nyeri Setelah dilakukan - Kaji - Untuk
berhubung tindakan selama… tingkat mengetahui
an dengan x…jam, nyeri yang berapa berat
proses diharapkan di alami nyeri yang
patologis masalah nyeri pasien dialami pasien
penyakit dapat berkurang - Berikan - Posisi nyaman
dengan kriteria posisi dan
hasil : yang lingkungan
nyama, tenang
- Mengataka
usahakan mengurangi
n nyeri
situasi rasa nyeri
hilang atau
ruangan - Analgetik
terkontrol
yang dapat
- Menunjuka
tenang menekan atau
n relaksasi,
- Berikan mengurangi
dapat tidur
obat nyeri pasien
atau
obatan
istirahat
analgetik
- Menunjuka
n perilaku
mengurang
i nyeri
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
DHF (Dengue Hemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue yang ditularkan melalui nyamuk aedes aegepty. Didalam askep
DHF diagnose keperawatan yang mungkin muncul antara lain hipertermi,
gangguan pemenuhan nutrisi, gangguan rasa nyaman : nyeri, risiko syok
hipovolemi dan intoleransi aktivitas.

4.2 Saran
Sebaiknya petugas kesehatan rutin mensosialisasikan tentang bahaya
demam berdarah. Masyarakat perlu mengetahui cara pencegahan demam
berdarah dan gejala demam berdarah pad anak. Karena kasus demam
berdarah ini sangat sering di jumpai di masyarakat terlebih lagi saat musim
hujan.
DAFTAR PUSTAKA

Halstead, Scott. Demam Berdarah Dengue dan Sindrom Syok Dengue. Dalam:
A.Samik Wahab. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15 Vol 2.
Jakarta : EGC, 2018.
Dinas Kesehatan Kota Samarinda. 2016. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi
Patogenensis, dan Faktor Risiko Penularan. Rofil Kesehatan
Kota Samarinda: Kalimantan Timur.
Peran Pemeriksaan Laboratorium dalan diagnose Demam Berdarah Dengue.
Bagian Patologi klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang
Nurarif, Hardi. 2015. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Jakarta: EGC.
Nurarif Huda A, Kusuma Arif. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnose Medis & NANDA NIC-NOC . Jogjakarta : Media
Action.

Anda mungkin juga menyukai