Anda di halaman 1dari 6

Taujih Pekanan Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) Wilayah DIY

Edisi 07, Jum’at 8 Mei 2020

IMAN KEPADA AL-QUR’AN


Oleh: Sihnarman, M.Pd
(Bidang Pelatihan dan Dakwah, PW Ikadi DIY)

Rasulullah pernah menyampaikan kekhawatirannya kepada Allah SWT, sebagaimana diabadikan


dalam Al-Quran surat Al-Furqan ayat 30:

ً ‫ﺠ‬ُ َْ َ ُْْ َ َ ُ َ َْ َ ُ ُ َ َ
‫ﻮرا‬ ‫َوﻗﺎل ا ﺮﺳﻮل ﻳﺎ َرب إِن ﻗﻮ ِ ا ﺬوا ﻫﺬا اﻟﻘﺮآن ﻬ‬
“ Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu
sesuatu yang tidak diacuhkan".

Nabi Muhammad SAW mengadu kepada Allah tentang lingkungan masyarakat Quraisy yang
buruk. Mereka lalai terhadap kitab suci Al-Qur’an yang berisi peringatan-peringatan. Dan Rasululaah
berkata kepada Allah, “Ya Tuhanku! Sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ini diabaikan." Ayat
ini meng-isyaratkan bahwa lingkungan ikut mempengaruhi jalan hidup seseorang. Allah lalu ingin
menenangkan hati Nabi Muhammad, bahwa setiap nabi dari masa lalu adalah sama. Selalu saja
berhadapan dengan para pengingkar. Dengan itu Allah ingin mengetahui siapa diantara mereka yang taat
kepada-Nya dan mana yang tidak. Tetapi cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong
bagi siapa yang dikehendaki-Nya yaitu mereka yang ikhlas berada di jalan yang benar.
Sementara orang yang bero\iman kepada kitab Allah, mereka disifati oleh Allah SWT dalam
firman-Nya:
َ ََ َ َ َ ُ َ ُ ْ ُْ َ َ ْ َْ َ ُْ َ ُ ُ َ َ
‫آﻣﻦ ا ﺮﺳﻮل ﺑِﻤﺎ أﻧ ِﺰل إ ِ ِﻪ ﻣِﻦ ر ِﻪ وا ﻤﺆﻣِﻨﻮن آﻣﻦ ﺑِﺎ ِ و ﻼﺋ ِ ﺘِ ِﻪ‬
ُ ُُ
‫َو ﺘﺒِ ِﻪ َو ُرﺳﻠِ ِﻪ‬
“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan
mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami
ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". (QS. Al-Baqarah: 285)

Diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah, dia berkata, "Tatkala Allah
menurunkan ayat 284 (“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika
kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan
dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang
dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”) kepada Rasulullah saw, maka sahabat merasa

1
bebannya bertambah berat, lalu mereka datang menghadap Rasulullah saw dan berkata, "Kami telah
dibebani dengan pekerjaan-pekerjaan yang sanggup kami kerjakan, yaitu salat, puasa, jihad, sedekah, dan
kini telah turun pula ayat ini, yang kami tidak sanggup melaksanakannya". Maka Rasulullah saw bersabda,
"Apakah kamu hendak mengatakan seperti perkataan Ahli Kitab sebelum kamu, mereka mengatakan,
"Kami dengar dan kami durhaka". Katakanlah, "Kami dengar dan kami taat, kami memohon ampunan-
Mu Ya, Tuhan kami, dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.
Tatkala Rasulullah membacakan ayat ini kepada mereka, lidah mereka mengikutinya. Lalu turun
ayat berikutnya, ayat 285 al-Baqarah. Abu Hurairah berkata, "Tatkala para sahabat telah mengerjakan yang
demikian Allah menghilangkan kekhawatiran mereka terhadap ayat itu dan Allah menurunkan ayat
berikutnya:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala
(dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka
berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak
sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah
Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (QS. Al-Baqarah: 286)
Hadis ini melukiskan kekhawatiran para sahabat yang sangat takut kepada azab Allah. Para
sahabat dahulunya adalah orang-orang yang hidup, dididik dan dibesarkan di dalam lingkungan kehidupan
Arab jahiliah. Pikiran, hati, kepercayaan dan adat istiadat jahiliah telah sangat berpengaruh di dalam diri
mereka. Bahkan di antara mereka ada pemuka dan pemimpin orang-orang Arab jahiliah. Setelah Nabi
Muhammad saw diutus, mereka mengikuti seruan Nabi dan masuk agama Islam dengan sepenuh hati.
Walaupun demikian bekas-bekas pengaruh kepercayaan dan kebudayaan Arab jahiliah masih ada di dalam
jiwa mereka. Kepercayaan dan kebudayaan tersebut hilang dan hapus secara berangsur-angsur, setiap
turun ayat-ayat Al-Qur'an dan setiap menjelaskan risalah yang dibawanya kepada mereka.
Ada beberapa tanda sekaligus sebagai tuntutan orang yang beriman terhadap Alquran, diantaranya
sebagai berikut:
1. Akrab dengannya
Orang yang beriman kepada Alquran akan berusaha akrab dengan Alquran sekuat tenaga, karena
mereka yakin bahwa Alquran adalah kalamullah sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa. Mereka akan
membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, sebagaimana firman Allah dalam surat AlBaqarah ayat:
121:

“Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan
bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar
kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”

2
Orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah diberikan Kitab Suci, yakni Taurat dan Injil, mereka
membacanya dan mengikuti ajarannya sebagaimana mestinya. Mereka tidak melakukan perubahan apa
pun terhadap Kitab Suci itu. Mereka itulah orang-orang yang beriman kepadanya, yakni kitab suci sebelum
mengalami perubahan, dengan iman yang sebenar-benarnya, di antaranya iman kepada para nabi,
termasuk nabi terakhir, Muhammad SAW. Adapun mereka yang mengubah Kitab Suci dan tidak
mengimani kerasulan Nabi Muhammad SAW, mereka itulah orang-orang yang ingkar. Dan barang siapa
ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi dan celaka dalam pandangan Allah.
Orang-orang yang beriman yang selalu membaca kitabullah (Alquran) ini, mereka selalu
mengharapkan perniagaan yang tidak pernah merugi, yaitu melakukan perniagaan kepada Allah SWT,
sebagaimana firman Allah dalam surat Fathir (35) ayat ke 29:

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-
diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,

Orang yang beriman dengan Alquran juga selalu berusaha memahami Alquran dengan sebaik-
baiknya, dan sesuai dengan kemampuan optimalnya berusaha melaksanakan perintah-perintahNya,
sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra’ ayat 106:
ُ ُْ ً
‫( ﻗﻞ آﻣِﻨﻮا‬١٠٦) ‫ِ ﻼ‬
َْ ُ َْ َ َ ْ ُ ََ
‫ﺚ وﻧﺰ ﺎه ﺗ‬ ‫ﻜ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺎس‬ِ ‫ا‬
ََ ُ‫َو ُﻗ ْﺮآﻧًﺎ َﻓ َﺮ ْ َﻨﺎهُ ِ َ ْﻘ َﺮ َأه‬
ٍ
َ َ ْ َْ َ َ ُْ َ َْ ْ َ ْ ْ ُ ُ َ ُ ُْ َ َْ
‫ﺘ ﻋﻠﻴ ِﻬﻢ ِﺮون‬ ‫ِﻳﻦ أوﺗﻮا اﻟ ِﻌﻠﻢ ﻣِﻦ ﺒﻠِ ِﻪ إِذا‬ ‫ﺑ ِ ِﻪ أو ﻻ ﺗﺆﻣِﻨﻮا إِن ا‬
ً ُ ََْْ
‫ﺎن ﺳﺠﺪا‬ ِ ‫ِﻸذﻗ‬
“Dan AlQuran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi
bagian (106). Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama
saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al
Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud
(107),”

Orang yang beriman kepada Alquran akan selalu menjadi bagian dari penjaga Alquran,
sebagaimana firman Allah dalam surat AlHijr (15) ayat 9:

َ ُ ََ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ ُ َْ
‫ﺎﻓ ِﻈﻮن‬ ‫إِﻧﺎ ﻦ ﻧﺰ ﺎ ا ﻛﺮ و ِﻧﺎ‬
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.”

Untuk membuktikan kebenaran pengakuan Nabi Muhammad bahwa ayat-ayat yang


disampaikannya benar-benar berasal dari Allah, Allah SWT berfirman, Sesungguhnya Kamilah yang

3
menurunkan Al-Qur'an melalui perantara Malaikat Jibril yang diragukan oleh kaum kafir itu, dan pasti
Kami pula bersama Malaikat Jibril dan kaum mukmin yang selalu memelihara keaslian, kesucian, dan
kekekalannya hingga akhir zaman.

2. Mentarbiyah diri dengannya


Orang yang beriman kepada Alquran hatinya tunduk kepada Allah dan menjadikan Alquran
sebagai petunjuk untuk membina diri mereka. Allah SWT berfirman:

َ ُ َ ُ َ ُ َ َ ْ ُْ َ َ َ ْ ُ ُ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ َ
‫ﺎس‬
ِ ‫ﻢ وا ﺒﻮة ﻢ ﻘﻮل ِﻠﻨ‬ ‫ﻣﺎ ن ﻟ ِ ٍ أن ﻳﺆ ِﻴﻪ ا اﻟﻜِﺘﺎب وا‬
َ ُ َُ ُُْْ َ ُ ُ ْ َ ُ ْ ً َ ُ ُ
‫ون ا ِ َوﻟ ِ ﻦ ﻛﻮﻧﻮا َر ﺎ ِﻴ َ ﺑِﻤﺎ ﻛﻨﺘﻢ ﻌﻠﻤﻮن‬
ِ ‫د‬ ‫ِﻦ‬ ‫ﻣ‬ ِ ‫ا‬‫ﺎد‬ ‫ﺒ‬ ‫ﻋ‬
ِ ‫ﻮا‬ ‫ﻛﻮﻧ‬
َ ُ َْ ُُْْ َ َ َ ْ
‫اﻟﻜِﺘﺎب َو ِﻤﺎ ﻛﻨﺘﻢ ﺗﺪ ُرﺳﻮن‬
“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan
kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-
penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu
menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan
kamu tetap mempelajarinya.”

Rasulullah diutus diutus oleh Allah untuk membacakan ayat-ayat Allah, kepada ummatnya,
mensucikannya dan mengajarkan kitab dan hikmah, sebagaimana firman Allah:

ُ ُ َ َ ُ َْ َ ُ َْ ً ُ َ ْ ُ
ْ‫ﻮﻻ ﻣ ِْﻨ ُ ﻢ‬ َْ َ َْ َ َ
‫ْﻢ آﻳﺎﺗ ِﻨﺎ َو َﺰ ﻴ ْﻢ‬ ‫ﺘﻠﻮ ﻋﻠﻴ‬ ‫ﻛﻤﺎ أرﺳﻠﻨﺎ ِﻴ ﻢ رﺳ‬
َ ََُْ ُ ُ َ َْ َ ْ ُ ُ َُ ََ ْ ْ َ َ ْ ُ ُ َُ
‫ﻮﻧﻮا ﻌﻠﻤﻮن‬ ‫ﻢ ﻣﺎ ﻢ ﺗ‬ ‫َو ﻌﻠﻤ ُﻢ اﻟﻜِﺘﺎب َوا ِﻜﻤﺔ َو ﻌﻠﻤ‬
“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah
mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu
dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta
mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (QS Al Baqarah: 151)

Ayat ini mengisyaratkan adanya perinyah untuk melakukan tazkiyyah (pensucian atau
pembersihan diri) pada diri orang-orang beriman.

3. Menerima dan tunduk dengan hukum-hukumnya


Orang yang beriman kepada AlQuran hatinya selalu tunduk dengan firman Allah SWT. Allah
berfirman:
َ ُ َ ْ َ ً َْ ُُ ُ َ َ
ُ‫ﻮن َ ُﻬﻢ‬ ُ َ َ َ َ ُْ ََ ُْ َ َ َ
‫ورﺳﻮ أ ﺮا أن ﻳ‬ ‫َوﻣﺎ ن ِﻤﺆﻣ ٍِﻦ وﻻ ﺆﻣِﻨ ٍﺔ إِذا ﻗ ا‬
ً ُ ً َ َ َ ْ ََ
‫ﻘﺪ ﺿﻞ ﺿﻼﻻ ﻣﺒِ ﻨﺎ‬ ُ َ ‫ا ْ ِ َ َ ةُ ﻣ ِْﻦ َأ ْ ﺮﻫ ِْﻢ َو َﻣ ْﻦ َ ْﻌﺺ ا َ َو َر ُﺳﻮ‬
ِ ِ

4
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah
dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”

Bagi mereka (orang-orang yang beriman kepada AlQuran) pilihan terbaik dalam hidupnya adalah
petunjuk dari AlQuran dan ketetapan Allah dan RasulNya di atas segalanya.
Demikian pula Allah mengutus Rasulullah sebagai pemberi keputusan bagi orang-orang yang
beriman dan mereka sama sekali tidak memiliki keberatan sedikitpun terhadap keputusan Rasulullah
SAW, Allah berfirman:
ُ َ َ ُ ْ ََُْ َ َ َ َ َ ُ َُ َ َ ُ ُْ َ َ َ َ ََ
ِ ِ ‫ﻜﻤﻮك ِﻴﻤﺎ ﺷﺠﺮ ﺑ ﻨﻬﻢ ﻢ ﻻ‬
‫وا‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻓﻼ ور ﻚ ﻻ ﻳﺆﻣِﻨﻮن ﺣ‬
ً َْ ُ ََُ َ ْ َ َ ً َ َ ْ َُْ
‫أ ﻔ ِﺴ ِﻬﻢ ﺣﺮﺟﺎ ِﻤﺎ ﻗﻀﻴﺖ و ﺴﻠﻤﻮا ﺴﻠِﻴﻤﺎ‬
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan,
dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”(QS. AnNisa: 65)

4. Mengajak kepadanya
Orang yang beriman kepada AlQuran akan selalu berusaha meneladani Rasulullah dan
menjadikan Alquran sebagai akhlak mereka. Dengannya secara langsung maupun tidak langsung menjadi
sarana untuk mengajak orang lain mengikuti petunjuk Allah. Allah berfirman:

ْ ْ
َ ِ ‫ﻚ ﺑِﺎ ِْﻜ َﻤ ِﺔ َوا ْ َﻤ ْﻮﻋ َِﻈ ِﺔ ا َ َﺴ َﻨ ِﺔ َو َﺟﺎ ِد ْ ُﻬ ْﻢ ﺑ ِﺎﻟ‬َ َ
‫ر‬ ‫ﻴﻞ‬
َ َ ُ ْ
‫ﺳ‬ ِ ‫ادع إ‬
ِ َ َ ِ ِ
َ‫ﻚ ُﻫ َﻮ أ ْﻋﻠَ ُﻢ ﺑ َﻤ ْﻦ َﺿﻞ َ ْﻦ َﺳ ﻴﻠﻪ َو ُﻫ َﻮ أ ْﻋﻠَ ُﻢ ﺑﺎ ْ ُﻤ ْﻬ َﺘﺪِﻳﻦ‬َ َ ُ َ ْ َ
ِ ِِ ِ ِ ‫أﺣﺴﻦ إِن ر‬
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. AnNahl: 125)

Jalan dakwah yaitu menyeru dan mengajak orang lain kepada petunjuk adalah jalan orang-orang
yang beriman kepada AlQuran. Mereka akan menyeru ke jalan Allah dengan penuh hikmah, dengan ilmu
dan secara bijaksana. Mereka menyeru ke jalan Allah dengan keteladanan yang baik dan jika harus
berdiskusi dan berdebat maka mereka berdebat dengan cara yang baik. Pada hati mereka selalu
merindukan keselamatan dan kebahagiaan untuk semua manusia baik di dunia maupun di akherat kelak.

5
5. Menegakkannya di muka bumi
Allah SWT telahmensyari’atkan untuk meneggakkan agama Allah kepada orang beriman
sebagaimana juga telah diwasiyatkan kepada nabi Nuh, nabi Ibrahim, nabi Musa dan nabi Isa. Allah SWT
berfirman:
َ ْ َ َ َ َ َْ َ ْ َ ْ َ ً ُ َ َ ‫ع ﻟَ ُ ْﻢ ﻣ‬
َ َ َ
‫ﻳﻦ ﻣﺎ َو ﺑ ِ ِﻪ ﻧﻮﺣﺎ َوا ِي أوﺣﻴﻨﺎ إ ِ ﻚ وﻣﺎ وﺻﻴﻨﺎ‬ ِ ‫ا‬ ‫ِﻦ‬
ََ ََُ ُ َََ ََ َ ُ َ ْ َ َ ُ َ َ َْ
‫َو ِﻋ َ أن أ ِﻴﻤﻮا ا ﻳﻦ وﻻ ﺘﻔﺮﻗﻮا ِﻴ ِﻪ ﻛ‬ ‫ﺑ ِ ِﻪ إِﺑﺮاﻫِﻴﻢ و ﻮ‬
ْ َ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َْ ََْ ُ َ ُْ ُ َْ َ ْ ُْ
‫ﺎء َو ﻬﺪِي إ ِ ْ ِﻪ ﻣﻦ‬‫ﺘ ِ إ ِ ِﻪ ﻣﻦ ﺸ‬ ‫ا ﻤ ِ ِ َ ﻣﺎ ﺗﺪﻋﻮﻫﻢ إ ِ ْ ِﻪ ا‬
ُ ُ‫ﻳ‬
‫ﻴﺐ‬ ِ
“Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu
berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru
mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS. Ash
Shura: 13)

Demikian diantara tanda-tanda sekaligus tuntutan bagi orang yang beriman kepada Alquran. Allah
SWT menjamin orang-orang yang hidupnya mendapatkan petunjuk Allah mereka akan memperoleh
keberuntungan yang sesungguhnya, yaitu kebahagiaan di dunia dan kembali kepada Allah dalam keadaan
diridhoiNya dan ridho terhadap karunia Allah SWT di surga.
.
.

Anda mungkin juga menyukai