Kitaabun dalam bahasa arab adalah mufrad atau tunggal dari kutubun, kitab artinya yang
ditulis adapun secara syariat maka yang dimaksud kitab kitab disini adalah kitab kitab yang
Allah turunkan kepada para Rasul-Nya sebagai petunjuk bagi manusia supaya mereka
mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Al-Quran, As Sunnah dan Ijma' kaum
muslimin menunjukkan tentang wajibnya beriman dengan kitab kitab Allah, dan bahwasanya
kekufuran dengan kitab kitab Allah pada hakikatnya adalah kekufuran dengan Allah س ْب َحا َن ُه َو
ُ
َت َعالَى dari Al-Quran Allah س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ُ berfirman
"Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kitab yang telah diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab kitab yang diturunkan sebelumnya.
Dan barangsiapa yang kufur kepada Allah, malaikat malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, rasul
rasul-Nya dan hari akhir, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang jauh". (An-
Nisa : 136)
Dari As-sunnah bahwa Nabi ﷺ ketika ditanya Jibril ditanya tentang apa itu iman,
beliau mengatakan
هلل َو َمالَئ ِك َت ِه َو ُك ُتب ِه َو ُر ُسلِ ِه َوال َي ْو ِم اآلخ ِِر َو ُت ْؤم َِن ِبال َق َد ِر َخي ِْر ِه
ِ اإل ْي َمانُ أنْ ُتؤم َِن با
َو َشرّ ِه
Beriman adalah engkau beriman dengan Allah, malaikat malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul
rasul-Nya, dan hari akhir, dan engkau beriman dengan takdir baik yang baik maupun yang
buruk. (HR Muslim)
Adapun dari ijma' maka telah berkata Ibnu Bathah rahimahullah
kemudian diantara yang menunjukkan pentingnya bahwasanya beriman dengan kitab kitab
adalah sifat orang orang yang beriman, Allah berfirman
Dan diantara yang menunjukkan pentingnya bahwa Allah telah menyuruh orang orang
beriman untuk mengatakan kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan pada kami
didalam sebuah ayat Allah berfirman
"Katakanlah oleh kalian: "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada
kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan asbath (anak
cucunya), dan apa yang diberikan kepada Musa dan 'Isa dan apa yang diberikan kepada
para nabi dari Rabbnya dan kami tidak membeda bedakan diantara mereka dan kami
meyerahkan diri kepada Allah". (Al-Baqarah : 136)
Dan diantara yang menunjukkan pentingnya beriman kepada kitab kitab Allah bahwasanya
mengkufuri kitab kitab Allah adalah sebuah kesesatan yang nyata. Allah berfirman
ٓ
ض ٰ َلاًۢل َبعِي ًدا َ َو َمن َي ْكفُرْ ِبٱهَّلل ِ َو َم ٰ َل ِئ َك ِتهِۦ َو ُك ُت ِبهِۦ َو ُر ُسلِهِۦ َو ْٱل َي ْو ِم ٱ ْل َءاخ ِـِر َف َق ْد
َ ض َّل
"Dan barangsiapa yang kufur kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-
rasul-Nya dan hari akhir, maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang
jauh". (An-Nisa : 136)
Dan diantara hal yang menunjukan pentingnya beriman dengan kitab kitab Allah
bahwasanya Allah telah menurunkan kitab kitab tersebut sebagai petunjuk bagi manusia,
mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya, menunjukkan mereka jalan yang
lurus. yang dengannya mereka bahagia di dunia dan akhirat. Allah س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ُ berfirman
إِ َّنا أَ ْن َز ْل َنا ال َّت ْو َرا َة فِي َها ُه ًدى َو ُنو ٌر
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan juga
cahaya.. (Al-Maidah : 44)
Demikian firman Allah
"Kitab tersebut yaitu (Al-Qur'an) tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi
orang orang yang bertaqwa". (Al-Baqarah : 2)
cara beriman dengan kitab-kitab Allah adalah beriman dengan 4 perkara:
1. Beriman bahwasanya dengan kitab-kitab ini benar-benar turun dari Allah س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ُ
2. Beriman dengan nama-nama kitab kitai ketahui namanya sedangkan yang tidak diketahui
maka kita beriman secara global
3. Membenarkan kabar-kabar yang shahih dalam kitab-kitab tersebut seperti kabar kabar Al
quran dan kabar kabar kitab sebelumnya yang belum diubah
4. Beramal, ridha dan berserah diri dengan hukum-hukum yang belum dihapus di dalam kitab-
kitab tersebut dan semua kitab yang terdahulu telah mansukh atau terhapus hukumnya dengan
Al-Quran
dan penjelasan ke empat perkara ini in syaa Allah akan diperinci pada halaqah halaqah
selanjutnya
Halaqah - 03 Wahyu
Wahyu secara bahasa adalah pemberitahuan yang cepat dan samar. didalam Al-Quran Allah
menyebutkan bahwa Allah mewahyukan Ibu Musa 'alayhis salam untuk menyusui Musa 'alayhis
salam, dan Allah mewahyukan lebah untuk membuat sarang, dan Allah menyebutkan bahwa
Nabi Zakaria 'alayhis salam mewahyukan kepada kaumnya dengan Isyarat, dan didalam Al-
Quran Allah juga menyebutkan bahwasanya syaithan mewahyukan kepada wali-walinya. Maka
ini semua adalah wahyu menurut bahasa,
Adapun secara syariat maka wahyu adalah pemberitahuan Allah kepada para Nabi-Nya dengan
apa yang ingin Allah sampaikan kepada mereka baik berupa syariat atau kitab, baik dengan
perantara atau tidak dengan perantara. Dan wahyu inilah yang merupakan kekhususan para
Nabi. sebagaimana firman Allah
"Sesungguhnya Kami telah wahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah wahyukan kepada
Nuh dan nabi-nabi setelahnya.... " (An-Nisa:163)
ب َ ُِوت َح َّتى َتسْ َت ْك ِم َل أَ َج َل َها َو َتسْ َت ْوع َ ث فِي رُوعِ ي أَنَّ َن ْفسًا َلنْ َتم ِ إِنَّ ر ُْو َح ْالقُ ُد
َ س َن َف
ْطا ُء الرِّ ْز ِق أَنْ َي ْطلُ َب ُه ِب َمعْ صِ َي ٍة َ ب َوال َيحْ ِم َلنَّ أَ َحدَ ُك ُم اسْ ِتب َّ َفأَجْ ِملُوا فِي، ِر ْز َق َها
ِ الط َل
َفإِنَّ هَّللا َ ال ُي َنا ُل َما عِ ْندَ هُ إِال ِب َطا َع ِت ِه،
“Sesungguhnya Rūhul Qudus (Jibrīl) telah meniupkan di dalam hatiku bahwa sebuah jiwa tidak
akan meninggal sampai sempurna ajalnya dan sempurna rizqinya. Maka hendaklah kalian
perbaiki cara mencari rizqi kalian. Janganlah sampai salah seorang diantara kalian mencari rizqi
dengan maksiat karena melihat lambatnya rizqi, karena sesungguhnya tidak dicari apa yang ada
di sisi Allāh kecuali dengan keta’atan kepadaNya.” (HR Abū Nu’aim dalam Hilyatul Awliyā dan
dishahihkan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)
Sebagaimana ketika Allāh berbicara langsung kepada Nabi Mūsā ‘alayhissalām, sebagaimana
dalam firman Allāh
Sebagaimana turunnya Jibrīl membawa wahyu dari Allāh kepada para Nabi dan Rasul. Dalil 3
cara ini adalah firman Allah
“Dan tidaklah Allāh berbicara kepada manusia kecuali wahyu yang diwahyukan secara langsung
atau berbicara kepadanya dari balik hijab atau Allāh mengutus seorang malaikat utusan
kemudian malaikat tersebut mewahyukan dengan izin Allāh apa yang Allah kehendaki.
Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (Asy-Syūrā : 51)
Dan Jibril datang kepada nabi dengan membawa wahyu terkadang dengan wujudnya yang asli,
terkadang datang wahyu tersebut seperti kerincingan lonceng, dan terkadang Jibril datang
menjelma sebagai seorang manusia.
Al-Hārits Ibnu Hisyām radhiyallāhu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasūlullāh ﷺ
َ ْف َيأْت
ِيك ْال َوحْ يُ ؟ َ َكي، ِ َيا َرسُو َل هَّللا
“Terkadang datang wahyu kepadaku seperti suara kerincingan lonceng dan inilah yang paling
berat bagiku. Kemudian suara itu pergi dan aku sudah memahami apa yang dia katakan. Dan
terkadang malaikat menjelma sebagai seorang laki-laki kemudian berbicara kepadaku dan
akupun memahami apa yang dia ucapkan.” (Hadits Muttafaqun ‘alayhi)
Halaqah - 04 Beriman Bahwasanya Kitab-kitab Ini
Benar-benar Turun Dari Allah
Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allāh adalah:
Beriman bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar Turun dari Allāh, Merupakan kalamullāh
dari Allāh bermulai.
Dan bahwasanya Allāh telah, Berbicara secara hakikat dengan huruf dan maknanya,
berbicara sesuai dengan yang Dia kehendaki (dengan cara yang Allāh kehendaki) yang
sesuai dengan keagungan Allāh ‘Azza wa Jalla.
Allāh س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ُ berfirman:
ُ ُ
َ ُاق َو َيعْ ق
وب َ نز َل َع َل ٰى إِب َْراهِي َم َوإِسْ مَاعِ ي َل َوإِسْ َح ِ قُ ْل آ َم َّنا ِباهَّلل ِ َو َما أ
ِ نز َل َع َل ْي َنا َو َما أ
َ يس ٰى َوال َّن ِبي
ُّون مِن رَّ ب ِِّه ْم َ ُِوس ٰى َوع َ َواأْل َسْ بَاطِ َو َما أُوت َِي م
“Katakanlah: Kami beriman kepada Allāh dan apa yang diturunkan kepada Kami dan apa
yang diturunkan kepada Ibrāhīm, Ismā’īl, Ishāq, Ya’qūb dan juga asbāth dan apa yang
diberikan kepada Mūsā, ‘Īsā dan para Nabi dari Rabb mereka.” (QS Āli ‘Imrān: 84)
Tidak boleh seseorang mengatakan bahwa:
Orang yang mengatakan bahwa kitab-kitab tersebut adalah ucapan manusia maka dia telah
kufur dengan ayat-ayat Allāh.
Allāh berfirman:
“Sesungguhnya dia (Al-Qurān) diturunkan dari Rabbul ‘Ālamīn, turun dengannya Ar-Rūhul
Amīn (Jibrīl) atas hatimu (Nabi Muhammad) supaya engkau menjadi pemberi peringatan.
Turun kitab tersebut dengan bahasa ‘Arab yang jelas.” (QS Asy-Syuarā : 192-195)
Adapun firman Allāh
Shuhuf Ibrahim diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan Shuhuf Musa diturunkan kepada Nabi
Musa alayhima salam
Allāh س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ُ berfirman :
ُوس ٰى
َ صحُفِ إِب َْراهِي َم َوم
ُ
“Yaitu Shuhufnya Ibrahim dan Musa” (Surat Al-A’la : 19)
2. Az Zabur diberikan kepada Nabi Daud 'alayhis salam
ُص ِّد ًقا لِ َما َبي َْن َيدَ ْي ِه َوأَ ْن َز َل ال َّت ْو َرا َة َواإْل ِ ْن ِجي َل
َ اب ِب ْال َح ِّق م
َ ْك ْال ِك َت
َ َن َّز َل َع َلي
”Dia lah yang telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) dengan haq membenarkan
apa yang datang sebelumnya dan Dialah yang telah menurunkan at Taurat dan Injil” (Surat
Al-Imran : 3)
5. Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ
Allāh berfirman :
1. Shuhuf Ibrāhīm adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām.
ُوسى
َ صحُفِ إِب َْراهِي َم َوم
ُ
“(Yaitu) Shuhufnya Ibrāhīm dan Mūsā.” (QS Al-A’lā: 19)
٣٧( ) َوإِب َْراهِي َم الَّذِي َو َّفى٣٦( ُوسى ُ أَ ْم َل ْم ُي َنبَّأْ ِب َما فِي
َ صحُفِ م
“Apakah dia belum dikabarkan dengan apa yang ada dalam Shuhuf Mūsā dan juga Ibrāhīm yang
telah menyempurnakan.” (QS An-Najm: 36-37)
Allāh س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ُ telah mengisyaratkan Shuhuf Ibrāhīm ini di dalam firmanNya:
ُ ُ
نز َل إِ َل ٰى إِب َْراهِي َم ِ قُولُوا آ َم َّنا ِباهَّلل ِ َو َما أ
ِ نز َل إِ َل ْي َنا َو َما أ
“Katakanlah oleh kalian; Kami beriman dengan Allāh dan apa yang diturunkan kepada kami dan
apa yang diturunkan kepada Ibrāhīm.” (QS Al-Baqarah: 136)
Rasūlullāh ﷺ bersabda:
“Telah diturunkan Shuhuf Ibrāhīm ‘alayhissalām pada malam yang pertama di bulan
Ramadhān.” (HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)
َ
ِ ) أاَّل َت ِز ُر َو٣٧( ) َوإِب َْراهِي َم الَّذِي َو َّفى٣٦( ُوسى
ٌاز َرة َ صحُفِ م ُ أَ ْم َل ْم ُي َنبَّأْ ِب َما فِي
( ف ي َُرى َ ) َوأَنَّ َسعْ َي ُه َس ْو٣٩( ان إِاَّل َما َس َعى َ ) َوأَنْ َلي٣٨( ِو ْز َر أ ُ ْخ َرى
ِ ْس لِإْل ِ ْن َس
َ ) َوأَ َّن ُه ه َُو أَضْ َح٤٢( ك ْال ُم ْن َت َهى
ك َ ) َوأَنَّ إِ َلى َر ِّب٤١( ) ُث َّم يُجْ َزاهُ ْال َج َزا َـء اأْل َ ْو َفى٤٠
)٤٥( الذ َك َر َواأْل ُ ْن َثى َّ ْن َّ ) َوأَ َّن ُه َخ َل َق٤٤( ات َوأَحْ َيا
ِ الز ْو َجي َ ) َوأَ َّن ُه ه َُو أَ َم٤٣( َوأَ ْب َكى
( ) َوأَ َّن ُه ه َُو أَ ْغ َنى َوأَ ْق َنى٤٧( ) َوأَنَّ َع َل ْي ِه ال َّن ْشأ َ َة اأْل ُ ْخ َرى٤٦( ِمنْ ُن ْط َف ٍة إِ َذا ُت ْم َنى
( ) َو َثمُودَ َف َما أَ ْب َقى٥٠( ك َعا ًدا اأْل ُو َلى َ ) َوأَ َّن ُه أَهْ َل٤٩( ) َوأَ َّن ُه ه َُو َربُّ ال ِّشعْ َرى٤٨
)٥٣( ) َو ْالم ُْؤ َت ِف َك َة أَهْ َوى٥٢( وح ِمنْ َق ْب ُل إِ َّن ُه ْم َكا ُنوا ُه ْم أَ ْظ َل َم َوأَ ْط َغى ٍ ) َو َق ْو َم ُن٥١
٥٤( َف َغ َّشا َها َما َغ َّشى
“Apakah belum dikabarkan kepadanya tentang apa yang ada di dalam Shuhuf Mūsa dan Ibrāhīm
yang telah menyempurnakan? Yaitu bahwasanya sebuah jiwa tidak menanggung dosa jiwa yang
lain. Dan bahwasanya seorang manusia tidak memiliki kecuali apa yang dia usahakan. Dan
bahwasanya usaha dia akan diperlihatkan kepadanya. Kemudian dibalas dengan balasan yang
paling sempurna. Dan bahwasanya hanya kepada Rabbmu kesudahan. Dan bahwasanya Dialah
yang menjadikan orang tertawa dan menangis. Dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan
menghidupkan. Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan wanita dari
air mani yang dipancarkan. Dan bahwasanya atas-Nyalah penciptaan yang lain yaitu
kebangkitan. Dan bahwasanya Dia yang memberikan kecukupan dan menjadikan ridha. Dan
bahwasanya Dia adalah Rabb bagi Asy-Syi’ra (yaitu nama sebuah bintang yang disembah). Dan
bahwasanya Dialah yang menghancurkan kaum ‘Ād yang pertama. Demikian pula Tsamūd.
Maka Dia tidak menyisakan. Dan juga kaum Nūh sebelumnya. Sesungguhnya dahulu mereka
lebih zhalim dan lebih durhaka. Dan negeri-negeri kaum Lūth yang telah Allāh hancurkan. Maka
Allāh menimpakan atas negeri itu adzab besar yang menimpanya.” (QS An-Najm: 36-54)
( ُون ْال َح َيا َة ال ُّد ْن َيا َ ) َو َذ َك َر اسْ َم َر ِّب ِه َف١٤( َق ْد أَ ْف َل َح َمنْ َت َز َّكى
َ ) َب ْل ُت ْؤ ِثر١٥( صلَّى
صحُفِ إِب َْراهِي َم ُ )٨( صحُفِ اأْل ُو َلى ُّ ) إِنَّ َه َذا َلفِي ال١٧( ) َواآْل َخ َِرةُ َخ ْي ٌر َوأَ ْب َقى١٦
)١٩( ُوسى َ َوم
“Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwa dan mengingat nama Rabbnya kemudian
shalat. Akan tetapi kalian mendahulukan kehidupan dunia. Dan akhirat itu lebih baik dan lebih
kekal. Sesungguhnya yang demikian ada di dalam Shuhuf yang terdahulu, yaitu Shuhuf Ibrāhīm
dan Mūsa.” (QS Al-A’lā: 14-19)
Maksudnya adalah semuanya tertulis di dalam kitab-kitab yang ada di tangan malaikat.
Yang kita ketahui tentang Az-Zabūr bahwasanya, Kitab ini diturunkan kepada Nabi Dāwūd
‘alayhissalām, Sebagaimana firman Allāh di dalam surat An-Nisā dan Al-Isrā
“Dan Kami telah berikan kepada Dāwūd kitab Zabūr.” (An-Nisā : 163 dan Al-Isrā : 55)
Rasūlullāh ﷺ bersabda:
“Aku telah diberi As-Sab’u yang sebanding dengan kitab Taurāt. Dan aku diberi Al-Maīn
yang sebanding dengan kitab Az-Zabūr. Dan aku diberi Al-Matsāniy yang sebanding dengan
kitab Al-Injīl. Dan aku dikaruniai kelebihan dengan Al-Mufashshal.” (HR Ahmad dan
dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)
Yang dimaksud dengan As-Sab’u, Al-Maīn, Al-Matsāniy dan Al-Mufashshal adalah nama
kumpulan surat yang ada di dalam Al-Qurān.
At-Tauratu (ُ )ال َّت ْو َراةberasal dari bahasa Ibrani yang artinya ajaran.
Diantara kabar yang kita ketahui tentang Taurat di dalam Al-Quran dan Al-Hadits:
Pertama : Kitab Taurat/At-Taurah ini diturunkan kepada Nabi Musa ‘alayhissalam, Allah
berfirman:
“Bertemu Adam dan Musa, maka berkata Musa kepada Adam, Apakah engkau adalah
Adam yang telah menyengsarakan manusia dan mengeluarkan mereka dari surga? Adam
berkata, apakah engkau adalah Musā yang Allah telah memilihmu dengan risalah-Nya dan
memilihmu untuk diri-Nya dan menurunkan kepadamu Kitab Taurat? Mūsā berkata,
‘Ya’.” (HR Bukhāri dan Muslim)
Ke-2 :Disana ada beberapa kata di dalam Al-Quran yang Allah gunakan untuk kitab Taurat
ini.
1. At-Taurah
“Dia telah menurunkan atasmu Al-Kitab (yaitu Al-Quran) dengan benar, membenarkan kitab-
kitab sebelumnya dan Dialah yang telah menurunkan Taurat dan Injil.” (Surat Āli ‘Imrān: 3)
2. Al-Kitab
“Dan sungguh Kami telah berikan kepada Musa Kitab (yaitu Taurat) dan Kami susulkan
setelahnya dengan rasul-rasul.”(Surat Al-Baqarah: 87)
3. Al-Furqan و َت َعالَى berfirman:
َ
“Dan sungguh Kami telah berikan kepada Musa dan Hārūn Al-Furqan (yaitu Taurat) dan
cahaya serta peringatan bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Surat Al-Anbiyā: 48)
4. Kitab Musa
“Dan sebelum Al-Quran adalah kitab Musā sebagai imam dan rahmat.” (Surat Al-Ahqāf: 12)
5. Al-Alwah
اح ِمنْ ُك ِّل َشيْ ٍء َم ْوعِ َظ ًة َو َت ْفصِ يالً لِ ُك ِّل َشيْ ٍء َْ
ِ َو َك َت ْب َنا َل ُه فِي األل َو
“Dan Kami telah menulis untuknya (yaitu untuk Musa) di dalam Al-Alwah (yaitu Taurat)
segala sesuatu sebagai nasihat dan perincian untuk segala sesuatu.” (Surat Al-A’rāf: 145)
Dan di dalam sebuah riwayat yang lain di dalam Shahih Muslim dari kisah percakapan
antara Nabi Adam dengan Musa ‘alayhimassalam.
6. Shuhuf Musa
Menurut sebagian ulama yang berpendapat bahwa Shuhuf Musa adalah Taurat..
Sebagaimana telah berlalu penjelasannya, Ini bagi yang berpendapat bahwa Shuhuf Musa
adalah Taurat.
“Dan Kami tetapkan bagi mereka dalam Taurat bahwa jiwa dibalas dengan jiwa, mata
dibalas dengan mata, hidung dibalas dengan hidung, telinga dibalas dengan telinga, gigi
dibalas dengan gigi dan luka-lukapun ada qishashnya. Maka barangsiapa bershadaqah
dengannya (yaitu dengan melepas hak qishashnya) maka itu menjadi penebus dosa
baginya.” (Surat Al-Māidah : 45)
ُون الرَّ سُو َل ال َّن ِبيَّ اأْل ُمِّيَّ الَّذِي َي ِج ُدو َن ُه َم ْك ُتوبًا عِ ندَ ُه ْم فِي ال َّت ْو َرا ِة َ الَّذ
َ ِين َي َّت ِبع
ِ َواإْل ِن ِج
يل
“Yaitu orang-orang yang mengikuti Rasul lagi Nabi yang ummi, (yaitu tidak membaca dan
tidak menulis) yang namanya mereka temukan tertulis di sisi mereka di dalam Taurat dan
Injil.” (Surat Al-A’raf : 157)
Diantara kandungan Taurat adalah tentang,
“Dan Kami telah berikan kepada Musa Al-Kitab (yaitu Taurat) dan Kami jadikan kitab
tersebut sebagai petunjuk bagi Bani Isrāīl.” (Surat Al-Isrā: 2)
“Dahulu Ahlul Kitab (yaitu orang-orang Yahudi) membaca Taurat dengan bahasa Ibrani dan
menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab untuk orang-orang Islam.” (Atsar ini dikeluarkan
oleh Al-Imām Al-Bukhāri di dalam Shahīhnya)
Ke-7 : Sebagian Kitab Taurat telah diubah oleh orang-orang Yahudi dan disesuaikan
dengan hawa nafsu mereka.
“Maka sungguh kecelakaan bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan-tangan
mereka kemudian berkata, ‘Ini adalah dari sisi Allah untuk menjualnya dengan harga murah.
Maka kecelakaan bagi mereka karena apa yang ditulis tangan-tangan mereka dan
kecelakaan bagi mereka karena apa yang mereka usahakan.” (Surat Al-Baqarah: 79)
“Dan sungguh diantara mereka ada sekelompok orang yang membolak-balik lisan-lisan
mereka dengan Al-Kitab supaya mereka kalian menyangka bahwa itu adalah Al-Kitab dan
mereka berkata, Ini adalah dari sisi Allah padahal itu bukan dari sisi Allāh dan mereka
mengatakan kedustaan atas nama Allāh padahal mereka mengetahui.” (Surat Ali ‘Imran: 78)
Diantaranya :
1. Menyifati Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak baginya.
“Dan sungguh Kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya
dalam enam hari dan Kami tidak tertimpa rasa letih” (Qaaf : 38)
Dengan mereka juga menyifati Allah dengan sifat penyesalan, didalam keluaran pasal ke-32
ayat ke-14 disebutkan
Padahal sifat penyesalan hanya timbul dari zat yang tidak mengetahui akibat sesuatu, dan Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu yang sudah berlalu maupun yg akan datang, Allah س ْب َحا َن ُه َو
ُ
َت َعالَى Berfirman :
“Dia Mengetahui apa yang didepan mereka yaitu apa yang telah berlalu dan apa yang
dibelakang mereka yaitu apa yang akan datang ” (Al-Baqarah : 255)
Diantara perkara-perkara yang bertentangan dengan Al-Quran yang ada didalam Perjanjian
Lama,
2. Mereka menyifati beberapa orang Nabi dengan sifat yang tidak layak.
Diantaranya, bahwa Nabi Nuh 'alayhissalam pernah mabuk dan telanjang, didalam Perjanjian
Lama kejadian pasal ke-9 ayat 20-21 disebutkan
“Nuh menjadi petani dialah yang mula-mula membuat kebun anggur setelah ia minum anggur
mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya”
Mereka juga menyebutkan bahwa Nabi Luth 'alayhissalam berzina dengan dua orang anak
wanitanya sampai keduanya hamil dan melahirkan, sebagaimana disebutkan kisah nya didalam
kejadian pasal ke-19 ayat 30-38, padahal para Nabi dan Rasul adalah maksum terjaga dari
dosa-dosa besar mereka adalah manusia pilihan Allah yang kita diperintahkan untuk meneladani
mereka, Allah س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ُ berfirman :
ِين َهدَ ى هَّللا ُ ۖ َف ِبهُدَ ا ُه ُم ا ْق َت ِد ْه ۗ قُ ْل اَل أَسْ أَلُ ُك ْم َع َل ْي ِه أَجْ رً ا ۖ إِنْ ه َُو إِاَّل ِذ ْك َر ٰى َ أُو ٰ َلئ
َ ِك الَّذ
َ ل ِْل َعا َلم
ِين
”Mereka (para Nabi) adalah orang-orang yang telah Allah berikan petunjuk maka dengan
petunjuk mereka hendaklah engkau meneladani ” (Al-An’am : 90)
Allah berfirman :
Allah berfirman :
ُُص ِّد ًقا لِ َما َبي َْن َي َد ْي ِه م َِن ال َّت ْو َرا ِة ۖ َوآ َت ْي َناه
َ ْن َمرْ َي َم م
ِ ِيسى اب ِ َو َق َّف ْي َنا َع َل ٰى آ َث
َ ار ِه ْم ِبع
َ ُص ِّد ًقا لِ َما َبي َْن َيدَ ْي ِه م َِن ال َّت ْو َرا ِة َو ُه ًدى َو َم ْوعِ َظ ًة ل ِْل ُم َّتق
ِين َ اإْل ِ ْن ِجي َل فِي ِه ُه ًدى َو ُنو ٌر َوم
”Dan Kami susulkan setelah mereka dengan 'Isa putra Maryam yang membenarkan apa yang
datang sebelumnya berupa kitab Taurat dan Kami berikan Injil kepadanya didalamnya ada
petunjuk dan cahaya dan Injil tersebut datang untuk membenarkan kitab yang datang
sebelumnya yaitu kitab Taurat dan petunjuk serta nasehat bagi orang-orang yang bertaqwa ” (Al-
Maidah : 46)
Kitab Injil isinya mengikuti isi Taurat kecuali dalam beberapa hukum yang sedikit.
َ ْص ِّد ًقا لِ َما َبي َْن َيدَ يَّ م َِن ال َّت ْو َرا ِة َوأِل ُ ِح َّل َل ُك ْم َبع
ض الَّذِي حُرِّ َم َع َل ْي ُك ْم َ َو ُم
”Dan Aku membenarkan kitab yang datang sebelumku yaitu Taurat dan aku menghalalkan
sebagian dari apa yang sebelumnya diharamkan atas kalian” (Surat Al 'Imran : 50)
ولهذا كان المشهور من قولي العلماء أن اإلنجيل نسخ بعض أحكام التوراة
“Oleh karena itu yang masyhur dari dua Pendapat ulama bahwa injil menghapuskan sebagian
hukum-hukum Taurāt ”
Datang di Perjanjian Baru Injil Matheus pasal 5 ayat 17-19 yang menguatkan hal ini disebutkan
didalamnya bahwa Nabi 'Isa berkata :
”Janganlah kamu menyangka bahwa aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab
para Nabi, aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya karena
aku berkata kepadamu sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini satu huruf atau
satu titik pun tidak akan di tiadakan dari hukum Taurat sebelum semuanya terjadi, karena itu
siapa yg meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil dan
mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah
didalam kerajaan Surga ”
Oleh karena itu Nabi 'Isa berkhitan sebagaimana dalam Perjanjian Baru Injil Lukas pasal 2 ayat
21, yang demikian karena beliau 'alayhissalam mengikuti syariat Nabi Musa 'alayhissalam
sebagaimana disebutkan di dalam perjanjian lama kejadian pasal 17 ayat 9-14.
Adapun Paulus dia telah merusak ajaran Nabi Musa dan Nabi 'Isa dan membatalkan hukum
sunat dan mengatakan “bahwa sunat adalah sunat dalam hati” sebagaimana dalam Perjanjian
Baru Roma pasal II ayat 28-29
Kabar Gembira Tentang Kedatangan Nabi Muhammad ﷺ, Sebagaimana dalam Al-A’raf:
157,
Dan Allāh juga menyebutkan di dalamnya bahwa Allah Membeli Jiwa dan Harta Orang Yang
Beriman dengan Surga, Sebagaimana di dalam surat At-Taubah: 111
Dan diantara kabar yang kita ketahui tentang Kitab Injil di dalam Al-Quran dan Al-Hadits
Rasulullāh ﷺbersabda:
وأنزلت التوراة لست مضين من رمضان وأنزل االنجيل لثالث عشرة مضت من
رمضان
“Dan Taurat diturunkan setelah 6 hari berlalu di bulan Ramadhan (yaitu malam tanggal 7)
dan Injil diturunkan setelah 13 hari berlalu di bulan Ramadhān (yaitu malam tanggal
14).” (HR Ath-Thabraniy di dalam Al-Mu’jamul Kabir dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albaniy
rahimahullah)
Perlu diketahui bahwa Al-Injil yang ada sekarang bukanlah Injil yang asli yang diturunkan
kepada Nabi ‘Isa ‘alayhissalam.
Al-Injil yang Allah turunkan kepada Nabi ‘Isa tidak diketahui bekasnya, yang ada hanyalah
tulisan orang-orang yang tidak jelas riwayat hidupnya dan tidak ada sanad yang shahih,
yang mereka hidup berpuluh-puluh tahun setelah Nabi ‘Isa diangkat oleh Allah, sehingga
banyak kesalahan dan perbedaan yang banyak sekali antara Injil-injil tersebut.
Oleh karena itu mereka menamakan Injil-injil tersebut dengan nama nama penulisnya;
• Injil Mathius
• Injil Markus
• Injil Lukas
• Injil Yohana
• Dan lain-lain.
Dan mereka tidak mengatakan bahwa itu Injil dari ‘Isa ‘alayhissalam.
ُ َمْسسْ نِي َب َش ٌر َو َل ْم أ
ك َب ِغ ًّيا َقا َل َك َذلِكِ َقا َل َربُّكِ ه َُو َ ت أَ َّنى َي ُكونُ لِي ُغاَل ٌم َو َل ْم َي ْ َقا َل
ان أَ ْمرً ا َم ْقضِ ًّيا َ اس َو َرحْ َم ًة ِم َّنا َو َكِ َع َليَّ َهيِّنٌ َولِ َنجْ َع َل ُه آ َي ًة لِل َّن
“Maryam berkata, “Bagaimana aku memiliki anak laki-laki, padahal tidak ada laki-laki yang
menyentuhku dan aku bukan wanita pezina” Jibril berkata “Demikianlah dikatakan oleh
Rabbmu" Dia berkata, "Yang demikian mudah bagiKu dan supaya Kami jadikan dia (yaitu
‘Isa) sebagai tanda kekuasaan Kami bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami. Dan itu
adalah perkara yang sudah diputuskan”(Maryam : 20-21)
Oleh karena itu, Allah menyebutkan di dalam Al Quran:
‘Isa Bin Maryam, Sebagaimana dalam Surat Al-Baqarah 87 dan juga yang lain, atau Allah
Menyebutkan,
Al Masih Bin Maryam, Sebagaimana dalam Surat Al-Maidah ayat 17 dan juga yang lain.
atau Allah Menyebutkan,
Al Masih 'Isa Bin Maryam, Sebagaimana dalam Surat Ali ‘Imran ayat 45 dan juga yang lain.
Apa yang tertulis di dalam Injil yang sekarang justru membenarkan aqidah orang Yahudi
yang mengatakan bahwa Nabi ‘Isa adalah anak zina.
Dan di sana ada perbedaan antara nasab ‘Isa didalam Injil Matius dan Injil Lukas;
Di dalam Injil Matius disebutkan bahwa Nabi ‘Isa adalah:
Anak Yusuf bin Ya’qub bin Matan bin Ilyazar dan seterusnya, dan beliau termasuk keturunan
Nabi Sulaiman bin Dawud ‘alayhimassalam.
Adapun secara syari’at, maka Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Rasulullah
ﷺ melalui Jibril ‘alayhissalam dan ditulis di dalam mushaf dari awal surat Al-Fatihah
sampai akhir surat An-Naas.
Allah telah memberikan keistimewaan yang banyak terhadap Al-Quran yang tidak dimiliki kitab-
kitab sebelumnya, diantaranya:
Yaitu dengan
- Dibenarkan kabar-kabarnya.
- Dijauhi larangan-larangannya.
- Dilaksanakan nasehatnya.
- Berhukum dengan Al-Quran di dalam perkara yang kecil maupun yang besar.
- Dan beribadah kepada Allah dengan cara yang tercantum di dalamnya dan di dalam sunnah
Rasul-Nya ﷺ
Seandainya seluruh ahli bahasa bersatu untuk mendatangkan yang semisal Al-Quran, niscaya
mereka tidak akan mampu, Allah س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ُ berfirman:
َ ت اإْل ِ ْنسُ َو ْال ِجنُّ َع َلى أَنْ َيأْ ُتوا ِبم ِْث ِل َه َذا ْالقُرْ آَ ِن اَل َيأْ ُت
ون ِبم ِْثلِ ِه َو َل ْو ِ قُ ْل َلئ ِِن اجْ َت َم َع
ًض َظ ِهيرا ٍ ْض ُه ْم لِ َبع
ُ ْان َبعَ َك
“Katakanlah: Seandainya manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan yang semisal dengan
Al-Quran niscaya mereka tidak bisa mendatangkan yang semisalnya meskipun sebagian
membantu sebagian yang lain.” (Al-Isra : 88)
“Tidak ada seorang Nabi kecuali diberi ayat-ayat (yaitu tanda-tanda) kekuasan Allah atau
mu’jizat yang seharusnya beriman dengannya manusia. Dan sesungguhnya yang diberikan
kepadaku adalah wahyu yang Allah wahyukan kepadaku (yaitu Al-Quran) maka aku berharap
menjadi orang yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat.” (HR Bukhari dan Muslim)
3. Allah telah berjanji untuk menjaganya dari pengubahan, baik lafazh maupun maknanya.
Dijaga lafazhnya sehingga tidak bisa ditambah dan tidak dikurangi, dan dijaga maknanya dari
makna-makna yang menyimpang, Allah س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ُ berfirman:
“Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Adz-Dzikr (yaitu Al-Quran) dan sesungguhnya
Kamilah yang menjaganya.” (Al-Hijr: 9)
ْ
ٍ ْن َيدَ ْي ِه َواَل ِمنْ َخ ْل ِف ِه َت ْن ِزي ٌل ِمنْ َحك
ِيم َحمِي ٍد ِ اَل َيأتِي ِه ْالبَاطِ ُل ِمنْ َبي
“Al-Quran tidak didatangi kebathilan, baik dari depan maupun dari belakang, diturunkan dari
Dzat Yang Maha Bijaksana Lagi Maha Terpuji.” (Fushshilat : 42)
Oleh karena itu, Allah menyiapkan di sana, Orang-orang yang menghafal Al-Quran, Para ulama
yang menerangkan pemahaman yang benar tentang ayat-ayat Al-Quran dari masa ke masa, dari
zaman Nabi ﷺ sampai zaman kita dan sampai Allah mengangkat Al-Quran di akhir
zaman
Ada yang menulis tafsirnya baik yang singkat maupun yang panjang lebar, Ada yang
mengarang tentang cara penulisannya, tentang cara membacanya, tentang i’rabnya, dan lain-
lain.
Al-Quran, Allah turunkan dari Lauhul Mahfuzh ke langit dunia di bulan Ramadhan, pada
malam Laylatul Qadr.
Allah س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ُ berfirman:
Kemudian, turun Al-Quran secara berangsur-angsur sesuai dengan kejadian dan peristiwa
selama 23 tahun, Ada di antaranya yang turun sebelum hijrahnya Nabi ﷺ ke
kota Madinah yang dinamakan surat-surat Makiyyah, dan ada diantaranya yang turun
setelah hijrah Nabi ﷺ ke kota Madinah yang dinamakan dengan surat-surat
Madaniyyah.
Dan diantara hikmah turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur adalah agar lebih mudah
dihafal, dimengerti dan diamalkan, Allah س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ُ berfirman
نزياًل
ِ ث َو َن َّز ْل َناهُ َت ِ َوقُرْ آ ًنا َف َر ْق َناهُ لِ َت ْق َرأَهُ َع َلى ال َّن
ٍ اس َع َل ٰى م ُْك
“Dan Al-Quran telah Kami pisah-pisahkan (yaitu diturunkan secara berangsur-angsur)
supaya engkau wahai Muhammad membacakannya atas manusia pada beberapa waktu
dan sungguh Kami telah benar-benar menurunkannya secara bertahap.” (Al-Isra : 106)
َ ِين َك َفرُوا َل ْواَل ُن ِّز َل َع َل ْي ِه ْالقُرْ آَنُ جُمْ َل ًة َوا ِح َد ًة َك َذل َِك لِ ُن َثب
َ ِّت ِب ِه فُ َؤا َد
ك َ َو َقا َل الَّذ
َو َر َّت ْل َناهُ َترْ تِياًل
“Dan berkata orang-orang kafir seandainya diturunkan kepadanya Al-Quran dengan sekali
turun, demikianlah supaya Kami tetapkan hatimu dengannya dan Kami telah menjelaskan
Al-Quran dengan perlahan.” (Al-Furqan : 32)
ِ ُص ِّد ًقا لِّ َما َبي َْن َيدَ ْي ِه م َِن ْال ِك َتا
ب َو ُم َه ْي ِم ًنا َع َل ْي ِه َ اب ِب ْال َح ِّق م
َ ْك ْال ِك َت َ ََوأ
َ نز ْل َنا إِ َلي
“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab dengan haq yang membenarkan kitab-
kitab sebelumnya dan muhaymin kitab-kitab sebelumnya.” (Al-Maidah : 48)
Yang dimaksud dengan muhaymin adalah yang menjadi saksi, yang menghukumi, yang
mengemban amanat, Maksudnya apa yang sesuai dengannya berarti benar dan
menyelisihinya berarti salah,
6. Bahwasanya Al-Quran diturunkan agar menjadi petunjuk bagi seluruh manusia dan jin
dan bukan untuk bangsa tertentu saja
Allāh س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ُ berfirman:
“Sungguh berbarakah Zat yang telah menurunkan Al-Furqan (yaitu Al-Quran) kepada
hambanya supaya memberi peringatan kepada seluruh alam.” (Al-Furqan: 1)
Seandainya seorang Nabi yang diutus kepada kaum tertentu hidup di zaman Nabi
Muhammad ﷺ niscaya dia diharuskan mengikuti Al-Quran dan mengikuti syari’at
Nabi Muhammad ﷺ, Beliau ﷺbersabda:
ان َح ًّّـًيا َما َوسِ َع ُه إِاَّل أَنْ َي ْت َب َعنِي َ َوالَّذِي َن ْفسِ ي ِب َي ِد ِه َل ْو أَنَّ م
َ ُوسى َك
“Demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya, seandainya Musa hidup niscaya tidak ada
pilihan baginya kecuali mengikuti aku.” (Hadits Hasan Riwayat Imam Ahmad)
1. Al-Quran
Ini adalah nama yang paling banyak di dalam Al-Quran dan inilah yang paling masyhur,
Allah س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ُ berfirman
“Apakah mereka tidak mentadabburi Al-Quran? Dan seandainya itu dari selain Allah niscaya
mereka akan mendapatkan di dalamnya perselisihan yang banyak.” (Surat An-Nisa : 82)
2. Al-Kitab
Artinya “kitab”, dari kata َ َك َتبyang artinya mengumpulkan. di namakan demikian karena dia
mengumpulkan huruf dengan huruf, ayat dengan ayat, surat dengan surat, Allah ْب َحا َن ُه َوUUس
ُ
َت َعالَى berfirman
صاًل َ َأَ َف َغي َْر هَّللا ِ أَ ْب َتغِي َح َكمًا َوه َُو الَّذِي أ
َ نز َل إِ َل ْي ُك ُم ْال ِك َت
َّ اب ُم َف
“Apakah kepada selain Allah aku mencari hakim? Padahal Dialah yang menurunkan Al-Kitab
(yaitu Al-Quran) secara terperinci.” (SuratAl-An’am: 114)
3. Kitabullah
“Sesungguhnya orang-orang yang membaca Kitabullah dan mendirikan shalat dan berinfaq dari
sebagian harta yang Kami rezeki kan kepadanya, baik dalam keadaan sembunyi maupun
terang-terangan, mereka mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi.” (Surat Fathir: 29)
4. Al-Furqan
Artinya “yang membedakan”, karena dia membedakan yang benar dengan yang bathil,
membedakan petunjuk dan kesesatan, membedakan yang halal dan yang haram, Allah س ْب َحا َن ُه َو
ُ
َت َعالَى berfirman
“Sungguh berbarakah Zat yang telah menurunkan Al-Furqan (yaitu Al-Quran) kepada hambaNya
supaya memberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS Al-Furqan : 1)
5. Adz-Dzikru
Ada yang mengatakan artinya adalah peringatan, karena di dalamnya ada peringatan dan
nasehat, Dan ada yang mengatakan artinya adalah penyebutan, karena di dalam Al-Quran
disebutkan banyak permasalahan dan dalil-dalil yang jelas, Allah س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ُ berfirman
“Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Adz-Dzikru (yaitu Al-Quran) dan sesungguhnya
Kamilah yang menjaganya.” (Surat Al-Hijr : 9)
6. Hablullah
Artinya “Tali Allah”, Dinamakan demikian karena dia menyampaikan kepada ridha Allah,
Allāh س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ُ berfirman:
ۚ َواعْ َتصِ مُوا ِب َحب ِْل هَّللا ِ َجمِيعًا َواَل َت َفرَّ قُوا
“Dan hendaklah kalian semua berpegang teguh dengan hablullah (yaitu Al-Quran) dan janganlah
kalian saling berpecah belah.” (Surat Ali ‘Imran : 103)
، هللا
ِ ب ِ هللا فِي ِه ْالهُدَ ى َوال ُّنو ُر َف ُخ ُذوا ِب ِك َتاِ ُ أَوَّ لُ ُه َما ِك َتاب:ْن
ِ ك فِي ُك ْم َث َق َلي َ
ِ َوأ َنا َت
ٌ ار
ُ
َ ( َوأَهْ ُل َب ْيتِي أ َذ ِّك ُر ُك ُم: ُث َّم َقا َل،ِب فِيه
هللا َ هللا َو َر َّغ
ِ ب ِ ث َع َلى ِك َتا َّ َواسْ َت ْمسِ ُكوا ِب ِه َف َح
هللا فِي أَهْ ِل َب ْيتِي ُ ُ
َ أ َذ ِّك ُر ُك ُم،هللا فِي أَهْ ِل َب ْيتِي
َ أ َذ ِّك ُر ُك ُم،فِي أَهْ ِل َب ْيتِي
“Dan aku tinggalkan di antara kalian 2 perkara yang berat; yang pertama Kitābullah, di dalamnya
ada petunjuk dan cahaya. Maka ambillah dengan kitabullah dan berpeganglah dengannya. Maka
beliaupun menganjurkan dan mendorong untuk berpegang teguh dengan kitabullah. Kemudian
Beliau berkata: ‘Dan keluargaku, aku ingatkan kalian kepada Allah tentang keluargaku. Aku
ingatkan kalian kepada Allah tentang keluargaku. Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang
keluargaku’.” (HR Muslim)
أحدهما كتاب هللا عز وجل هو حبل هللا من اتبعه كان على الهدى ومن تركه كان
على ضاللة
“Yang pertama di antara keduanya adalah Kitabullah, dia adalah hablullah. Barangsiapa yang
mengikutinya maka dia di atas petunjuk dan barangsiapa yang meninggalkannya maka dia di
atas kesesatan.”
1. ‘Aziz
Artinya: yang mulia, dimuliakan oleh Allah dengan dijaga dari segala perubahan. Allah س ْب َحا َن ُه َو
ُ
َ َ
ت َعالى berfirman:
2. Majiid
Artinya agung lagi mulia, Maksudnya agung maknanya dan luas ilmunya,
3. Kariimun
Artinya mulia lagi banyak manfaatnya, besar kebaikannya dan dalam ilmunya,
4. Mubaarak
Artinya yang berbarakah (yang banyak manfaatnya dan banyak membawa kebaikan), Kebaikan
bagi yang membacanya, yang menghafalnya, yang mendengarnya, yang mentadabburinya,
maupun yang mengamalkannya.
“Dan ini adalah kitab yang Kami turunkan berbarakah membenarkan apa yang datang
sebelumnya.” (Al-An’am : 92)
5. Fashl
Artinya yang benar dan jelas, memisahkan antara yang haq dan yang bathil,
6. Hakiim
“Alif Lam Mim. Itu adalah ayat-ayat kitab yang hakīm, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-
orang yang berbuat baik.” (Luqman : 1-3)
Hakim artinya Memiliki hikmah dan kebijaksanaan yang mendalam, ayat-ayatnya muhkam, yaitu
kokoh.
- Dia kokoh karena datang dengan lafazh yang paling fasih dan jelas yang mengandung makna
yang dalam.
- Kokoh karena kabar-kabar yang ada di dalamnya benar sesuai dengan kenyataan.
- Kokoh karena tidak memerintah kecuali dengan sesuatu yang merupakan kebaikan bagi
manusia dan tidaklah melarang kecuali dari sesuatu yang merupakan keburukan bagi manusia,
dan
“Dan sesungguhnya Al-Quran diturunkan dari Rabb semesta alam, turun dengannya Ar-Ruhul
Amin (Jibril) atas hatimu supaya engkau termasuk orang-orang yang memberikan peringatan
dengan bahasa Arab yang jelas.” (Asy-Syu'ara : 192-195)
Halaqah - 19 Kitab Al-Quran Bagian 5
Sebagian nama-nama dan sifat-sifat Al-Quran yang telah berlalu menunjukkan tentang
kedudukan dan keutamaan Al-Quran, oleh karena itu hendaklah seorang Muslim bersyukur
kepada Allah yang telah menurunkan Al Quran kepada kita.
Dan diantara cara bersyukurnya adalah dengan menunaikan hak-hak Al-Quran, Dan diantara
hak-hak Al-Quran
Mentartil artinya membaca dengan pelan, dengan membaca huruf-hurufnya dengan baik dan
dengan memperhatikan tempat-tempat wakaf/berhentinya, panjang pendeknya. Sebagaimana
dahulu Nabi ﷺ membacanya, Rasulullah ﷺ bersabda:
Dua pahala tersebut maksudnya adalah pahala membaca Al-Quran, dan pahala kesulitan yang
dia alami,
Hendaknya seorang Muslim dan Muslimah, mempelajari ilmu tajwid dari seorang guru yang
mumpuni dengan niat supaya bisa membaca Al-Quran tersebut sebagaimana dibaca oleh
Rasulullah ﷺ, dan mempraktekkannya dengan sering membaca Al-Quran sehingga semakin
mahir dia di dalam membaca Al-Quran.
2. Menghafalnya
Menghafal seluruh Al-Quran bukanlah sebuah fardhu ‘ain bagi seorang Muslim, yang wajib
adalah menghafal yang dengannya sah shalatnya. Namun tentunya sebuah kemuliaan tersendiri
bagi seorang Muslim dan Muslimah ketika Allah memilih qalbunya dari sekian banyak qalbu
untuk menghafal Al-Quran Kalamullah Rabbul ‘alamin, membacanya kapan dia kehendaki. Dan
semakin banyak dia menghafal tentunya semakin utama. Allah س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ُ berfirman:
َّ ِين أُو ُتوا ْالع ِْل َم َو َما َيجْ َح ُد ِبآ َيا ِت َنا إِال
َ ور الَّذ ٌ ات َب ِّي َن
ٌ َب ْل ه َُو آ َي
ُون
َ الظالِم ِ ص ُد
ُ ات فِي
“Bahkan dia adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada-dada orang-orang yang diberi ilmu dan
tidak mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim.” (Al-‘Ankabut : 49)
Dan hendaklah seorang yang menghafal Al-Quran memuraja’ah (mengulang-ulang terus) apa
yang sudah dia hafal, Rasulullah ﷺbersabda
Selain itu, hendaknya orang yang menghafal Al-Quran memperdengarkannya di hadapan Syaikh
yang mumpuni dan meninggalkan kemaksiyatan karena kemaksiyatan dengan berbagai
bentuknya memperburuk dan mempersulit hafalan Al-Quran
Allah telah menurunkan Al-Quran untuk dimengerti maknanya dan di Tadabburi, Allah ُس ْب َحا َنه
ُ
اأْل َ ْل َباب َو َت َعالَى
ب أَ ْق َفالُ َهاـ
ٍ آن أَ ْم َع َل ٰى قُلُو َ أَ َفاَل َي َتدَ َّبر
َ ُْون ْالقُر
“Apakah mereka tidak Mentadaburi Al-Quran, ataukah didalam hati-hati tersebut ada kunci-
kunci nya ” (Muhammad : 24)
Semakin seseorang banyak Mentadabburi Al-Quran dan memahami maknanya maka akan
semakin bertambah keimanannya, keyakinannya dan kedekatannya kepada Allah, semakin
yakin tentang kebenaran agama ini dan semakin yakin bahwa Al-Quran adalah dari Allah
Ta’ala.
Oleh karena itu seyogyanya seorang muslim dan Muslimah mempelajari bahasa Arab yang
dengannya dia bisa memahami Al-Quran dan meluangkan waktunya untuk memikirkan dan
Mentadabburi ayat-ayat Allah, membaca tafsir-tafsir Al-Quran yang sesuai dengan Aqidah
Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti
Tafsir Muyyasar, Yang diterbitkan Kompleks Percetakan Al-Quran Kerajaan Raja Fahd di
Madinah dan ini adalah Tafsir yang ringkas, dan
Tafsir Ibn Katsir, Untuk Tafsir yang agak luas
Dan mengikuti kajian-kajian yang membahas tentang Tafsir Al-Quran dengan pemahaman
yang benar, pemahaman para shahabat dan para salaf.
Dan Apabila seseorang ingin membaca terjemah Al-Quran didalam bahasa Indonesia maka
hendaklah ia berusaha untuk memilih terjemah yang paling bagus, yang sesuai dengan
pemahaman yang benar, seperti Terjemah Al-Quran dalam bahasa Indonesia yang dicetak
oleh Kompleks percetakan Al-Quran Kerajaan Raja Fahd di Madinah.
Dan perlu dia mengetahui bahwasanya tidak ada terjemah yang tidak memiliki kekurangan
karena terjemah adalah amalan manusia.
4. Mengamalkannya
Al-Quran tidaklah diturunkan hanya sekedar dibaca dengan tartil dan tajwid, dihafal dan
ditadabburi, akan tetapi juga diamalkan, dilaksanakan perintahnya, dijauhi larangannya,
dibenarkan kabar-kabarnya, baik dalam masalah ‘aqidah, ibadah, akhlaq, mu’amalah dan
lain-lain.
Dahulu, para shahabat radhiyallahu ‘anhum selain membaca Al-Quran dan mengilmui,
mereka juga mengamalkan, Berkata ‘Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:
Kalau kita tidak mengamalkan Al-Quran maka Al-Quran bisa menjadi hujjah atas kita.
Rasulullah ﷺ bersabda:
َ ك أَ ْو َع َلي
ْك َ َو ْالقُرْ آنُ حُجَّ ٌة َل
“Dan Al-Qurān menjadi hujjah untukmu atau atasmu.” (HR Muslim)
Menjadi hujjah untukmu yaitu apabila kita amalkan maka bisa kita bermanfaat bagi kita di
hari kiamat.
Menjadi hujjah atasmu yaitu apabila tidak kita amalkan maka akan memudharati kita di hari
kiamat.
Kita memohon kepada Allāh ‘Azza wa Jalla semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-
orang yang memiliki perhatian yang besar terhadap Al-Quran, baik embaca dengan tartil,
menghafal, memuraja’ah, mentadabburi maupun mengamalkannya.
- Dan lain-lain.
2. Kabar-kabar yang ada di dalam kitab kitab sebelumnya yang belum diubah.
Dan barangsiapa yang mengingkarinya atau meragukannya maka sungguh dia telah kafir.
Adapun kabar-kabar yang ada di dalam kitab Taurat dan Injil setelah terjadi perubahan pada
sebagian isinya maka kabar-kabar tersebut ada 3 macam;
Maka wajib bagi kita beriman dan membenarkannya, seperti kabar bahwa Allah menciptakan
langit dan bumi dalam 6 hari, maka ini ada di dalam Perjanjian Lama Keluaran Pasal 31 Ayat 17.
َ َ ْت َواألَر
ٍ ض فِي سِ َّت ِة أي
َّام ِ َر َّب ُك ُم هَّللا ُ الَّذِي َخ َل َق ال َّس َم َاوا
“Sesungguhnya Rabb kalian Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari.” (Al-A’rāf :
54)
Maka wajib bagi kita mendustakannya dan menolaknya, seperti kabar di dalam kitab Taurat yang
berisi sifat yang tidak layak bagi Allah dan sifat yang tidak layak bagi sebagian Nabi,
sebagaimana telah berlalu penjelasannya.
3. Kabar yang tidak ada pengingkaran maupun pembenarannya di dalam agama Islam.
Maka kita tidak membenarkan dan tidak mendustakan seperti sebagian perincian yang ada di
dalam Taurat yang sekarang terhadap kisah-kisah yang asalnya ada di dalam Al-Quran,
sebagaimana disebutkan di dalam Kejadian Pasal 7 ayat 7 bahwa banjir besar di zaman Nabi
Nuh ‘alayhissalam terjadi selama 40 hari.
Dan perincian ini tidak disebutkan di dalam agama kita. kita tidak membenarkan karena mungkin
itu termasuk yang ditambah dan diubah dan kita tidak mendustakan karena mungkin itu
termasuk wahyu.
Rasūlullāh ﷺ bersabda:
آمنا باهلل وما أنزل إلينا: وقولوا، ال تصدقوا أهل الكتاب وال تكذبوهم
“Janganlah kalian membenarkan Ahlul Kitab dan janganlah kalian mendustakan mereka, akan
tetapi katakanlah ‘Kami beriman kepada Allāh dan apa yang diturunkan kepada kami’.” (HR
Bukhāri)
Halaqah - 22 Beramal, Ridha Dan Berserah Diri
Dengan Hukum-Hukum Yang Belum Dihapus
(Nasikh) Di Dalam Kitab-Kitab Allah
Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allah;
4. Beramal, ridha dan berserah diri dengan hukum-hukum di dalam kitab-kitab tersebut, baik yang
kita ketahui hikmahnya atau tidak.
ِ ُص ِّد ًقا لِ َما َبي َْن َيدَ ْي ِه م َِن ْال ِك َتا
ب َو ُم َه ْي ِم ًنا َع َل ْي ِه َفاحْ ُك ْم َ اب ِب ْال َح ِّق م
َ ْك ْال ِك َت َ َوأَ ْن َز ْل َنا إِ َلي
ك م َِن ْال َح ِّق لِ ُك ٍّل َج َع ْل َنا ِم ْن ُك ْم شِ رْ َع ًة َ َب ْي َن ُه ْم ِب َما أَ ْن َز َل هَّللا ُ َواَل َت َّت ِبعْ أَهْ َوا َء ُه ْم َعمَّا َجا َء
َو ِم ْن َهاجً ا
“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (yaitu Al-Quran) dengan haq yang
membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan muhaymin kitab-kitab sebelumnya. Maka
hendaklah engkau menghukumi diantara mereka dengan apa yang Allah turunkan. Dan
janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang
datang kepadamu bagi masing-masing dari kalian telah kami jadikan syariat dan juga
jalan.” (Al-Maidah : 48)
Bahkan Nabi Musa sekalipun yang diturunkan kepadanya Taurat harus berhukum dengan
Al-Quran, seandainya beliau masih hidup ketika Al-Quran turun.
Rasulullah ﷺ bersabda
ان َح ًّّـًيا َما َوسِ َع ُه إِاَّل أَنْ َي َّت ِب َعنِي َ َوالَّذِي َن ْفسِ ي ِب َي ِد ِه َل ْو أَنَّ م
َ ُوسى َك
“Demi Zat yang jiwaku ada di tangannya, seandainya Musa hidup, niscaya tidak ada pilihan
baginya kecuali mengikuti aku.” (HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albaniy
rahimahullah)
Oleh karena itu Nabi ‘Isa ‘alayhissalam salam yang diturunkan kepadanya Injil di akhir
zaman, ketika beliau turun akan berhukum dengan hukum Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad ﷺ.
اب ُي ْت َل ٰى َع َلي ِْه ْم ۚ إِنَّ فِي ٰ َذل َِك َل َرحْ َم ًة َوذ ِْك َر ٰى لِ َق ْو ٍم
َ ْك ْال ِك َت َ َأَ َو َل ْم َي ْكف ِِه ْم أَ َّنا أ
َ نز ْل َنا َع َلي
َ ي ُْؤ ِم ُن
ون
“Apakah tidak mencukupi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu sebuah kitab
yang dibacakan atas mereka? Sesungguhnya di dalamnya ada rahmat dan peringatan bagi
kaum yang beriman.” (Al-‘Ankabut : 51)
Dari Jabir Ibnu ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, bahwa ‘Umar Ibnu Khaththab radhiyallahu ‘anhu
mendatangi Nabi ﷺdengan membawa sebuah kitab yang dia dapatkan dari
sebagian Ahli Kitab kemudian membacakannya kepada Nabi ﷺ.
2. BOLEH
Boleh hukumnya apabila dia termasuk penuntut ilmu atau orang yang berilmu dengan Al-
Quran dan Hadits kuat keimanannya dalam ilmu agamanya khususnya tentang masalah
‘aqidah, tauhid dan lain-lain.
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya orang-orang Yahudi datang
kepada Rasulullah ﷺ, kemudian mereka menyebutkan bahwa seorang laki-laki
dan wanita di antara mereka telah berzina. Maka Rasulullah ﷺ bersabda "Apa
yang kalian temukan di dalam Taurat tentang masalah hukum rajam?" Mereka berkata:
"Kami akan membuka aib-aibnya dan mereka akan dicambuk". Maksudnya mereka
mengingkari adanya ayat tentang rajam di dalam Taurat. Kemudian ‘Abdullah Ibnu Salam
radhiyallahu ‘anhu berkata ‘Kalian telah berdusta, sesungguhnya di dalam Taurat ada ayat
rajam. Kemudian mereka mendatangkan Taurat dan membukanya. Salah seorang diantara
mereka meletakkan tangannya di atas ayat rajam. Maksudnya menutupi. Kemudian
membaca ayat sebelumnya dan setelahnya kemudian ‘Abdullah Ibnu Salam berkata:
"Angkatlah tanganmu!" Maka dia mengangkat tangannya, maka di dalamnya ada ayat
tentang rajam. Mereka berkata "Dia telah benar, wahai Muhammad, di dalamnya ada ayat
tentang rajam." Maka Rasulullah ﷺ menyuruh untuk merajam keduanya,
kemudian keduanya dirajam. Berkata ‘Abdullah Ibnu Salam "Maka aku melihat laki-laki
tersebut memiringkan badannya ke arah wanita tersebut ingin melindunginya dari batu. (HR
Muslim)
Oleh karena itu para ulama menulis kitab-kitab yang membantah ahlul kitab, dan
membawakan di dalamnya beberapa nash dari kitab-kitab yang ada di tangan mereka
sendiri, seperti
Ibnu Hazm, di dalam kitabnya Al-Fashlu Fil Milali Wal Ahwai Wan Nihali
ًضاَل الً َبعِيدا َ َو َمنْ َي ْكفُرْ ِباهَّلل ِ َو َماَل ِئ َك ِت ِه َو ُك ُت ِب ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْال َي ْو ِم اآْل خ ِِر َف َق ْد
َ ض َّل
“Dan barangsiapa yang kufur kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-
rasulNya dan hari akhir maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang jauh.” (An-
Nisa : 136)
Berkata ‘Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu
“Barangsiapa yang kufur atau mengingkari satu huruf dari Al-Quran atau 1 ayat darinya
maka sungguh dia telah kufur atau mengingkari keseluruhannya.” (Atsar ini dikeluarkan oleh
Ath-Thabariy di dalam tafsirnya)
2. Mendustakan kabar-kabar yang ada di dalam kitab-kitab tersebut.
َ قُ ْل أَ ِباهَّلل ِ َوآ َيا ِت ِه َو َرسُولِ ِه ُكن ُت ْم َتسْ َته ِْز ُئ
ون الَ َتعْ َت ِذرُو ْا َق ْد َك َفرْ ُتم َبعْ َد إِي َما ِن ُك ْم
“Katakanlah: Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan rasulNya kalian mengolok-olok?
Janganlah kalian minta udzur, sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian.”(At-
Taubah : 65-66)
4. Membenci apa yang ada di dalam kitab-kitab tersebut berupa petunjuk Allah س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ُ
Allah س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ُ berfirman
َ َْو َقا َل الرَّ سُول ُ َيا َربِّ إِنَّ َق ْومِي ا َّت َخ ُذوا َه َذا ْالقُر
آن َم ْهجُورً ا
“Dan Rasul berkata: Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran
sesuatu yang ditinggalkan.” (Al-Furqan : 30)
Para ulama menjelaskan bahwa meninggalkan Al-Quran mencakup :
Diantaranya hidayah di dunia, keamanan di akhirat, masuk ke dalam surga dan lain-lain.
Karena beriman dengan kitab Allah adalah bagian dari mewujudkan keimanan.
2. Semakin mengetahui dan menyadari perhatian Allah dan kasih sayangNya kepada
makhluk
Semakin mencintaiNya karena menurunkan kepada kita kitab yang berisi petunjuk dan
cahaya supaya kita tenang di dunia dan bahagia di akhirat. Kita tidak dibiarkan tersesat dan
terombang-ambing dengan hawa nafsu dan syahwat.
Dan bagi yang ingin melihat kebesaran nikmat ini silakan dia melihat orang-orang yang
hidup tanpa berpegang dengan kitab Allah mereka dalam keadaan resah, bimbang, bingung
dan tidak tahu kemana arah hidupnya.
3. Mengetahui hikmah Allah dan kebijaksanaanNya
karena memberikan kepada setiap kaum syari’at yang sesuai dengan keadaan mereka. Dan
Al-Quran sebagai kitab terakhir sesuai untuk semua umat di setiap tempat dan masa sampai
hari kiamat.
4. Mengetahui bahwa petunjuk Allah kepada manusia tidak terputus sampai hari kiamat