Di Susun Oleh:
DWI YULIANTI
200104019
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan lansia kelolaan dengan judul “Asuhan
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad
SAW.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini dapat terselesaikan dengan
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Noor Rochmah Ida Ayu Trisno Putri, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku dosen pembimbing
2. Tn.S yang telah bersedia menjadi pasien kelolaan saya dalam pembuatan laporan
Semoga bimbingan dan bantuan yang telah diberikan mendapat balasan sesuai dari Allah
SWT. Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat banyak
kesalahan serta kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak dan nantinya akan digunakan untuk perbaikan di masa
mendatang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sendi dengan perubahan reaktif pada batas-batas sendi, seperti pembentukan osteofit,
suatu penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat berkaitan
dengan usia lanjut (Elvira, 2010). Diketahui bahwa OA diderita oleh 151 juta jiwa di
seluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara (Sangrah, 2017).
Sabara (2017), prevalensi penderita osteoartritis di dunia pada tahun 2016 mencapai
151,4 juta jiwa dan 27,4 juta jiwa berada di Asia Tenggara. Di Indonesia, prevalensi
osteoarthritis mencapai 5% pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65%
pada usia >61 tahun. Untuk osteoartritis lutut prevalensinya cukup tinggi yaitu 15,5%
(Saga, 2017).
Tanda dan gejala yang dijumpai pada kondisi osteoarthritis berupa antara lain
nyeri, kaku sendi, krepitasi, sparme otot, keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS), dan
fungsional seperti kesulitan berjalan jarak jauh, sulit berdiri dari posisi jongkok, naik
2005). Dari keluhan yang ditimbulkan kasus tersebut dapat di tangani oleh fisioterapi.
adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu bergerak. Umumnya timbul
secara perlahan-lahan, mula-mula rasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang
berkurang saat istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi ,
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Melaksanakan asuhan keperawatan pasien osteoartritis dengan gangguan nyeri
akut.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien osteoartritis dengan
gangguan nyeri akut.
b. Menentukan diagnosa keperawatan pada pasien osteoartritis dengan gangguan
nyeri akut.
c. Menyusun intervensi keperawatan pada pasien osteoartritis dengan gangguan
nyeri akut.
d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien osteoartritis dengan
gangguan nyeri akut.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien osteoartritis dengan gangguan
nyeri akut.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan
tambahan pengetahuan yang akan memperkaya body of knowledge terutama
di bidang Keperawatan.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penulisan asuhan keperawatan ini diharapkan menambah wawasan
pengetahuan perawat tentang asuhan keperawatan klien yang mengalami
osteoartritis dengan gangguan nyeri akut.
b. Hasil penulisan asuhan keperawatan ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada mahasiswa atau peserta didik untuk mengetahui secara
jelas akan tindakan mengatasi masalah pasien osteoartritis.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Osteoartritis (OA) berasal dari kata “osteoartritis” yang berasal dari Yunani
dimana “osteo” yang berarti tulang, “arthro” yang berarti sendi, dan “itis” yang
berarti inflamas, walaupun pada penyakit ini inflamasi nya tidak begitu mencolok
penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan
dengan usia lanjut. Penyakit ini ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi
dan hambatan gerak pada sendi-sendi yang menanggung beban (Suhardi, 2018).
menduduki urutan pertama dan akan menignkat dengan bertambahnya usia, penyakit
ini sering dijumpai pada usia diatas 60 tahun. Osteoartritis merupakan kelainan sendi
yang mengenai sendi sehingga tidak dapat digerakkan, terutama sendi penumpu
tulang-tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang membentuk sendi
(Karina, 2018).
B. Klasifikasi
dengan Osteoartritis.
Penyebab osteoartritis sampai saat ini masih belum jelas, namun terdapat
1. Umur
Osteoarthritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40
tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun. Perubahan fisik dan biokimia yang
terjadi sejalan dengan bertambahnya umur dengan penurunan jumlah kolagen dan
kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang berwarna kuning (Purwanto,
2018).
2. Jenis Kelamin
Wanita lebih sering terkena osteoarthritis pada lutut dan sendi, dan laki-laki
lebih sering terkena osteoarthritis pada paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
laki-laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi osteoarthritis lebih banyak
pada wanita dari pada laki-laki hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada
3. Genetik
Faktor Herediter juga berperan pada timbulnya osteoarthritis misal, pada ibu
terdapat 2 kali lebih sering osteoarthritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-
anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dan
jarang pada orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Osteoarthritis
lebih sering dijumpai pada orang-orang amerika asli dari pada orang kulit putih.
Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada
5. Kegemukan
timbulnya osteoarthritis baik pada wanita maupun pada pria, kegemukkan bukan
hanya berkaitan dengan osteoarthritis pada sendi yang menanggung beban, tapi
6. Trauma
D. Manifestasi Klinis
Gejala utama pda penyakit ini adalah nyeri pada sendi terutama waktu bergerak.
Timbulnya secara perlahan-lahan, awalnya dengan rasa kaku, kemudian timbul rasa
1. Nyeri
Rasa nyeri pada awal gerakan dan akan bertambah apabila sedang melakukan
2. Hilangnya fungsi
a. Kekakuan (stiffness)
b. Keterbatasan gerakan
3. Gejala lain
a. Krepitasi
b. Peningkatan sensitivitas terhadap dingin dan atau lembab, akan tetapi hal ini
cairan dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya kemerahan.
E. Patofisiologi
Penyakit osteoartritis merupakan suatu penyakit kronik dan akibat dari proses
pertumbuhan tulang baru pada bagain tepi sendi proses degenerasi disebebkan oleh
kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang sering terkena
adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggung lutut (Karina,
2018).
sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya akan
menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga
menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang
pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang
menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki
Tindakan pertahanan yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri agar sendi
tindakan non farmakologis seperti edukasi pasien, terapi fisik, okupasional, aplikasi
dingin atau panas, latihan fisik, istirahat dan merawat persendian, penurunan berat
badan, akupunktur, dan terapi bedah sebagai pilihan terakhir (Permadi, 2019).
a. Olahraga
Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang tidak telalu berat dan
selain berfungsi untuk mengurangi rasa sakit dan kaku juga bermanfaat untuk
Sendi dijaga dari berbagai aktivitas sehari-hari dan perkejaan yang dapat
mengurangi rasa sakit. Terapi dingin biasanya dipakai saat kondisi masih
d. Diet
2. Terapi Farmakologi
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis,
oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk
a. Acetaminophen
A. PENGKAJIAN
Genogram
Keluhan utama saat ini : Tn.S mengeluh sering merasakan lutut nyeri, kaku dan
terasa sakit.
Riwayat kesehatan keluarga : keluarga mengatakan tidak ada riwayat penyakit
hipertensi, DM
Kebiasaan
Merokok : Ya (1 bungkus per hari)
Minum alkohol : Tidak
Makanan sehari-hari : nasi (karbohidrat), sayur, daging, ayam/ telur (protein),
buah seperti pisang atau papaya.
Olahraga (jenis/intensitas) : Tn. S mengatakan sehari-hari melakukan aktivitas ke
sawah yaitu mencangkul, berangkat jam 8 dan pulang
sebelum dzuhur, setelah dzuhur berangkat ke sawah
lagi.
Riwayat alergi :
Tn. S mengatakan tidak ada riwayat alergi.
Obat yang dikonsumsi saat ini (dosis dan pemakaian) dengan / tanpa resep dokter:
Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : compos mentis
2. Nyeri (OPQRST)
Tn.S mengeluh nyeri pada lutut dan kaki
O (nyeri muncul tidak tentu, kadang pagi hari atau setelah bekerja)
P (bekerja terlalu lelah)
Q (pegel-pegel, kaku)
R (di lutut dan kaki)
S (skala 6)
T (yang dilakukan untuk mengatasi nyeri adalah meluruskan kaki dan
beristirahat)
3. Status gizi lansia : BB saat ini: 70kg TB : 155 cm BMI : Overweight
4. Personal hygine : personal hyginene bersih
5. Sistem Persepsi Sensori
a. Pendengaran : tidak terlalu jelas
b. Penglihatan : baik
c. Pengecap : baik
d. Peraba : baik
6. Sistem Pernafasan
a. Frekuensi nafas : 24x/mnt
b. Suara nafas : vesikuler
7. Sistem Kardiovaskular
Tekanan darah : 130/90mmHg
Nadi : 66x/menit
Capilary refill : < 3 detik
8. Sistem saraf pusat
a. Kesadaran : kompos mentis
b. Orientasi orang : baik
c. Orientasi waktu : baik
9. Sistem gastrointestinal
a. Nafsu makan : baik
b. Pola makan : 3x sehari
c. Pola BAB : sehari sekali
d. Pemeriksaan abdomen : bising usus 10x/menit
10. Sistem Muskuloskeletal
Deformitas : tidak ada
Rentang gerak : cukup baik, tetapi saat nyeri atau kaku pada
kaki maka akan sedikit terganggu
Nyeri : kadang timbul nyeri di ekstremitas bawah dan
kadang juga mengalami kaku
Benjolan/radang : tidak ada
Kemampuan ADL : baik
11. Sistem Integumen : tidak ada luka ataupun gatal-gatal
12. Sistem Reproduksi : Tn.S sudah mengalami menopause dan istrinya
sudah meninggal
13. Sistem Genitourinaria
a. Pola : 6-7x dalam sehari
b. Inkontinensia : tidak ada
c. Data Penunjang : warna kencing kuning dan bau khas urin
d. Terapi yang diberikan : tidak ada
14. Psikososial, Budaya dan Spiritual
a. Psikologis
1) Perasaan saat ini dalam menghadapi masalah :Tn.S sabar dan
menyerahkan diri kepada Yang Maha Kuasa, dan masalah tidak terlalu
dipikirkan
2) Cara mengatasi perasaan tersebut : pergi ke sawah
atau melakukan aktivitas
3) Rencana klien setelah masalah terselesaikan : tidak terkaji
4) Jika rencana ini tidak dapat diselesaikan, maka : tidak terkaji
b. Sosial Aktifitas atau peran di masyarakat
1) Kebiasaan di lingkungan yang tidak disukai : tidak ada
2) Cara mengatasi :-
3) Pandangan klien tentang aktivitas sosial di lingkungannya: harus
selalu bersilaturahmi
c. Budaya Budaya yang diikuti klien adalah budaya
1) Keberatan/tidak terhadap budaya yang diikuti :tidak
2) Cara mengatasi (jika keberatan) :-
15. Spiritual Aktifitas ibadah yang sehari-hari dilakukan
a. Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan : sholat
b. Perasaan klien akibat tidak dapat melakukan ibadah tersebut: sedih
c. Usaha klien mengatasi perasaan tersebut : dengan tetap
menjalankan kebiasannya
d. Apa keyakinan klien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang
sedang dialami : Tn.S mengatakan bahwa sudah semaki tua sehingga banyak
yang dirasakan seperti lutut dan kaki yang kadang terasa nyeri.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
LAMPIRAN
Psikososial
Tn.S kegiatan sehari-hari dengan pergi ke sawah atau kebun, Tn.S juga mempunyai kambing
dan kuda sehingga Tn.S mempunyai aktivitas setiap harinya. Di rumah Tn.S tidak pernah
sepi, setiap hari ada anak dan cucunya yang main. Tn.S selalu berinteraksi dengan tetangga
dan hidup rukun.
Emosional
Pertanyaan Tahap 1
1. Apakah klien mengalami sukar tidur? Kadang-kadang
2. Apakah klien meras gelisah? Tidak
3. Apakah klien sering murung atau menangis sendiri? Tidak
4. Apakah klien sering was-was atau kuatir? Tidak
Lanjut ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari sama dengan 1 memiliki jawaban “YA”
Pertanyaan Tahap 2
1. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? Tidak
2. Ada masalah atau banyak pikiran? Tidak
3. Ada gangguan/masalah dengan keluarga lain? Tidak
4. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter?
5. Cenderung mengurung diri? Tidak
Bila lebih dari sama dengan memiliki jawaban “YA” maka Lansia memiliki masalah
emosional positif (+)
Spiritual
Tn.S setiap harinya sholat 5 waktu di rumah dan setiap seminggu sekali mengikuti kegiatan
pengajian bersama anak sebelum adanya pandemik.
Kesimpulan : Tn.S tidak mengalami masalah emosional.
item skor
tertinggi Terendah
8. Lansia mengikuti perintah: ambil kertas, lipat menjadi 2 1 3
dan letakkan di tangan kanan anda
9. Lansia diminta membaca dan melakukan perintah : 1 1
pejamkan mata anda
10. Lansia diminta menulis kalimat singkat tentang 1 1
pikiran/perasaan secara spontan. Kalimat terdiri dari 2
kata (subjek dan predikat)
11. Lansia diminta menggambar bentuk di bawah ini 1 1
Total skor 30 22
Intepretasi hasil:
Kesimpulan : Mandiri
Interpretasi:
c. Skor 0 – 4 : normal
Kesimpulan: 1 Normal