Disusun Oleh :
HAIKAL BAYAN
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Laporan ini. Semoga
shalawat serta salam selalu dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta
sahabat dan keluarganya, serta pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.
Semoga Laporan ini memberi wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
Laporan ini memiliki kelebihan dan kekurangan, namun penulis menyadari bahwa Laporan ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan.
Semoga Laporan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan dan mendapat ridho Allah. Amin.
Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah laporan pendahuluan dan laporan kasus dengan judul Rematik di setujui pada
tanggal 25 –September- 2020
Tahun: 2020
Mengetahui,
Guru Mapel IPPD
DAFTAR IS
COVER......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................………..iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar belakang...................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan Penulisan Laporan.......................................................................................…….
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................
A. Definisi..............................................................................................................................
B. Anatomi Fisiologi............................................................................................………......
C. Etiologi.............................................................................................................................
D. Klasifikasii........................................................................................................................
E. Patofisiologi......................................................................................................................
F. Manifestasi Klinis ............................................................................................................
G. Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................................
H. Pencegahan…………………………….…….…………………………........................
I. Penanganan…………………………………………………………………………......
J. Komplikasi……………………………………………………………………………..
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rheumatoid Arthritis adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik pada sendi-sendi tubuh.
Gejala klinik rheumatoid arthritis berupa gangguan nyeri pada persendian yang disertai
kekakuan, merah, dan pembengkakan yang disebabkan karena benturan/kecelakaan dan
berlangsung kronis yang mengakibatkan kerusakan sendi yang progresif , kecacatan dan bahkan
kematian dini. Banyaknya penderita rheumatoid arthritis saat ini karena kegemukan dan gaya
hidup yang kurang sehat seperti kurang istirahat, stress, kurang olahraga, dan merokok (Anira,
2010).
Menurut hasil Riskesdas 2013 prevalensi penyakit sendi berdasarkan diagnosis nakes di
Indonesia 11,9% dan untuk wilayah DKI Jakarta sendiri terdapat 21,8% untuk penderita
Rheumatoid arthritis.
Dari hasil data kesehatan yang ada di puskesmas kemayoran pada tahun 2011 warga yang
menderita Rheumatoid Arthritis berjumlah 3.723 jiwa, sedangkan pada tahun 2012 berkisat
sekitas 6.631 jiwa itu menunjukan peningkatan yang sangat tinggi, itu karena kurangnya
pengetahuan masyarakat terhadap penyakit Rheumatoid Arthritis dan gaya hidup yang kurang
sehat.
Menurut badan kesehatan nasional WHO (2012) menjelaskan bahwa perkiraan sekitar 335 juta
penduduk di dunia mengidap penyakit rematik, itu berarti enam orang didunia ini satu di
antaranya adalah penyandang rematik sekitar 25% penderita rematik akan mengalami kecacatan
akibat kerusakan pada tulang dan gangguan pada persendian. Departemen Kesehatan (2012)
sekalipun belum ada angka pasti tentang jumlah penderita rematik di Indonesia, diperkirakan
hampir 80% penduduk yang berusia 40 tahun atau lebih menderita gangguan otot dan tulang.
Dampak penting dari Rheumatoid Arthritis adalah kerusakan sendi dan kecacatan. Kerusakan
sendi pada RA terjadi terutama dalam 2 tahun pertama perjalanan penyakit. Kerusakan ini bisa
dicegah atau dikurangi dengan pemberian obat golongan DMARD (Disease Modifying
AntiRheumatic Drugs), sehingga diagnosis dini dan terapi agresif sangat penting untuk
mencegah terjadinya kecacatan pada pasien Rheumatoid Artritis. Pada sisi lain diagnosis dini
sering menghadapi kendala yaitu pada masa dini sering belum di dapatkan gambaran
karakteristik RA karena gambaran karakteristik RA berkembang sejalan dengan waktu dimana
sering sudah terlambat untuk memulai pengobatan yang adekuat. Berdasarkan hal ini perlu
dipikirkan untuk membuat criteria diagnosis Rheumatoid Artritis versi Indonesia pada masa yang
akan datang berdasarkan data pola klinis Rheumatoid Artritis di Indonesia. Rheumatoid Artritis
sering mengenai penduduk pada usia produktif sehingga memberi dampak social dan ekonomi
yang besar.
Untuk itu penulis mengambil judul karya tulis ilmiah rheumatoid arthritis untuk mempelajari
lebih jauh tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga Ny.K khususnya Ny.K dalam memenuhi
kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal: Rheumatoid Arthritis
di wilayah Rt 12 Rw 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat”
mengalami Rheomatoid Arthritis di UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri
Samarinda?
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga dengan gangguan kebutuhan rasa nyaman nyeri
rheumatoid arthritis.
b. Mampu menganalisa data untuk merumuskan masalah pada keluarga dengan gangguan
kebutuhan rasa nyaman nyeri rheumatoid arthritis.
c. Mampu menyusun diagnosa pada keluarga dengan gangguan kebutuhan rasa nyaman nyeri
rheumatoid arthritis.
f. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan keluarga pada gangguan kebutuhan rasa nyaman
nyeri rheumatoid arthritis.
g. Mampu melakukan evaluasi pada keluarga dengan gangguan kebutuhan dasar rasa nyaman
nyeri rheumatoid arthritis.
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI
Rheumatoid Arthritis merupakan salah satu kelainan multisistem yang etiologinya belum
diketahui secara pasti dan dikarateristikkan dengan destruksi sinovitis (Helmick, 2008).
Penyakit Rheumatoid Arthritis ini merupakan kelainan autoimun yang menyebabkan inflamasi
sendi yang berlangsung kronik dan mengenai lebih dari lima sendi (poliartritis) (Pradana, 2012).
Reumathoid Arthritis (RA) merupakan penyakit inflamasi non-bakterial yang bersifat sistemik,
progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris.
(Chairudin, 2003).
1. Tulang
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler. Tulang berasal
dari embryonic hyaline cartilage yang mana melalui proses “osteogenesis” menjadi
tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut Osteoblast. Proses mengerasnya
tulang akibat menimbunya garam kalsium.
b. Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru) dan jaringan lunak.
c. Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan)
d. Membuat sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hema topoiesis).
· Tulang pendek (carpalas) bentuknya tidak teratur dan cancellous (spongy) dengan
suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
· Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri dari dua lapisan tulang padat dengan
lapisan luar adalah tulang cancellous.
· Tulang yang tidak beraturan (vertebra) sama seperti tulang pendek.
· Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak di sekitar tulang yang
berdekatan dengan persendian dan didukung oleh tendon danjaringan fasial,missal patella
(kap lutut)
2. Otot
Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk kontraksi dan untuk
menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh. Kelompok otot terdiri
dari:
1. Otot rangka (otot lurik) didapatkan pada system skeletal dan berfungsi untuk
memberikan pengontrolan pergerakan, mempertahankan sikap dan menghasilkan panas
2. Otot Viseral (otot polos) didapatkan pada saluran pencernaan, saluran perkemihan
dan pembuluh darah. Dipengaruhi oleh sisten saraf otonom dan kontraksinya tidak
dibawah control keinginan.
3. Otot jantung didapatkan hanya pada jantung dan kontraksinya tidak dibawah
control keinginan.
a. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat
dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
b. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan
mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya
gravitasi.
c. Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk
mepertahankan suhu tubuh normal.
b. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls
saraf.
d. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang.
3. Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang terbuat
dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot
dengan otot.
4. Kartilago
Kartilago terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang kuat. Kartilago
sangat kuat tapi fleksibel dan tidak bervascular. Nutrisi mencapai kesel-sel kartilago
dengan proses difusi melalui gelatin dari kapiler-kapiler yang berada di perichondrium
(fibros yang menutupi kartilago) atau sejumlah serat-serat kolagen didapatkan pada
kartilago.
5. Ligamen
6. Bursae
Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari suatu tempat,
dimana digunakan diatas bagian yang bergerak, misalnya terjadi pada kulit dan tulang,
antara tendon dan tulang antara otot. Bursae bertindak sebagai penampang antara bagian
yang bergerak seperti pada olecranon bursae, terletak antara presesus dan kulit.
7. Fasia
Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung
dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai pembungkus tebal, jaringan
penyambung yang membungkus fibrous yang membungkus otot, saraf dan pembuluh
darah.
8. Sendi
Persendian adalah hubungan antar dua tulang sedemikian rupa, sehingga
dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya gerakan.
1. Synarthrosis (suture) Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan,
strukturnya terdiriatas fibrosa. Contoh: Hubungan antara tulang di tengkorak.
2. Amphiarthrosis Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat digerakkan,
strukturnya adalahkartilago. Contoh: Tulang belakang.
3. Diarthrosis Hubungan antara dua tulang yang memungkinkan pergerakan, yang
terdiri daristruktur sinovial. Contoh: sendi peluru (tangan dengan bahu), sendi
engsel(siku), sendi putar (kepala dan leher), dan sendi pelana (jempol/ibu jari).
2.3 ETIOLOGI
Etiologi RA belum diketahui dengan pasti. Namun, kejadiannya dikorelasikan dengan interaksi
yang kompleks antara faktor genetik dan lingkungan (Suarjana, 2009).
Ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab reumathoidatritis, yaitu: a. Infeksi
streptokokus hemolitikus dan streptokokus nonhemolitikus b. Endokrin c. Autoimun d.
Metabolic e. Factor genetic serta factor pemicu lingkungan (gaya hidup dan mandi malam).
Pada saat ini, reumathoid atritis diduga disebabkan oleh factor autoimun dan infeksi. Autoimun
ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; factor infeksi mungkin disebakan oleh virus dan organisme
mikroplasma atau group difteroid yang menghasilkan antigen kolagentipe II dari tulang rawan
sendi penderita.
2.4 KLASIFIKASI
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri akut
merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6
bulan dan ditandai
adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-
lahan, biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari enam bulan. Hal ini
termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri
psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi ke dalam beberapa kategori, di
antaranya nyeri tertusuk dan nyeri terbakar.
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis Pengalaman sumber Satu kejadian. Sebab eksternal atau
penyakit dari dalam. Satu situasi. Tidak diketahui atau pengobatan yang terlalu lama. Serangan
Mendadak Bisa mendadak, berkembang, dan terselubung. Waktu Sampai enam bulan. Lebih
dari enam bulan sampai bertahuntahun. Pernyataan Nyeri Daerah nyeri tidak diketahui dengan
pasti Daerah nyeri sulit dibedakan intensitasnya, sehingga sulit di evaluasi (perubahan perasaan).
Gejala-gejala klinis Pola respon yang khas dengan gejala yang lebih jelas. Pola respon yang
bervariasi dengan sedikit gejala (adaptasi)
Pola perjalanan Terbatas. Biasanya berkurang setelah beberapa saat. Berlangsung terus, dapat
bervariasi. Penderita meningkat setelah beberapa saat.
Selain klasifikasi nyeri diatas, terdapat jenis nyeri yang spesifik, di antaranya nyeri somatic,
nyeri visceral, nyeri menjalar (referent pain), nyeri psikogenik, nyeri fantom dari ekstermitas,
nyeri neurologis, dal lain-lain.
Nyeri somatic dan nyeri visceral ini umumnya bersumber dari kulit dan jaringan dibawah kulit
(superficial) pada otot dan tulang. Nyeri menjalar adalah nyeri yang terasa pada bagian tubuh
yang lain, umumnya terjadi akibat kerusakan pada cedera organ visceral. Nyeri psikogenik
adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik yang timbulakibat psikologis. Nyeri phantom
adalahn hyeri yang disebabkan karena salah satu ekstermitas diamputasi. Nyeri neurologis adalah
bentuk nyeri yang tajam karena adanya spasme di sepanjang atau dibeberapa jalur syaraf.
2.5 PATOFISIOLOGI
Pada arthritis rheomatoid, reaksi autoimun terutama terjadi pada jaringan sinovial. Proses
fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah
kolagen sehingga terjadi edema, poliferasi membran sinovial, dan akhirnya membentuk panus.
Panus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang, akibatnya
menghilangkan permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena
serabut otot akan mengalami perubahan generatif dengan menghilangnya elastisitas otot dan
kekuatan kontraksi otot.
2.6 PATHWAY
a. Laju endap darah (LED) meningkat (80-100 mm/h) kembali (v) sewaktu gejala-gejala
meningkat.
c. Sel darah putih: positif meningkat pada waktu timbul proses inflamasi sampai 500-50.000
mm/h dan tampak keruh
e. Ig (Ig M dan E): peningkatan besar menunjukan proses autoimun sebagai penyebab
Rheumatoid Arthritis.
f. Sinar X dari sendi yang sakit: menunjukan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi,
dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal) berkembang menjadi formasi
kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoarthritis yang terjadi
secara bersamaan.
1. Olahraga rutin
2. menjaga nutrisi
3. mengurangi stress
1. cukup tidur
2. olahraga teratur
3. yoga
4. pijat
5. meditasi mindfulness
7. suplemen probiotik
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian
merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan
bahasa ibu (bahasa yang digunakan seharihari), lugas dan sederhana (Suprajitno, 2004).
a. Tahap pengkajian Tahap ini merupakan pengumpulan informasi secara terus menerus terhadap
anggota keluarga yang dibinanya. Data yang dikumpulkan meliputi : 1) Data umum Data ini
mencakup kepala keluarga (KK), umur, alamat dan telepon, pekerjaan dan pendidikan KK, dan
komposisi keluarga. Selanjutnya komposisi keluarga dibuat genogramnya. 2) Genogram Aturan
yang harus dipenuhi dalam pembuatan genogram : a) Anggota keluarga yang lebih tua berada
disebelah kiri
c) Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah symbol lakilaki atau perempuan
c) Aktivitas dan olahraga Menjelaskan tentang kegiatan olahraga dalam keluarga dan aktifitas
keluarga dalam sehari-hari.
d) Status lingkungan (1) Karakteristik rumah Menjelaskan tentang hasil identifikasi rumah
yang dihuni keluarga meliputi luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, sarana
pembuangan air, limbah dan kebutuhan MCK (mandi, cuci, kakus), saran air bersih dan minum
yang digunakan. (2) Karakteristik tetangga dengan komunitas Menjelaskan tentang karakteristik
dari tetangga dan komunitas setempat, yaitu keadaan sekitar tempat tinggal keluarga, meliputi
kebiasaan, seperti lingkungan fisik, nilai dan norma serta aturan dan budaya setmpat yang
mempengaruhi kesehatan (3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.
(4) System pendukung keluarga Yaitu jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas
kesehatan yang menunjang kesehatan (bpjs, askes, jamsostek, kartu sehat, asuransi, atau yang
lain). Fasilitas fisik yang dimiliki anggota keluarga (peralatan kesehatan), dukungan psikologis
anggota keluarga atau masyarakat, dan fasilitas social yang ada disekitar keluarga dapat
digunakan untuk meningkatkan kesehatan. (5) Struktur keluarga Nilai atau norma keluarga,
struktur peran, pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga. (6) Tugas keluarga dalam
pemeliharaan kesehatan Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan Keluarga mampu
mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga yang sakit Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit Keluarga mampu memodifikasi lingkungan Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Kemungkinan masalah keperawatan yang akan muncul pada penyakit rematik yang dialami
lansia adalah :
1. Nyeri, berhubungan dengan agen pencendra distensi jaringan oleh akumulasi cairan atau
proses inflamasi, destruksi sendi
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi dan penurunan
integritas tulang
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskletal, penurunan
kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi
4. Gangguan citra tubuh atau perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan
kemampuan untuk melaksanakan tugas tugas umum, peningkatan penggunaan
energy,keseimbangan mobilitas.
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia dalam waktu lama,terbangun lebih
awal atau terlambat bangun dan penurunan kemampuan fungsi yang di tandai dengan
penuaan perubahan pola dan semua.
INTERVENSI RASIONAL
-pertahkan istirahat tirah baring/duduk jika -untuk mencegah dan menpertahankan
Diperlukan kekutan.
-bantu bergerak dengan bantuan seminimal -meningkatkan fungsi sendi kekuatan otot
mungkin. dan stamina umun
-Dorongan klien mempertahankan postur -meningkatkan fungsi sendi dan
tegak duduk tinggi berdiri dan berjalan mempertahankan mobilitas
-Berikan lingkungan yang aman dan -memghindari cedera akibat kecelakan
menganjurkan untuk menggunakan alat seperti jatuh
bantu
- Berikan obat-obatan -untuk menekan inflamasi sistemik akut
1.DIAGNOSA3; Resiko tinggi cedera b\d penurunan fungsi tulang.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
-Kaji keluhan nyeri ,Catat lokasi dan intesitis -membantu dalam mentukan kebutuhan
(Skala 0-10). Catat faktor-faktor yang managamen nyeri dan keefektifan program
mempercepat dan tanda tanda rasa sakit non
verbal
-Berikan matras atau kasur kasar bantal -matras yang keras.bantal yang kecil akan
kecil.Tinggikan linen tempet tidur sesuai melihara kesejajaran tubuh yang tepat
kebutuhan meninpatkan setres pada sendi yang sakit.
-Berikan pasien mengambil posisi yang Penninggian linen tempat tidur menurunkan
nyaman pada waktu tidur atau duduk di tekanan pada sendi yang terinflamasi\nyeri
kursi.Tingkatan istirahat di tempet tidur sesuai
indikasi -pada penyakit berat tirah baring mungkin di
-Dorongan untuk sering mengubah posisi.bantu perlukan untuk menbatasi nyeri atau cedere
pasien untuk bergerak sendi.
INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
-Tentukan kebiasaan tidur biasanya yang -mengkaji perlunya dan mengdentifikasi yang
terjadi. tepat
-berikan tempet tidur yang nyaman -meningkatkan kenyamanan tidur serta
dukungan
-buat rutinnitas tidur yang baru yang -bila rutinitas baru mengadung aspek sebanyak
dimasukan dalam pola lama dan lingkungan kebiasa lama stress dan ansientas yang
baru berhubungan membantu mengginduksi tidur
-tingkatan regimen kenyamanan waktu -meningkatkan efek relaksi
tidur.misalnya mandi hangat dan massage.
-gunakan pagar tempet tidur sesuai indikasi -dapat merasakan takut jatuh Karena
rendahkan tempet tidur bila mungkin. perubahan ukuran tinggi tempet tidur , pagar
tempat tidur memberikan keamanan untuk
membantu mengubah posisi.
-berikan sedative hipnotik sesuai indikasi -mungkin di berikan untuk membantu pasien
tidur atau istirahat.
DAFTAR PUSTAKA
Yogyarkata. 2011
Stanley, mickey.buka anjar keperwatan gerontik. Alih bahasa :Nety juniarti Sari
kurnianingsih.editor eny monica ester. Edisi 2 EGK JAKARTA. 2006
Tamher S Noorkasiani. Kesehatan usia langit dengan pendekatan asuh Keperawatan. Selebah
medika. Jakarta 2011
LAPORAN KASUS “REMATIK”
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama Inisial : Tn. F
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Pendidikan : Sma
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Bogor
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri b.d proses inflamasi
b. Gangguan mobilitas fisik b.d kekakuan Sendi
4. Intervensi Keperawatan
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
EVALUASI
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA