Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH KDM

PENGGOLONGAN OBAT

“KORTIKOSTEROID TOPIKAL DAN PREPARAT ACNE”

Disusun Oleh:

Disusun Oleh :

Sabela Puspita Maharani

XII A Keperawatan

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH “YARSI”MATARAM

TAHUN AJARAN 2021/2022


1. Kortikosteroid Tropikal

Kortikosteroid adalah obat yang mengandung hormon steroid yang


berguna untuk menambah hormon steroid dalam tubuh bila diperlukan,
dan meredakan peradangan atau inflamasi, serta menekan kerja
sistemkekebalan tubuh yang berlebihan.Kortikosteroid, seperti cortisone
atau hydrocortisone, diproduksi secara alami di kelenjar adrenal bagian
terluar atau korteks. Sementara itu, kortikosteroid dalam bentuk obat
disebut kortikosteroid sintetis dengan cara kerja dan manfaat yang sama
dengan kortikosteroid alami.

Contoh-contoh kortikosteroid sintetis adalah:

-Betametason

-Dexamethasone

-Methylprednisolone

-Fluocinolone

-Prednison

Berikut ini sejumlah kegunaan kortikosteroid dalam menangani kondisi-


kondisi seperti:

-Asma

-Rheumatoidarthritis

-Bronkitis

-Kolitis ulseratifdtan penyakit Crohn

-Reaksi alergi pada kulit, mata, atau hidung.

Obat ini bekerja dengan cara masuk ke dinding sistem sel imun untuk
mematikan zat yang bisa melepaskan senyawa-senyawa yang menjadi
pemicu peradangan. Kortikosteroid juga bisa digunakan sebagai obat
untuk suntik jerawat.
 Peringatan:
1) Ibuhamil, ibu menyusui, atau wanita yang sedang
merencanakan untuk hamil, disarankan untuk berkonsultasi
kepada dokter sebelum menggunakanobatkortikosteroid.
2) Harap berhati-hati dalam menggunakan kortikosteroidjika
menderita penyakit jantung, gangguan fungsi hati, tukak
lambung atau ulkus usus dua belas jari (duodenum),
gangguan kesehatan mental, pengeroposan tulang atau
osteoporosis, katarak, diabetes, epilepsi, atau mengalami
gangguan pada kulit seperti infeksi kulit, jerawat, luka terbuka,
hingga rosacea.
3) Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obat lain,
termasuk suplemen atau herba, karena dikhawatirkan dapat
menimbulkan interaksi obat yang tidak diinginkan. Diskusikan
kepada dokter mengenai pemakaian kortikosteroid bersama
dengan obat-obat berikut ini: obat
antiinflamasinonsteroid/OAINS (seperti: diclofenac, ibuprofen,
atau naproxen), vaksin (seperti: MMR, BCG), digoxin,
diuretik, warfarin, salbutamol, serta obat untuk diabetes,
epilepsi, dan obat HIV/AIDS.
4) Jika telah digunakan untuk jangka panjang, obat jangan
dihentikan secara tiba-tiba.Konsutasikan kembali dengan
dokter untuk menghentikan obat secara bertahap.
5) Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
 Efek Samping Kortikosteroid
Efek samping biasanya terjadi pada penggunaan kortikosteroid
untuk jangka panjang, yaitu lebih dari 2-3 bulan. Sejumlah efek
samping yang bisa ditimbulkan setelah menggunakan obat
kortikosteroid adalah:
 Penumpukan lemak di pipi (moonface)
 Rentan terkena infeksi
 Meningkatnya tekanan darah atau hipertensi
 Meningkatnya kadar gula darah
 Mempercepat timbulnya katarak
 Tukak (ulkus) pada lambung atau duodenum
 Masalah kulit
 Pelemahan fungsi otot
 Perubahan mood dan perilaku.
 Jenis-Jenis, Merek Dagang, dan Dosis Kortikosteroid
Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang termasuk ke dalam golongan
kortikosteroid. Untuk mendapatkan penjelasan secara rinci mengenai
efek samping, peringatan, atau interaksi dari masing-masing obat
kortikosteroid, silahkan lihat pada Obat A-Z.

A. BETAMETASON

Betametason atau betamethasonetopikal adalah obat untuk


mengatasi peradangan pada kulit yang disebabkan oleh sejumlah
kondisi, seperti eksim, reaksi alergi, atau psoriasis.
“Peringatan sebelum pemakaian betametason”
1. Jangan menggunakan betametason topikal jika Anda alergi terhadap obat
ini. Beri tahu dokter jika Anda pernah mengalami reaksi alergi setelah
menggunakan obat golongan kortikosteroid.
2. Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita diabetes,
penyakit hati, infeksi kulit, gangguan sirkulasi darah, sindrom Cushing,
gangguan sistem kekebalan tubuh, glaukoma, atau katarak.
3. Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat, suplemen, atau
produk herbal tertentu.
4. Beri tahu dokter jika Anda sedang merencanakan operasi, termasuk
operasi gigi.
5. Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan
kehamilan.
6. Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau
overdosis setelah menggunakan betametason topikal. “Interaksi
BetametasonTopikal dengan Obat Lain”

Betametasontopikal bisa menimbulkan efek interaksi jika digunakan


bersama dengan obat lain. Berikut ini adalah beberapa efek interaksi yang
bisa terjadi:

-Penurunan efektivitas insulin atau obat antidiabetes lain, termasuk


metformin

-Peningkatan efektivitas betametasontopikal jika digunakan dengan


ritonavir atau itraconazole.

“Dosis dan Penggunaan”

Merek dagang: Betam-opthal, BetametasonValerate, Beprosone,


Canedrylskin, Celestik, Diprosone OV, Hufabethamin, Meclovel Nilacelin,
Ocuson.

 Kondisi: Peradangan atau alergi


1. Tablet dan sirop (oral)
-Dewasa: Dosis betametason adalah 0,5-5 mg per hari dibagi menjadi
beberapa kali pemberian, tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan
respons pasien terhadap obat.
-Anak-anak:
Anak usia 1-6 tahun: 25% dari dosis orang dewasa.
Anak usia 7-11 tahun: 50% dari dosis orang dewasa.
Anak usia 12 tahun atau lebih: 75% dari dosis orang dewasa.
2. Obat Suntik
-Dewasa: 4-20 mg per hari.
-Anak-anak:
Anak usia 1 tahun atau kurang: 1 mg sebanyak 3-4 kali per 24 jam atau
sesuai kebutuhan.
Anak usia 2-5 tahun: 2 mg sebanyak 3-4 kali per 24 jam atau sesuai
kebutuhan.
Anak usia 6-12 tahun: 4 mg sebanyak 3-4 kali per 24 jam atau sesuai
kebutuhan.
a. Kondisi: Rheumatoidarthritis
1.Tablet dan sirop (oral)
-Dewasa: 0,5-2 mg per hari.

b.Kondisi: Peradangan kulit

1.Krim, salep, dan gel (topikal)


Dewasa: Betametason tersedia dalam konsentrasi 0,025%, 0,05%, atau
0,1%. Pemberian pada masing-masing konsentrasi akan disesuaikan
dengan kondisi pasien. Oleskan betametason 1-3 kali per hari selama 2-
4 minggu atau hingga kondisi membaik.

c. Kondisi: Psoriasis

1.Krim, salep, dan gel (topikal)


-Dewasa: Betametason 0,05% dioleskan secukupnya, 2 kali sehari,
selama 4 minggu.

c. Kondisi: Alergi dan peradangan pada mata

1. Tetes mata
-Dewasa: Dosis awal sebanyak 1-2 tetes pada mata meradang tiap dua
jam, lalu frekuensi pemberian tetes mata akan dikurangi jika kondisi mata
telah berangsur membaik.
B. Dexamethasone

Dexamethasone adalah obat antiradang yang digunakan pada berbagai


kondisi peradangan, seperti reaksi alergi, penyakit autoimun, atau radang
sendi. Selain itu, obat ini bisa dikombinasikan dengan obat lain untuk
menangani multiplemyeloma.

“Peringatan Sebelum Menggunakan Dexamethasone”


1) Jangan menggunakan dexamethasone jika Anda alergi dengan obat ini
atau obat golongan kortikosteroidlain.Beri tahu dokter tentang riwayat
alergi yang Anda miliki.
2) Beri tahu dokter jika Anda sedang menderita infeksi jamur.
Dexamethasone sebaiknya tidak digunakan pada kondisi tersebut.
3) Beri tahu dokter jika Anda menderita diabetes, hipertensi, osteoporosis,
glaukoma, atau katarak.
4) Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita gagal jantung
kongestif, penyakit hati, penyakit tiroid, gangguan pembekuan darah,
gangguan pada sistem pencernaan, atau penyakit infeksi tertentu, seperti
TBC atau herpes.
5) Beri tahu dokter bila Anda akan melakukan vaksinasi selama menjalani
pengobatan dengan dexamethasone, karena bisa menurunkan efektivitas
vaksinasi.
6) Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi suplemen, produk
herbal, atau obat tertentu, termasuk obat antinyeri golongan NSAID.
7) Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan
dengan dexamethasone, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya
perdarahan lambung.
8) Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan dexamethasone jika
akan menjalani tindakan operasi, termasuk operasi gigi.
9) Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau
produk herbal.
10)Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan
kehamilan.
11)Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, efek samping
yang serius, atau overdosis setelah menggunakan dexamethasone.
“Interaksi Dexamethasone dengan Obat Lain”
I. Penurunan kadar dexamethasone di dalam darah jika digunakan bersama
phenytoin, rifampicin, barbiturat, carbamazepine, atau ephedrine
II. Peningkatankadardexamethasone di dalam darah jika digunakan bersama
erythromycin, ketoconazole, atau ritonavir
III. Peningkatan risiko terjadinya penurunan kadar kalium (hipokalemia) jika
digunakan bersama obat golongan diuretik
IV. Peningkatan risiko terjadinya infeksi yang fatal jika digunakan dengan obat
imunosupresan lain, seperti adalimumab, bariticinib, atau fingolimod
V. Peningkatan risiko terjadinya radang tendon (tendinitis) atau rupture
tendon jika digunakan dengan antibiotik golongan quinolone, seperti
moxifloxacin
VI. Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama warfarin
VII. Peningkatan risiko terjadinya infeksi dan menurunkan efektivitas
vaksin hidup, seperti vaksin BCG
VIII. Peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran pencernaan cerna
jika digunakan bersama aspirin.

“Efek Samping dan Bahaya Dexamethasone”


Beberapa efek samping dexamethasone yang dapat dialami
penggunanya adalah:
-Sakit perut
-Sakit kepala
-Pusing
-Nafsu makan meningkat
-Sulit tidur
-Perubahan siklus menstruasi
-Muncul jerawat
“Dosis Dan Penggunaan”

Merek dagang dexamethasone: AlletrolCompositum, Dexamethasone,


Dexaharsen, Dextamine, Etadexta, Kalmethasone, Mexon, Oradexon,
Tobroson.

 Kondisi: Peradangan
-Tablet dan Sirop
Dewasa: 0,75-9 mg per hari dibagi menjadi 2-4 kali pemberian.
Anak-anak (mulai usia 1 bulan): 10-100 mcg/kgBB per hari dibagi
menjadi 1-2 kali pemberian tergantung dari respons pasien
terhadap obat. Dosis maksimal 300 mcg/kgBB per hari.
 Kondisi: Peradangan mata
-Tetes mata, salep mata
Dewasa: Larutan 0,1% teteskan 1-2 kali pada mata yang meradang
sebanyak 4-6 kali per hari atau per jam jika kondisi tergolong parah.
Untuk salep mata 0,05%, ambil salep secukupnya seukuran ujung
jari dan oleskan pada lipatan bawah mata maksimal empat kali
sehari. Dosis bisa dikurangi jika kondisi telah membaik.
 Kondisi: Peradangan sendi
-Cairan suntik
Dewasa: 0,8-4 mgr. tergantung dari ukuran daerah sendi yang
meradang. Kemudian, untuk suntik jaringan lunak sebanyak 2-6 mg
dan bisa diulang tiap 3 hari - 3 minggu.
c. Methylprednisolone

Methylprednisolone adalah obat untuk meredakan peradangan


pada berbagai kondisi, termasuk radang sendi, radang usus, asma,
psoriasis, lupus, hingga multiplesclerosis. Obat ini juga bisa
digunakan dalam pengobatan reaksi alergi yang parah.
“Peringatan Sebelum Menggunakan Methylprednisolone”
A. Janganmenggunakan methylprednisolone jika Anda alergi
terhadap obat ini atau obat prednison. Selalu beri tahu dokter
tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
B. Beri tahu dokter jika Anda sedang mengalami infeksi jamur.
Methylprednisolone sebaiknya tidak digunakan pada kondisi
ini.
C. Beri tahu dokter jika Anda menderita diabetes, hipertensi,
penyakit ginjal, penyakit hati, herpes, penyakit jantung,
osteoporosis, katarak, glaukoma, penyakit tiroid, atau TBC.
D. Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita
radang usus, tukak lambung, multiplesclerosis, gangguan
pembekuan darah, myastheniagravis, depresi, psikosis, atau
kejang.
E. Beri tahu dokter jika Anda berencana melakukan vaksinasi
selama menjalani pengobatan dengan methylprednisolone.
F. Jangan mengonsumsi minuman beralkohol setelah
menggunakan methylprednisolone karena dapat
meningkatkan risiko perdarahan di saluran cerna.
G. Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau
merencanakan kehamilan.
H. Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat,
suplemen, atau produk herbal tertentu.
I. Segera laporkan ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi
obat, efek samping serius, atau overdosis setelah
menggunakan methylprednisolone.
“Efek Samping dan Bahaya Methylprednisolone”
...Mual atau muntah
...Pusing
...Sakit kepala
...Perut kembung
...Sakit maag atau heartburn
...Nyeri otot
...Nafsu makan menurun
...Sulit tidur
...Peningkatan kadar gula darah
...Mudah terkena infeksi
...Siklus haid tidak teratur
...Muncul jerawat
...Pembengkakan di tangan atau pergelangan kaki akibat
...penumpukan cairan
...Gangguan emosi dan suasana hati, seperti mudah marah.
“Dosis Dan Penggunaan”
Merek dagang methylprednisolone: Advantan, IntidrolMedixon,
Metilgen 8, Methylprednisolone, Medrol, Nichomedson, Ometilson
8, Rhemafar, Solumedrol, Somerol, Stenirol-8.
 Kondisi: Alergi
-Tablet
Dewasa: 24 mg pada hari ke-1, 20 mg pada hari ke-2, 16 mg pada
hari ke-3, 12 mg pada hari ke-4, 8 mg pada hari ke-5, dan 4 mg
pada hari ke-6.
 Kondisi: Mengatasi peradangan atau sebagai obat imunosupresif
-Tablet
Dewasa: 2-60 mg per hari dibagi 1-4 kali dosis tergantung dari
penyakit yang sedang diobati.
Anak-anak: 0,5-1,7 mg/kgBB per hari.
-Serbuk suntik
Dewasa: 10-500 mg per hari melalui suntik pembuluh darah.
Anak-anak: 0,5-1,7 mg/kgBB per hari melalui suntik pembuluh
darah.
 Kondisi: Peradangan kulit
-Krim
Dewasa: Dosis krim methylprednisolone 0,1% adalah ambil
secukupnya dengan ujung jari lalu oleskan 1 kali pada kulit yang
ingin diobati, maksimal selama 12 minggu.
Anak-anak: Dosis krim methylprednisolone 0,1% adalah ambil krim
secukupnya dengan ujung jari lalu oleskan 1 kali pada kulit yang
ingin diobati, maksimal selama 4 minggu.

d. Prednison

Prednison adalah obat untuk mengurangi peradangan pada alergi,


penyakit autoimun, penyakit persendian dan otot, serta penyakit kulit.
Prednison merupakan salah satu jenis dari obat kortikosteroid.

“Peringatan Sebelum Menggunakan Prednison”


..Jangan menggunakan prednison jika Anda memiliki alergi terhadap obat
ini atau obat kortikosteroid yang lain.

...Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit
ginjal, penyakit hati, penyakit tiroid, penyakit infeksi, atau gagal jantung.

...Beri tahu dokter jika Anda pernah menderita tukak lambung,


divertikulitis, atau radang usus.

..Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita osteoporosis,
myastheniagravis, diabetes, atau hipertensi.

...Beri tahu dokter jika Anda berencana untuk melakukan vaksinasi selama
menggunakan prednison.

...Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan
kehamilan.

Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain,


termasuk obat herbal dan suplemen.

...Jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan


prednison, segera temui dokter.

“Interaksi Prednison dengan Obat dan Bahan Lain”


a) Peningkatan efektivitas prednison, jika digunakan bersama
preparat hormon estrogen (misalnya pil KB)
b) Penurunan efektivitas prednison, jika digunakan bersama
rifampicin, phenytoin, barbiturates, atau bupropion
c) Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia, jika digunakan
bersama amphotericin B
d) Penurunan kadar prednison dalam darah, jika digunakan
bersama antasida
e) Peningkatkan efektivitas obat glikosida jantung dan
cyclophosphamide
f) Penurunan kadar praziquantel di dalam darah
g) Penurunan efektivitas obat antidiabetik
h) Penurunan efektivitas somatropin
i) Peningkatan pembuangan kalium dari dalam tubuh, jika
digunakan bersama obat laksatif
j) Peningkatkan risiko terjadinya perdarahan lambung, jika
dikonsumsi bersama obat antiinflamasinonsteroid
k) Peningkatan tekanan di dalam bola mata (intraokuler), jika
digunakan bersama obat-obatan golongan antikolinergik,
seperti atropine
l) Peningkatan risiko terjadinya miopati (gangguan otot), jika
digunakan bersama hydroxychloroquinE
“Efek Samping dan Bahaya Prednison”
Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah
menggunakan prednisone adalah:
-Mual
-Muntah
+Mulas
-Keringat berlebih
-Jerawat
-Sulit tidur
-Penurunan nafsu makan

“Dosis Dan Penggunaan”

Merek dagang prednison: Eltazone, Etacortin, Ifison, Inflason, Lexacort,


Pehacort, Prednison, Remacort, Trifacort.

 Kondisi:Alergi

-Tablet

Dewasa: 30 mg pada hari ke-1 pengobatan, lalu dilanjutkan


pemberian dosis 5 mg pada hari seterusnya sampai tablet ke-21.
 Kondisi: Rheumatoidarthritis

-Tablet
Dewasa: Hingga 10 mg per hari tergantung beranya penyakit.
 Kondisi: Asma
-Tablet
Dewasa: 40-60 mg per hari, dibagi menjadi 1-2 kali pemberian
selama tiga hari atau lebih.
Bayi baru lahir sampai anak usia 11 tahun: 1-2 mg/kgBB per hari
selama 3 hari atau lebih. Dosis maksimal adalah 60 mg per hari.

2. Preparat Acne
AkneVulgaris (AV) merupakan penyakit kulit obstruktif dan inflamatif kronik
pada unit polisebasea yang sering terjadi pada masa awal remaja. Akne
sering menjadi tanda pertama pubertas dan dapat terjadi satu tahun
sebelum menarche atau haid pertama. Akne memiliki gambaran klinis
beragam, mulai dari komedo, papul, pustule hingga nodul dan jaringan
parut sehingga disebut dermatosispolimorfik dan memiliki peranan
poligenetik(Theresia, 2013).
Contoh-contoh obat Preparat akne:
A. Tretinoin Topikal

Tretinoin topikal adalah obat untuk mengobati jerawat. Obat ini juga dapat
digunakan untuk mengatasi kerutan halus, bintik-bintik hitam, dan kulit
kasar pada wajah yang disebabkan oleh paparan sinar matahari.

“Dosis dan aturan pakai”

Tujuan: Mengatasi jerawat


Gunakan krim, gel, atau losion yang mengandung 0,01–0,05% tretinoin.
Ambil obat secukupnya dengan ujung jari dan oleskan secara merata di
daerah wajah yang berjerawat sekali sehari pada malam hari atau
sebelum tidur.

Tujuan: Mengatasi kulit kasar, berkerut, dan bintik-bintik hitam


(hiperpigmentasi) .

Gunakan krim yang mengandung 0,02–0,05% tretinoin. Ambil krim


secukupnya dengan ujung jari dan oleskan secara merata di daerah wajah
yang terkena sekali sehari pada malam hari atau sebelum tidur.

“Peringatan Sebelum Menggunakan Tretinoin Topikal”

A. Jangan menggunakan tretinointopikal jika Anda alergi terhadap


obat ini atau obat lain yang mengandung retinoid dan vitamin A.
Beri tahu dokter jika Anda alergi terhadap ikan.
B. Beri tahu dokter jika Anda sedang mengalami masalah kulit, seperti
eksim, dermatitis, atau actinic keratosis.
C. Beri tahu dokter jika Anda atau keluarga Anda memiliki riwayat
kanker kulit.
D. Hindari paparan sinar matahari dalam jangka waktu yang lama dan
selalu gunakan pelindung kulit, seperti pakaian tertutup atau tabir
surya, selama menjalani pengobatan dengan tretinointopikal,
karena obat ini bisa menyebabkan kulit lebih sensitif terhadap sinar
matahari.
E. Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau
merencanakan kehamilan.
F. Beri tahu dokter mengenai obat-obatan yang sedang digunakan,
termasuk suplemen dan produk herbal.
G. Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis
setelah menggunakan tretinointopikal.

“Interaksi Tretinoin Topikal dengan Obat Lain


Interaksi antarobat yang dapat terjadi jika tretinointopikal digunakan
bersamaan dengan obat-obatan lain atau produk kecantikan tertentu
adalah:

-Peningkatan sensitivitas kulit terhadap sinar matahari jika digunakan


dengan denganciprofloxacin, chlorpromazine, hydrochlorothiazide,
sulfamethoxazole, atau tetracycline

-Peningkatan risiko terjadinya iritasi yang parah dan penurunan efektivitas


tretinointopikal jika digunakan dengan benzoylperoxide

-Peningkatan risiko terjadinya iritasi yang parah atau kulit kering jika
digunakan dengan produk yang mengandung sulfur, asam salisilat, atau
resorsinol.

“Efek Samping dan Bahaya Tretinoin Topikal”

Beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan


tretinointopikal adalah:

-Kulit gatal, bengkak, kemerahan, kering, atau mengelupas

-Sensasi hangat atau tersengat pada kulit wajah

-Bertambahnya luka pada jerawat

-Warna kulit menjadi lebih gelap atau lebih terang pada area yang diolesi
obat

B. Acnes Sealling Jell

Acnessealingjell adalah sediaan gel transparan untuk mengobati kulit


berjerawat. Zat aktif yang menjadi kandungan acnessealingjell, di
antaranya isopropil metil fenol, asam salisilat, dan sulfur yang berfungsi
untuk mengatasi masalah jerawat.

-Kegunaan

Acnes sealing jell digunakan untuk mengatasi masalah jerawat. Obat ini
cocok untuk kulit yang berminyak atau sebum pada kulit.

-Dosis dan Cara Penggunaan

Acnes sealing jell termasuk OBAT BEBAS sehingga penggunaannya tidak


memerlukan anjuran dokter. Namun, agar manfaat acnes sealing jell
dapat diperoleh secara maksimal, perhatikan dosis dan cara
penggunaannya berikut ini:

..Oleskan tipis acnes sealing jell pada kulit wajah yang berjerawat 2 kali
sehari untuk jerawat ringan.

..Oleskan tipis acnes sealing jell 3-4 kali sehari untuk jerawat yang lebih
berat.

..Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celsius.

-Efek Samping

Efek samping penggunaan acnessealingjell yang mungkin timbul adalah


iritasi atau kemerah-merahan pada kulit.

-Kontraindikasi

Hindari pemberian pada pasien yang memiliki hipersensitif (reaksi


berlebihan atau sangat sensitif) terhadap kandungan dalam jell tersebut.

C. Verille Acne
Verile bermanfaat untuk membantu merawat kulit berjerawat,
menyamarkan noda hitam bekas jerawat, serta mengurangi minyak dan
kotoran di wajah.Verile mengandung bahan aktif asam salisilat, allantonin,
vitamin B3, dan triclosan. Obat ini bekerja dengan cara melawan bakteri
penyebab jerawat.

-Peringatan Sebelum Menggunakan Verile

~Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap bahan yang
terkandung dalam Verile.

~Verile mengandung asam salisilat yang mudah terbakar. Oleh karena itu,
jauhkan produk dari sumber panas.

~Hindari penggunaan Verile bersama dengan sabun pembersih yang


mengandung alkohol.

~Batasi aktivitas di bawah sinar matahari selama menggunakan Verile.

~Jika terjadi reaksi alergi setelah menggunakan Verile, segera periksakan


ke dokter.

-Dosis dan Aturan Pakai Verile

Berikut ini adalah dosis penggunaan Verile gel untuk mengatasi jerawat:

-Dewasa: 0,5-2%, gunakan 1-3 kali sehari.

-Anak-anak berusia di atas 2 tahun: 0,5-2%, gunakan 1-3 kali sehari.

-Jangan menggunakan Verile pada anak-anak berusia di bawah 2 tahun.

-Interaksi Verile dengan Obat Lain

Penggunaan asam salisiat bersamaan dengan obat jerawat topikal,


seperti benzoylperoxide dan antibiotik, dapat meningkatkan risiko
terjadinya iritasi dan kekeringan pada kulit.
-Efek Samping dan Bahaya Verile

Verile merupakan obat yang aman untuk digunakan. Namun, kandungan


salicylic acid dan allantonin yang terkandung di dalamnya dapat
menimbulkan efek samping berupa:

~Iritasi kulit.

`Gatal-gatal.

~Kulit kering dan mengelupas.

~Jika muncul reaksi alergi yang berat berupa sulit bernapas atau
pembengkakan pada mata, wajah, bibir, atau lidah, segeralah ke IGD di
rumah sakit terdekat.

~Jika keluhan jerawat tidak kunjung reda setelah penggunaan Verile atau
justru semakin parah, sebaiknya periksakan ke dokter kulit.

Anda mungkin juga menyukai