Anda di halaman 1dari 7

tiap kemasan cortidex mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

 Dexamethasone 0.5 mg / tablet


 Dexamethasone 5 mg / ml injeksi

Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

Dexamethasone adalah obat steroid jenis glukokortikoid sintetis yang digunakan sebagai agen
anti alergi, imunosupresan, anti inflamasi dan anti shock yang sangat kuat. Obat ini 20-30
kali lebih kuat daripada hidrokortison dan 5-7 kali lebih kuat daripada prednison.
Dexamethasone bekerja dengan cara menembus membran sel sehingga akan terbentuk suatu
kompleks steroid-protein reseptor. Di dalam inti sel, kompleks steroid-protein reseptor ini
akan berikatan dengan kromatin DNA dan menstimulasi transkripsi mRNA yang merupakan
bagian dari proses sintesa protein. Sebagai anti inflamasi, obat ini menekan migrasi neutrofil,
mengurangi produksi prostaglandin (senyawa yang berfungsi sebagai mediator inflamasi),
dan menyebabkan dilatasi kapiler. Hal ini akan mengurangi repon tubuh terhadap kondisi
peradangan (inflamasi).

Indikasi

Kegunaan Cortidex (dexamethasone) adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :

 Obat golongan kortikosteroid seperti cortidex (dexamethasone) digunakan untuk


berbagai kondisi inflamasi, misalnya radang reumatik, radang usus, radang pada
ginjal, radang pada mata, radang karena asma dan radang pada tempat lainnya.
 Obat ini juga digunakan untuk menangani penyakit-penyakit autoimun seperti
rheumatoid arthritis, berbagai jenis alergi, penyakit lupus, bronkospasme, dan
idiopatik thrombocytopenic (penurunan jumlah trombosit darah karena masalah
kekebalan tubuh).
 Obat ini berguna untuk menangani shock anafilaktik alergi dalam dosis tinggi.
 Obat kortikosteroid termasuk cortidex (dexamethasone) juga digunakan untuk
mencegah terjadinya reaksi penolakan tubuh dalam proses pencakokkan organ.
 Bisa juga digunakan untuk pasien kanker, sebagai terapi pendukung kemoterapi. Obat
ini bisa menangkal perkembangan edema pada pasien tumor otak. Sebagai agen
kemoterapi, obat ini digunakan untuk pengobatan multiple myeloma baik tunggal
ataupun dikombinasikan dengan obat-obat seperti thalidomide, lenamide,
bortezomidib, kombinasi dari adriamycin dan vincristine atau velcade dan revlimid.
Untuk mencegah efek samping mual dan muntah saat kemoterapi, cortidex
(dexamethasone) bisa mendukung obat antiemetik seperti ondansetron.
 Sering diberikan pada ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan secara prematur.
Pemberian obat ini bertujuan untuk mematangkan organ paru-paru janin. Untuk
tujuan ini, pengobatan harus dilakukan dengan pengawasan yang ketat dari dokter
karena penggunaan obat ini secara tidak tepat dapat meningkatkan resiko kecacatan
janin.
 Para pendaki gunung yang mengalami high-altitude cerebral edema (HACE), atau
high-altitude pulmonary edema (HAPE), sering menggunakan obat ini.
 Biasa digunakan sebagai pertolongan pada kondisi darurat untuk penyelamatan
nyawa.

Kontra indikasi

 jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada
obat golongan kortikosteroid.
 Cortidex (dexamethasone), sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang menderita
tukak lambung, osteoporosis, diabetes melitus, infeksi jamur sistemik, glaukoma,
psikosis, psikoneurosis berat, penderita TBC aktif, herpes zoster, herpes simplex,
infeksi virus lain, sindroma Cushing dan penderita dengan gangguan fungsi ginjal.

Efek samping

Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan cortidex
(dexamethasone) :

 Obat-obat glukokortikoid termasuk cortidex (dexamethasone), meningkatkan


pembentukan glukosa dari protein. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula
dalam darah sehingga pemberian obat ini pada penderita diabetes mellitus sebaiknya
dihindari.
 Penggunaan protein dalam proses pembentukan glukosa, juga menyebabkan
pengeroposan tulang karena matriks protein penyusun tulang menyusut drastis. Oleh
karena itu penggunaan obat ini pada pasien yang memiliki resiko besar seperti usia
lanjut sangat tidak dianjurkan. Untuk anak-anak hal ini dapat menghambat
pertumbuhan, khususnya pertumbuhan tulang.
 Cortidex (dexamethasone) seperti glukokortikoid lainnya, juga mempengaruhi proses
metabolisme lemak termasuk distribusinya di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan efek
di beberapa bagian tubuh seperti wajah yang kelihatan lebih tembem. Efek samping
ini, sering disalahgunakan dengan cara menambahkan obat ini ke dalam produk-
produk penambah berat badan ilegal. Pemakai produk ilegal ini mengira dirinya
mengalami kenaikkan berat badan, padahal hal itu adalah efek samping dari cortidex
(dexamethasone), yang sangat berbahaya jika obat ilegal itu dikonsumsi dalam jangka
waktu lama.
 Obat ini menurunkan fungsi limfa yang mengakibatkan sel limfosit berkurang dan
mengecil. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan sistem kekebalan tubuh
akibat pemakaian cortidex (dexamethasone).
 Secara umum kumpulan-kumpulan efek samping ini dikenal sebagai Cushing
sindrom, yaitu gejala-gejala seperti muka tembem, penebalan seperti selulit pada
punggung dan perut, hipertensi, penurunan toleransi terhadap karbohidrat dan gejala-
gejala lainnya.

Perhatian

 Penderita gangguan pencernaan seperti tukak lambung dan kolitis ulceratif sebaiknya
hati-hati jika menggunakan cortidex (dexamethasone), karena beresiko terjadinya
perdarahan pada saluran pencernaan.
 Pasien yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal misalnya pasien usia lanjut,
cortidex (dexamethasone) diberikan dengan dosis terendah dan durasi sesingkat
mungkin.
 Jangan menghentikan pemakaian obat ini secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter
terutama pada penggunaan jangka panjang karena dapat mengakibatkan gejala-gejala
seperti mialgia, artralgia dan malaise.
 Sistem kekebalan tubuh yang menurun menyebabkan pasien lebih rentan terkena
penyakit cacar dan campak.
 Obat-obat sistemik kortikosteroid diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI).
Karena efek obat ini bisa menggangu pertumbuhan, mengganggu produksi
kortikosteroid endogen, atau efek yang tak diinginkan lainnya, ibu menyusui
sebaiknya tidak menggunakan cortidex (dexamethasone).

Toleransi terhadap kehamilan

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada
studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi
keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun
potensi resiko sangat besar.

interaksi obat

Berikut adalah interaksi cortidex (dexamethasone) dengan obat-obat lain :

 Aminoglutethimide : menurunkan kadar dexamethasone, melalui induksi enzim


mikrosomal sehingga mengurangi efek farmakologisnya.
 Agen Kalium-depleting : jika diberikan bersamaan dengan obat-obat kalium-depleting
agen (misalnya, amfoterisin B, diuretik), pengamatan ketat harus dilakukan terhadap
kemungkinan terjadinya hipokalemia
 Antibiotika makrolida : menurunkan klirens dexamethasone sehingga meningkatkan
kadar/efek farmakologisnya.
 Antidiabetik : kortikosteroid dapat meningkatkan konsentrasi glukosa darah, oleh
karena itu penyesuaian dosis obat anti diabetes mungkin diperlukan.
 Isoniazid : Konsentrasi serum isoniazid mungkin akan menurun jika diberikan
bersamaan dengan cortidex (dexamethasone).
 Cholestyramine dan efedrin : Cholestyramine meningkatkan klirens kortikosteroid
sehingga menurunkan kadar/efek farmakologisnya.
 Vaksin hidup : cortidex (dexamethasone) menurunkan sistem imun tubuh sehingga
meningkatkan resiko terjadinya infeksi. Penggunaan vaksin hidup pada pasien yang
menggunakan cortidex (dexamethasone) sebaiknya dihindari.
 Anti jamur azole seperti ketoconazole : mengurangi metabolisme kortikosteroid
sehingga dapat meningkatkan kadar dan efek farmakologisnya.
 NSAID : aspirin atau NSAID lainnya meningkatkan resiko efek samping perdarahan
pada saluran pencernaan.

Dosis cortidex

cortidex (dexamethasone) diberikan dengan dosis sebagai berikut :


 tablet : 0.5 mg-10 mg / hari dibagi dalam 1-4 kali pemberian.
 Insufiensi adrenal : 0.0233 mg /kg BB/hari.
 Pemakaian jangka lama, dosis harus diturunkan secara bertahap untuk menghindari
terjadinya insufiensi adrenal akut.
 Dosis lazim dexamethasone klik di sini
Cedocard – Informasi Obat Obat cedocard atau obat isosorbide dinitrate merupakan obat anti
angina yang biasa diresepkan oleh dokter untuk mengatasi gejala yang timbul pada saat
terjadi serangan angina atau serangan jatung. Selain itu obat ini juga sering diresepkan pada
pasien yang mengalami gagal jantung kongestif untuk mengurangi sesak dan gejala lainnya.
Artikel ini akan memberikan penjelasan ringkas mengenai cedocard obat apa dan hal – hal
penting lain mengenai cedocard Daftar Isi: Pengertian Indikasi Kontraindikasi Dosis Efek
samping keamanan cedocard obat jantung Mengenal Prednison Cedocard isosorbide dinitrate
atau ISDN adalah obat yang berfungsi untuk melebarkan dinding pembuluh darah. Dengan
mekanisme kerjanya ini ISDN dapat memperlancar jalannya nutrisi dan oksigen yang
dibutuhkan jaringan, terutama sel otot jantung. Oleh karena itu obat ini sangat bermanfaat
apabila diberikan pada penderita serangan jantung yang mengalami penyempitan pembuluh
darah jantung. ISDN juga dapat menurunkan tekanan darah sehingga dapat digunakan
sebagai anti hipertensi. Obat Cedocard yang digunakan dibawah lidah akan memberikan efek
cepat dan sudah dapat terlihat dalam waktu kisaran 2 menit dan efek yang ditimbulkan
berlangsung cukup lama yaitu kira – kira 2 sampai 3 jam. Indikasi Cedocard Sebagai obat
penyakit jantung fungsi obat cedocard adalah untuk : sebagai pengobatan serangan angina
pektoris sebagai profilaksis serangan angina pada penyakit koroner akut sebagai pengobatan
pada gagal jantung kongestif yang berat Kontraindikasi Obat cedocard tidak boleh diberikan
pada penderita penyakit jantung dengan hal berikut : Mengalami anemia berat Mengalami
hipotensi Mengalami syok kardiogenik Dosis Cedocard Obat cedocard yang dijual di apotik
tersedia dalam bentuk tablet, dengan dosis yang tersedia adalah obat cedocard 5 mg, obat
cedocard 10 mg, dan obart cedocard 20mg Adapun dosis cedocard yang biasa diberikan
antara lain : untuk mengatasi serangan angina akut dosis yang dianjurkan adalah 5 mg
sebanyak 1 tablet, untuk pencegahan serangan akut dosis yang dianjurkan adalah 5 mg
sampai 10 mg yang dapat diberikan 3 sampai 4 kali dalam sehari untuk mengatasi serangan
angina yang terjadi malam hari dosis yang dianjurkan adalah 5 mg sampai 10 mg yang
diberikan sebelum tidur untuk pasien dengan gagal jantung dosis yang dianjurkan adalah 10
mg pada tahap awal kemudian dapat dinaikkan dan dosis efektif berada pada 40 mg sampai
160 mg per hari, dan pada kasus yang berat dapat mencapai 240 mg per hari Pada saat terjadi
serangan akut cedocard akan membuka pembuluh darah untuk mengurangi nyeri dada yang
timbul, agar dapat bekerja dengan cepat cedocard tidak diminum bersama air, melainkan
ditaruh di bawah lidah agar dapat segera diserap oleh kapiler sehingga dapat dengan cepat
masuk ke peredaran darah. Efek Samping Cedocard Pada umumnya tubuh dapat mentoleransi
obat cedocard dengan baik, tidak memberikan efek samping berarti. Efek samping yang
pernah dilaporkan terjadi antara lain sakit kepala, mual dan hipotensi postural. Sakit kepala
biasanya bisa terjadi pada penderita yang menerima dosis harian yang mencapai 40 mg atau
lebih, dan umumnya sakit kepala akan berkurang dan menghilang apabila dosis dikurangi
hingga setengahnya. Pada pengobatan menggunakan cedocard yang berlangsung jangka
panjang kepekaan penderita untuk sakit kepala akan berkurang bahkan menghilang tanpa
perlu menyesuaikan dosis, sementara efek obat untuk memperlebar pembuluh darah tidak
mengalami pengurangan. Informasi Keamanan Obat cedocard sebaiknya secara hati – hati
digunakan pada pasien penyakit jantung dengan glaukoma. Obat cedocard sebaiknya secara
hati – hati digunakan pada pasien hipertensi karena efek hipotensi akan meningkat apabila
digunakan bersama obat anti hipertensi lainnya Obat cedocard sebaiknya secara hati – hati
digunakan pada pasien penyakit jantung yang sedang hamil karena ada kemungkinan efek
samping teratogenik Obat cedocard sebaiknya secara hati – hati digunakan pada pasien
penyakit jantung yang sedang menyusui karena data penelitian yang belum lengkap. Bagikan
dan Beri +1 Terkait Cedocard – Informasi Obat, Baca Juga: penyebab angin duduk Berbagai
Penyebab Angin Duduk yang Sering Diabaikan pembuluh darah otot jantung Fungsi Bagian-
Bagian Jantung Manusia PENYAKIT JANTUNG KORONER Mengenal Penyakit Jantung
Koroner penyakit jantung koroner 8 Obat Mujarab Jantung Koroner detak jantung nadi Detak
Jantung Normal penyebab jantung koroner Penyebab Jantung Koroner, Pengobatan, dan
Pencegahan Diskusi Terkait Apa Ini Gejala Penyakit Jantung? selamat malam dok… dok,
saya sering merasa sakit dada, sakit tenggorokan saat menarik nafas, sering sakit kepala,
mudah sesak nafas, dan sering merasa tidak seimbang saat berdiri dari duduk atau jongkok…
[…] Efek Minum Obat Jantung Sore Dokter Ibu mertua saya sudah sakit selama 7 bulan dan
selama ini berobat di elisabet semarang, dua hari yang lalu saya bawa beliau ke RS. KPJ
Malasyia dan hasil […] Penyakit Jantung pada Ibu-ibu Dok ibu saya umurnya 45 tahun. Dia
sering mengalami sakit pada ulu hati disertai dengan detak jantung besar dan sakit. Juga
sesak nafas. Untuk menormalkan kembali detak jantung ibu saya […]

Bersumber dari: Cedocard – Informasi Obat | Mediskus

Anda mungkin juga menyukai