Anda di halaman 1dari 9

Efek samping Bdm Tablet

Berikut adalah beberapa efek samping Bdm Tablet (Betamethasone


dan dexchlorpheniramine maleate) yang mungkin terjadi :

 Obat-obat yang mengandung glukokortikoid termasuk Bdm Tablet


(Betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate), meningkatkan
pembentukan glukosa dari protein. Hal ini menyebabkan
peningkatan kadar gula dalam darah sehingga pemberian obat ini
pada penderita diabetes mellitus sebaiknya dihindari.
 Penggunaan protein dalam proses pembentukan glukosa, juga
menyebabkan pengeroposan tulang karena matriks protein penyusun
tulang menyusut drastis. Oleh karena itu penggunaan obat ini pada
pasien yang memiliki resiko besar seperti usia lanjut sangat tidak
dianjurkan. Untuk anak-anak hal ini dapat menghambat pertumbuhan,
khususnya pertumbuhan tulang. Selain itu penggunaan kortikosteroid
pada anak-anak dapat menghambat pertumbuhan dan dapat
mempengaruhi perkembangan pubertas. Bila benar-benar dibutuhkan
sebaiknya gunakan dosis terkecil.
 Seperti glukokortikoid lainnya, juga mempengaruhi
proses metabolisme lemak termasuk distribusinya di dalam tubuh.
 Obat ini juga bisa menyebabkan berkurangnya massa otot (proximal
myopathy).
 Obat ini menurunkan fungsi limfa yang mengakibatkan sel limfosit
berkurang dan mengecil. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya
penurunan sistem kekebalan tubuh akibat pemakaian Bdm Tablet
(Betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate), sehingga
meningkatkan resiko terkena infeksi virus, jamur ataupun bakteri.
 Secara umum kumpulan-kumpulan efek samping ini dikenal sebagai
Cushing sindrom, yaitu gejala-gejala seperti muka tembem, penebalan
seperti selulit pada punggung dan perut, hipertensi, penurunan
toleransi terhadap karbohidrat dan gejala-gejala lainnya. Cushing
sindrom dapat pulih (reversibel) bila terapi dihentikan, tetapi cara
menghentikan terapi harus dengan menurunkan dosis secara bertahap
(tappering-off) untuk menghindari terjadinya insufisiensi adrenal akut.
 Penggunaan Bdm Tablet secara jangka panjang dapat menyebabkan
insufisiensi adrenal.
 Pasien dengan riwayat gangguan jiwa, dapat mengalami
gangguan mental yang serius, paranoid atau depresi dengan risiko
bunuh diri. Pengawasan yang ketat diperlukan. Bila perlu dihindari.
 Obat-obat kortikosteroid bisa menyebabkan timbulnya tukak peptik
meskipun lemah.
 Obat yang mengandung dexchlorpheniramine maleate menyebabkan
mengantuk, pusing, mulut, hidung dan tenggorokan kering,
sakit kepala, palpitasi, retensi urine, sedasi, lemah, tinitus dan
gangguan pencernaan seperti anoreksia, mual, muntah, diare dan kon
stipasi.

Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan obat Bdm Tablet
(Betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate), sebagai berikut :

Iklan dari HonestDocs

Beli DEXTAMINE Kaplet via HonestDocs


DEXTAMINE digunakan untuk mengurangi reaksi alergi yang
serius dan menekan proses peradangan yang terjadi pada
tubuh. Dapatkan GRATIS ongkir* ke seluruh wilayah Indonesia!

Pesan Sekarang

 Penderita gangguan pencernaan seperti


tukak lambung dan kolitis ulceratif sebaiknya hati-hati jika
menggunakan Bdm Tablet (Betamethasone dan dexchlorpheniramine
maleate), karena beresiko terjadinya perdarahan pada
saluran pencernaan.
 Pasien yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal misalnya pasien
usia lanjut, Bdm Tablet (Betamethasone dan dexchlorpheniramine
maleate) diberikan dengan dosis terendah dan durasi sesingkat
mungkin.
 Jangan menghentikan pemakaian obat Bdm Tablet secara tiba-tiba
tanpa sepengetahuan dokter terutama pada penggunaan jangka
panjang karena dapat mengakibatkan gejala-gejala seperti mialgia,
artralgia dan malaise.
 Sistem kekebalan tubuh yang menurun menyebabkan pasien lebih
rentan terkena penyakit infeksi, terutama cacar dan campak. Cacar
dan campak dapat menjadi lebih serius atau bahkan fatal pada pasien
anak-anak dan dewasa yang menggunakan obat-obat kortikosteroid.
Pasien yang tidak memiliki penyakit ini, harus menghindari paparan
dari orang-orang penderita cacar atau campak.
 Obat-obat sistemik kortikosteroid diketahui ikut keluar bersama air
susu ibu (ASI). Karena efek obat ini bisa menggangu pertumbuhan,
mengganggu produksi kortikosteroid endogen, atau efek yang tak
diinginkan lainnya, ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan Bdm
Tablet (Betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate).
 Sebaiknya dibatasi menggunakan obat Bdm Tablet pada pasien yang
menderita tukak lambung, osteoporosis, diabetes melitus, infeksi
jamur sistemik, glaukoma, psikosis, psikoneurosis berat, penderita TBC
aktif, herpes zoster, herpes simplex, infeksi virus lain, sindroma
Cushing dan penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
 Retensi natrium dengan edema dapat terjadi pada pasien yang
menggunakan kortikosteroid, obat Bdm Tablet harus digunakan
dengan hati-hati pada pasien dengan gagal jantung kongestif,
hipertensi, atau insufisiensi ginjal.

Penggunaan Obat Bdm Tablet Untuk Ibu Hamil


FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat)
mengkategorikan Dexchlorpheniramine kedalam kategori B dengan
penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan tidak menunjukkan resiko pada janin dan
tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil /
Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tapi studi yang
memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil tidak menunjukkan
resiko pada janin di trimester berapapun.

Sedangkan Betamethasone kedalam kategori C dengan penjelasan


sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan
tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun
jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat
dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Betamethasone dengan mudah dapat menembus plasenta. Jika
pemberian obat-obat kortikosteroid dalam jangka panjang atau
diulang selama kehamilan, resiko penghambatan pertumbuhan
intrauterin dapat meningkat. Namun tidak ada bukti terjadinya
gangguan pertumbuhan intra uterin selama pengobatan
jangka pendek (contohnya pada pengobatan profilaksis untuk
neonatal respiratory distress syndrome).Beberapa gejala supresi
adrenal pada janin akibat penggunaan obat ini selama kehamilan,
biasanya akan hilang setelah bayi lahir dan tidak begitu bermakna
klinis.

interaksi obat
Berikut adalah interaksi obat-obat yang mengandung Betamethasone
dan dexchlorpheniramine maleate, termasuk Bdm Tablet dengan obat-
obat lain jika digunakan secara bersamaan :

 Aminoglutethimide : menurunkan kadar Betamethasone, melalui


induksi enzim mikrosomal sehingga mengurangi efek
farmakologisnya.
 Agen Kalium-depleting : jika diberikan bersamaan dengan obat-obat
kalium-depleting agen (misalnya, amfoterisin B, diuretik), pengamatan
ketat harus dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya hipokalemia.
 Antibiotika makrolida : menurunkan klirens Betamethasone sehingga
meningkatkan kadar/efek farmakologisnya.
 Antidiabetik : kortikosteroid dapat meningkatkan konsentrasi glukosa
darah, oleh karena itu penyesuaian dosis obat anti diabetes mungkin
diperlukan.
 Isoniazid : Konsentrasi serum isoniazid mungkin akan menurun jika
diberikan bersamaan dengan kortikosteroid.
 Cholestyramine dan efedrin : Cholestyramine meningkatkan klirens
kortikosteroid sehingga menurunkan kadar/efek farmakologisnya.
 Vaksin hidup : Betamethasone menurunkan sistem imun tubuh
sehingga meningkatkan resiko terjadinya infeksi. Penggunaan vaksin
hidup pada pasien yang menggunakan Betamethasone sebaiknya
dihindari.
 Anti jamur azole seperti ketoconazole : mengurangi metabolisme
kortikosteroid sehingga dapat meningkatkan kadar dan efek
farmakologisnya.
 NSAID : aspirin atau NSAID lainnya meningkatkan resiko efek samping
perdarahan pada saluran pencernaan.
 Penggunaan bersamaan dengan agen antikolinesterase dapat
menyebabkan kelemahan yang parah pada pasien myasthenia gravis.
Jika memungkinkan, agen antikolinesterase harus ditarik setidaknya 24
jam sebelum memulai terapi kortikosteroid.
 Pasien yang menggunakan glikosida digitalis mungkin mengalami
peningkatan risiko aritmia karena hipokalemia.
 Estrogen, termasuk kontrasepsi oral, dapat menurunkan metabolisme
hepatik kortikosteroid tertentu, sehingga meningkatkan efeknya.
 Enzim hati reagen (misalnya, barbiturat, fenitoin, carbamazepine,
rifampin) dapat meningkatkan metabolisme kortikosteroid. Dosis
kortikosteroid mungkin perlu ditingkatkan.
 Dexchlorpheniramine Maleate memiliki efek aditif dengan alkohol dan
depresan sistem saraf pusat lainnya (barbiturate, opioid analgesics,
hipnotik, sedatif, tranquilizers).
 MAO inhibitors memperpanjang dan mengintensifkan efek
antikolinergik (pengeringan) antihistamin.
Dosis Bdm Tablet
Dosis Obat Bdm Tablet (Betamethasone dan dexchlorpheniramine
maleate) adalah sebagai berikut :

 Dosis dewasa dan anak usia > 12 tahun : 1-2 tablet 3-4 x sehari.
Maksimal : 8 tablet setiap hari.
 Dosis anak usia 6-12 tahun : ½ tablet 2 x sehari. Maksimal : 4 tablet
setiap hari.
 Dosis anak usia 2-6 tahun : ¼-½ tablet 4 x sehari. Maksimal : 2 tablet
setiap hari.
Note :

 Obat sebaiknya diberikan bersama makanan atau susu untuk


mengurangi efek samping pada lambung dan memaksimalkan
penyerapan.

Ringkasan hal-hal penting terkait obat Bdm


Tablet
 Jangan gunakan obat Bdm Tablet jika Anda memiliki infeksi herpes
pada mata.
 Jangan gunakan obat ini jika Anda memiliki masalah kesehatan seperti
: Infeksi jamur atau infeksi malaria di otak.
 Saat menggunakan obat ini, Anda menjadi lebih rentan mendapatkan
infeksi. Jaga selalu kebersihan, selalu mencuci tangan. Jauhi orang-
orang yang sedang menderita infeksi, pilek, atau flu.
 Obat yang mengandung betametason (sistemik) tidak boleh
digunakan oleh penderita cacar air dan campak karena bisa
menyebabkan akibat yang sangat buruk atau bahkan mematikan.
Hindari berada di dekat orang yang menderita cacar air atau campak
jika Anda belum pernah mengalami ini sebelumnya.
 Obat ini dapat menurunkan jumlah steroid alami dalam tubuh. Jika
Anda mengalami demam, infeksi, menjalani operasi, atau terluka,
bicaralah dengan dokter Anda. Anda mungkin memerlukan steroid
oral dosis tambahan.
 Penggunaan jangka panjang dapat meningkatkan kemungkinan
katarak atau glaukoma.
 Jika digunakan secara jangka panjang, obat ini dapat menyebabkan
kerapuhan tulang (osteoporosis).
 Konsultasi dengan dokter sebelum mendapatkan vaksin apa pun.
Penggunaan vaksin dengan betametason (sistemik) dapat
meningkatkan kemungkinan infeksi atau membuat vaksin tidak
berfungsi juga.
 Buang semua sisa obat Bdm Tablet yang tidak terpakai saat
kedaluwarsa atau bila tidak lagi dibutuhkan. Jangan minum obat ini
setelah tanggal kedaluwarsa pada label telah berlalu. Obat yang sudah
kedaluwarsa dapat menyebabkan sindrom berbahaya yang
mengakibatkan kerusakan pada ginjal.
 Gunakan obat Bdm Tablet sesuai dengan aturan. Jangan minum obat
ini dalam jumlah yang lebih besar atau lebih kecil atau lebih lama dari
yang dianjurkan.
 Jangan berbagi obat dengan orang lain, meskipun mereka memiliki
gejala penyakit yang sama dengan Anda.
 Simpan obat Bdm Tablet pada suhu ruangan. Hindarkan dari
kelembaban dan panas.
Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih
besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu,
penggunaan obat Bdm Tablet (Betamethasone dan
dexchlorpheniramine maleate) harus sesuai dengan yang dianjurkan.

Anda mungkin juga menyukai