Anda di halaman 1dari 20

ANTIINFLAMASI

Antiinflamasi didefinisikan sebagai obat-obat atau golongan obat yang


memiliki aktivitas menekan atau mengurangi peradangan.

Radang atau inflamasi dapat disebabkan oleh berbagai rangsangan yang mencakup
luka-luka fisik, infeksi, panas dan interaksi antigen-antibodi

Berdasarkan mekanisme kerja obat-obat antiinflamasi terbagi dalam dua golongan,


yaitu obat antiinflamasi golongan steroid dan obat antiinflamasi non steroid.
Mekanisme kerja obat antiinflamasi golongan steroid dan non-steroid terutama
bekerja menghambat pelepasan prostaglandin ke jaringan yang mengalami cedera

Perbedaan pada tujuan digunakannya. Pada jenis steroid cenderung lebih dini untuk
mencegah respon nyeri pada tubuh sehingga cocok untuk jenis trauma atau kerusakan
lebih berat. Pada jenis non steroid sifatnya lebih dangkal dan cocok untuk jenis luka
dan trauma yang lebih ringan

Obat-obat antiinflamasi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah non steroid
anti inflammatory drug’s (NSAID). Obat-obat golongan NSAID biasanya
menyebabkan efek samping berupa iritasi lambung

A. KORTIKOSTEROID

Kortikosteroid adalah kelompok obat yang mengandung hormon steroid sintesis.


Obat ini dapat menghambat produksi zat yang menimbulkan peradangan dalam
tubuh, serta bisa bekerja sebagai imunosupresan dalam menurunkan aktivits
dan kerja sistem imun.
Kortikosteroid sering digunakan untuk meredakan peradangan pada beberapa kondisi,
seperti alergi, lupus, reumathoid arthritis, dan pemfigus vulgaris, serta mengobati
polip hidung tanpa operasi. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati
penyakit autouimun dan mencegah reaksi penolakan tubuh pasien setelah menjalani
operasi tranplantasi organ.
Jenis , Merek Dagang, dan Dosis Kortikosteroid
1. Betamethasone

Bentuk: Tablet, sirop, suntik, krim


Merek dagang: Benoson, Betamethasone Valerate, Betam-Opthal, Cortamine,
Fusidasol, Morvale, Polacel
Golongan Obat resep
Kategori Kortikosteroid
Manfaat Meredakan peradangan
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Betametason untuk Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
ibu hamil dan adanya efek samping terhadap janin, tapi belum ada studi
menyusui terkontrol pada ibu hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Betametason dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang
menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa seizin dokter.
Dosis :
 Kondisi: Alergi, kondisi peradangan, atau penyakit autoimun, seperti lupus,
sarkoidosis, atau kolitis ulseratif
2–3 mg per hari selama beberapa hari pertama. Selanjutnya, dosis dapat
dikurangi sebanyak 0,25 mg atau 0,5 mg, tiap 2–5 hari, berdasarkan kondisi
dan respons pasien terhadap pengobatan.
 Kondisi: Rheumatoid arthritis
0,5–2 mg per hari. Dosis bisa dikurangi secara bertahap berdasarkan kondisi
dan respons pasien terhadap pengobatan.

Interaksi dengan obat lain


· Penurunan efektivitas obat neostigmine atau pyridostigmine dalam mengobati
myasthenia gravis
· Penurunan efek obat betamethasone jika digunakan dengan mifepristone,
carbamazepine, primidone, phenytoin, atau rifampicin
· Penurunan efek terapi dari obat antihipertensi, obat diuretik, atau obat antidiabetes
Efek Samping dan Bahaya Betametason
Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi betametason adalah:
 Sakit kepala
 Lelah atau lemas
 Sulit tidur
 Sakit perut, mual, atau gangguan pencernaan
 Kenaikan berat badan

2. Methylprednisolone
Methylprednisolone adalah obat untuk meredakan peradangan pada berbagai
kondisi, termasuk radang sendi, radang usus, asma, psoriasis, lupus, hingga
multiple sclerosis. Obat ini juga digunakan dalam pengobatan reaksi alergi yang
parah.
Methylprednisolone bekerja dengan cara mengurangi zat pemicu peradangan di dalam
tubuh.

Bentuk: Tablet, suntik, dan krim


Merek dagang: Carmeson, Comedrol, Cormetison, Cortesa, Depo Medrol, Hexilon,
Intidrol, Lameson, Lexcomet, Medixon, Methylprednisolone, Methylon, Metrison,
Meticon, Novestrol, Phadilon, Prednox, Thimelon, Urbason, Vadrol, Yalon
Golongan Obat resep
Kategori Kortikosteroid
Mengurangi peradangan, mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap
Manfaat organ yang baru ditransplantasi, dan untuk mengobati reaksi alergi
yang berat.
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya
efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada
Methylprednisolone ibu hamil.
untuk ibu  hamil dan Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan
menyusui melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Methylprednisolone dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang
menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa arahan dari dokter.

Dosis :
 Dewasa: Dosis 4–48 mg per hari. Pada kondisi parah yang akut, dapat
diberikan dosis yang lebih tinggi hingga 100 mg per hari.
 Anak-anak: 0,5–1,7 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 2 kali jadwal
konsumsi.

Interaksi Methylprednisolone dengan Obat Lain


Penggunaan methylprednisolone bersama obat lain dapat menimbulkan efek interaksi,
seperti:
 Peningkatan risiko terjadinya kejang jika digunakan dengan ciclosporin
 Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia jika digunakan dengan
amphotericin B atau diuretik
 Peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna jika digunakan dengan
obat antiinflamasi nonsteroid
 Peningkatan risiko terjadinya gangguan otot jika methylprednisolone dosis
tinggi digunakan dengan obat pelemas otot (muscle relaxant)

Efek Samping dan Bahaya Methylprednisolone


Efek samping yang mungkin muncul akibat penggunaan obat methylprednisolone
antara lain:
 Mual atau muntah
 Pusing
 Sakit kepala
 Perut kembung
 Sakit maag atau heartburn

3. Dexamethasone

Dexamethasone adalah obat yang digunakan untuk meredakan peradangan


pada beberapa kondisi, seperti reaksi alergi, penyakit autoimun, atau radang
sendi. Selain itu, obat ini juga digunakan dalam pengobatan multiple myeloma.
Dexamethasone termasuk dalam obat golongan kortikosteroid. Obat ini bekerja
dengan cara menghambat respons sistem kekebalan tubuh berlebih yang memicu
peradangan.
Bentuk: Tablet, sirop, salep mata, tetes mata, suntik
Merek dagang: Bidaxtam, Cendo Xitrol, Cortidex, Dexaton, Dextaco, Dextamine 
Dextaf, Dexamethasone, Dexaharsen, Exitrol, Tobroson
Golongan Obat resep
Kategori Kortikosteroid
Menangani berbagai kondisi peradangan, reaksi alergi,
Manfaat
penyakit autoimun, dan multiple myeloma
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak.
Kategori C: Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin,
Dexamethasone untuk ibu hamil tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
dan menyusui Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
  Dexamethasone dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda
sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa
persetujuan dokter.
Dosis :
Kondisi: Peradangan dan penyakit autoimun
 Dewasa: Dosis awal 0,5–9 mg per hari yang dibagi dalam 2–4 kali konsumsi.
Dosis akan disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit dan respons pasien
terhadap pengobatan.
 Anak-anak: Dosis awal 0,02–0,3 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 3–4
konsumsi. Dosis akan disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit dan
respons pasien terhadap pengobatan.

Kondisi: Multiple sclerosis


 Dewasa: Dosis awal 30 mg per hari selama 1 minggu, kemudian dilanjutkan
dengan 4–12 mg per hari selama 1 bulan.

Kondisi: Multiple myeloma


 Dewasa: 40 mg, dikonsumsi setiap 7 hari pada hari ke-1, 8, 15, dan 22
pengobatan. Selanjutnya, obat dikonsumsi setiap 4 minggu.

Interaksi Dexamethasone dengan Obat Lain


Berikut adalah beberapa interaksi antarobat yang dapat terjadi bila dexamethasone
digunakan bersamaan dengan obat lain:
 Penurunan efektivitas dexamethasone jika digunakan bersama phenytoin,
rifampicin, carbamazepine, ephedrine, atau obat golongan barbiturat
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping dexamethasone jika digunakan
bersama erythromycin, ketoconazole, atau ritonavir
 Peningkatan risiko terjadinya kadar kalium rendah (hipokalemia) jika
digunakan bersama kortikosteroid lain, teofilin, atau obat golongan diuretik

Efek Samping dan Bahaya Dexamethasone


Beberapa efek samping dexamethasone yang dapat dialami penggunanya adalah:
 Sakit perut
 Rasa panas di dada (heartburn)
 Sakit kepala
 Gangguan tidur, seperti insomnia
 Nafsu makan meningkat

4. Prednisolone

Prednisolone adalah obat untuk mengatasi berbagai kondisi peradangan.


Beberapa kondisi yang bisa diatasi oleh obat ini antara lain radang sendi,
radang pada mata, atau asma.
Prednisolone termasuk dalam kelompok obat kortikosteroid. Obat ini merupakan
replika dari hormon steroid yang secara alami dihasilkan oleh kelenjar adrenal.
Prednisolone bekerja dengan menekan reaksi sistem kekebalan tubuh yang terlalu
aktif, sehingga mengurangi peradangan dan gejala reaksi alergi.
Bentuk: Tablet, krim, salep, tetes mata, tetes telinga, salep mata, dan supositoria
Merek dagang: Borraginol-S, Cendo Cetapred, Chloramfecort-H,  Colipred,
Klorfeson, Lupred 5, P-Pred, Polypred
Golongan Obat resep
Kategori Kortikosteroid
Meredakan peradangan pada beberapa kondisi, seperti radang sendi,
Manfaat
alergi, kelainan darah, atau penyakit autoimun
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Prednisolone untuk Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya
ibu hamil dan efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada
menyusui wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.Kategori D: Pada
trimester pertama kehamilan, ada bukti bahwa prednisolone berisiko
terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh
mungkin lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi
situasi yang mengancam nyawa.
Prednisolone dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui,
jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Dosis :
Kondisi: Alergi dan peradangan akibat gangguan sistem imun, seperti rheumatoid
arthritis, penyakit asam urat, kolitis ulseratif, atau dermatitis seboroik
 Dewasa: 5–60 mg per hari. Obat dapat diberikan sebagai dosis tunggal atau
dibagi menjadi beberapa dosis. Dosis obat akan ditentukan lebih lanjut oleh
dokter berdasarkan kondisi dan respons pasien terhadap pengobatan.
 Anak-anak: 0,14–2 mg/kgBB per hari. Obat dapat diberikan sebagai dosis
tunggal atau dibagi menjadi beberapa dosis. Dosis obat akan ditentukan lebih
lanjut oleh dokter berdasarkan kondisi dan respons pasien terhadap
pengobatan.

Interaksi Prednisolone dengan Obat Lain


Interaksi yang dapat terjadi bila prednisolone digunakan bersama obat-obatan tertentu
adalah:
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan dengan obat yang
mengandung estrogen, seperti pil KB, dan obat penghambat CYP3A, seperti
erythromycin, ketoconazole, clarithromycin, atau verapamil
 Penurunan efektivitas prednisolone jika digunakan dengan phenobarbital,
rifampicin, atau primidone
 Penurunan efektivitas obat antidiabetes, antihipertensi, atau diuretik

Efek Samping dan Bahaya Prednisolone


Efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan prednisolone antara lain:
 Peningkatan berat badan
 Perubahan suasana hati (ringan)
 Mudah kembung, nyeri ulu hati, atau asam lambung naik
 Gelisah
 Gangguan tidur
 Keringat berlebih

5. Triamcinolone

Triamcinolone memiliki fungsi utama untuk meredakan peradangan dan gejala


alergi.
Triamcinolone termasuk dalam kelompok obat kortikosteroid. Triamcinolone bekerja
dengan cara meredakan peradangan dan respons imun yang berlebihan.
Bentuk: Tablet, krim, suntik, semprot hidung, salep mulut
Merek dagang:  Amtocort, Bufacomb, Cincort, Econazine, Etacinolone, Flamicort,
Genalog, Kenacort, Kenalog in Orabase, Ketricin, Krim Pi Kang Shuang, Konicort,
Lonacort, Nasacort AQ, Opicort, Omenacort, Tremacort, Triamcort-A, Triamcort,
Triamcinolone, Triamcinolone Acetonide, Triacilon, Trilac, Trinolon, Rafacort,
Sinocort, Ziloven
Golongan Obat resep
Kategori Kortikosteroid
Manfaat Mengatasi radang dan alergi
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi
terkontrol pada wanita hamil.Obat hanya boleh digunakan jika
Traimcinolone besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
untuk ibu hamil dan terhadap janin.Triamcinolone tablet atau kaplet dapat terserap ke
menyusui dalam ASI, tetapi triamcinolone dalam bentuk sediaan lain belum
diketahui bisa terserap dalam ASI atau tidak.
Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter jika sedang
hamil atau menyusui.
Dosis :
 Dewasa: 4–48 mg per hari, tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Dosis
dapat disesuaikan kembali berdasarkan kondisi pasien.
 Anak-anak: Dosis disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit dan
respons

Interaksi Triamcinolone dengan Obat Lain


Penggunaan triamcinolone bersamaan dengan obat-obatan tertentu dapat
menimbulkan interaksi, seperti:
 Penurunan efektivitas agen acetylcholinesterase, seperti neostigmine
 Penurunan efektivitas obat antidiabetes, seperti insulin atau obat
golongan sulfonilurea
 Penurunan efektivitas antihipertensi, termasuk diuretik, dalam menurunkan
tekanan darah arteri
 Penurunan efektivitas isoniazid

Efek Samping dan Bahaya Triamcinolone


Berikut adalah efek samping triamcinolone berdasarkan jenis sediaannya:
 Gangguan tidur (insomnia)
 Perubahan suasana hati
 Kulit menipis, memar, atau berubah warna
 Kulit kering atau berjerawat
 Luka yang diderita lebih lambat untuk sembuh

6. Hydrocortisone

Hydrocortisone adalah obat yang digunakan untuk meredakan peradangan,


mengurangi reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan, dan mengatasi
kekurangan hormon kortisol.
Hydrocortisone merupakan obat golongan kortikosteroid. Obat ini bekerja dengan
menurunkan respons sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan peradangan berlebih
Bentuk: Tablet, salep, krim, suntik
Merek dagang: Calacort, Dermacoid, Fartison, Berlicort, Cortigra, Enkacort,
Lexacorton, atau Steroderm
Golongan Obat resep
Kategori Kortikosteroid
Mengobati dermatosis, radang sendi, radang pada jaringan
Manfaat
lunak, serta insufisiensi adrenokortikal
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping terhadap janin, tapi belum ada studi
terkontrol pada wanita hamil.Obat hanya boleh digunakan jika
Hydrocortisone untuk besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
ibu hamil dan terhadap janin.
menyusui
Hydrocortisone dapat terserap ke dalam ASI. Bila sedang
menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi
dulu dengan dokter.
Dosis :
Tujuan: Mengatasi dermatosis
Bentuk: Hydrocortisone 0,1–2,5% dalam sediaan krim, salep, atau losion
 Dewasa: Dioleskan 1–2 kali sehari.

Tujuan: Sebagai antiradang dan imunosupresan (untuk menekan aktivitas sistem


imun yang berlebihan)
Bentuk: Tablet
 Dewasa: Dosis awal 20–240 mg per hari. Dosis dapat disesuaikan sesuai
tingkat keparahan kondisi dan respons pasien.

Interaksi Hydrocortisone dengan Obat Lain


Interaksi yang dapat terjadi jika hydrocortisone digunakan bersama obat-obatan
tertentu adalah:
 Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia jika digunakan dengan digoxin,
diuretik, amphotericin B, theophylline, atau salbutamol
 Peningkatan risiko terjadinya tukak lambung dan perdarahan saluran
pencernaan jika digunakan dengan obat antiinflamasi nonsteroid
 Penurunan efektivitas hydrocortisone jika digunakan dengan carbamazepine,
pirimidone, barbiturat, atau rifampicin

Efek Samping dan Bahaya Hydrocortisone


Efek samping yang dapat muncul setelah menggunakan hydrocortisone tablet dan
suntik adalah:
 Mual atau muntah
 Sakit kepala atau pusing
 Sulit tidur
 Kecemasan

7. Cortisone

Cortisone adalah obat untuk mengatasi berbagai kondisi peradangan, seperti


radang kulit, radang sendi, alergi, atau lupus. Obat ini juga digunakan sebagai
terapi hormon pada pasien dengan gangguan kelenjar adrenal.
Cortisone termasuk dalam obat golongan kortikosteroid yang bekerja dengan cara
mencegah tubuh melepaskan zat yang menyebabkan peradangan
Bentuk: Suntik, tablet
Merek dagang: Cortisone Acetate
Golongan Obat resep
Kategori Kortikosteroid
Manfaat Mengatasi peradangan dan alergi
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Kategori A: Studi terkontrol pada wanita hamil
tidak menunjukkan adanya risiko terhadap janin,
Cortisone untuk ibu hamil dan dan kecil kemungkinannya untuk membahayakan
menyusui janin.
Cortisone dapat terserap ke dalam ASI, tidak
boleh digunakan selama menyusui.
Dosis :
Kondisi: Peradangan dan alergi
 Dewasa: Dosis umum 25–300 mg per hari. Dosis dapat diturunkan secara
bertahap setelah kondisi pasien membaik.

Interaksi Cortisone dengan Obat Lain


Penggunaan cortisone bersamaan dengan obat lain bisa menyebabkan beberapa efek
interaksi, antara lain:
 Penurunan efektivitas vaksin hidup, seperti vaksin tifus dan vaksin BCG
 Penurunan efektivitas cortisone jika digunakan dengan barbiturat, phenytoin,
rifampicin, atau ephedrine
 Pengurangan efektivitas obat antihipertensi atau antidiabetes
 Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia jika digunakan dengan thiazide,
furosemide, carbenoxolone, atau amphotericin B
 Peningkatan atau pengurangan efektivitas obat antikoagulan

Efek Samping dan Bahaya Cortisone


Ada beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan cortisone dalam
jangka panjang, yaitu:
 Insomnia
 Nafsu makan yang meningkat
 Pertumbuhan rambut yang berlebihan
 Nyeri sendi
 Perubahan suasana hati
 Jerawat, kulit kering, atau penipisan kulit

8. Budesonide
Budesonide adalah obat kortikosteroid yang digunakan untuk mengatasi
berbagai kondisi peradangan, seperti asma, rhinitis alergi, croup, atau penyakit
Crohn

Budesonide inhaler dan cairan nebulizer bekerja dengan cara meredakan  peradangan
pada saluran pernapasan, sehingga sering digunakan pada asma dan croup
Bentuk: Inhaler, cairan nebulizer, semprot hidung, kapsul
Merek dagang: Budesonide, Budesma, Budenofalk, Cortiment, Obucort, Pulmicort,
Sonide, Symbicort
Golongan Obat resep
Kategori Kortikosteroid
Menangani dan meredakan gejala asma, croup, rinitis
Manfaat
alergi, atau penyakit Crohn
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Kategori B (bentuk inhaler, cairan nebulizer, dan
semprotan hidung): Studi pada binatang percobaan tidak
memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum
ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Kategori C (bentuk kapsul): Studi pada binatang
percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap
janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Budesonide untuk ibu
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
hamil dan menyusui
diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Budesonide bentuk Inhaler, cairan nebulizer, dan
semprotan hidung dapat terserap ke dalam ASI. Sedangkan
budesonide kapsul belum diketahui dapat terserap ke dalam
ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan
menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan
dokter.
Dosis :
Kondisi: Asma
 Bentuk: Inhaler
Dewasa: 0,2–0,8 mg per hari, yang dibagi ke dalam 1–2 jadwal penggunaan.
Dosis maksimal 0,8 mg per hari.

 Bentuk: Cairan nebulizer


Dewasa: 1–2 mg, 2 kali sehari. Dosis pemeliharaan 0,5–1 mg, 2 kali sehari.

Interaksi Budesonide dengan Obat Lain


Ada beberapa efek interaksi antarobat yang mungkin terjadi jika budesonide
digunakan dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:
 Menurunnya penyerapan budesonide jika digunakan dengan cholestyramine
atau antasida
 Penurunan efektivitas vaksin
 Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia jika digunakan dengan obat diuretik
Efek Samping dan Bahaya Budesonide
Beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan budesonide kapsul
adalah:
 Pusing
 Sakit kepala
 Merasa lelah
 Kulit menipis dan mudah memar
 Sakit perut, mual, muntah, kembung, atau konstipasi

9. Prednisone

Prednison adalah obat untuk membantu meredakan peradangan pada beberapa


kondisi, seperti alergi, penyakit autoimun, radang sendi, atau dermatitis kontak.

Prednison merupakan obat golongan kortikosteroid. Obat ini bekerja dengan cara
menekan reaksi sistem kekebalan tubuh sehingga dapat mengurangi peradangan.
Bentuk: Tablet, kaplet
Merek dagang: Eltazon, Flites, Inflason, Lexacort, Prednisone, Pehacort, Remacort,
Trifacort
Golongan Obat resep
Kategori Kortikosteroid
Manfaat Mengurangi peradangan
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi
terkontrol pada wanita hamil.
Prednison untuk ibu Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
hamil dan menyusui diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Prednison terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui,
jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan
dokter.
Dosis :
Tujuan: Alergi, kondisi peradangan atau penyakit autoimun tertentu
 Dewasa dan anak-anak: 5–60 mg per hari. Dosis pemeliharaan dan durasi
pengobatan akan disesuaikan dengan respons terapi dan kondisi pasien.

Tujuan: Mengatasi asma akut


 Dewasa: 40–60 mg, 1–2 kali sehari, selama 3–10 hari.
 Anak usia 0–11 tahun: 1–2 mg/kgBB per hari, selama 3–10 hari. Dosis
maksimal 60 mg per hari.

Interaksi Prednison dengan Obat Lain


Berikut ini adalah beberapa interaksi yang bisa terjadi jika menggunakan prednison
bersamaan dengan obat-obatan tertentu:
 Peningkatkan risiko terjadinya perdarahan di lambung jika dikonsumsi
bersama obat antiinflamasi nonsteroid
 Peningkatan tekanan di dalam bola mata jika digunakan bersama obat
golongan antikolinergik, seperti atropine
 Peningkatan risiko terjadinya miopati (gangguan otot) jika digunakan bersama
obat antimalaria, hydroxychloroquine
 Peningkatan efektivitas prednison jika digunakan bersama preparat hormon
estrogen (misalnya pil KB)

Efek Samping dan Bahaya Prednison


Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan prednison adalah:
 Mual
 Muntah
 Diare
 Konstipasi
 Keringat berlebih

B. Obat Antiinflamasi Non-steroid (NSAID)

Obat antiinflamasi non-steroid atau NSAID adalah obat yang digunakan untuk
mengatasi kondisi peradangan dan rasa nyeri ringan hingga sedang, seperti sakit
kepala, sakit gigi, dan nyeri haid

Bekerja dengan cara menghambat memblokir enzim siklooksigenase (COX). Cara


kerjanya tersebut dapat mencegah pembentukan prostaglandin, sehingga mengurangi
peradangan dan pembengkakan pada tubuh.

Selain itu, obat NSAID juga digunakan sebagai obat antipiretik atau penurun panas.
Obat ini bekerja dengan cara menghambat peningkatan konsentrasi prostaglandin di
sistem saraf pusat yang menyebabkan terjadinya demam.

Berdasarkan cara kerjanya, NSAID dibagi lagi menjadi dua golongan, yaitu non-
selective COX inhibitor dan COX-2 inhibitor

Non-selective COX inhibitor


NSAID golongan ini mengurangi produksi prostaglandin dengan dengan cara
menghambat enzim COX-1 dan COX-2. Cara kerja ini dapat meningkatkan risiko
terjadinya efek samping pada lambung, seperti gastritis atau tukak lambung Hal ini
karena fungsi utama COX-1 adalah menghasilkan prostaglandin yang berguna untuk
melindungi lambung.
OBAT :

1. Ibuprofen
Bentuk obat: Tablet, kapsul, sirup, suntik
Merek dagang: Arbupon, Bodrex Extra, Bodrexin IBP, Ibuprofen, Intrafen, Neo
Rheumacyl, Novaxifen, Oskadon SP, Paramex Nyeri Otot, Procold Obat Sakit
Kepala, Proris.
Ibuprofen adalah obat untuk untuk meredakan nyeri dan menurunkan deman.
Obat ini juga memiliki efek antiradang.

Ibuprofen bekerja dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin, yaitu zat


kimia yang memicu timbulnya tanda dan gejala radang, termasuk nyeri, bengkak, atau
demam, saat tubuh mengalami luka.

Golongan Obat bebas dan resep


Kategori Obat antiinflamasi nonsteroid atau OAINS/NSAID
Manfaat Meredakan nyeri, demam, dan radang sendi
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak usia ≥6 bulan
Kategori C untuk usia kehamilan ≤30 minggu: Studi pada binatang
percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi
belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan
Ibuprofen untuk ibu melebihi besarnya risiko terhadap janin.
hamil dan menyusui Obat golongan NSAID yang diberikan pada usia kehamilan >30
minggu bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan jantung
bawaan, seperti fetal ductus arteriosus.
Ibuprofen dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui,
jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Dosis :
Kondisi: Nyeri dan demam
 Dewasa dan anak-anak usia >12 tahun: 200–400 mg, tiap 4–6 jam, sekali
sesuai kebutuhan. Dosis maksimal 1.200 mg per hari.
 Anak-anak ≥6 bulan sampai ≥12 tahun: 4–10 mg/kgBB per hari, tiap 6–8 jam
sekali. Dosis maksimal adalah 40 mg/kgBB per hari.

Kondisi: Radang sendi


 Untuk meredakan nyeri ringan pada radang sendi, dosisnya adalah 200–400
mg, tiap 4–6 jam, sesuai kebutuhan. Dosis maksimal 1.200 mg per hari.

Interaksi Ibuprofen dengan Obat Lain


interaksi yang dapat terjadi bila ibuprofen digunakan bersamaan dengan obat tertentu
adalah:
 Peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna jika digunakan
bersama aspirin, warfarin, heparin, clopidogrel, ticagrelor, obat kortikosteroid,
atau obat antidepresan jenis selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs),
seperti escitalopram atau fluoxetine
 Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia dan kerusakan ginjal jika
digunakan dengan ciclosporin atau tacrolimus
Efek Samping dan Bahaya Ibuprofen
Tiap obat berpotensi menyebabkan efek samping, termasuk ibuprofen. Beberapa efek
samping yang dapat terjadi setalah menggunakan obat ini adalah:
 Perut kembung
 Mual dan muntah
 Diare atau malah sembelit
 Sakit maag

2. Aspirin
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Acetylsalicylic Acid, Ascardia, Aspilets, Astika, Bodrexin, Cardio
Aspirin, Cartylo, Contrexyn, Coplavix, Farmasal, Gramasal, Inzana, Miniaspi 80,
Naspro, Nogren, Nospirinal, Novosta, Thrombo Aspilets
Aspirin adalah obat untuk meredakan nyeri, demam, dan peradangan. Obat
yang juga dikenal dengan nama asam asetisalisilat ini juga digunakan untuk
mencegah terbentuknya gumpalan darah sehingga menurunkan risiko
terjadinya serangan jantung atau stroke pada penderita penyakit
kardiovaskular.  
Aspirin merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid yang bekerja untuk
mencegah pembentukan prostaglandin, yaitu zat yang memicu timbulnya peradangan,
nyeri, atau demam, sehingga kondisi tersebut dapat mereda.
Aspirin sebagai antinyeri: obat bebas, Aspirin
Golongan
sebagai antiplatelet: obat resep
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dan
Kategori
antiplatelet.
Meredakan nyeri, demam, peradangan, dan
Manfaat
mencegah terbentuknya gumpalan darah.
Dikonsumsi oleh Dewasa
Pada trimester 1 dan 2 kehamilan
Kategori C: Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap
janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu
hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya
manfaat yang diharapkan melebihi besarnya
risiko terhadap janin.
Aspirin untuk ibu hamil dan
Pada trimester 3 dan menjelang persalinan
menyusui
Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan
naproxen berisiko terhadap janin manusia, tetapi
besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih
besar daripada risikonya, misalnya untuk
mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Aspirin dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda
sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini
persetujuan dokter.
Dosis :
Dosis dan Aturan Pakai Aspirin
Berikut ini adalah dosis aspirin untuk orang dewasa berdasarkan tujuan pengobatan:
 Tujuan: Mengatasi demam atau nyeri
Dosis awal 300–900 mg, diberikan setiap 4–6 jam. Dosis maksimal 4.000 mg
per hari.
 Tujuan: Mencegah stroke, angina pektoris, serangan jantung, atau penyakit
kardiovaskular yang disebabkan oleh penggumpalan darah
Dosisnya 75–150 mg, disesuaikan oleh dokter berdasarkan kondisi dan
respons pasien terhadap pengobatan.

Interaksi Aspirin dengan Obat Lain


Ada efek interaksi yang bisa terjadi jika aspirin digunakan bersama obat lain, di
antaranya:
 Peningkatan risiko terjadinya perdarahan atau luka pada saluran pencernaan
jika digunakan dengan kortikosteroid; OAINS lain, seperti ibuprofen; atau
antidepresan SSRI, seperti sertraline dan paroxetine
 Peningkatan risiko terjadinya kelainan darah yang berbahaya jika digunakan
dengan methotrexate
 Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama obat
pengencer darah yang lain, seperti heparin, warfarin, atau clopidogrel

Efek Samping dan Bahaya Aspirin


Berikut adalah beberapa efek samping yang bisa muncul setelah mengonsumsi
aspirin:
 Sakit kepala ringan
 Kantuk
 Sakit perut
 Rasa panas di dada (heartburn)

3. Naproxen
Bentuk obat: Kaplet
Merek dagang: Alif 500, Xenifar
Naproxen adalah obat untuk meredakan nyeri, demam, bengkak, dan
kemerahan akibat peradangan.

Naproxen bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin, yaitu zat alami
yang dikeluarkan saat tubuh mengalami luka atau cedera.

Golongan Obat resep


Kategori Antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
Meredakan nyeri, demam, bengkak, dan kemerahan akibat
Manfaat
peradangan
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak usia ≥12 tahun
Naproxen untuk ibu Pada trimester 1 dan 2 kehamilan
hamil dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi
terkontrol pada wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Pada trimester 3 dan menjelang persalinan
Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan naproxen berisiko
terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh
mungkin lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk
mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Naproxen dapat terserap ke dalam ASI. Bagi ibu menyusui,
jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi terlebih dahulu
dengan dokter.

Dosis :
Dosis dan Aturan Pakai Naproxen
Tujuan: Mengatasi gejala rheumatoid arthritis, osteoarthritis, atau ankylosing
spondylitis
 Dewasa: 550–100 mg per hari, yang bisa dibagi dalam 1 atau 2 jadwal
konsumsi.

Tujuan: Meredakan serangan nyeri pada penyakit asam urat


 Dewasa: Dosis awal 825 mg, lalu dilanjutkan dengan 275 mg tiap 8 jam

Interaksi Naproxen dengan Obat Lain


Interaksi antarobat yang dapat terjadi jika naproxen digunakan bersamaan dengan
obat-obatan lain adalah:
 Meningkatkan risiko terjadinya perdarahan saluran pencernaan jika digunakan
dengan obat golongan OAINS lain, seperti aspirin; pengencer darah, seperti
warfarin atau clopidogrel; kortikosteroid, seperti prednisone; atau obat
antidepresan SSRI, seperti fluoxetine
 Meningkatkan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan dengan obat
ciclosporin atau tacrolimus
 Meningkatkan risiko terjadinya kelainan darah jika digunakan bersama
zidovudine

Efek Samping dan Bahaya Naproxen


Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi naproxen adalah:
 Kantuk
 Pusing
 Mual dan muntah
 Sakit kepala

4. Diclofenac
Bentuk obat: Tablet, kapsul, suntik, gel, tetes mata, suppositoria
Merek dagang: Aclonac, Cataflam, Clofecon, Diclofenac Potassium, Diclofenac
Sodium, Eflagen, Exaflam, Fenavel, Hotin DCL, Kaflam, Lafen, Scantaren,
Simflamfas, Voltadex, Voltaren, Zelona
Diclofenac adalah obat untuk meredakan nyeri dan peradangan.
Diclofenac merupakan obat antiinflamasi nonsteroid yang bekerja dengan cara
menghambat produksi prostaglandin, yaitu zat yang memicu reaksi peradangan saat
tubuh mengalami cedera atau luka.
Golongan Obat resep
Kategori Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
Manfaat Mengobati nyeri dan peradangan
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Usia kehamilan trimester 1 dan 2:
Kategori C: Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap
janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada
wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya
manfaat yang diharapkan melebihi besarnya
risiko terhadap janin.
Diclofenac untuk ibu hamil dan
menyusui Usia kehamilan trimester 3:
Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko
terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat
yang diperoleh mungkin lebih besar dari
risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang
mengancam jiwa.
Diclofenac dapat terserap ke dalam ASI. Bila
Anda sedang menyusui, jangan menggunakan
obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Dosis :
Bentuk Tablet (Oral)
Tujuan: Meredakan nyeri akut dan peradangan akibat osteoarthritis, rheumatoid
arthritis, atau nyeri haid
 Dewasa: Dosisnya 50 mg, 2–3 kali sehari.
 Anak-anak usia >14 tahun: Dosisnya 25 mg 3 kali sehari atau 50 mg 2 kali
sehari.

Tujuan: Meredakan migrain akut


 Dewasa: Dosis awal 50 mg pada serangan pertama. Bila migrain masih terasa
setelah 2 jam, konsumsi lagi sebanyak 50 mg. Selama gejala masih ada,
konsumsi obat 50 mg tiap 4–6 jam. Dosis maksimal 200 mg per hari.

Interaksi Diclofenac dengan Obat Lain


Beberapa efek interaksi yang bisa terjadi jika diclofenac digunakan bersama obat lain
adalah:
 Peningkatan risiko terjadi perdarahan, termasuk perdarahan saluran
pencernaan jika digunakan dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
lain, obat pengencer darah, antidepresan SSRI, atau kortikosteroid
 Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia, yaitu tingginya kadar kalium di
dalam darah, jika digunakan dengan obat diuretik hemat kalium, ciclosporin,
maupun tacrolimus
 Penurunan efektivitas obat ACE inhibitor atau penghambat beta

Efek Samping dan Bahaya Diclofenac


Ada beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan diclofenac, di
antaranya:
 Sakit perut atau heartburn
 Mual atau kembung
 Diare atau sembelit
 Pusing, kantuk, atau sakit kepala

5. Indomethacin
Bentuk obat: Infus, kapsul, tetes mata, suppositoria
Merek dagang: Dialon
Indomethacin adalah obat digunakan untuk meredakan peradangan dan rasa
nyeri.
Indomethacin termasuk ke dalam golongan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs).
Obat ini bekerja dengan cara menghambat enzim yang memproduksi prostaglandin,
yaitu zat yang menyebabkan peradangan.
Golongan Antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs)
Kategori Obat resep
Meredakan nyeri akibat radang sendi, penyakit asam urat,
Manfaat
radang tendon, atau nyeri haid.
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Kategori C untuk usia kehamilan ≤30 minggu:Studi pada
binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping
terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita
hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Indomethacin untuk ibu
Kategori D untuk usia kehamilan ≥30 minggu:
hamil dan menyusui
Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia,
tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar
dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang
mengancam jiwa.
Indomethacin dapat terserap ke dalam ASI. Jangan
menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Dosis :
Tujuan: Meredakan nyeri pada akibat gangguan otot dan sendi
Sediaan: Obat minum (kapsul)
 Dewasa: 25 mg, 2–3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 150–200
mg per hari

Sediaan: Obat suppositoria


 Dewasa: 100 mg, 1 kali sehari, dimasukkan ke dalam anus pada malam hari.
Jika diperlukan, dosis dapat diulang kembali pada pagi hari

Tujuan: Mengobati nyeri haid (dismenore)


Sediaan: Obat minum
 Dewasa: 75 mg per hari

Interaksi Indomethacin dengan Obat Lain


Indomethacin dapat menimbulkan interaksi obat jika digunakan oleh obat-obatan lain,
di antaranya:
 Peningkatan kadar methotrexate atau probenecid dalam darah
 Peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna jika digunakan dengan
obat antikoagulan, seperti warfarin
 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal akibat efek kerja yang
berlawanan jika digunakan bersama obat ACE inhibitor, seperti captopril,
enapril, atau lisinopril.

Efek Samping dan Bahaya Indomethacin


Ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi atau
menggunakan indometacin. Efek samping yang dapat terjadi, antara lain:
 Sakit perut
 Mual dan muntah
 Diare
 Penyakit asam lambung
 Dispepsia

6. Asam mefenamat
Bentuk obat: Tablet, kapsul, sirup
Merek dagang: Asmef, Lapistan, Mefinal, Mefinter, Novastan, Omestan, Opistan,
Ponstan, Trifastan.
Asam mefenamat adalah obat untuk meredakan nyeri akibat nyeri haid, cedera,
sakit gigi, sakit kepala, atau radang sendi.
Asam mefenamat (mefenamic acid) bekerja dengan menghambat enzim yang
berperan dalam pembentukan prostaglandin. Prostaglandin akan memicu munculnya
gejala dan tanda radang saat tubuh mengalami cedera atau luka
Golongan Obat resep
Kategori Obat antiinflamasi nonsteroid atau OAINS/NSAID
Manfaat Meredakan nyeri dan peradangan
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak usia ≥14 tahun
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi
terkontrol pada wanita hamil.Obat hanya boleh digunakan jika
besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
Asam mefenamat untuk terhadap janin.
ibu hamil dan Hindari penggunaan obat golongan NSAID pada kehamilan
menyusui trimester akhir karena bisa meningkatkan risiko terjadinya
gangguan pada pada janin.
Asam mefenamat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang
menyusui, jangan mengonsumsi obat ini tanpa berkonsultasi
dengan dokter terlebih dahulu.
Dosis :
Dosis obat ini pada orang dewasa dan anak usia di atas 14 tahun adalah 500 mg, 3 kali
sehari. 
Interaksi Asam Mefenamat dengan Obat Lain
Interaksi yang bisa terjadi jika asam mefenamat digunakan bersama obat-obatan
tertentu antara lain:
 Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama aspirin,
warfarin, heparin, methylprednisolone, prednison, escitalopram, atau
fluoxetine
 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan dengan
ciclosporin atau tacrolimus
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari obat digoxin, methotrexate,
atau lithium

Daftar pustaka
https://www.alodokter.com/kortikosteroid
https://www.alodokter.com/obat-antiinflamasi-nonsteroid

Anda mungkin juga menyukai