Anda di halaman 1dari 4

First Choice

Oral Corticosteroid for


Allergy and Inflammation
 Potensi anti inflamasi (skor 5) setara dengan Methylprednisolone 1
 Efek samping minimal 2,3
 Tanpa efek mineralokortikoid atau menahan Natrium (skor 0) 1,3,4
 Durasi kerja intermediate (18-36 jam) 1,4
 Tidak pahit5
 Konversi dosis yang mudah1

POTENSI KORTIKOSTEROID1

Zat Aktif Potensi Potensi Retensi Lama Kerja Dosis Setara


Antiinflamasi Na+ Obat* (mg) †

Prednisone 4 0.8 I 5

Prednisolone 4 0.8 I 5

6α-Methylprednisolone 5 0.5 I 4

KENACORT® (Triamcinolone) 5 0 I 4

Betamethasone 25 0 L 0.75

Dexamethasone 25 0 L 0.75

* S, short (i.e., 8 -12 hour biological half life); I, intermediate (i.e., 12 - 36 hour biological half life); L, long (i.e., 36 - 72 hour
biological half life). † These dose relationships apply only to oral or intravenous administration, as glucocorticoid potencies may
differ greatly following intramuscular or intraarticular administration.

Kortikosteroid oral diklasifikasikan berdasarkan potensi anti inflamasi, yang berkorespondensi dengan
durasi kerja dan potensi dalam menekan Hipotalamus – Pituatari – Adrenal (HPA) aksis.6

Potensi yang besar dan waktu paruh yang panjang (contoh: Betamethasone dan Dexamethasone)
akan menghasilkan penekanan yang besar pada HPA aksis walaupun dengan pemberian dosis single.6
EFEK SAMPING MINIMAL2,3

Penekanan Hipofisa Minimal Retensi Natrium Nol

Dapat digunakan untuk Bayi, Anak, dan Dewasa Pilihan bagi pasien dengan Hipertensi

Efek Ulserogenik Minimal Efek Diabetogenik Minimal

Pilihan bagi pasien dengan Gastritis Pilihan bagi pasien dengan Diabetes

Efek Calcium Depriving Minimal

Prednisone/Prednisolone 10mg / hari

Triamcinolone 5mg / hari

Dexamethasone 2mg / hari

Pilihan bagi pasien dengan Osteoporosis


Indikasi:
Penyakit yang memerlukan terapi steroid : Kelainan endokrin, kelainan rheumatic, penyakit kolagen, penyakit
kulit, alergi, penyakit mata, penyakit pernapasan, kelainan darah, penyakit neoplastic, edema, penyakit saluran
pencernaan, inflamasi pasca operasi gigi dan mulut.

Dosis & Pemberian:


 Bervariasi 4 – 48 mg / hari tergantung penyakit yang akan diterapi dan respon pasien (bersifat individual).
 Perubahan dosis diperlukan sesuai perubahan status klinis & respon pasien.
 Penghentian setelah pemakaian jangka panjang harus dengan menurunkan dosis secara bertahap.
 Pada pasien lanjut usia (geriatri), dipertimbangkan menggunakan dosis yang lebih rendah karena perubahan
kondisi tubuh seiring dengan bertambahnya usia.
 Pada pasien geriatri, pemantauan tekanan darah, gula darah, dan elektrolit minimal setiap 6 bulan.

Kontraindikasi:
Pasien dengan infeksi jamur sistemik, riwayat hipersensitif terhadap komponen sediaan.
Peringatan dan Perhatian: Pasien yang mengkonsumsi obat seperti kortikosteroid yang dapat menekan sistem imun, akan lebih mudah terinfeksi
dibandingkan orang lain. Hindari paparan varicella dan measles. Hindari vaksinasi selama terapi dengan kortikosteroid. Kortikosteroid dapat meningkatkan
ekskresi kalsium, sehingga diperlukan asupan tambahan. Jangan digunakan pada pasien dengan TBC aktif. Perlu observasi mendalam untuk pasien
dengan TBC laten, dan kemoterapi diperlukan selama penggunaan kortikosteroid. Pada ibu hamil dan menyusui harus menimbang manfaat dan efek
sampingnya. Perhatian pada pasien dengan ocular herpes simplex, hipotiroid, dan sirosis. Dapat terjadi perubahan psikis seperti euphoria, insomnia, mood
swing, depresi, dan sebagainya.
Interaksi Obat: Anticholinesterase, antikoagulan, obat diabetes, obat TBC, barbiturat, anticonvulsants, estrogen / kontrasepsi oral, cyclosporine, digitalis
glycosides, hormon pertumbuhan, ketoconazole, nondepolarizing muscle relaxant, NSAID, potassium depleting agent, rifampin.
Kejadian Tidak Diinginkan: Gangguan cairan dan elektrolit, lemah otot, kehilangan massa otot, osteoporosis, peptic ulcer, pakreatitis, eritema,
berkeringat, hiperpigmentasi, vertigo, sakit kepala, meningkatkan tekanan intracranial, menekan pertumbuhan anak, mengurangi toleransi karbohidrat,
manifestasi Diabetes Mellitus, gangguan menstruasi, meningkatkan tekanan intraocular, katarak, glaucoma, exophthalmos, hiperglikemia, glycosuria,
keseimbangan nitrogen, insomnia, necrotizing angiitis, reaksi anafilaksis, dan sebagainya.
KNCT/009-BROC/AUG2019

Daftar Pustaka:
1. Liu et al. Allergy, Asthma & Clinical Immunology 2013, 9:30
2. Roger, Lionel. J Rheumatol 2011;38;1519
3. Fiegel G. Drug Res 1975,25,4
4. Informasi Produk Kenacort® Tablet. Persetujuan BPOM. Renewal 2015
5. Kenacort® Tablet Internal Data
6. Cutrera et al. Italian Journal of Pediatrics (2017) 43:31
7. Image Designed by kjpargeter / Freepik
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Informasi ini hanya untuk HCP/Praktisi Kesehatan
Wisma Tamara, Lt 10
HARAP MEMBACA INFORMASI PRODUK SEBELUM MERESEPKAN
Jl. Jend. Sudirman Kav 24, Jakarta 12920

Anda mungkin juga menyukai