Anda di halaman 1dari 18

KORTIKOSTEROID

SISTEMIK
NATASHA MITA DWIDITA

THALIA SHIFA SUSANTO

FIDEL MUHAMMAD ZAIN


KORTIKOSTEROID

• Kortikosteroid Sistemik (KS) banyak digunakan dalam bidang dermatologi


karena obat tersebut mempunyai efek antiinflamasi dan imunosupresi.
• Di dalam tubuh diproduksi hormon kortikoid (kortisol) perhari sebanyak 5-7
mg/m2. puncak pada ± jam 8 pagi : 16μg/100ml. Kadar terendah kortisol ±
jam 4 sore : 4μg/100ml.
• Pada keadaan normal hanya 5% kortisol yang bebas / tidak terikat dengan
CBG  molekul terapeutik aktif.
• Sekresi hormon kortikosteroid dirgulasi oleh
1. hipotalamus - CRH
2. pituitari / hipofisis anterior – ACTH
3. korteks adrenal
• Berasal dari gugus kolesterol  pregnanolon  progesteron 
kortisol/hidrokortison
Produksi glukokortikosteroid
diatur oleh aksis (HPA)
- hipotalamus
- pituitari
- adrenal
MEKANISME Mekanisme
KERJA

Efek langsung ekspresi Efek tdk langsung


Reseptor
gen binding reseptor ekspresi gen interaksi
glukokortikoid–mediator
glukokortikoid–elemen reseptor glukokortikoid–
efek (P13K-eNOS)
responsif glukokortikoid faktor transkripsi

M↓ sekresi arakidonat,
M↓ sintesis molekul
prostaglandin dan
proinflamasi (sitokin, IL)
leukotrien
PRINSIP DASAR

Sebelum mulai pengobatan dengan


glukokortikosteroid, perlu dipertimbangkan
keuntungan hasil pengobatan yang diharapkan
serta efek samping yang dapat timbul.
Kerja singkat Kerja sedang Kerja lama
(8-12 jam) (18-36 jam) (36-54 jam)
• Kortisol • Prednison • Dexametason
• Kortison • Prednisolon • Betametason
• Triamsinolon
• Metilprednisolon
CARA PEMBERIAN DAN SKEMA DOSIS

a. Intralesi

b. Oral

c. IM

d. IV
PEMBERIAN INTRA VENA DILAKUKAN PADA
2 KEADAAN :

1. Untuk menekan stress yang terjadi pada penderita yang menderita


penyakit akut, menjalankan tindakan pembedahan atau penderita yang
mengalami supresi adrenal akibat pengobatan glukokortikoid harian.

2. Untuk penderita dengan penyakit tertentu seperti pioderma


gangrenosum yang resisten, pemfigus dan pemphigoid bulosa berat,
lupus eritematosus sistemik berat atau dermatomiositis
Efek samping yang dapat terjadi pada
pemberian intravena :
• reaksi anafilaksis,
• seizure,
• aritmia
• sudden death
SKEMA DOSIS

1. Mulai dengan dosis tinggi, lalu diturunkan ke dosis rendah


(high-low).
2. Mulai dari dosis rendah, lalu dinaikkan ke dosis tinggi (low-
high).
3. Dosis menetap atau konstan.
4. Dosis intermitten.
INDIKASI

 Indikasi mayor
 Pemfigus vulgaris
 Penyakit erupsi bulosa hebat yang brhubungan dengan
eritema multiforme
 Eritroderma
 Dermatitis eksfoliativa
Indikasi relatif
 Drug eruption,
 dermatitis kontak,
 sindrom Steven Johnson,
 neurodermatitis,
 dermatitis atopik,
 eksema idiopatik,
 dermatitis seboroik,
 psoriasis generalisata,
 liken planus,
 arcoidosis,
 alopesia
STRATEGI UNTUK MENGURANGI EFEK SAMPING
GLUKOKORTIKOID
Evaluasi sebelum pengobatan.
Riwayat pribadi dan keluarga.
Ukur tekanan darah dan berat badan awal.
Jika penggunaan jangka panjang glukokortikoid ukur densitas tulang spinal.
Evaluasi selama pengobatan
Berat badan dan tekanan darah harus dimonitor.
Elektrolit serum, gula darah puasa, dan kadar kolesterol serta trigliserida harus diukur.
DAFTAR PUSTAKA
1. Chrousos, George. Adrenocorticosteroids and Adrencortical Antagonists. IN :Katzung BG,
editor. Basic and Clinical Pharmacology. 9th ed. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc., 2004 :
641-658.
2. Guyton, Arthur C; Hall, John E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta. EGC. 1997 : 1203-1219.
3. Hamzah, Mochtar. Dermatoterapi. Dalam : Djuanda, Adhi, Hamzah, Mochtar, Aisah, Siti, editor.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. Jakarta. Fakultas Kedokteran Indonesia. 2002 : 326 –
329.
4. Mycek, Mary, Harvey, Richard, Champe, Pamela, Fisher, Bruce. Kortikosteroid Adrenal. Dalam :
Mycek, Mary, Harvey, Richard, Champe, Pamela, Fisher, Bruce, editor. Farmakologi Ulasan
Bergambar. Edisi 2. Jakarta. Widya Medika. 1995 : 276 - 281.
5. Fitzpatrick, T. and Kang, S. (2019). Fitzpatrick's dermatology. 9th ed. McGraw-Hill Education,
pp.3382-3388.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai