Anda di halaman 1dari 31

CURRICULUM VITAE

NAMA : Dr. NANANG MUNIF YASIN,M.Pharm, Apt


ALAMAT : JL. NOGOPURO 10 A, GOWOK, YK
INSTITUSI : FAKULTAS FARMASI UGM

PENGALAMAN JABATAN & ORGANISASI


1. DOSEN FARMASI UGM (1999- NOW)
2. TIM AUDITOR HALAL LPPOM MUI DIY (2004- NOW)
3. WAKIL DIREKTUR LPPOM MUI DIY (2015 – NOW)
4. KETUA PD IAI DIY (2018 – NOW)
5. WAKIL DEKAN AKADEMIK & KEMAHASISWAAN (2021- NOW)

PENGALAMAN PEMBICARA/ NARA SUMBER


1. PEMBICARA DI FORUM APOTEKER (TEGAL, SEMARANG, DIY, BENGKULU, PURBALINGGA,
BANYUMAS, NTT, JAKARTA, SUKOHARJO, MALUKU UTARA,NTB, SURAKARTA, MAGELANG,
CILACAP, BANJARNEGARA, SURABAYA)
2. PEMBICARA DI FORUM TENAGA TEHNIS KEFARMASIAN (GK, DIY, PURWOREJO)
3. PEMBICARA DI FORUM DINAS KESEHATAN (DIY, GK, KODYA, SURAKARTA)
4. PEMBICARA TAMU (RSUD TUGUREJO, PT KIMIA FARMA, BBKPM, BMPK)
5. PEMBICARA DI FORUM MAHASISWA (BEM FA, KMMF, ISMAFARSI, KKN, UKESMA, PRAMUKA)
6. PEMBICARA DI MASYARAKAT (SLEMAN, GK, BANTUL, YOGYAKARTA)
7. PENGISI ACARA DI RADIO (RRI, MQ FM, SWARAGAMA)
TUGAS MAHASISWA: KASUS ARTRITIS REUMATOID
RW., wanita 42 tahun yang sebelumnya sehat, BB 60 kg, menderita kekakuan di pagi hari yang
berlangsung selama beberapa jam, kelelahan, dan nyeri otot dan persendian selama 4 bulan terakhir.
Selain itu, ia melaporkan bahwa matanya tampak merah hampir sepanjang waktu dan sangat kering.
Gejala-gejalanya jauh lebih buruk selama satu setengah bulan terakhir, membuatnya agak membatasi
aktivitas fisiknya. Dia juga tidak bisa lagi memakai cincin kawinnya karena pembengkakan tangannya.
Pemeriksaan fisik menunjukkan pembengkakan simetris bilateral, iritasi, dan hangat dari
metacarpophalangeal (MCP) dan sendi proksimal interphalangeal (PIP) dari tangan dan sendi
metatarsophalangeal (MTP) kaki.
Temuan laboratorium terkait meliputi:
ESR, 52 mm / jam (rentang referensi: pria 0 hingga 15 mm / jam, wanita 0 hingga 20 mm / jam); CRP, 2,1
mg / dL (rentang referensi: 0 hingga 0,5 mg / dL); Hemoglobin, 10,6 g / dL; Hematokrit, 33%; Trombosit,
480.000 / μL; Albumin, 3,8 g / dL; Besi serum, 40 mcg / dL; Total kapasitas pengikatan zat besi, 275 mg /
dL; Anti-CCP positif pada 82 unit (rentang referensi: <20 unit / mL); RF positif dilakukan dengan metode
fiksasi lateks dalam pengenceran 1: 320 (rentang referensi: <1:80); Tes untuk antibodi antinuklear (ANA)
dan sensitivitas tuberkulin adalah negatif. Kadar asam uratnya normal.
Film radiografi dari tangan dan kaki menunjukkan pembengkakan jaringan lunak, penyempitan ruang
sendi, dan erosi marginal MCP dan PIP sendi kedua dan ketiga secara bilateral tanpa ada bukti
kalsifikasi. Data laboratorium rutin lainnya dan temuan fisik adalah normal.
Tugas:
1. Identifikasi permasalahan pasien !
2. Bagaimana tata laksana terapi yang harus diberikan pasien?
3. Apa edukasi dan informasi obat yang perlu disampaikan kepada pasien ?
4. Bagaimana monitoring pasien?
PENATALAKSANAAN
RHEUMATOID ARTHRITIS

Dr. Nanang Munif Yasin, M.Pharm, Apt


Fakultas Farmasi UGM
nanangy@yahoo.com
APA YANG PERLU DIPAHAMI ?
1. Apa itu Rheumatoid Arthritis (RA) ?
2. Bagaimana Patogenesisnya ?
3. Apa Gejalanya?
4. Bagaimana diagnosis RA ditegakkan?
5. Bagaimana Algoritme terapinya?
6. Bagaimana Perbandingan farmakoterapinya?
7. Bagaimana Monitoringnya?
APA RHEUMATOID ARTRITIS (OA) ?
BAGAIMANA PATOGENESISNYA ?
BAGAIMANA PATOGENESISNYA ?
Smolen JS, Steiner G. Therapeutic strategies for rheumatoid arthritis.
Nat Rev Drug Discov. 2003;2:473.
T cells invading the synovial membrane are primarily CD4+ memory cells,
which produce interleukin-2 (IL-2) and interferon-γ (IFN-γ) to a similar extent
as antigen-triggered T cells, and which are either already preactivated or
become (further) activated by antigenpresenting cells (APCs) in conjunction
with arthrogenic (auto)antigen(s) and appropriate major histocompatibility
complex (MHC) class II molecules, costimulation (mainly through CD80, CD81,
and CD28) and certain cytokines (IL-1, IL-15, IL-18). Through cell–cell contact
(e.g., through CD11- and CD69-mediation) and through different cytokines,
such as IFN-γ, tumor necrosis factor-α (TNF-α), and IL-17, these T cells
activate monocytes, macrophages, and synovial fibroblasts. The latter then
overproduce proinflammatory cytokines, mainly TNF-α, IL-1, and IL-6, which
seems to constitute the pivotal event leading to chronic inflammation.
Through complex signal transduction cascades, these cytokines activate a
variety of genes characteristic of inflammatory responses, including genes
coding for various cytokines and matrix metalloproteinases (MMPs) involved
in tissue degradation. Tumor necrosis factor-α and IL-1 also induce RANK
expression on macrophages, which when interfering with RANKL on stromal
cells or T cells, differentiate into osteoclasts that resorb and destroy bone. In
addition, chondrocytes also become activated, leading to the release of
MMPs. Initial events might also involve activation of APCs through Toll-like
receptors (TLRs) before T cell engagement.
RANK, receptor activator of nuclear factor-κB; RANKL, RANK ligand; RF,
rheumatoid factor; TCR, T cell receptor
APA GEJALA DAN TANDANYA ?
▪ Kehilangan nafsu makan,
lelah, anemia, berat
badan turun, kekakuan
▪ Paling sering terjadi pada
tangan, tapi juga
mempengaruhi bahu, siku,
lutut, dan pergelangan
kaki
▪ Sendi umumnya terasa
panas dan lunak di pagi
hari
MANIFESTASI KLINIK RA
Ulnar deviation, Swan- Neck, and Boutonniere
BAGAIMANA DX RA DITEGAKKAN ?
▪ Diagnosis didasarkan pada : gejala, riwayat penyakit, X-ray,
dan adanya rheumatoid factors (RF).
▪ Rheumatoid factor adalah polyclonal immunoglobulin (Ig) M
autoantibody yang berespons terhadap Fc portion IgG
membentuk immune complexes.
▪ Faktor ini umumnya nampak di serum pasien di awal
terjadinya penyakit, dan dapat dijumpai pada 85-90% pasien
dalam setahunnya
▪ Bagaimana rheumatoid factor terlibat dalam proses
penyakitnya tidak begitu jelas, tetapi tingginya level
rheumatoid factor seringkali berhubungan dengan makin
meningkatnya keparahan penyakit
▪ Penemuan baru : Anti-cyclic Citrullinated Peptide (anti-CCP)
Antibodies → lebih sensitif, dan lebih spesifik daripada RF
dalam mendiagnosa RA
BAGAIMANA DX RA DITEGAKKAN ?
BAGAIMANA TATA LAKSANA RA ?
Tujuan Terapi Pilar Pengelolaan Artritis Reumatoid
▪ Meningkatkan
EDUKASI LATIHAN/ PENGOBATAN PEMBEDAHAN
kualitas hidup
PROGRAM
pasien
REHABILITASI
▪ Mencegah
progesifitas ▪ Penjelasan ▪ Program Latihan ▪ DMARD • Px siovitis
penyakit penyakit Fisik aerobik ▪ Agen Biologik yang
▪ Mencegah ▪ Penjelasan ▪ Terapi fisik ▪ Kortikosteroid refrakter
kekambuhan tentang diet dan dengan laser, ▪ Obat Anti pengobatan
penyakit terapi termoterapi Inflamasi Non &
▪ Mencegah komplementer ▪ Latihan Steroid keterbatasan
komplikasi penguatan otot gerak
lanjut ▪ Terapi psikologis • Tindakan
sinovektomi
TATA LAKSANA : FARMAKOTERAPI

DMARD (disease-modifying • Agen biologis


antirheumatic drug) : – Etanercept (Enbrel)
 Metotreksat
– Infliksimab (Remicade)
 Leflunomid
– Adalimumab (Humira)
 Sulfazalazin
 Minocyclin – Anakinra (Kineret)
 Siklosporin – Abatacept (Orencia)
 Azatioprin – Tocilizumab (Actemra)
 Siklofosfamid – Rituximab (Rituxan)
• Antimalaria:
Kortikosteroid: – Klorokuin
metilprednisolon – hidroksiklorokuin
NSAIDs
Farmakoterapi Rheumatoid arthritis
Kortikosteroid Methotrexate Hidroksiklorokuin Agen biologis

❑ Klorokuin tidak
banyak dipakai karena
 Anti inflamasi dan ❑ Gol DMARD, kombinasi ES lebih berat
imunosupresan dg inhibitor TNF atau ❑ Dosis
 Pilihan untuk leflunomid - perbaikan hidroksiklorokuin pada
penyakit autoimun, gejala RA dewasa : 200-600 ❑ Etanercep
❑ Tersedia kekuatan 2.5 mg/hari, digunakan ❑ Adalimumab
baik pada fase
mg/tablet. Dosis awal setelah makan. ❑ Infliximab
induksi maupun
7.5-10 mg, atau 3-4 ❑ Perbaikan gejala pada ❑ Anakinra
pemeliharaan tablet, diminum 1 x 1-2 bulan, dan perlu
 Contoh : Prednisone, ❑ Tocilizumab
seminggu (-ES) sampai 6 bulan untuk ❑ Rituximab
Prednisolone, ❑ Respon terapi setelah efek yang optimal ❑ Abatacept
Methylprednisolone, minggu ke 3-6, & ❑ ES utama : gangguan
Dexamethasone membaik s/d 12 minggu visual yg bersifat Harga sangat mahal
 Bentuk : oral atau ❑ Perlu asam folat 1 permanen → perlu Exp: Actemra, sekali infus
parenteral mg/sehari untuk pemeriksaan mata Rp 6-9 juta, butuh 6 kali
meminimalkan ES rutin infus
BAGAIMANA ALGORITME TX RHEUMATOID ARTRITIS ?
BAGAIMANA ALGORITME TX RHEUMATOID ARTRITIS ?
BAGAIMANA ALGORITME TX RHEUMATOID ARTRITIS ?
BAGAIMANA ALGORITME TX RHEUMATOID ARTRITIS ?

American College of Rheumatology (ACR) Recommendations Update for the Treatment of Early
Rheumatoid Arthritis, 2012
Farmakoterapi Rheumatoid arthritis
BAGAIMANA PERBANDINGAN TX ?
BAGAIMANA PERBANDINGAN TX ?
BAGAIMANA PERBANDINGAN TX ?
Pengobatan: (1) Kortikosteroid
 Memiliki efek anti inflamasi dan imunosupresan
 Merupakan salah satu obat pilihan untuk
penyakit autoimun, baik pada fase induksi
maupun pemeliharaan
 Contoh : Prednisone, Prednisolone,
Methylprednisolone, Dexamethasone
 Bentuk : oral atau parenteral
 Metilprednisolon dosis tinggi i.v. 250-1000 mg
1-3 hari berefek limfotoksik, pada dosis lebih
rendah menghambat produksi sitokin
 Dosis dan durasi penggunaan tergantung pada
jenis penyakit dan keparahannya
Pengobatan: (2) Methotrexate
▪ Termasuk golongan disease-modifying
antirheumatic drug (DMARD), kombinasinya
dengan inhibitor TNF atau leflunomid
memberikan perbaikan gejala RA, digunakan
pula untuk SLE
▪ Dosis metotreksat ditentukan berdasarkan
kondisi dan respon pasien, umumnya
diberikan seminggu sekali, untuk mengurangi
efek sampingnya
Mechanism of action: ▪ Tersedia dengan kekuatan 2.5 mg/tablet.
Dosis awal bisa dimulai dari 7.5 sampai 10
▪ Menghambat dihydrofolate mg, atau 3-4 tablet, diminum seminggu sekali
reductase yang dibutuhkan ▪ Sekali dosis dapat diminum secara terbagi
untuk pembentukan dalam sehari (misal setiap 8 jam)
tetrahidrofolat ▪ Respon terapi umumnya diperoleh pada
▪ Menghambat sintesis DNA, RNA pemakaian minggu ke ketiga sampai enam,
dan protein dan pasien akan terus membaik sampai 12
minggu
▪ Menghambat proliferasi sel T
▪ Perlu suplementasi asam folat 1 mg/sehari
limfosit untuk meminimalkan efek samping
Pengobatan: (3) Hidroksiklorokuin
Hidroksiklorokuin lebih banyak dipakai daripada
klorokuin karena efek samping klorokuin lebih
berat
• Dosis hidroksiklorokuin pada dewasa : 200-600
mg/hari, digunakan setelah makan.
• Perbaikan gejala dapat mulai diperoleh pada 1-2
bulan, dan memerlukan penggunaan sampai
6 bulan untuk mendapatkan efek yang optimal
• Efek samping utama yg perlu dicermati :
gangguan visual yg bersifat permanen → perlu
pemeriksaan mata rutin pada penggunaan kronis

▪ Retinopati terjadi pada hampir 10% pengguna setelah 20 tahun


penggunaan secara terus menerus.
▪ Risiko ini sangat rendah apabila diberikan di bawah dosis 5
mg/kg berat badan aktual sehingga dosis harian jangan melebihi
batas tersebut.
Pengobatan: (4) Agen Biologis
• Etanercep
• Adalimumab
• Infliximab
• Anakinra
• Tocilizumab
• Rituximab
• Abatacept

Masalah : harganya masih sangat mahal Harga Remicade : USD 650/vial


Exp: Actemra, sekali infus Rp 6-9 juta, Rata-rata pasien butuh 2-3 vial
butuh 6 kali infus per infus
Pengobatan: (4) Agen Biologis
Tocilizumab Belimumab
• Nama paten : Benlysta
• Monoklonal antibodi
terhadap B-cell activating
factor (BAFF) →
mengganggu survival sel
→ kematian sel B
• Disetujui penggunaannya
utk SLE di USA, Eropa
dan Kanada
• Harga masih sangat
mahal, dengan efikasi
sedang
Agen biologis : rituximab
• Bentuk sediaan : Injection: 100
mg/10 ml and 500 mg/50 ml
• Penyimpanan: harus disimpan
• Merupakan antibody pada 2-8 C dan dilindungi dari
terhadap protein CD20 cahaya
(protein permukaan • Rituximab diberikan dalam
pada sel limfosut B) bentuk infus I.V. Pasien
• Ikatan rituximab dengan direkomendasikan
CD20 akan membunuh menggunakan parasetamol
limfosit B dengan cara: dan antiistamin sebelum infus
– antibody-dependent utk mengurangi keparahan
cellular cytotoxicity reaksi infus
(ADCC) • Digunakan untuk Lupus
– complement- secara off-label
dependent • On label : leukemia,
cytotoxicity (CDC) granulolamatosis, rheumatoid
Nature Clinical Practice Rheumatology (2007) 3, 86-95
– Direct lysis arthritis,
Bagaimana Monitoring & Evaluasinya?
▪ Pemantauan aktivitas penyakit dan hasil terapi
dilakukan dengan pengukuran skor DAS28
atau kriteria remisi dari ACR 1987.
▪ LED atau CRP merupakan kunci untuk
pemantauan penyakit.
▪ Pemantauan ESO
▪ Perubahan terapi jika dalam 6 bulan target
tidak tercapai

Disebut remisi bila memenuhi 5 atau lebih kriteria diatas dan


berlangsung selama dua bulan atau lebih terus menerus
SILAHKAN DETAILNYA BACA PUSTAKA
https://www.rheumatology.org
SEMOGA BERMANFAAT

Open for Discussion

Anda mungkin juga menyukai