Anda di halaman 1dari 27

Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs

DMARDS

dr. Melviana

DEPARTEMEN FARMAKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 1
Learning Issue

 Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan


klasifikasi DMARDS
 Mahasiswa mampu menjelaskan
farmakokinetik & farmakodinamik DMARDS
 Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi,
pertimbangan khusus, efek samping dan KI
DMARDS

2
Patogenesis Rheumatoid Arthritis

3
DMARDS

 Dahulu, hanya menggunakan NSAID


 DMARDS hanya dipakai pada fase lanjut
 Sekarang, DMARDS  dini

 NSAID  simptomatik
 DMARDS  menahan/ menghentikan
progresivitas

4
5
DMARDS

 Sekumpulan golongan obat dengan struktur


kimia berbeda & cara kerja berbeda
 Methotrexate
 Sulfasalazine
 Senyawa emas
 Penicillamine
 Chloroquine & anti malaria
 Imunosupresant

6
(Fariha, 2015)
7
(Fariha, 2015)
8
Methotrexate
 Antagonis asam folat
 Sitotoksik, imunosupresan & anti reumatik

 Menghambat aminoimidazolecarboxamide
ribonucleotide (AICAR) transformylase
 Akumulasi adenosine (mediator antiinflamasi
poten)
 Thymidilate sintetase

9
Methotrexate

 Menghambat proliferasi sel T aktif


 Menghambat produksi sitokin
 Menghambat kemotaksis oleh netrofil

 Menstimulasi apoptosis untuk sel inflamasi

10
Methotrexate

 Dosis: 15-25 mg oral, per minggu


 KI: kehamilan

 ES
 Penekanan sumsum tulang, kerusakan epitel
GIT, pneumonitis
 Gangg. Hematologi
 Sirosis

11
12
Sulfasalazine
 Digunakan pada pd RA & IBD
 Sebagai antioksidan dari radikal bebas yang dihasilkan
neutrofil
 Dosis: 500 mg/ hari selama 7 hari  naik hingga 3 g/hari
(dibagi 2:3 dosis)

 ES
 Gangguan GIT
 Leukopenia
 Penurunan jumlah sperma
 Malaise

13
14
Penicillamine

 Hidrolisis dari penicilline


 Isomer D  digunakan untuk RA
 Pemberian oral, dosis perlahan

 ES
 Stomatitis, rash
 Anoreksia
 Gangguan perasa

15
Senyawa Emas

 Sebelumnya banyak digunakan


 ES >> efektifitas ??  tidak dipakai lagi

16
Klorokuin & hidroksiklorokuin

 Apabila RA refrakter dengan obat lainnya

 Efek anti reumatik muncul >> 1 bulan dan tidak semuanya

akan respons

 Efek antiinflamasi belum diketahui

 ES yang harus diwaspadai: toksisitas okuler

17
Obat Obat Imunosupresan

 Yang menekan produksi / efek IL-2 :


Ciclosporin & Tacrolimus
 Yang menghambat ekspresi sitokin : Kortikosteroid
 Yang menghambat sintesis purin dan pirimidine:
Azathioprine

18
Siklophosphamide

 Antimitosis dengan cara cross linked DNA


menurunkan fungsi sel T & B
 Pemberian obat oral
 Dosis: 2mg/kgBB/hari

19
Siklosporin

 Mengganggu proses transkripsi protein


 Hambat produksi reseptor IL-1 dan 2
 menghambat interaksi makrofag – sel T
dan respons sel T
 Dosis: 3–5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
 ES:
 Leukopenia, trombositopenia, anemia
 Kardiotoksik pada dosis tinggi, kemandulan,
 Ada kemungkinan Ca buli-buli  monitor
20
Leflunomide

 Menurunkan sintesis ribonukleotida


 Menghambat proses siklus sel, berhenti di
fase G1  hambat proliferasi sel T dan
produksi autoantibodi oleh sel B

 ES: diare, alopesia ringan , penambahan BB


 KI: kehamilan

21
22
Terapi Kombinasi

 MTX + SSZ
 MTX + Hidroksicloroquin
 MTX + Siklosporin
 MTX + Leflunomide

23
Imunomodulator/ Agen Modifikasi
Biologis
 Abatacept  modulasi sel T
 Sitotoksik sel B  Rituximab
 Antibodi anti reseptor IL-6 (Tocilizumab)
 Penghambat TNF α (Adalimumab, Infliximab,
Etanercept, Certolizumab, Golimumab)

 Agen-agen tsb di atas diberikan secara parenteral

24
25
Efek Samping & KI Agen Biologis

 Infeksi laten
 Hentikan pada kehamilan
 Vaksin jangan dengan agen hidup

26
Terima Kasih

27

Anda mungkin juga menyukai