Resistensi
kegagalan obat mencapai kuman atau kuman tidak menyerap obat.
Perubahan sifat dari sensitive menjadi resisten biasanya terjadi
dalam beberapa minggu setelah pengobatan dimulai.
ISONIAZID (2)
Efek samping
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hematologic
Efek samping
Efek samping yang paling umum dan sering adalah
kelainan hati, oleh karena itu hendaknya dilakukan
pemeriksaan fungsi hati sebelum pengobatan
dengan pirazinamid dan pemantauan transaminase
serum selama pengobatan berlanngsung
Pirazinamid menghambat ekskresi asam urat dan
dapat menyebabkan kambuhnya pirai
Efek samping lain adalah artralgia, anoreksia, mual
dan muntah serta disuria, malaise dan demam
STREPTOMISIN
pengobatan
Neurotoksin pada saraf cranial ke VIII bila diberikan dalam dosis besar
Mekanisme kerja
Obat ini menekan pertumbuhan kuman tuberculosis yang telah
resisten terhadap INH dan streptomisin. Bekerja dengan
menghambat sintesis metabolit sel sehingga metabolisme sel
terhambat dan sel mati. Karena itu obat ini hanya aktif
terhadap sel yang betumbuh dengan khasiat tuberkulostatik
Tahap Lanjutan
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun
dalam jangka waktu yang lebih lama
Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga
mencegah terjadinya kekambuhan
PADUAN / KOMBINASI ANTI TB YANG DIGUNAKAN DI
INDONESIA
Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
Pasien baru TB paru BTA positif.
Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif
Pasien TB ekstra paru
Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
Disamping kedua kategori ini, disediakan paduan
obat sisipan (HRZE)
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA
positif yang telah diobati sebelumnya:
Pasien kambuh
Pasien gagal
Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat
(default)
DOSIS UNTUK PADUAN OAT KDT KATEGORI 2
Berat Badan Tahap Intensif Tahap Lanjutan
tiap hari 3 kali seminggu
RHZE (150/75/400/275) + S RH (150/150) + E(400)
Selama 56 hari Selama 28 hari