anti TBC
Disusun oleh :
Siti Nur Asiah 15330024
ANTI TBC
Tuberkulosis atau TB ( singkatan TBC sekarang telah
ditinggalkan ) paling sering menyerang paru-paru, 85% dari
seluruh kasus TB adalah TB paru, sisanya sekitar 15% menyerang
organ tubuh lain mulai dari kulit, tulang, organ-organ dalam
seperti ginjal, usus, otak, dan lainnya.
b. Obat Sekunder
Obat ini memiliki kegiatan yang lebih lemah dan bersifat lebih toksik, karena itu hanya
digunakan bila terdapat resistensi atau intoleransi terhadap obat primer, atau juga terdapat
infeksi MAI pada pasien HIV.
Contoh :
1. Kanamisin
2. Asam Aminosalisilat
3. Etionamid
4. Sikloserin
INH ( ISONIAZID )
1. Mekanisme kerja
Kerja obat ini adalah dengan menghambat enzim esensial yang penting untuk
sintesis asam mikolat dan dinding sel mikobakteri. INH dapat menghambat hampir
semua basil tuberkel, dan bersifat bakterisida terutama untuk basil tuberkel yang
tumbuh aktif.
2. Efek samping
Insiden dan berat ringannya efek non terapi INH berkaitan dengan dosis dan
lamanya pemberian. Reaksi alergi obat ini dapat berupa demam, kulit kemerahan,
dan hepatitis. Efek toksik ini meliputi neuritis perifer, insomnia, lesu, kedut otot,
retensi urin, dan bahkan konvulsi, serta episode psikosis. Kebanyakan efek ini dapat
diatasi dengan pemberian piridoksin yang besarnya sesuai dengan jumlah INH yang
diberikan
3. Indikasi
Obat ini diindikasikan untuk terapi semua bentuk tuberkulosis aktif, disebabkan
kuman yang peka dan untuk profilaksis orang beresiko tinggi mendapatkan infeksi.
Dapat digunakan tunggal atau bersama-sama dengan anti tuberkulosis lain.
ASAM AMINOSALISILAT
Karena kurangdapatditerimapenderita, asamaminosalisilatsekarangsudah jarangdigunakan.
Obatinibersifatbakteriostatikyang bekerjasebagaiinhibitor kompetitifterhadapasamp-
aminobenzoat(PABA) dalam biosintesisfolat.
ETIONAMID
Analog strukturalisoniazid inidiperkirakanbekerjadenganmekanismeyang lain. Etionamidefektif
padapemberianper oral dandistribusikansecaraluaskeseluruhtubuh , termasukcairan
serebrospinalis. Metabolismenyahebat. Etionamiddenganmenghambatasetilasiisoniazid. Air
kemihadalah tempatekskresinyayang utama. Efeksampingyang membatasipenggunaannya
meliputiiritasilambung, hepatotoksisitas, neuropatiperiferdanneuritis optikus.
SIKLOSERIN
Obattuberkolostatikyang efektifper oral initampaknyamengantagonislangkah-langkahsintesis
dindingselbakteriyang melibatkanD-alanine. Distribusiseluruh tubuh termasukcairan
serebrospinalisbaik. Sikloserinmengalamimetabolisme, danobatinduksertametabolitnya
diekskresikanmelalui urine. Padainsufiensiginjalakanterjadiakumulasi obat. Efeksamping
melibatkangangguansaraf pusat, dapatmencetuskanaktivitaskejangepilepsi. Neuropatiperifer
jugamerupakansuatu masalah dengansikloserin.
Pengobatan OAT
• Mencegah resistensi
• Praktis karena dapat diberikan
sebagai dosis tunggal.
• Mengurangi efek samping.
Pengobatan tuberkulosis terbagi
menjadi dua fase yaitu :
1. Fase intensif (2-3 bulan)
• Tujuan tahapan awal adalah membunuh kuman yang aktif
membelah sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya dengan
obat yang bersifat bakterisidal. Selama fase intensif yang
biasanya terdiri dari 4 obat, terjadi pengurangan jumlah
kuman disertai perbaikan klinis.
•
Kesimpulan
Tuberkulosis ( TB ) merupakan penyakit infeksi kronis yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini paling sering
menyerang paru-paru kemudian organ tubuh lain mulai dari kulit,
tulang, organ-organ dalam seperti ginjal, usus, otak, dan lainnya.
Ketika seorang pasien TB paru batuk, bersin, atau berbicara, maka
secara tak sengaja keluarlah droplet bakteri dan jatuh ke tanah, lantai,
atau tempat lainnya. Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara
yang panas, droplet bakteri tadi menguap. Menguapnya droplet ke
udara dibantu dengan pergerakan angin akan membuat bakteri
tuberkulosis yang terkandung dalam droplet terbang ke udara. Apabila
bakteri ini terhirup oleh orang sehat, maka orang itu berpotensi
terkena infeksi bakteri tuberkulosis. Pengobatan terapi kombinasi
obat-obatan Isoniazida-Rifampisin-Pirazinamida saat ini diyakini
sebagai OAT pilihan pertama yang efektif dalam penyembuhan pasien
TB