Pak Hadi (56 tahun) seorang buruh angkat di pasar yang sudah didiagnosis TBC paru
datang ke puskesmas dengan keluhan buang air kecil berwarna kemerahan setelah minum
obat selama satu minggu. Pak Hadi merasa cemas dan hampir memutuskan untuk
menghentikan pengobatannya.
Dokter puskesmas menerangkan bahwa keluhan ini tidak membahayakan, karena ini
terjadi disebabkan proses yang dialami obat tuberkulostatika di dalam tubuh, seperti yang
sudah diterangkan oleh PMO yang merupakan sepupu Pak Hadi. Tuberkulostatika yang
diberikan kepada Pak Hadi adalah FDC yang didapatkan secara gratis dari Puskesmas. Selain
mendapatkan tuberkulostatika, Pak Hadi juga mendapatkan mukolitik dan vitamin yang
diresepkan oleh dokter setelah memperhitungkan dosis dan beberapa faktor lain. Dokter juga
berpesan untuk datang lagi ke puskesmas menjelang obat yang diberikan habis untuk
memonitor pengobatan.
Pak Hadi menanyakan kepada dokter apakah keluhan ini tidak membahayakan.
Dokter menerangkan bahwa suatu obat sebelum sampai ke masyarakat, harus melewati
beberapa tahap uji praklinik dan uji klinik sehingga obat yang sampai ke masyarakat adalah
obat yang sudah aman. Pemerintah juga mengatur harga obat sehingga terjangkau oleh
masyarakat, disamping itu dokter juga harus memperhitungkan faktor ekonomi pasien dalam
memberikan obat. Diharapkan dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut
pengobatan yang diberikan dapat berhasil sesuai harapan.
Step 1.
PMO : Pengawas minum obat = seseorang yang bertugas untuk mengawasi, memberikan
dorongan dan memastikan penderita TBC menelan Obat Anti TBC (OAT) secara teratur
sampai selesai.
FDC : Fixed drug combination= adalah paket obat lepas yang terdiri dari isoniazid,
rifampisin, pirazinamid dan etambutol yang dikemas dalam bentuk blister.
Uji praklinik : Yang dimaksud dengan uji praklinik dalam bidang farmakologi adalah suatu
uji yang dilakukan pada hewan coba dan atau pada bahan biologi lainnya seperti kultur
jaringan dan kultur biakan kuman, dengan tujuan untuk membuktikan kebenaran khasiat dan
keamanan secara ilmiah terhadap suatu bahan/zat yang diduga berkhasiat obat. Pada
umumnya uji praklinik dilaksanakan dengan tujuan untuk penelitian suatu bahan yang diduga
berkhasiat obat dan atau terhadap bahan obat yang telah lama beredar di masyarakat tetapi
belum dibuktikan khasiat dan kemanannya secara ilmiah seperti jamu untuk ditingkatkan
statusnya menjadi obat herbal terstandar (OHT) atau obat fitofarmaka.
Uji klinik : Uji klinis adalah eksperimen atau pengamatan yang dilakukan dalam penelitian
klinis. Studi penelitian prospektif biomedis atau perilaku pada peserta manusia dirancang
untuk menjawab pertanyaan spesifik tentang intervensi biomedis atau perilaku, termasuk
perawatan baru (seperti vaksin baru, obat-obatan, pilihan makanan, suplemen makanan, dan
peralatan medis) dan intervensi yang dikenal yang memerlukan studi lebih lanjut dan
perbandingan. Uji klinis menghasilkan data tentang keamanan dan kemanjuran. Mereka
dilakukan hanya setelah mereka menerima persetujuan komite etika / otoritas kesehatan di
negara tempat persetujuan terapi dicari.
Step 2 dan 3.
Kemungkinan
Efek samping penyebab Penanganan
Minor Teruskan obat, periksa
Anoreksia, mual, sakit Berikan obat pada malam hari
perut Rifampisin sesudah makanan
Nyeri sendi Pirazinamid Aspirin
Rasa panas di kaki INH Piridoksin 100mg/hari
Urin kemerahan Rifampisin Terangkan kepada pasien
Mayor Hentikan obat penyebab
Gatal-gatal, kemerahan
di kulit Tiasetazon Hentikan obat
Hentikan streptomisin, ganti
Ketulian Streptomisin dengan etambutol
Pusing, vertigo. Hentikan streptomisin, ganti
nistagmus Streptomisin dengan etambutol
Ikterus (tanpa sebab
lain) Berbagai antiTB Hentikan antiTB
Muntah, bingung Hentikan obat, segera periksa
(kecurigaan gagal hati) Berbagai antiTB fungsi hati dan waktu protrombin
Gangguan penglihatan Etambutol Hentikan etambutol
Syok, purpura, gagal
ginjal akut Rifampisin Hentikan rifampisin
PMO harus disegani dan dihormati oleh pasien, sehingga pasien dapat patuh
menjalankan instruksi yang diberikan.
- Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien.
- Bersedia membantu pasien dengan sukarela.
- Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan pasien