Anda di halaman 1dari 7

Skenario 5.

Kekhawatiran Pak Hadi

Pak Hadi (56 tahun) seorang buruh angkat di pasar yang sudah didiagnosis TBC paru
datang ke puskesmas dengan keluhan buang air kecil berwarna kemerahan setelah minum
obat selama satu minggu. Pak Hadi merasa cemas dan hampir memutuskan untuk
menghentikan pengobatannya.

Dokter puskesmas menerangkan bahwa keluhan ini tidak membahayakan, karena ini
terjadi disebabkan proses yang dialami obat tuberkulostatika di dalam tubuh, seperti yang
sudah diterangkan oleh PMO yang merupakan sepupu Pak Hadi. Tuberkulostatika yang
diberikan kepada Pak Hadi adalah FDC yang didapatkan secara gratis dari Puskesmas. Selain
mendapatkan tuberkulostatika, Pak Hadi juga mendapatkan mukolitik dan vitamin yang
diresepkan oleh dokter setelah memperhitungkan dosis dan beberapa faktor lain. Dokter juga
berpesan untuk datang lagi ke puskesmas menjelang obat yang diberikan habis untuk
memonitor pengobatan.

Pak Hadi menanyakan kepada dokter apakah keluhan ini tidak membahayakan.
Dokter menerangkan bahwa suatu obat sebelum sampai ke masyarakat, harus melewati
beberapa tahap uji praklinik dan uji klinik sehingga obat yang sampai ke masyarakat adalah
obat yang sudah aman. Pemerintah juga mengatur harga obat sehingga terjangkau oleh
masyarakat, disamping itu dokter juga harus memperhitungkan faktor ekonomi pasien dalam
memberikan obat. Diharapkan dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut
pengobatan yang diberikan dapat berhasil sesuai harapan.

Bagaimana Anda menjelaskan tentang masalah yang menyebabkan kekhawatiran Pak


Hadi ?

Step 1.

PMO : Pengawas minum obat = seseorang yang bertugas untuk mengawasi, memberikan
dorongan dan memastikan penderita TBC menelan Obat Anti TBC (OAT) secara teratur
sampai selesai.

Obat tuberkulostatika : obat yang menghambat pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis.

FDC : Fixed drug combination= adalah paket obat lepas yang terdiri dari isoniazid,
rifampisin, pirazinamid dan etambutol yang dikemas dalam bentuk blister.

Uji praklinik : Yang dimaksud dengan uji praklinik dalam bidang farmakologi adalah suatu
uji yang dilakukan pada hewan coba dan atau pada bahan biologi lainnya seperti kultur
jaringan dan kultur biakan kuman, dengan tujuan untuk membuktikan kebenaran khasiat dan
keamanan secara ilmiah terhadap suatu bahan/zat yang diduga berkhasiat obat. Pada
umumnya uji praklinik dilaksanakan dengan tujuan untuk penelitian suatu bahan yang diduga
berkhasiat obat dan atau terhadap bahan obat yang telah lama beredar di masyarakat tetapi
belum dibuktikan khasiat dan kemanannya secara ilmiah seperti jamu untuk ditingkatkan
statusnya menjadi obat herbal terstandar (OHT) atau obat fitofarmaka.

Uji klinik : Uji klinis adalah eksperimen atau pengamatan yang dilakukan dalam penelitian
klinis. Studi penelitian prospektif biomedis atau perilaku pada peserta manusia dirancang
untuk menjawab pertanyaan spesifik tentang intervensi biomedis atau perilaku, termasuk
perawatan baru (seperti vaksin baru, obat-obatan, pilihan makanan, suplemen makanan, dan
peralatan medis) dan intervensi yang dikenal yang memerlukan studi lebih lanjut dan
perbandingan. Uji klinis menghasilkan data tentang keamanan dan kemanjuran. Mereka
dilakukan hanya setelah mereka menerima persetujuan komite etika / otoritas kesehatan di
negara tempat persetujuan terapi dicari.

Step 2 dan 3.

1. Bagaimana cara seseorag didiagnosis TB paru?


jenis penyakit TB terbagi menjadi 2, yaitu TB laten dan TB aktif atau paru. TB laten
tidak menimbulkan gejala pada orang yang terinfeksi. Hal tersebut memang sangat
berbeda dengan TB aktif yang justru menimbulkan gejala dan menular. Berbeda
dengan TB laten, pada TB aktif kondisi ini membuat tubuh kamu terasa sakit dan
dalam banyak kasus dapat menular ke orang lain. Ini dapat terjadi dalam beberapa
minggu pertama setelah terinfeksi dengan bakteri TB. Gejala TB paru:
1. Batuk tiga minggu secara terus-menerus
Gejala paling umum jika kamu terinfeksi TB paru yaitu mengalami batuk terus-
menerus selama lebih dari 21 hari. Batuk darah merupakan kondisi yang paling parah
dari munculnya penyakit ini.
2. Nyeri pada dada
Tak hanya batuk biasanya kamu merasakan nyeri di bagian paru-paru saat bernapas.
Hal ini karena TB paru menginfeksi bagian paru-paru.
3. Penurunan berat badan
Pada umumnya para penderita TB paru mengalami penurunan berat badan karena
sakit yang tidak tertahankan.
Hal tersebut tentu membuat nafsu makan menurun drastis. Hasilnya tubuh semakin
kurus.
4. Cepat merasa lelah
5. Demam mendadak
Para penderita TB paru akan mengalami demam secara mendadak.
6. Berkeringat di malam hari
Gejala lain selain demam, ketika cuaca tidak dingin anehnya kamu akan merasa
kedinginan hingga menggigil di malam hari.
Hal tersebut karena infeksi dari bakteri TB paru akan menyebabkan tubuh mengalami
kedinginan dan menggigil di malam hari.
Untuk memastikan apakah seseorang menderita penyakit Tuberkulosis Paru,
harus dilakukan pemeriksaan dahak sebanyak 3  kali (dikenal dengan pemeriksaan
dahak SPS). Mengapa? Karena pemeriksaan dahak penting untuk menegakkan
diagnosis, menilai keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan.
Pemeriksaan dahak juga untuk penegakan diagnosis pada semua tersangka TB dengan
mengumpulkan 3 spesimen yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang
berurutan berupa dahak sewaktu-pagi-sewaktu (SPS) :
1. S (sewaktu)
Dahak dikumpulkan pada saat pasien TB datang berkunjung pertama kali. Pada saat
pulang, pasien membawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkan dahak pada pagi di
hari kedua.
2. P (pagi)
Dahak dikumpulkan dirumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur. Pot
dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas.
3. S (sewaktu) Dahak dikumpulkan pada hari ke dua, saat menyerahkan dahak pagi.

2. Mengapa kencing pak Hadi bisa berwarna kemerahan?


Distribusi obat Rifampisin tinggi ke seluruh tubuh, dan mencapai konsentrasi efektif
di banyak organ dan cairan tubuh, termasuk cairan serebrospinal. Karena substansi itu
sendiri berwarna merah, distribusi yang tinggi ini menjadi penyebab warna oranye-
merah pada air liur, air mata, keringat, urin, dan feses, termasuk lensa kontak.
3. Apa saja jenis obat tb selain tuberkulostatika?
1. Isoniazid (H)
Isoniazid bersifat bakterisidal atau membunuh kuman. Obat ini memiliki efek
samping berupa neuropati perifer, psikosis toksis, gangguan fungsi hati hingga
kejang.
2. Rifampisin (R)
Sama seperti isoniazid, rifampisin bersifat bakterisidal. Efek sampingnya
berupa sindrom flu, gangguan gastrointestinal (saluran cerna), urine berwarna
merah, gangguan fungsi hati, trombositopeni, demam, ruam kulit, sesak napas,
dan anemia hemolitik.
3. Pirazinamid (Z)
Memiliki sifat bakterisidal, dengan efek samping berupa
gangguan gastrointestinal, gangguan fungsi hati, dan gout artritis.
4. Streptomisin (S)
Streptomisin memiliki sifat bakterisidal. Efek samping yang ditimbulkan obat
ini berupa nyeri di tempat suntikan, gangguan keseimbangan dan
pendengaran, renjatan anafilaktik, anemia, agranulositosis,
serta trombositopeni.
5. Etambutol (E)
Etambutol bersifat bakteriostatik, artinya menghentikan pertumbuhan bakteri,
bukan membunuh bakteri. Efek samping etambutol adalah gangguan
penglihatan,
4. Apabila pak Hadi menghentikan pengobatan, bagaimana status pengobatan pak Hadi?
Pak hadi masih termasuk TB kasus baru, karena minum obat baru seminggu dan
belum lebih dari 28 hari.
5. Bolehkah seorang pasien TB menghentikan pengobatannya sebelum dinyatakan
sembuh?
Tidak boleh, kecuali menghentikan obat sementara, dan kemudian dilanjutkan lagi,
yakni pada beberapa komplikasi seperti hepatitis yang diinduksi obat TB.
6. Apa saja efek samping yang mungkin dialami pak Hadi akibat obat tuberkulostatika
yang di konsumsinya?

 Efek samping obat tuberkulosis dan penanganannya

Kemungkinan
Efek samping penyebab Penanganan
Minor   Teruskan obat, periksa
Anoreksia, mual, sakit Berikan obat pada malam hari
perut Rifampisin sesudah makanan
Nyeri sendi Pirazinamid Aspirin
Rasa panas di kaki INH Piridoksin 100mg/hari
Urin kemerahan Rifampisin Terangkan kepada pasien
Mayor   Hentikan obat penyebab
Gatal-gatal, kemerahan
di kulit Tiasetazon Hentikan obat
Hentikan streptomisin, ganti
Ketulian Streptomisin dengan etambutol
Pusing, vertigo. Hentikan streptomisin, ganti
nistagmus Streptomisin dengan etambutol
Ikterus (tanpa sebab
lain) Berbagai antiTB Hentikan antiTB
Muntah, bingung Hentikan obat, segera periksa
(kecurigaan gagal hati) Berbagai antiTB fungsi hati dan waktu protrombin
Gangguan penglihatan Etambutol Hentikan etambutol
Syok, purpura, gagal
ginjal akut Rifampisin Hentikan rifampisin

7. Bagaimana kriteria seseorang sehingga bisa menjadi PMO?


Pengobatan TB akan menyembuhkan sebagian besar pasien tanpa memicu munculnya
kuman resistan (kebal) obat. Untuk tercapainya hal tersebut, sangat penting dipastikan
bahwa pasien menelan seluruh obat yang diberikan sesuai anjuran dengan cara
pengawasan langsung oleh seorang PMO (Pengawas Minum Obat, atau sering juga
disebut Pengawas Menelan Obat) agar mencegah terjadinya resistensi (kebal) obat.
Pilihan tempat pemberian pengobatan sebaiknya disepakati bersama pasien agar dapat
memberikan kenyamanan. Pasien bisa memilih datang ke fasilitas kesehatan
(puskesmas, RSUD, RS swasta) terdekat dengan kediaman pasien atau PMO datang
berkunjung ke rumah pasien. Apabila tidak ada faktor penyulit, pengobatan dapat
diberikan secara rawat jalan.
Seorang PMO harus seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh
petugas kesehatan maupun pasien,

PMO harus disegani dan dihormati oleh pasien, sehingga pasien dapat patuh
menjalankan instruksi yang diberikan.
- Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien.
- Bersedia membantu pasien dengan sukarela.
- Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan pasien

Siapa saja yang bisa jadi PMO?


Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya bidan di desa, perawat, pekarya,
sanitarian, juru imunisasi, dan lain lain. Bila tidak ada petugas kesehatan yang
memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK,
atau tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga. Sebuah penelitian menunjukkan
bahwa PMO yang berasal dari anggota keluarga meningkatkan kepatuhan pasien
dalam meminum obat. Namun, anggota keluarga itu harus terlebih dahulu diberi
edukasi oleh petugas kesehatan mengenai seluk beluk penyakit TB.

Apa saja tugas seorang PMO?


Tugas seorang PMO bukanlah untuk menggantikan pasien mengambil obat dari
tempat berobat. Tugas PMO sangat penting untuk meningkatkan angka kesembuhan
pasien, antara lain adalah:

- Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai


pengobatan. Tanpa PMO, pasien rentan drop out, sehingga kuman terlanjur kebal
obat dan waktu pengobatan bisa diulang dan lebih panjang.
- Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur.
- Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah
ditentukan.
- Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang mempunyai gejala-
gejala mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri ke Unit Pelayanan
Kesehatan.
- Dalam menjalankan tugasnya, seorang PMO pun harus aktif memberikan
informasi penting yang perlu dipahami oleh pasien TB dan anggota keluarga
lain. Hal-hal itu antara lain:
- Bahwa TB disebabkan kuman, bukan penyakit keturunan atau kutukan.
- Bagaimana cara penularan TB, gejala-gejala yang mencurigakan dan cara
pencegahannya.
- Bahwa TB dapat disembuhkan dengan berobat teratur, bila tidak patuh
pengobatan menjadi lebih panjang karena kuman terlanjur lebih liar dan kebal
obat.
- Bagaimana cara pemberian pengobatan pasien (tahap intensif dan lanjutan).
- Apa pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur.
- Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera meminta
pertolongan ke fasilitas kesehatan terdekat.
Mengingat peranannya yang besar, sangat penting bagi seorang pasien TB memiliki
pengawas minum obat. Dengan kerjasama PMO-pasien yang solid, angka kecacatan
dan kematian akibat TB dapat ditekan.
8. Apa keuntungan meminum obat tb dalam bentuk FDC?
Untuk memudahkan konsumsi obat TBC yang cukup banyak, kini sudah tersedia
kombinasi obat yang terdiri dari 2-4 jenis OAT. Kombinasi ini dikenal sebagai FDC
atau fixed drug combination. Keuntungan FDC, di antaranya:
• Dosis obat dapat disesuaikan dengan berat badan, sehingga efektivitasnya
lebih tinggi dan kemungkinan terjadinya efek samping bisa ditekan.
• Mencegah penggunaan obat tunggal, yang menurunkan risiko terjadinya
resistensi obat ganda dan mengurangi kesalahan penulisan resep.
• Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit, sehingga pengobatan mejadi
lebih sederhana
• Meningkatkan kepatuhan pasien untuk mengonsumsi obat-obatan sesuai
anjuran yang diberikan dokter.
Kombinasi obat TBC di atas harus menggunakan standar nasional berdasarkan rumus
yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) berikut ini:
• Kategori 1: 2(HRZE) / 4(HR)3
• Kategori 2: 2(HRZE)S / (HRZE) / 5(HR)3E3
9. Bagaimana cara pemerintah mengatur harga obat?
10. Bagamana faktor ekonomi pasien berpengaruh terhadap kemampuan membeli obat?

Anda mungkin juga menyukai