Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN SMALL GROUP DISCUSSION (SGD)

LBM 5 BLOK KARDIOVASKULER DAN RESPIRASI 2


“ BATUKKU TAK HILANG ”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
Kadek Yulia Inggriani ( 017.06.0029 )
Kadek Indah Novita Rahayuni ( 017.06.0048 )
Nabila Araishabeby Yudhyatirta ( 017.06.0055 )
Renaldo Tegar Prasetyo ( 018.06.0022 )
Kinanti Puji Lestari ( 018.06.0028 )
Ni Luh Putu Anita Pradnyani Supraba ( 018.06.0030 )
Ayu Baitul Muhsinin ( 018.06.0052 )
Zuriyatun Toyibah ( 018.06.0054 )
Gusti Putu Satya Diva Pradana ( 018.06.0072 )
Ahmad Tristan Amartya (018.06.0074 )
Luh Made Sari Diantari (018.06.0076 )

Tutor : dr. Dian Rahadianti, M.Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
TAHUN 2019/2020

BATUKKU TAK HILANG Page 1


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh


bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang berbagai organ atau jaringan
tubuh khususnya paru paru. Penyakit ini merupakan penyebab utama kecacatan
dan kematian hampir di sebagian besar negara diseluruh dunia (Widoyono, 2011).
Tuberkulosis ini merupakan penyakit yang menjadi perhatian global. Sesuai
dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030, WHO menargetkan untuk
menurunkan kematian akibat tuberkulosis sebesar 90% dan menurunkan insiden
penemuan kasus TB sebesar 80% pada tahun 2030 dibandingkan dengan tahun
2014 (Kemenkes RI, 2016). Menurut WHO penyakit tuberkulosis menduduki
peringkat di atas HIV/AIDS. Pada tahun 2016 diperkirakan terdapat 10,4 juta
kasus baru tuberkulosis atau 142 kasus/100.000 populasi, dengan 480.000 kasus
multidrug–resistant. Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus baru
terbanyak kedua di dunia setelah India. Sebesar 60% kasus baru terjadi di 6
negara yaitu India, Indonesia, China, Nigeria, Pakistan dan Afrika Selatan.
Kematian akibat tuberkulosis diperkirakan sebanyak 1,3 juta kematian ditambah
374.000 kematian akibat tuberkulosis pada orang dengan HIV positif. Meskipun
jumlah kematian akibat tuberkulosis menurun dari 1,7 juta menjadi 1,3 juta antara
tahun 2000 dan 2015, tuberkulosis tetap menjadi 9 2 penyebab kematian tertinggi
di dunia pada tahun 2016 (WHO, Global Tuberculosis Report,2017). Tuberkulosis
(TB) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, terutama di negara-
negara berkembang termasuk Indonesia. Indonesia pada tahun 2015 jumlah semua
kasus tuberkulosis yang ditemukan sebesar 330.729 dan meningkat menjadi
351.893 pada tahun 2016. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat di
provinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu Jawa Barat sebanyak 23.774

BATUKKU TAK HILANG Page 2


orang, Jawa Timur sebanyak 21.606 orang dan Jawa Tengah sebanyak 14.139
orang. Kasus tuberkulosis di tiga provinsi tersebut sebesar 44 % dari jumlah
seluruh kasus baru di Indonesia (Kemenkes RI, 2016)

1.2 Tujuan
 Untuk mengetahui definisi, epidemiologi, dan fatro resiko TB paru
 Untuk mengetahui patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan manifestasi
klinis TB paru
 Untuk mengetahui tatalaksana, komplikasi, dan prognosis TB paru
1.3 Manfaat
 Dapat mengetahui definisi, epidemiologi, dan fatro resiko TB paru
 Dapat mengetahui patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan manifestasi
klinis TB paru
 Dapat mengetahui tatalaksana, komplikasi, dan prognosis TB paru

BATUKKU TAK HILANG Page 3


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data tutorial

Hari/Tanggal
 Sesi 1 : Senin, 16 Desember 2019
 Sesi 2 : Rabu, 18 Desember 2019
Tutor : dr. Dian Rahadianti, M.Biomed
Moderator : Renaldo Tegar Prasetyo
Sekretaris : Ahmad Tristan Amartya

2.2 Skenario LBM

LBM 5

BATUKKU TAK HILANG

Skenario

Tn. Heru datang ke poliklinik RS karena keluhan batuk yang dialami sejak
3 bulan terakhir tidak mengalami perbaikan meskipun sudah meminum bermaca-
macam obat dari mulai obat batuk warung hingga antibiotic paten yang disarankan
temannya. Batuk yang dirasakan Tn. Heru disertai dengan dahak yang berwarna
putih, kadang kekuningan,. Namun sejak 3 hari yang lalu batuknya disertai darah.

Selain batuk yang tidak kunjung sembuh ini, Tn. Heru juga sering
mengeluhkan berkeringat terutama pada malam hari. Batuk kadang-kadang
berdahak dengan dahak berwarna kekuningan. Kadang-kadang pasien, dan kini ia
mengaku badan terasa agak kurusan karena nafsu makan menurun.

BATUKKU TAK HILANG Page 4


2.3. PEMBAHASAN LBM

I. Klarifikasi Istilah

Batuk : Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh


untuk menjaga pernapasan dari benda atau zat
asing. (Lubis, 2014)

Antibotik paten : Obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi


bakteri, yang diproduksi oleh sebuah
perusahaan farmasi yang memiliki hak paten
untuk membuat obat tersebut.(kbbi)

Dahak : Bahan yang dikeluarkan dari paru dan trakea


melalui mulut biasanya juga disebut dengan
ecpectoratorian (Dorland, 2005)

Poliklinik balai pengobatan umum (tidak untuk perawatan


atau pasien menginap) (kbbi)
Obat bahan untuk mengurangi, menghilangkan
penyakit, atau menyembuhkan seseorang dari
penyakit (kbbi)

II. Identifikasi Masalah

1. Mengapa Tn Heru tidak sembuh walau sudah meminum berbagai macam


obat?

2. Apa yang menyebabkan gejala batuk dengan dahak warna kuning, mual,
anoreksia, dan berkeringat malam hari?

3. Mengapa sejak tiga hari terakhir batuknya disertai darah?

4. Kenapa kadang kadang batuknya berdahak?

BATUKKU TAK HILANG Page 5


5. Pemeriksaan apa yang harus dilakukan untuk mengetahui penyakit tn
Heru?

6. DD dari scenario?

III. Brain Storming


1. Mengapa Tn Heru tidak sembuh walau sudah meminum berbagai macam
obat?

Jawaban :

Setiap obat, baik itu yang dari resep dokter atau dijual bebas di toko obat,
memiliki aturan minum dan jadwal dosisnya masing-masing. Aturan ini harus
dipatuhi agar bisa cepat sembuh. Dibawah ini merupakan beberapa faktor resiko
mengapa obat yang dikonsumsi tidak bisa bekerja secara maksimal yaitu :

1. Mencampur Obat dengan Minuman yang Tidak Tepat

Tidak semua jenis minuman bisa kita campur bersama obat. Misalnya saja,
minuman bersoda, teh, atau susu. Jika obat diminum bersama minuman bersoda,
maka obat itu akan cepat hancur dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Begitu juga jika obat diminum bersama teh atau susu. Sebab kedua minuman ini
malah memperlambat penyerapan obat. Agar obat dapat terserap tubuh dengan
baik, maka kita sebaiknya meminumnya dengan air putih saja.

2. Mencampur Obat dengan Makanan yang Tidak tepat

Tanpa sadar, mungkin kita sering mengonsumsi obat dengan jenis makanan
tertentu. Padahal ada makanan yang sebaiknya tidak dicampur dengan obat
Misalnya seperti gandum, kembang kol, buah beri, sayuran hijau, labu, kacang
polong, jamur, dan makanan dengan bahan dasar tepung terigu. Makan makanan
tersebut bersama obat, dapat menghilangkan fungsi obat itu sendiri.

3. Tidak Sesuai dengan Jadwal Minum Obat

BATUKKU TAK HILANG Page 6


Biasanya dokter memberikan jadwal dan dosis minum obat yang tepat untuk
kita ikuti. Terkadang, kita tidak mengikutinya dengan teratur. Padahal, jadwal
tersebut berguna agar obat itu bekerja dengan baik pada tubuh, sehingga kita bisa
segera sembuh dari penyakit.

4.  Minum Obat Sekaligus

Mungkin kita pernah diberikan beberapa jenis obat untuk penyakit kita. Nah,
obat-obat itu biasanya kita minum sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Agar
obat itu dapat terserap dengan baik oleh tubuh, sebaiknya kita memberikan jeda
waktu setengah jam, sebelum meminum obat lainnya.

5. Berhenti Sebelum Obat Habis

Saat merasa sudah sembuh, biasanya kita akan berhenti minum obat meskipun


masih tersisa beberapa butir obat dari dosis yang sudah diberikan oleh dokter.
Padahal bisa menyebabkan penyakit kita datang lagi. Sebab itu, meskipun sudah
merasa sembuh, sebaiknya obat tersebut diminum sampai habis.

[Zulkifli Amin, Asril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta:
UI]

2. Apa yang menyebabkan gejala batuk dengan dahak warna kuning, mual,
anoreksia, dan berkeringat malam hari?

Jawaban :

Sputum (dahak) adalah bahan yang dikeluarkan dari paru dan trakea
melalui mulut. Normalnya, orang dewasa membentuk sputum ±100ml/hari.
Produksi sputum dapat meningkat dengan beberapa factor seperti peradangan
di saluran pernapasan atau daerah sekitarnya, tenggorokan terkena infeksi atau
alergi terhadap zat asing, adanya gangguan pada lambung, adanya radang
sinusitis dan tubuh kekurangan cairan (dehidrasi).

BATUKKU TAK HILANG Page 7


Sputum bisa dijadikan bahan evaluasi karena kondisi sputum biasanya
memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan
sputum itu sendiri. Dahak berwarna kuning mungkin merupakan tanda adanya
infeksi virus atau bakteri, infeksi sinus, atau infeksi saluran pernapasan bagian
bawah. Biasanya, ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh mengirim sel darah
putih, yang dikenal sebagai neutrofil, ke daerah infeksi. Peneliti menemukan,
hanya 59 dari setiap 100 sampel dahak hijau mengandung bakteri sementara
hanya 46 dari setiap 100 sampel dahak kuning yang mengandung bakteri.
Keringat di malam hari dapat dipicu oleh dua factor. Factor pertama,
dapat diakibatkan infeksi virus atau bakteri terutama pada saluran pernapasan
dan diperburuk dengan menyebarnya bakteri ke aliran darah, kemudian
menginfeksi bagian jantung yang rusak dan memicu berbagai gejala. Factor
kedua, dapat diakibatkan dari efek samping mengonsumsi obat - obatan,
seperti obat pereda nyeri yang dapat memicu pengeluaran keringat berlebih di
malam hari.
Mual bisa diakibatkan oleh efek samping obat yang dikonsumsi. Obat -
obatan yang selama ini dikonsumsi dapat berefek samping pada
gastrointestinal seperti mual, muntah dan diare.
Kurang nafsu makan / anoreksia adalah keadaan seseorang yang tidak
memiliki selera makan yang baik sehingga menyebabkan penurunan berat
badan bagi penderitanya. Anoreksia dapat disebabkan adanya infeksi virus
atau bakteri yang menyebabkan penurunan asupan dan malabsorpsi nutrient
serta perubahan metabolisme tubuh sehingga terjadi penurunan massa otot dan
lemak sebagai manifestasi malnutrisi energy protein.

3. Mengapa sejak tiga hari terakhir batuknya disertai darah?

Jawaban :

Dikarenakan ada infeksi yang terjadi pada sistem pernapasan pasien,


terutama di bagian saluran pernapasan atau di parenkim paru akan
menimbulkan dahak dengan bercak darah di dalamnya. Hal ini disebabkan

BATUKKU TAK HILANG Page 8


oleh adanya reaksi imun terhadap infeksi bakteri yaitu dengan mengeluarkan
factor-faktor inflamasi, seperti TNF alpha, interleukin 8, Prostaglandin,
Histamin. Factor-faktor ini menyebabkan meningkatnya permeabilitas dari
pembuluh darah, sehingga banyak cairan akan keluar dari pembuluh darah,
kemudian dengan adanya infeksi bakteri akan merusak pembuluh darah di
sekitarnya sehingga darah akan keluar pada daerah yang terinfeksi. [Longo
DL, et al., eds. (2015). Tuberculosis. In: Harrison's Principles of Internal
Medicine. 19th ed. New York, N.Y.: McGraw-Hill Education]

4. Kenapa kadang kadang batuknya berdahak?

Jawaban :

Tenggorokan berdahak bukan terjadi tanpa sebab. Pada dasarya, dahak atau lender
memang tetap dibutuhkan di bagian tenggorokan kita untuk menjaga kondisi
tenggorokan agar selalu dalam keadaan lembab dan membantu system pernafasan.
Akan tetapi terkadang produksi dahak atau lender di tenggorokan kita meningkat,
kondisi tersebut justru menimbulkan banyak gangguan dan rasa tidak nyaman di
bagian tenggorokan . adapun beberapa factor yang dapat memicu peningkatan
produksi sputum adalah:

- Peradangan di saluran pernafasan atau daerah sekitarnya


- Tenggorokan terkena infeksi atau alergi oleh benda asing
- Radang sinusitis
- Tubuh kekurangan cairan

5. Pemeriksaan apa yang harus dilakukan untuk mengetahui penyakit tn


Heru?

Jawaban :

Pemeriksaan Bakteriologis

BATUKKU TAK HILANG Page 9


Pemeriksaan bakteriologis untuk menemukan kuman TB mempunyai
arti yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis. Bahan untuk
pemeriksaan bakteriologis ini dapat berasal dari dahak, cairan pleura, bilasan
bronkus, liquor cerebrospinal, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar, urin,
faeces, dan jaringan biopsi.

Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan rutin adalah foto toraks PA. Pemeriksaan atas indikasi


seperti foto apikolordotik, oblik, CT Scan. Tuberkulosis memberikan
gambaran bermacam-macam pada foto toraks. Gambaran radiologis yang
ditemukan dapat berupa:
•bayangan lesi di lapangan atas paru atau segmen apikal lobus bawah
•bayangan berawan atau berbercak
•Adanya kavitas tunggal atau ganda
•Bayangan bercak milier
•Bayangan efusi pleura, umumnya unilateral
•Destroyed lobe sampai destroyed lung

Pemeriksaan Khusus

Dalam perkembangan kini ada beberapa teknik baru yang dapat


mendeteksi kuman TB seperti :

a.BACTEC: dengan metode radiometrik , dimana CO2 yang dihasilkan


dari metabolisme asam lemak M.tuberculosis dideteksi growth indexnya.

b.Polymerase chain reaction (PCR) dengan cara mendeteksi DNA dari


M.tuberculosis, hanya saja masalah teknik dalam pemeriksaan ini adalah
kemungkinan kontaminasi.

c.Pemeriksaan serologi : seperti ELISA, ICT dan Mycodot

6. Bagaimana diagnosis banding (DD) dari scenario?

BATUKKU TAK HILANG Page 10


Jawaban :
Dari beberapa gejala yang terdapat pada scenario, yaitu batuk berdahak
berdarah, berkeringat pada malam hari, dan nafsu makan menurun yang
terjadi dalam 3 bulan terakhir, serta riwayat minum obat antibiotic paten,
didapatkan beberapa diagnosis banding yang akan dibahas selanjutnya,
yaitu TB paru, tumor paru, PPOK.

IV. Rangkuman Permasalahan

V. Learning Issue
1. Apakah warna dahak bisa menentukan suatau penyakit dan apa saja
warnanya ?

BATUKKU TAK HILANG Page 11


2. Jelaskan mengenai jenis-jenis dan cara kerja antibiotic !
3. Bagaimana bisa terjadi batuk berdahak dan asalnya darimana ?
4. DD TB paru, PPOK, Tumor paru, Bronkitis kronis, bronkiektasis
(Definisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi) dan Penegakan
diagnosis
5. Bagaimana epidemiologi TB paru kasus baru ?
6. Jelaskan mengenai faktor resiko TB paru kasus baru ?
7. Bagaimana patofisologi TB paru kasus baru ?
8. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari TB paru kasus baru ?
9. Bagaimana tatalaksana dari TB paru kasus baru ?
10. Bagaimana komplikasi dan prognosis TB paru kasus baru ?
11. Bagaimana perbedaan tatalaksan TB Paru dengan status HIV dan tanpa
satatus HIV?

VI. Referensi

Tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang


disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, suatu basil tahan asam yang
ditularkan melalui udara. Penyakit ini ditandai dengan pembentukan granuloma
pada jaringan yang terinfeksi. Komplikasi. Penyakit TB paru bila tidak ditangani
dengan benar akan menimbulkan komplikasi seperti: pleuritis, efusi pleura,
empiema, laryngitis dan TB usus. TB disebabkan oleh Mycobakterium
tuberculosis yang merupakan batang aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan
sensitif terhadap panas dan sinar UV. Bakteri yang jarang sebagai penyebab,
tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan M. Avium. Insidensi TBC dilaporkan
meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula
di Indonesia, Tuberkulosis atau TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi
angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun
diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia
menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di
antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia. Pada tuberculosis, basil

BATUKKU TAK HILANG Page 12


tuberculosis menyebabkan suatu reaksi jaringan yang aneh di dalam paru-paru
meliputi: penyerbuan daerah terinfeksi oleh makrofag, pembentukan dinding di
sekitar lesi oleh jaringan fibrosa untuk membentuk apa yang disebut dengan
tuberkel. Banyaknya area fibrosis menyebabkan meningkatnya usaha otot
pernafasan untuk ventilasi paru dan oleh karena itu menurunkan kapasitas vital,
berkurangnya luas total permukaan membrane respirasi yang menyebabkan
penurunan kapasitas difusi paru secara progresif, dan rasio ventilasi-perfusi yang
abnormal di dalam paru-paru dapat mengurangi oksigenasi darah.

VII. Pembahasan Learning Issue


1. Apakah warna dahak bisa menentukan suatau penyakit dan apa saja
warnanya ?

Jawaban :

Dahak Bening 

Dahak bening yang diproduksi tubuh mengandung protein, air, antibodi, dan
garam yang larut. Dahak ini berperan melembapkan sistem pernapasan di dalam
tubuh. Batuk dengan dahak bening kerap disebabkan oleh infeksi virus, maupun
reaksi alergi pada sistem pernapasan.

Dahak Putih 

Dahak yang berwarna putih biasanya mengindikasikan beberapa penyakit seperti:

 Bronkitis virus
Bronkitis yang disebabkan oleh infeksi virus umumnya menyebabkan
batuk dengan dahak berwarna putih.
 PPOK
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan gangguan pada paru-
paru yang berjalan dalam jangka waktu yang lama, dan menimbulkan

BATUKKU TAK HILANG Page 13


penyempitan pada saluran pernapasan, dapat disertai batuk dengan dahak
berwarna putih.

 Penyakit Asam Lambung

Penyakit asam lambung (GERD) umumnya menimbulkan keluhan pada


lambung dan nyeri ulu hati. Namun, penyakit ini kadang juga dapat
menyebabkan dahak menjadi lebih kental dan berwarna putih.

 Gagal jantung kongestif

Gagal jantung adalah kondisi ketika jantung tidak mampu memompa


darah ke seluruh tubuh secara efektif. Kondisi ini dapat disertai dengan
penumpukan cairan tubuh, termasuk pada paru-paru, sehingga
meningkatkan produksi dahak berwarna putih. Penderita gagal jantung
juga kerap merasakan sesak napas. Gagal jantung adalah kondisi gawat
darurat dan membutuhkan penanganan medis segera.

Dahak Hijau atau Kuning 

Warna hijau atau kuning ini berasal dari sel darah putih yang sedang melawan
penyebab infeksi. Pada awal kemunculannya, dahak umumnya berwarna kuning,
kemudian bisa berubah menjadi hijau seiring waktu. Dahak hijau atau kuning bisa
menandakan kamu sedang menderita penyakit infeksi, misalnya:

 Pneumonia
Pneumonia merupakan peradangan jaringan paru-paru yang seringkali
mengiringi gangguan pernapasan lainnya. Jika mengalami pneumonia,
selain batuk berdahak warna hijau atau kuning, kamu juga akan merasakan
beberapa gejala lain, seperti demam, napas pendek, atau sesak. Pada
kondisi tertentu, dahak dapat bercampur darah.

BATUKKU TAK HILANG Page 14


 Bronkitis
Bbronkitis umumnya diawali batuk kering yang kemudian menjadi batuk
berdahak, lalu seiring waktu menimbulkan dahak berwarna hijau atau
kuning. Perubahan warna ini bisa menjadi pertanda infeksi virus yang
kemudian diikuti oleh infeksi bakteri.
 Sinusitis
Dahak hijau atau kuning juga bisa disebabkan oleh infeksi yang
menyebabkan peradangan pada sinus atau sinusitis. Selain itu, kamu juga
mungkin merasakan sejumlah gejala lain, misalnya tekanan pada rongga
sinus yang sering menimbulkan nyeri di area sekitar, dan hidung
tersumbat.
 Cystic fibrosis

Cystic fibrosis merupakan penyakit paru kronis yang bersifat genetik, dan


menyebabkan terjadi penumpukan lendir yang kental di dalam paru-paru,
sehingga mengganggu proses pernapasan. Kondisi ini umumnya dialami
sejak usia muda. Warna dahak yang keluar bervariasi, mulai dari kuning,
hijau, hingga kecokelatan.

Dahak Cokelat

Warna cokelat yang muncul pada dahak bisa menandakan perdarahan yang sudah
lama. Kondisi ini bisa diawali dengan batuk yang berdahak warna merah atau
merah muda. Dahak berwarna cokelat bisa disebabkan oleh cystic fibrosis,
pneumonia bakterial, bronkitis bakterial, dan beberapa kondisi lain seperti:

 Pneumoconiosis
Ini merupakan gangguan paru-paru yang sulit disembuhkan. Kondisi ini
bisa terjadi jika kamu menghirup banyak debu industri, seperti debu asbes
yang menyebabkan asbestosis, atau debu silika yang
menyebabkan silicosis.
 Abses paru

BATUKKU TAK HILANG Page 15


Abses paru terjadi ketika terdapat infeksi yang menyebabkan jaringan
paru-paru meradang dan dipenuhi nanah. Selain menimbulkan batuk
dengan dahak yang kecokelatan atau mengandung darah, dapat juga
disertai dengan bau napas yang tidak sedap.

Dahak Merah atau Merah Muda

Warna merah berasal dari darah yang terdapat dalam dahak. Darah ini bisa
disebabkan oleh luka atau peradangan pada saluran pernapasan, misalnya
penyakit-penyakit seperti:

 Tuberkulosis
Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri yang dapat menular. Kondisi ini
ditandai dengan batuk lama (lebih dari 2 minggu), dan batuk yang terjadi
dapat mengeluarkan dahak berwarna kemerahan. Keluhan ini sering
dikenal sebagai batuk darah. Gejala lainnya pada tuberkulosis adalah
demam dan keringat di malam hari.
 Kanker paru

Dahak berwarna merah merupakan salah satu gejala kanker paru-paru.


Penyakit ini menimbulkan berbagai macam gangguan pernapasan, juga
sering disertai gejala lain seperti penurunan berat badan yang drastis.

 Emboli paru

Emboli paru disebabkan oleh penyumbatan darah pada arteri paru (arteri


pulmonalis). Penyumbatan darah ini umumnya akibat dari gumpalan darah
yang mengalir dari bagian tubuh lain. Pada emboli paru dapat terjadi
keluhan batuk berdahak merah.

Dahak Hitam 

BATUKKU TAK HILANG Page 16


Keluar dahak hitam atau disebut juga melanoptysis, bisa dipengaruhi beberapa hal
seperti pneumoconiosis, perokok berat, atau infeksi jamur Exophiala dermatitidis.
Dahak hitam lebih sering terjadi pada penderita cystic fibrosis.

2. Jelaskan mengenai jenis-jenis dan cara kerja antibiotic !

Jawaban :

a. Obat yang menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri


1) Antibiotic Beta - Laktam
Antibiotik beta-laktam terdiri dari berbagai golongan obat yang
mempunyai struktur cincin beta-laktam, yaitu :
a) Penisilin
Penisilin mempunyai mekanisme kerja dengan cara
mempengaruhi langkah akhir sintesis dinding sel bakteri
(transpepetidase atau ikatan silang), sehingga membran kurang
stabil secara osmotik. Keberhasilan penisilin menyebabkan
kematian sel berkaitan dengan ukurannya, hanya defektif terhadap
organisme yang tumbuh secara cepat dan mensintesis
peptidoglikan dinding sel (Mycek et al., 2001).
b) Sefalosporin
Sefalosporin adalah antibiotik beta-laktam yang berkaitan
erat dengan penislin secara struktur dan fungsional. Sefalosporin
dan sefamisin mempunyai mekanisme kerja sama dengan penislin
dan dipengarungi oleh mekanisme resistensi yang sama, tetapi
obat−obat tersebut lebih cenderung menjadi lebih resisten
dibandingkan penislin terhadap beta-laktam (Mycek et al, 2001).
c) Monobaktam
Aktivitas resisten terhadap beta-laktamase yang dibawa oleh
bakteri Gram- negatif. Aktif terutama terhadap bakteri Gram-
negatif. Aktivitasnya sangat baik terhadap Enterobacteriacease, P.

BATUKKU TAK HILANG Page 17


aeruginosa, H. influenzae dan gonokokus. Pemberian secara
parenteral, terdistribusi baik ke seluruh tubuh, termasuk cairan
serebrospinal. Sebagian besar obat diekskresi utuh melalui urin
(Kemenkes, 2011).
d) Karbapenem
Karbapenem merupakan antibiotik lini ketiga dapat diberikan
secara intervena dan penetrasinya baik ke jaringan dan cairan
tubuh. Obat ini diekskresikan melalui filtrasi glomerulus dan
mengalami pembelahan oleh dihidropeptidase pada tubulus
proksimal ginjal memebentuk metabolit inaktif yang bersifat
nefrotoksik. (Mycek et al., 2001)
e) Inhibitor beta-laktamase
Inhibitor beta-laktamase melindungi antibiotik beta-laktam
dengan cara menginaktivasi beta-laktamase. Golongan antibiotik
ini adalah asam klavulanat, sulbaktam, dan tazobaktam. Asam
klavulanat merupakan suicide inhibitor yang mengikat beta-
laktamase dari bakteri Gram-positif dan Gram-negatif secara
ireversibel. Obat ini dikombinasi dengan amoksisilin untuk
pemberian oral dan dengan tikarsilin untuk pemberian parenteral.
(Kemenkes, 2011).
2) Basittrarin
Basitrasin adalah kelompok yang terdiri dari antibiotik
polipeptida, yang utama adalah basitrasin A. Berbagai kokus dan basil
Gram-positif, Neisseria, H. influenzae, dan Treponema pallidum
sensitif terhadap obat ini. Basitrasin tersedia dalam bentuk salep mata
dan kulit, serta bedak untuk topikal. Basitrasin bersifat nefrotoksik bila
memasuki sirkulasi sistemik (Kemenkes, 2011).
3) Vankomisin
Vankomisin (van koe MYE sin) adalah suatu glikopeptida
trisiklik yang penting karena efektivitasnya terhadap organisme
resisten multi-obat seperti stafilokokus resisten metilisin. Indikasi

BATUKKU TAK HILANG Page 18


pemberian vankomisin adalah infeksi S. aureus resisten methicillin
atau stafilokokus resisten beta-laktam koagulase negatif; infeksi serius
atau mengancam jiwa (endokarditis, meningitis, osteomyelitis)
diberikan dengan cara infus intravena intermiten (IDAI, 2012).
b. Obat yang memodifikasi atau menghambat sintesis protein
1) Aminoglikosida
Spektrum aktivitas obat golongan ini menghambat bakteri aerob
Gram negatif. Obat ini mempunyai indeks terapi sempit, dengan
toksisitas serius pada ginjal dan pendengaran, khususnya pada pasien
anak dan usia lanjut. Efek samping yang ditumbulkan adalah toksisitas
ginjal, ototoksisitas (auditorik maupun vestibular), blokade
neuromuskular lebih jarang (Kemenkes. 2011).
2) Tetrasiklin
Perbedaannya yang kecil yaitu dalam efektivitas klinik
menunjukan variasi farmakokinetik secara individual akibat subsitusi
pada cincin−cincin tersebut. Antibiotik yang termasuk ke dalam
golongan ini adalah tetrasiklin, doksisiklin, oksitetrasiklin, minosiklin,
dan klortetrasiklin (Kemenkes, 2011).
3) Kloramfenikol
Antibiotik berspektrum luas, menghambat bakteri Gram-positif
dan negatif aerob dan anaerob, Klamidia, Ricketsia, dan Mikoplasma.
Kloramfenikol mencegah sintesis protein dengan berikatan pada
subunit ribosom 50S. Efek samping yang ditimbulkan adalah supresi
sumsum tulang, grey baby syndrome, neuritis optik pada anak,
pertumbuhan kandida di saluran cerna, dan timbulnya ruam
(Kemenkes, 2011).
4) Makrolid
Makrolida aktif terhadap bakteri Gram-positif, tetapi juga dapat
menghambat beberapa Enterococcus dan basil Gram- positif.
Makrolida mengikat secara ireversible pada tempat subunit 50S

BATUKKU TAK HILANG Page 19


ribosom bakteri, sehingga menghambat langkah translokasi sintesisi
protein (Mycek et al., 2001).
5) Klindamisin
Klindamisin menghambat sebagian besar kokus Gram- positif
dan sebagian besar bakteri anaerob, tetapi tidak bisa menghambat
bakteri Gram-negatif aerob seperti Haemophilus, Mycoplasma dan
Chlamydia (Kemenkes, 2011).
c. Obat Antimetabolit yang menghambat enzim-enzim esensial dalam
metabolisme folat
1) Sulfonamida dan Trimetropim
Trimetoprim dalam kombinasi dengan sulfametoksazol, mampu
menghambat sebagian besar patogen saluran kemih, kecuali
P.aeruginosa dan Neisseria sp. Kombinasi ini menghambat S.aureus,
Staphylococcus koagulase negatif, Streptococcus hemoliticus, H.
influenzae, Neisseria sp, bakteri Gram negatif aerob (E. coli dan
Klebsiella sp), Enterobacter, Salmonella, Shigella, Yersinia, P. Carinii
(Tjay & Rahardja, 2010).
d. Obat yang mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat
1) Kuinolon
Asam nalidiksat menghambat sebagian besar Enterobacteriaceae
dan Golongan fluorokuinolon meliputi norfloksasin, siprofloksasin,
ofloksasin, moksifloksasin, pefloksasin, levofloksasin, dan lain-lain.
Fluorokuinolon bisa digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh
Gonokokus, Shigella, E. coli, Salmonella, Haemophilus, Moraxella
catarrhalis serta Enterobacteriaceae dan P. Aeruginosa (Kemenkes,
2011).

3. Bagaimana bisa terjadi batuk berdahak dan asalnya darimana ?

Jawaban :

BATUKKU TAK HILANG Page 20


Dahak adalah zat seperti mukus yang diproduksi karena saluran udara
yang lebih rendah. Dahak adalah mukus yang menumpuk di paru-paru. Mukus
diproduksi oleh sel-sel mukosa, yang bentuknya seperti membuat selaput lendir
dan kelenjar lendir. Selaput lendir dapat ditemukan pada lapisan sistem
pernapasan, sistem pencernaan, sistem reproduksi, dan sistem kemih.

Batuk berdahak terjadi karena adanya infeksi atau iritan yang masuk ke
dalam saluran pernapasan yang kemudian ingin dikeluarkan oleh tubuh sebagai
bentuk mekanisme kekebalan tubuh kita dengan cara batuk. Mukus membantu
untuk mengumpulkan bakteri dan iritan pada saluran pernapasan agar mudah
untuk dikeluarkan saat batuk (Centers for Disease Control and Prevention (2016).
Tuberculosis (TB). Basic TB Facts)

4. DD TB paru, PPOK, Tumor paru, Bronkitis kronis, bronkiektasis


(Definisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi) dan Penegakan
diagnosis

Jawaban :

a. PPOK
Definisi:
Menurut Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD),
PPOK adalah penyakit dengan karakteristik keterbatasan saluran napas
yang tidak sepenuhnya reversible. Keterbatasan saluran napas tersebut
biasanya progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi
dikarenakan bahan yang merugikan atau gas. Penyakit paru obstruktif
kronik merupakan penyakit sistemik yang mempunyai hubungan antara
keterlibatan metabolik, otot rangka dan molekuler genetik.

Etiologi:
Merokok jelas merupakan penyebab paling penting dari COPD di Amerika
Utara dan Eropa Barat. Hampir semua perokok mengalami penurunan
fungsi paru yang dipercepat yang tergantung dosis dan durasi. Lima belas

BATUKKU TAK HILANG Page 21


persen mengembangkan gejala melumpuhkan secara progresif pada usia
40-an dan 50-an. Sekitar 80% pasien yang mengalami COPD memiliki
paparan asap tembakau yang signifikan. 20% sisanya sering memiliki
kombinasi paparan asap tembakau lingkungan, debu kerja dan bahan
kimia, dan polusi udara dalam ruangan dari bahan bakar biomassa yang
digunakan untuk memasak dan memanaskan di gedung yang berventilasi
buruk. Polusi udara luar ruangan, infeksi saluran napas, faktor keluarga,
dan alergi juga telah terlibat dalam bronkitis kronis, dan faktor keturunan
(defisiensi alpha-1-antiprotease [alpha-1-antitrypsin]) telah terlibat.

Tanda dan Gejala:

Pasien-pasien dengan COPD secara khas hadir pada dekade kelima atau
keenam kehidupan dengan keluhan batuk yang berlebihan, produksi
dahak, dan sesak napas. Gejala sering muncul selama 10 tahun atau lebih.
Dyspnea pada awalnya hanya dicatat pada aktivitas yang berat, tetapi
ketika kondisi berkembang, hal ini terjadi dengan aktivitas ringan. Pada
penyakit parah, dispnea terjadi saat istirahat. Ketika penyakit ini
berkembang, dua pola gejala cenderung muncul, secara historis disebut
sebagai "puffer merah muda" dan "blue bloaters". Sebagian besar pasien
PPOK memiliki bukti patologis dari kedua gangguan tersebut, dan
perjalanan klinis mereka mungkin melibatkan faktor-faktor lain seperti
kontrol sentral ventilasi dan pernapasan yang tertidur secara bersamaan.

b. Tumor Paru

Definisi:
Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup
keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) Dalam pengertian klinik
yang dimaksud dengan kanker paru primer adalah tumor ganas yang

BATUKKU TAK HILANG Page 22


berasal dari epitel bronkus (karsinoma bronkus = bronchogenic
carcinoma).

Etiologi:
Tumor paru yang bersifat ganas atau lebih dikenal dengan kanker paru
merupakan kanker yang sering dijumpai dan menjadi salah satu jenis
kanker yang paling mematikan, dengan angka kematian lebih dari 1,1 juta
jiwa di seluruh dunia. Tumor paru paling banyak dikaitkan dengan
kebiasaan merokok, selain itu diduga pula berkaitan dengan polusi udara
dan paparan zat-zat karsinogen di daerah industri. Prognosis kanker paru
sangat buruk dengan 5-years survival rates hanya sekitar 10% di berbagai
Negara (World Health Organization, 2004).

Tanda dan Gejala:


Pada pemeriksaan fisik, tanda yang dapat ditemukan pada kanker paru
dapat bervariasi tergantung pada letak, besar tumor dan penyebarannya.
Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) supraklavikula, leher dan aksila
menandakan telah terjadi penyebaran ke KGB atau tumor di dinding dada,
kepala atau lokasi lain juga menjadi petanda penyebaran. Sesak napas
dengan temuan suara napas yang abnormal pada pemeriksaan fisik yang
didapat jika terdapat massa yang besar, efusi pleura atau atelektasis.
Venektasi (pelebaran vena) di dinding dada dengan pembengkakan
(edema) wajah, leher dan lengan berkaitan dengan bendungan pada vena
kava superior (SVKS). Sindroma Horner sering terjadi pada tumor yang
terletak si apeks (pancoast tumor). Thrombus pada vena ekstremitas
ditandai dengan edema disertai nyeri pada anggota gerak dan gangguan
sistem hemostatis (peningkatan kadar D-dimer) menjadi gejala telah
terjadinya bendungan vena dalam (DVT).

c. Bronkitis Kronis

BATUKKU TAK HILANG Page 23


Definisi:
Suatu infeksi saluran pernafasan yang menyebabkan inflamasi yang
mengenai trakea, bronkus utama dan menengah yang bermanifestasi
sebagai batuk.

Etiologi:
Dapat disebabkan oleh virus ( Rhinovirus, RSV, virus influenza, virus
parainfluinza, Adenovirus, virus rubeola, Paramyxovirus). Menurut
laporan penyebab lainnya dapat terjadi melalui zat iritan asam lambung
atau polusi lingkungan dan dapat ditemukan setelah pejanan yang berat.
Penyebab karena bakteri biasanya dikaitkan dengan Mycoplasma
pneumonia yang dapat menyebabkan brobkitis akut.

Tanda dan Gejala:


batuk yang parah pada pagi hari dan pada kondisi lembab, sering
mengalami infeksi saluran napas yang disertai batuk, gejala lebih dari 2-3
minggu, demam tinggi, sesak napas jika saluran tersumbat, produksi dahak
bertambah banyak berwarna kuning atau hijau.

d. Bronkiektasis

Definisi:
Bronkiektasis adalah kelainan kronik yang ditandai dengan dilatasi
bronkus secara permanen, disertai proses inflamasi pada dinding bronkus
dan parenkim paru sekitarnya.

Etiologi:
Beberapa literatur menyebutkan bahwa penyebab yang paling umum dari
bronkiektasis adalah infeksi2,3, namun penelitian yang dilakukan oleh
Pasteur dkk

BATUKKU TAK HILANG Page 24


di Inggris pada tahun 2000 mendapatkan data dari 150 kasus
bronkiektasis, 53% kasus tidak dapat diidentifikasi kausa spesifiknya.

Tanda dan Gejala:


Manifestasi klinis primer bronkiektasis adalah terjadinya infeksi yang
berulang, kronis, atau refrakter, dengan gejala sisa yang terjadi adalah
batuk darah, obstruksi saluran napas kronis, dan gangguan bernapas secara
progresif.

e. TB Paru

Definisi:
Tuberkulosis paru adalah penyakit tropis infeksi yang menyerang paru
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sudah
menjadi penyakit yang menyerang sepertiga penduduk dunia.

Etiologi:
Penderita TB paru dapat menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
percikan dahak (droplet nuclei) pada waktu batuk atau bersin, sekali batuk
dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Percikan dahak yang
mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama
beberapa jam. Orang dapat terinfeksi jika percikan dahak itu terhirup
dalam saluran pernafasan. Satu penderita TB paru BTA (+) berpotensi
menularkankepada 10-15 orang per tahun sehingga kemungkinan setiap
kontak dengan penderita akan tertular.3,7Apabila penderita TB paru BTA
(+) batuk maka ribuan bakteri tuberkulosis berhamburan bersama
“Droplet” napas penderita yang
bersangkutan sehingga berpotensi menularkan ke orang lain.8

Tanda dan Gejala:

BATUKKU TAK HILANG Page 25


Demam 40-41 C˚, batuk/batuk darah, sesak napas, keringat malam, suara
khas pada perkusi dada, peningkatan sel darah putih dengan dominasi
limfosit.

5. Bagaimana epidemiologi TB paru kasus baru ?

Jawaban :

WHO menyatakan bahwa dari sekitar 1,9 milyar manusia, sepertiga


penduduk dunia ini telah terinfeksi oleh kuman tuberkulosis. Pada tahun 1993
WHO juga menyatakan bahwa TB sebagai reemerging disease.Angka
penderita TB paru di negara berkembang cukup tinggi, di Asia jumlah
penderita TB paru berkisar 110 orang penderita baru per 100.000 penduduk.
Hasil survey prevalensi TB di Indonesia tahun 2004 menunjukkan bahwa
angka prevalensi TB BTA positif secara nasional 110 per 100.000 penduduk.
Secara regional prevalensi TB BTA positif di Indonesia dikelompokkan dalam
3 wilayah, yaitu: 1. wilayah Sumatera angka prevalensi TB adalah 160 per
100.000 penduduk, 2. wilayah Jawa dan Bali angka prevalensi TB adalah 110
per 100.000 penduduk, 3. wilayah Indonesia Timur angka prevalensi TB
adalah 210 per 100.000 penduduk. Khusus untuk propinsi DIY dan Bali angka
prevalensi TB adalah 68 per 100.000 penduduk. Berdasar pada hasil survey
prevalensi tahun 2004, diperkirakan penurunan insiden TB BTA positif secara
Nasional 3-4 % setiap tahunnya.

6. Jelaskan mengenai faktor resiko TB paru kasus baru ?

Jawaban :

A. Cara penularan
• Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.

• Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk

BATUKKU TAK HILANG Page 26


percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000

percikan dahak.

• Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada


dalam

waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar

matahari langsung dapat membunuh kuman.

• Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan

lembab.

• Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang


dikeluarkan

dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin
menular

pasien tersebut.

• Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh


konsentrasi

percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

B. Risiko penularan
• Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. Pasien
TB paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih
besar dari pasien TB paru dengan BTA negatif.

• Risiko penularan setiap tahunnya di tunjukkan dengan Annual Risk of


Tuberculosis Infection (ARTI) yaitu proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi

BATUKKU TAK HILANG Page 27


TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1%, berarti 10 (sepuluh) orang diantara 1000
penduduk terinfeksi setiap tahun.

• ARTI di Indonesia bervariasi antara 1-3%.

• Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberkulin negatif menjadi


positif.

C. Risiko menjadi sakit TB


• Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB.

• Dengan ARTI 1%, diperkirakan diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi


1000

terinfeksi TB dan 10% diantaranya (100 orang) akan menjadi sakit TB setiap
tahun.

Sekitar 50 diantaranya adalah pasien TB BTA positif.

• Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TB adalah


daya

tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIV/AIDS dan malnutrisi (gizi
buruk).

7. Bagaimana patofisologi TB paru kasus baru ?

Jawaban :

Paru merupakan port d’entrée lebih dari 98% kasus infeksi TB. Karena
ukurannya yang sangat kecil, kuman TB dalam percik renik (droplet nuclei) yang
terhirup, dapat mencapai alveolus. Masuknya kuman TB ini akan segera diatasi
oleh mekanisme imunologis non spesifik. Makrofag alveolus akan menfagosit
kuman TB dan biasanya sanggup menghancurkan sebagian besar kuman TB.

BATUKKU TAK HILANG Page 28


Akan tetapi, pada sebagian kecil kasus, makrofag tidak mampu menghancurkan
kuman TB dan kuman akan bereplikasi dalam makrofag. Kuman TB dalam
makrofag yang terus berkembang ubiak, akhirnya akan membentuk koloni di
tempat tersebut. Lokasi pertama koloni kuman TB di jaringan paru disebut Fokus
Primer GOHN. Dari focus primer, kuman TB menyebar melalui saluran limfe
menuju kelenjar limfe regional, yaitu kelenjar limfe yang mempunyai saluran
limfe ke lokasi focus primer. Penyebaran ini menyebabkan terjadinya inflamasi
disaluran limfe (limfangitis) dan di kelenjar limfe (limfadenitis) yang terkena. Jika
focus primer terletak di lobus paru bawah atau tengah, kelenjar limfe yang akan
terlibat adalah kelenjar limfe parahilus, sedangkan jika focus primer terletak di
apeks paru, yang akan terlibat adalah kelenjar paratrakeal. Kompleks primer
merupakan gabungan antara focus primer, kelenjar limfe regional yang membesar
(limfadenitis) dan saluran limfe yang meradang (limfangitis).Waktu yang
diperlukan sejak masuknya kuman TB hingga terbentuknya kompleks primer
secara lengkap disebut sebagai masa inkubasi TB. Hal ini berbeda dengan
pengertian masa inkubasi pada proses infeksi lain, yaitu waktu yang diperlukan
sejak masuknya kuman hingga timbulnya gejala penyakit. Masa inkubasi TB
biasanya berlangsung dalam waktu 4-8 minggu dengan rentang waktu antara 2-12
minggu. Dalam masa inkubasi tersebut, kuman tumbuh hingga mencapai jumlah
103-104, yaitu jumlah yang cukup untuk merangsang respons imunitas seluler.

Selama berminggu-minggu awal proses infeksi, terjadi pertumbuhan logaritmik


kuman TB sehingga jaringan tubuh yang awalnya belum tersensitisasi terhadap
tuberculin, mengalami perkembangan sensitivitas. Pada saat terbentuknya
kompleks primer inilah, infeksi TB primer dinyatakan telah terjadi. Hal tersebut
ditandai oleh terbentuknya hipersensitivitas terhadap tuberkuloprotein, yaitu
timbulnya respons positif terhadap uji tuberculin. Selama masa inkubasi, uji
tuberculin masih negatif. Setelah kompleks primer terbentuk, imunitas seluler
tubuh terhadap TB telah terbentuk. Pada sebagian besar individu dengan system
imun yang berfungsi baik, begitu system imun seluler berkembang, proliferasi
kuman TB terhenti. Namun, sejumlah kecil kuman TB dapat tetap hidup dalam

BATUKKU TAK HILANG Page 29


granuloma. Bila imunitas seluler telah terbentuk, kuman TB baru yang masuk ke
dalam alveoli akan segera dimusnahkan.

8. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari TB paru kasus baru ?

Jawaban :

 Pemeriksaan mikroskopis kuman TB (Bakteri Tahan Asam/ BTA) atau


kultur kuman dari specimen sputum/ dahak sewaktu-pagi-sewaktu
sebanyak 3 kali. Pemeriksaan BTA dapat dilakukan 2 kali dan minimal
satu bahan berasal dari dahak pagi hari.
 Pemeriksaan Radiologii dengan foto toraks PA-Lateral/ top lordotik dapat
dilakukan jika ada fasilitas dan atas indikasi. Contoh : dugaan terdapat
komplikasi (efusi pleura, pneumotoraks, batuk darah) Pada TB, umumnya
di apeks paru terdapat gambaran bercak-bercak awan dengan batas yang
tidak jelas atau bila dengan batas jelas membentuk tuberkuloma.
Gambaran lain yang dapat menyertai yaitu, kavitas (bayangan berupa
cincin berdinding tipis), pleuritis (penebalan pleura), efusi pleura (sudut
kostrofrenikus tumpul).
 Pemeriksaan X-pert/MTB-Rif jika tersedia di fasilitas
 Biakan kuman TB atas indikasi
 Pemeriksaan fungsi hati
 Pemeriksaan darah rutin
 Pemeriksaan gula darah
 Pemeriksaan HIV
 Pemeriksaan Fungsi Ginjal

9. Bagaimana tatalaksana dari TB paru kasus baru ?

Jawaban :

BATUKKU TAK HILANG Page 30


Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3
bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan obat yang digunakan terdiri dari
paduan obat utama dan tambahan.
A. Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Obat yang dipakai:
1. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:
 Rifampisin
 INH
 Pirazinamid
 Streptomisin
 Etambutol
2. Kombinasi dosis tetap (Fixed dose combination)
Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari :
 Empat obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150
mg, isoniazid 75 mg, pirazinamid 400 mg dan etambutol 275 mg dan
 Tiga obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150 mg,
isoniazid 75 mg dan pirazinamid 400 mg
3. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)
 Kanamisin
 Kuinolon
 Obat lain masih dalam penelitian ; makrolid, amoksilin + asam
klavulanat
 Derivat rifampisin dan INH.

BATUKKU TAK HILANG Page 31


B. Pengobatan Suportif / Simptomatik
Pengobatan yang diberikan kepada penderita TB perlu diperhatikan keadaan
klinisnya. Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat, dapat rawat jalan.
Selain OAT kadang perlu pengobatan tambahan atau suportif/simtomatik untuk
meningkatkan daya tahan tubuh atau mengatasi gejala/keluhan.
1. Penderita rawat jalan
a. Makan makanan yang bergizi, bila dianggap perlu dapat diberikan
vitamin tambahan (pada prinsipnya tidak ada larangan makanan untuk
penderita tuberkulosis, kecuali untuk penyakit komorbidnya);
b. Bila demam dapat diberikan obat penurun panas/demam;
c. Bila perlu dapat diberikan obat untuk mengatasi gejala batuk, sesak
napas atau keluhan lain.
2. Penderita rawat inap
a. Indikasi rawat inap
TB paru disertai keadaan/komplikasi sbb :
- Batuk darah (profus)
- Keadaan umum buruk
- Pneumotoraks
- Empiema
- Efusi pleura masif / bilateral

BATUKKU TAK HILANG Page 32


- Sesak napas berat (bukan karena efusi pleura)

TB di luar paru yang mengancam jiwa :


- TB paru milier
- Meningitis TB

b. Pengobatan suportif / simtomatik yang diberikan sesuai dengan


keadaan klinis dan indikasi rawat.

C. Terapi Pembedahan
 Indikasi operasi
1. Indikasi mutlak
a. Semua penderita yang telah mendapat OAT adekuat tetapi dahak
tetap positif
b. Penderita batuk darah yang masif tidak dapat diatasi dengan cara
konservatif
c. Penderita dengan fistula bronkopleura dan empyema yang tidak
dapat diatasi secara konservatif

2. Indikasi relatif
a. Penderita dengan dahak negatif dengan batuk darah berulang
b. Kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan
c. Sisa kaviti yang menetap.

 Tindakan Invasif (Selain Pembedahan)


1. Bronkoskopi
2. Punksi pleura
3. Pemasangan WSD (Water Sealed Drainage)

 Kriteria Sembuh

BATUKKU TAK HILANG Page 33


1. BTA mikroskopik negatif dua kali (pada akhir fase intensif dan akhir
pengobatan) dan telah mendapatkan pengobatan yang adekuat.
2. Pada foto toraks, gambaran radiologik serial tetap sama/perbaikan.
3. Bila ada fasiliti biakan, maka kriteria ditambah biakan negatif.

10. Bagaimana komplikasi dan prognosis TB paru kasus baru ?

Jawaban :

Tb paru apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan


komplikasi.Komplikasi-komplikasi yang terjadi pada penderita Tb paru dibedakan
menjadi dua, yaitu :

 Komplikasi dini
Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis, usus.
 Komplikasi pada stadium lanjut:

Komplikasi-komplikasi yang sering terjadi pada penderita stadium lanjut adalah:

a. Hemoptisis masif (pendarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat


mengakibatkan kematian karena sumbatan jalan nafas atau syok hipovolemik

b. Kolaps lobus akibat sumbatan duktus

c. Bronkietaksis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan


ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru

d. Pnemotoraks spontan, yaitu kolaps spontan karena bula/blep yang pecah

e. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, sendi, ginjal, dan
sebagainya

Prognosis tuberkulosis (TB) tergantung pada diagnosis dini dan


pengobatannya.  Tuberkulosis extra-pulmonary membawa prognosis yang lebih
buruk. Seorang yang terinfeksi oleh kuman TB memiliki 10% risiko dalam

BATUKKU TAK HILANG Page 34


hidupnya jatuh sakit karena TB.  Namun penderita gangguan sistem kekebalan
tubuh, seperti orang yang terkena HIV, malnutrisi, diabetes, atau perokok,
memiliki risiko lebih tinggi jatuh sakit karena TB.

Rekurensi pengidap TB yang mendapat terapi DOT (Directly Observed


Treatment) berkisar 0-14%. Pada negara-negara dengan angka TB yang tinggi,
rekurensi biasanya terjadi setelah pengobatan tuntas, hal ini cenderung
dikarenakan oleh reinfeksi daripada relaps. Prognosis buruk terdapat pada
penderita TB extra pulmonary, gangguan kekebalan tubuh, lanjut usia, dan
riwayat terkena TB sebelumnya.  Prognosis yang baik bila diagnosis dan
pengobatannya dilakukan sedini mungkin.     

11. Bagaimana perbedaan tatalaksan TB Paru dengan status HIV dan tanpa
satatus HIV?

Jawaban :

TB dan HIV mempunyai hubungan yang sangat erat sejak semakin


berkembangnya penyakit AIDS. Di seluruh dunia, TB merupakan infeksi
oportunistik yang paling umum pada individu dengan HIV positif, dan
tetap menjadi penyebab kematian terbanyak pada penderita dengan AIDS.
Infeksi HIV memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan
insidens TB di seluruh dunia. Melalui penurunan imunitas seluler yang
signifikan, HIV memengaruhi patogenesis TB, sehingga meningkatkan
risiko TB pada individu dengan koinfeksi HIV dan meningkatkan kejadian
TB ekstrapulmoner dan manifestasi radiologi yang atipikal, yang dapat
memperlambat waktu diagnosis. Walaupun TB pada individu dengan HIV
positif dapat ditangani dan dicegah, insidensnya semakin meningkat pada
negara berkembang yang menjadi daerah endemik infeksi HIV dan TB.
Interaksi antara obat HIV dan TB, toksisitas obat yang tumpang tindih
serta immune reconstitution inflammatory syndrome (IRIS) menambah
kompleks penanganan ko-infeksi TB dan HIV.

BATUKKU TAK HILANG Page 35


 Pengobatan TB Pada Ko-Infeksi TB-HIV
Pada penderita TB yang mendapat pengobatan, angka kematian
pada penderita HIV positif lebih tinggi daripada penderita dengan HIV
negatif. Kasus kematian lebih tinggi pada penderita HIV dengan TB paru
dan ekstraparu BTA negatif, karena pada penderita ini sistem imunnya
lebih tertekan daripada penderita degan BTA positif. Kasus kematian
menurun pada penderita yang mendapat terapi ARV. Prioritas utama pada
penderita dengan ko-infeksi TB-HIV adalah memulai terapi TB, diikuti
dengan kotrimoksazol dan ARV.
a. Pengobatan TB pada ODHA yang belum dalam pengobatan ARV
Bila penderita belum dalam pengobatan ARV, pengobatan TB
dapat segera dimulai. Jika penderita dalam pengobatan TB maka
teruskan pengobatan TB-nya sampai dapat ditoleransi (2-4
minggu) dan setelah itu diberi pengobatan ARV. Keputusan untuk
memulai pengobatan ARV pada penderita dengan pengobatan TB
sebaiknya dilakukan oleh dokter yang telah mendapat pelatihan
tata laksana penderita TB-HIV.
b. Pengobatan pada ODHA sedang dalam pengobatan ARV
Bila penderita sedang dalam pengobatan ARV, sebaiknya
pengobatan TB dimulai minimal di RS yang petugasnya telah
dilatih TB-HIV, untuk diatur rencana pengobatan TB bersama
dengan pengobatan ARV. Hal ini penting karena ada kemungkinan
masalah yang harus dipertimbangkan, antara lain interaksi obat
(rifampisin dengan beberapa jenis obat ARV), gagal pengobatan
ARV, IRIS atau perlu substitusi obat ARV.
 Pengobatan Pencegahan Kotrimoksazol
Beberapa infeksi oportunistik pada ODHA dapat dicegah dengan
pemberian pengobatan profilaksis. Terdapat dua macam pengobatan
pencegahan yaitu profilaksis primer dan profilaksis sekunder, sebagai
berikut.

BATUKKU TAK HILANG Page 36


- Profilaksis primer adalah pemberian pengobatan pencegahan untuk
mencegah suatu infeksi yang belum pernah diderita.
- Profilaksis sekunder adalah pemberian pengobatan pencegahan
yang ditujukan untuk mencegah berulangnya suatu infeksi yang
pernah diderita sebelumnya. Berbagai penelitian telah
membuktikan efektivitas PPK dalam menurunkan angka kematian
dan kesakitan pada orang yang terinfeksi HIV. Hal tersebut
dikaitkan dengan penurunan insidens infeksi PCP.

 Antiretroviral Terapi
Antiretroviral adalah obat yang menghambat replikasi HIV.
Antiretroviral terapi tersedia sejak tahun 1996 dan menghasilkan
penurunan progresif angka infeksi HIV menjadi AIDS dan angka
mortalitas penderita AIDS pada negara berkembang. Tujuan terapi
dengan ARV adalah menekan replikasi HIV secara maksimum,
meningkatkan limfosit CD4 dan memperbaiki kualitas hidup penderita
yang pada gilirannya akan dapat menurunkan morbiditas dan
mortalitas.
a. Golongan obat antiretroviral
Terdapat empat golongan utama obat antiretroviral, yaitu:
1. Penghambat masuknya virus ke dalam sel (Fusion inhibitor)
Obat ini mengganggu pengikatan fusi masuknya HIV-1 ke
sel inang dengan menghalangi salah satu dari beberapa target.
Bekerja dengan cara berikatan dengan subunit GP41 selubung
glikoprotein virus sehingga fusi virus ke target sel dihambat.
Contoh obat penghambat fusi ini adalah enfuvirtid (T-20) dan
maraviroc (MVC).

2. Reverse Transcriptase Inhibitor (RTI)


a. Analog nukleosida (NRTI)

BATUKKU TAK HILANG Page 37


NRTI diubah secara intraseluler dalam 3 tahap yaitu
penambahan 3 gugus fosfat dan selanjutnya berkompetisi
dengan natural nukleotida menghambat RT sehingga
perubahan RNA menjadi DNA terhambat. Selain itu NRTI
juga menghentikan pemanjangan DNA. Contohnya:
 analog thymin:zidovudin (ZDV/AZT) dan stavudin
(d4T)
 analog cytosin: lamivudin (3TC) dan zalcitabin (ddC)
 analog adenin: didanosine (ddI)
 analog guanin: abacavir (ABC).

b. Analog nukleotida (NtRTI)


Mekanisme kerja NtRTI pada penghambatan
replikasi HIV sama dengan NRTI tetapi hanya memerlukan
2 tahapan proses fosforilasi. Contohnya:
 analog adenosin monofosfat: tenofovir.

c. Non nukleosida (NNRTI)


Bekerjanya tidak melalui tahapan fosforilasi
intraseluler tetapi berikatan langsung dengan reseptor pada
RT dan tidak berkompetisi dengan nukleotida natural.
Aktivitas antiviral terhadap HIV-2 tidak kuat. Contohnya
nevirapin (NVP) dan efavirenz (EFV).

3. Protease inhibitor (PI)


Protease inhibitor berikatan secara reversibel dengan enzim
protease yang mengkatalisa pembentukan protein yang
dibutuhkan untuk proses akhir pematangan virus. Akibatnya
virus yang terbentuk tidak masuk dan tidak mampu
menginfeksi sel lain. PI adalah ARV yang paling potensial.

BATUKKU TAK HILANG Page 38


Contohnya: saquinavir (SQV), indinavir (IDV) dan nelfinavir
(NFV).

4. Integrase inhibitor
Mekanisme kerjanya menghambat enzim integrase, yang
bertanggung jawab untuk integrase DNA virus ke dalam DNA
sel yang terinfeksi. Contohnya raltegra (RGV) dan elvitegravir
(EGV).

TB dan HIV mempunyai hubungan yang sangat erat sejak semakin


berkembangnya penyakit AIDS. Di seluruh dunia, TB merupakan infeksi
oportunistik yang paling umum pada individu dengan HIV positif, dan
tetap menjadi penyebab kematian terbanyak pada penderita dengan AIDS.
Infeksi HIV memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan
insidens HIV di seluruh dunia. Kepekaan terhadap TB berhubungan
dengan produksi sitokin oleh limfosit T (seperti IFN gamma dan TNF
alfa). Selama infeksi HIV, produksi IFN gamma menurun secara dramatis
sejalan dengan penurunan CD4 limfosit T. Hal ini mengarah terhadap
peningkatan risiko yang nyata berkembangnya reaktifasi atau reinfeksi
Mycobacterium tuberculosis. Gejala klinis TB paru pada ODHA seringkali
tidak spesifik. Gejala klinis yang sering ditemukan adalah demam dan
penurunan berat badan yang signifikan (lebih dari 10%). Di samping itu,
dapat ditemukan gejala lain terkait TB ekstra-paru.
Antiretroviral adalah obat yang menghambat replikasi HIV.
Rekomendasi terapi ARV pada Ko-Infeksi Tuberkulosis adalah mulai
terapi ARV pada semua ODHA dengan TB aktif, berapa pun jumlah CD4
dan sesegera mungkin setelah terapi TB dapat ditoleransi, secepatnya 2
minggu dan tidak lebih dari 8 minggu. Pada ko-infeksi TB-HIV NRTI
terpilih yang direkomendasikan WHO adalah Zidovudine (AZT) atau
tenofovir disoproxil fumarate (TDF), dikombinasi dengan lamivudine

BATUKKU TAK HILANG Page 39


(3TC) atau emricitabine (FTC). Untuk NNRTI, WHO merekomendasikan
efavirenz (EFV) atau nevirapine (NVP).
Perbedaan penatalaksanaan TB Paru pada pasien yang terjangkit
HIV dengan yang HIV negatif yaitu pada pasien yang terjangkit HIV
positif ini terlebih dahulu harus diberikan obat antiretroviral untuk
menghambat replikasi HIV.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Jadi, Tuberkulosis paru adalah penyakit tropis infeksi yang
menyerang paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini sudah menjadi penyakit yang menyerang sepertiga penduduk
dunia.Penderita TB paru dapat menyebarkan kuman ke udara dalam

BATUKKU TAK HILANG Page 40


bentuk percikan dahak (droplet nuclei) pada waktu batuk atau bersin,
sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.

Berdasarkan diskusi yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan


bahwa Tuan Heru diduga mengalami TB paru sesuai dengan data yang
terdapat dalam skenario. Pada dasarnya, penatalaksanaan yang tepat bagi
Tuan Heru terdiri atas fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7
bulan. Paduan obat yang digunakan terdiri dari paduan obat utama dan
tambahan tatalaksana fase akut dan fase lanjutan.. Penatalaksanaan ini
sangat penting untuk dilakukan agar dapat menghindari komplikasi dan
prognosis yang buruk.

BATUKKU TAK HILANG Page 41


DAFTAR PUSTAKA

Buku ilmu penyakit dalam edisi ke II jilid VI

Departemen Farmakologi dan Teraupetik. 2007. Farmakologi dan Terapi edisi5.


Jakarata : FK UI.P.

Hall, John E. 2016. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Guyton dan Hall. Edisi
keduabelas. Jakarta: EGC.
Price, SA, Wilson LM. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi
6. Jakarta: EGC, 2005

BATUKKU TAK HILANG Page 42

Anda mungkin juga menyukai