oleh :
Diajukan oleh :
MIFTA DWI ANTARI
0432950716020
A. Latar Belakang
Batuk ialah respon alami dengan meningkatkan pembersihan sekresi dan
partikel dari lendir, iritasi, partikel asing, dan mikroba, sehingga menjadi
mekanisme pertahanan tubuh (lorensia,et all, 2018).
Menurut RISKEDAS (2013), ada 103.860 atau 35,2 persen dari 294.959 RT
di Indonesia menyimpan obat untuk swamedikasi, dengan proporsi tertinggi RT
ada di DKI Jakarta yaitu 56,4% dan terendah di Nusa Tenggara Timur yaitu
17,2%. sediaan obat yang disimpan ada 3 macam. Dari 35,2 % RT yang
menyimpan obat, proporsi RT yang menyimpan obat keras ada 35,7 persen dan
antibiotika 27,8%. Adanya penyimpanan obat keras dan antibiotika untuk
swamedikasi menunjukkan penggunaan obat yang tidak rasional. Terdapat 81,9 %
RT menyimpan obat keras dan 86,1 %, RT menyimpan antibiotika yang diperoleh
tanpa resep.
Menurut hasil data survey European respiratory society dari 18.277 subjek
dengan usia 20-48 tahun dilaporkan batuk noktunal sebanyak 30%, batuk
produktif 10%, dan batuk non produktif 10%. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Hermawati (2012), hasil menunjukan bahwa responden yang memiliki
pengetahuan tinggi tentang swamedikasi batuk sebesar 51,55%, dan masyarakat
dengan tingkat pengetahuan rendah sebesar 36,08% (purwanto,ario,imandiri,
2018).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan swamedikasi pengunjung di
apotek Harrison?
2. Bagaimana pengaruh edukasi terhadap tingkat pengetahuan dalam
swamedikasi sesudah diberikan edukasi di apotek harrison?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu:
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Bagi IPTEK
Mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan dibidang farmasi
komunitas. Dan Diharapkan bermanfaat sebagai refrensi dan pembanding
untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi tempat penelitian
Memberikan masukan yang positif bagi apotek Harrison dengan
meningkatkan edukasi tentang pengetahuan swamedikasi obat batuk,
penggunaan obat batuk , dan penyimpanan obat batuk di apotek Harrison.
3. Bagi peneliti
Menambah ilmu pengetahuan, pengelaman peneliti, memperluas wawasan
dan menjadi bekal nantinya ketika memasuki dunia kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. BATUK
Batuk terjadi karna adanya benda asing masuk kedalam saluran pernapasan, batuk
biasanya merupakan gejala infeksi saluran pernafasan, ada dua jenis batuk yaitu
batuk kering dan berdahak. Gejala- gejala batuk yaitu tenggorokan sakit, gatal dan
pengeluaran dahak ( Depkes, 2007).
Infeksi dan alergi merupakan penyebab batuk misal pada infeksi yaitu produksi
dahak yang sangat banyak yaitu flu, bronchitis dan penyakit yang cukup serius
seperti TBC dan kanker paru-paru. Sebelum menggunakan obat hal yang dapat
dilakukan dengan terapi non farmakologis yaitu dengan minum banyak cairan sari
buah , hentikan minum kopi, soda, kebiasaan merokok , hindari makanan yang
berminyak, makanan dingin, udara malam hari, dan hirup uap air panas ditambah
1 sendok balsam untuk mengencerkan sekresi hidung agar mudah dikeluarkan
(Depkes, 2007).
(b) Bromheksin
Untuk mengencerkan lendir saluran napas.
Aturan pakai : Dewasa : setiap 8 jam 1 tablet
Anak : 5- 10 tahun : tiap 8 jam 1
tablet
Efek samping rasa mual dan muntah
B. SWAMEDIKASI
1. Definisi swamedikasi
Swamedikasi adalah pengobatan untuk mengatasi gejala atau penyakit
yang umum terjadi, yang tidak perlu pengawasan tenaga kesehatan,
serta aman untuk pengobatan sendiri (WHO, 2002). Swamedikasi juga
merupakan pengobatan pertama yang dapat dilakukan seseorang yang
bisa tanpa memakai obat yaitu dengan dukungan sosial untuk
menghadapi suatu penyakit (WHO, 2002). Swamedikasi yang tidak
dilakukan secara benar dapat menyebabkan kesalahan dalam
pemakaian obat, reaksi dari obat yang tidak diinginkan, adiksi obat,
dan memperparah penyakit/ gejala seseorang (Sontake, et all, 2011).
2. Penyakit Swamedikasi
a) Batuk
b) Flu
c) Demam
d) Nyeri
e) Sakit maag
f) Kecacingan
g) Diare
h) Biang keringat
i) Jerawat
j) Kudis
k) Kutil
l) Luka bakar
m) Luka iris dan luka serut (Depkes, 2007).
D. TINGKAT PENGETAHUAN
1. Definisi pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari proses pembelajaran dengan
melibatkan indra pengelihatan, pendengaran, penciuman dan
pengecap. Pengetahuan akan memberikan kekuatan kepada
individu atau seseorang dalam mengambil keputusan dan dalam
berperilaku ( setiawati & dermawan, 2008).
E. EDUKASI
1. Definisi edukasi
Edukasi atau Pendidikan kesehatan adalah Pemindahan pesan
tentang masalah kesehatan terhadap berbagai tingkatan
sasaran / individu yang didalamnya terlibat komponen-
komponen pembelajaran seperti metode, materi, media selain
faktor sasaran itu sendiri ( setiawati & dermawan, 2008).
2. Tujuan edukasi
a) Menjadikan kesehatan sesuatu yang berharga dimasyarakat
b) Menciptakan individua tau kelompok untuk mencapai
hidup sehat (notoatmodjo, 2003).
Tujuan edukasi diatas dapat disimpulkan untuk mengubah
pandangan individu, masyarakat tentang kesehatan
merupakan hal yang berharga dan penting untuk mencapai
hidup yang sehat serta dapat menggunakan fasilitas
kesehatan dengan baik (mawadah, 2018).
3. Jenis-jenis metode edukasi
Soekijo notoatmojo dalam bukunya Pendidikan dan perilaku
kesehatan, metode pembelajaran bisa digunakan untuk
individu, kelompok dan masa.
a) Metode perorangan
Metode edukasi perorangan dilakukan mengingat setiap
individu memiliki perbedaan satu sama lain. Bimbingan
dan wawancara salah satu edukasi pendekatan perorangan.
b) Metode kelompok
Metode edukasi untuk kelompok besar adalah ceramah dan
seminar dan metode edukasi kelompok kecil yang bisa
digunakan yaitu diskusi kelompok, brain stroming, diskusi
bertahap, simulasi dan buzz group.
c) Metode massa
Metode yang bisa digunakan unttuk menyampaikan
edukasi atau pembelajaran kesehatan adalah ceramah
umum, pidato, simulasi , dan artikel dimass media
( setiawati & dermawan, 2008).
Menurut drs. Syaifrul bahri, dalam buku strategi pembelajaran terdiri atas :
1. Ceramah
Ceramah digunakan untuk menyampaikan informasi baru
kepada seseorang, individua tau kelompok. Keuntunga metode
ceramah adalah peserta banyak dan peserta mudah dikuasai.
2. Proyek
Proyek dengan cara mengangkat sebuah masalah lalu dibicarakan
dari berbagai sudut pandan dan ditemukan solusi keseluruhan.
Keuntungan metode ini adalah memberikan wawasan pada
peserta. Kekurangannya adalah butuh dana besar dan fasilitas
yang mendukung.
3. Tugas
Penugasan merupakan pembelajaran yang digunakan untuk
motivasi peserta agar mencari sumber lain terkait materi yang
disampaikan.
4. Eksperimen
eksperimen dilakukan dengan peserta untuk mencoba sendiri dan
membuktikan materi yang dipelajari.
5. Diskusi
Pembicaraan dua arah yang ditujukan untuk memecahkan
masalah dalam bentuk pernyataan dan pertanyaan.
6. Role play
Role play memberi contoh suatu materi untuk lebih mudah
dipahami oleh peserta.
7. Demonstrasi
Mempergakan suatu kejadian dengan bantuan alat dan media
untuk mempermudah peserta dalam menangkap materi yang
diberikan.
8. Problem solving
Mengajak peserta untuk memecakan masalah dimulai dari
pencarian data, analisis data, penyajian sampai dengan menarik
kesimpulan.
9. Karyawisata
Karyawisata atau kunjungan dengan mengajak peserta belajar
mengamati objek, peristiwa proses produksi yang terkait materi
yang diajarkan contoh : megunjungi industry yakult untuk
melihat penerapan k3.
10. Tanya jawab
Memberikan pertanyaan kepada peserta dan harus dijawab.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah susunan kontruksi logika yang diatur dalam rangka
menjadi variabel yang akan diteliti (Astri, 2008).
Variable terikat
yang membeli obat batuk di apotek Harrison dalam satu bulan yaitu 150
pembelian obat.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
ditentukan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi yaitu kriteria yang
perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai
b) Kriteria eksklusi
1. Pengunjung apotek tidak selesai dalam melakukan pengisian kuisoner
2. Pengunjung adalah mahasiswa dibidang kesehatan dan tenaga
kesehatan.
3. Sampling
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan secara non
n=
keterangan :
n = ukuran sampel minimum
N= Ukuran populasi
E = taraf kesalahan(error) sebesar 0.05.
Dari rumus diatas maka besarnya jumlah sampel sebagai berikut :
n=
= 133,33 + 10%
=146,663 dibulatkan menjadi 147 sampel.
D. Variabel penelitian
Menurut Notoatmodjo (2012), variabel adalah sesuatu yang digunakan
sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki oleh satuan penelitian tentang
menjadi :
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi atau disebut
F. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara dari masalah yang dihadapi
swamedikasi batuk.
G. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Apotek Harrison di jalan raya cileungsi-jonggol
obat batuk.
c) Kuisoner bagian ketiga
Kuisoner bagian ketiga berisi tingkat pengetahuan responden
(Mawadah, 2018).
3. Lembar leaflet
Lembar leaflet berisi definisi batuk, jenis-jenis batuk, penyebab
berikut :
1. Peneliti meminta surat izin dari STIKES Bani Saleh untuk
terkumpul.
5. Peneliti melakukan pengolahan data menggunakan data SPSS.
6. Peneliti melakukan analisis data dan menarik kesimpulan tentang
K. Analisa data
Analisis data penelitian dilakukan untuk merangkum, mengklasifikasikan
dan menyajikan data analisis dan uji statistik lebih lanjut (Mawadah,
adalah untuk menguji apakah sebaran data yang ada dalam distribusi
atas 0,05 maka distribusi data dinyatakan diterima, dan jika nilainya di
(Notoatmodjo, 2012).
2. Coding
Adalah pengubahan data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
3. Data entry
Adalah penginputan data berbentuk kode kedalam program
https://doi.org/10.20473/jvhs
pengembangan kesehatan.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting Khasiat,
Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam, 262, 269-271, PT. Elex
LEMBAR KUISONER
TINGKAT PENGETAHUAN SWAMEDIKASI BATUK SEBELUM DAN
SESUDAH PEMBERIAN EDUKASI DI APOTEK HARRISON
DATA RESPONDEN
Nama :
Jenis kelamin : L/P (Lingkari salah Satu)
Usia :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
Petunjuk pengisian
Beri tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling benar berdasakan yang
anda ketahui.
I. PENDAHULUAN
1. Apakah saudara/i pernah melakukan pengobatan sendiri mengenai batuk ?
a.YA b. TIDAK
a. BENAR b. SALAH
4. Supaya obat batuk lebih cepat sembuh, dapat meminum obat melebihi
takaran
a. BENAR b. SALAH
10. jenis obat antitusif merupakan obat untuk mengatasi batuk kering
a. BENAR b. SALAH
12. Dalam pemilihan obat batuk harus sesuai dengan jenis batuk yang
diderita.
a. BENAR b. SALAH
13. Obat masih boleh diminum apabila obat sirup sudah berubah warna
a. BENAR b. SALAH
14. Dalam pengobatan sendiri, bila lebih dari 3 hari tidak sembuh harus
segera periksa ke dokter.
A. BENAR b. SALAH
15. Penyimpanan obat batuk disimpan pada tempat yang terhindar dari sinar
matahari langsung.
a. BENAR b. SALAH