Anda di halaman 1dari 22

Proposal skripsi

TINGKAT PENGETAHUAN SWAMEDIKASI BATUK


SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN EDUKASI DI
APOTEK HARRISON

oleh :

MIFTA DWI ANTARI


0432950716020

JURUSAN FARMASI PROGRAM STUDI FARMASI S-1


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
BEKASI
2019
Proposal skripsi

TINGKAT PENGETAHUAN SWAMEDIKASI BATUK


SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN EDUKASI DI
APOTEK HARRISON
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

Diajukan oleh :
MIFTA DWI ANTARI
0432950716020

JURUSAN FARMASI PROGRAM STUDI FARMASI S-1


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
BEKASI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Batuk ialah respon alami dengan meningkatkan pembersihan sekresi dan
partikel dari lendir, iritasi, partikel asing, dan mikroba, sehingga menjadi
mekanisme pertahanan tubuh (lorensia,et all, 2018).

Swamedikasi adalah upaya pengobatan secara mandiri yang dilakukan


masyarakat untuk mengobati penyakitnya sendiri (suryono,et all, 2019). Hasil data
badan pusat statistik (2018) menunjukan bahwa 74,63% masyarakat pernah
melakukan swamedikasi atau pengobatan sendiri.

Menurut RISKEDAS (2013), ada 103.860 atau 35,2 persen dari 294.959 RT
di Indonesia menyimpan obat untuk swamedikasi, dengan proporsi tertinggi RT
ada di DKI Jakarta yaitu 56,4% dan terendah di Nusa Tenggara Timur yaitu
17,2%. sediaan obat yang disimpan ada 3 macam. Dari 35,2 % RT yang
menyimpan obat, proporsi RT yang menyimpan obat keras ada 35,7 persen dan
antibiotika 27,8%. Adanya penyimpanan obat keras dan antibiotika untuk
swamedikasi menunjukkan penggunaan obat yang tidak rasional. Terdapat 81,9 %
RT menyimpan obat keras dan 86,1 %, RT menyimpan antibiotika yang diperoleh
tanpa resep.

Menurut hasil data survey European respiratory society dari 18.277 subjek
dengan usia 20-48 tahun dilaporkan batuk noktunal sebanyak 30%, batuk
produktif 10%, dan batuk non produktif 10%. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Hermawati (2012), hasil menunjukan bahwa responden yang memiliki
pengetahuan tinggi tentang swamedikasi batuk sebesar 51,55%, dan masyarakat
dengan tingkat pengetahuan rendah sebesar 36,08% (purwanto,ario,imandiri,
2018).

Hasil penelitian sebelumnya oleh meriaty et all (2018), sebelum penyuluhan


64,55 % dan sesudah penyuluhan sebesar 90,11 %maka dinyatakan bahwa ada
perbedaan signifikan pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah penyuluhan.
Penyuluhan dengan pemberian berupa leaflet secara signifikan mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang pemilihan dan penggunaan obat batuk
swamedikasi

Saat ini banyak masyarakat yang melakukan swamedikasi atau pengobatan


sendiri. Oleh karna itu masyarakat butuh pengetahan tentang swamedikasi yang
baik dan benar. Batuk merupakan gejala yang sering terjadi dikehidupan sehari-
hari karna faktor pemicunya sangat mudah kita temukan antara lain seperti debu,
alergi dingin, dan asap rokok. Apotek merupakan sasaran utama masyarakat
melakukan swamedikasi batuk. Alasan melakukan penelitian di apotek Harrison
karna apotek Harrison merupakan satu-satunya apotek terbesar di daerah
Gandoang. Yang terletak dijalan utama.Oleh karna itu peneliti ingin melakukan
penelitian tingkat pengetahuan swamedikasi batuk agar dapat memberi edukasi
kepada pengunjung apotek.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan swamedikasi pengunjung di
apotek Harrison?
2. Bagaimana pengaruh edukasi terhadap tingkat pengetahuan dalam
swamedikasi sesudah diberikan edukasi di apotek harrison?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu:

1. Tujuan Umum

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan


swamedikasi batuk sebelum dan sesudah pemberian edukasi di apotek Harrison.

2. Tujuan Khusus

Penelitian bertujuan untuk mengetahui:

1. Memperoleh gambaran tingkat pengetahuan swamedikasi pengunjung di


apotek Harrison.
2. Menganalisis pengaruh edukasi terhadap tingkat pengetahuan dalam
swamedikasi sesudah diberikan edukasi di apotek Harrison.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yaitu:

1. Bagi IPTEK
Mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan dibidang farmasi
komunitas. Dan Diharapkan bermanfaat sebagai refrensi dan pembanding
untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi tempat penelitian
Memberikan masukan yang positif bagi apotek Harrison dengan
meningkatkan edukasi tentang pengetahuan swamedikasi obat batuk,
penggunaan obat batuk , dan penyimpanan obat batuk di apotek Harrison.
3. Bagi peneliti
Menambah ilmu pengetahuan, pengelaman peneliti, memperluas wawasan
dan menjadi bekal nantinya ketika memasuki dunia kerja.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. BATUK
Batuk terjadi karna adanya benda asing masuk kedalam saluran pernapasan, batuk
biasanya merupakan gejala infeksi saluran pernafasan, ada dua jenis batuk yaitu
batuk kering dan berdahak. Gejala- gejala batuk yaitu tenggorokan sakit, gatal dan
pengeluaran dahak ( Depkes, 2007).
Infeksi dan alergi merupakan penyebab batuk misal pada infeksi yaitu produksi
dahak yang sangat banyak yaitu flu, bronchitis dan penyakit yang cukup serius
seperti TBC dan kanker paru-paru. Sebelum menggunakan obat hal yang dapat
dilakukan dengan terapi non farmakologis yaitu dengan minum banyak cairan sari
buah , hentikan minum kopi, soda, kebiasaan merokok , hindari makanan yang
berminyak, makanan dingin, udara malam hari, dan hirup uap air panas ditambah
1 sendok balsam untuk mengencerkan sekresi hidung agar mudah dikeluarkan
(Depkes, 2007).

1. Obat yang dapat digunakan untuk swamedikasi


Obat batuk terbagi menjadi 2 yaitu batuk berdahak atau ekspektoran, dan
batuk kering atau antitusif.
a) Obat batuk berdahak
(a) Gliseril guaikolat
Untuk mengencerkan lender saluran pernafasan.
Aturan pakai :
Dewasa : setiap 6- 8 jam sekali 1-2 tablet
Anak : 2-6 tahun : setiap 8 jam sekali ½ tablet
6-12 tahun : setiap 8 jam 1-1/2 tablet.

(b) Bromheksin
Untuk mengencerkan lendir saluran napas.
Aturan pakai : Dewasa : setiap 8 jam 1 tablet
Anak : 5- 10 tahun : tiap 8 jam 1
tablet
Efek samping rasa mual dan muntah

(c) Kombinasi bromheksin dan gliseril guaikolat


Untuk mengencerkan lendir saluran napas.
Efek samping : rasa mual muntah dan diare (Depkes RI, 2007).

b) Obat tidak berdahak


(1) Dekstrometorfan HBr (DMP HBr)
Penekan batuk cukup kuat kecuali untuk batuk akut yang berat.
Efek samping jarang terjadi. Efek samping yang dialami ringan seperti
mual dan pusing, Dosis terlalu besar dapat menimbulkan depresi
pernapasan.
Aturan pakai : anak : setiap 8 jam sekali 5-10mg
Bayi : setiap 8 jam sekali 2,5-5mg
Dewasa : setiap 8 jam sekali 10-20mg
(2) Difenhidramin HCl

Penekan batuk dan mempunyai efek antihistamin (antialergi).


Efek Samping : sedasi, sakit kepala, gangguan psikomotor, gangguan
darah, gangguan saluran cerna, reaksi alergi, efek antimuskarinik seperti
retensi urin, mulut kering, pandangan kabur dan gangguan saluran cerna,
palpitasi dan aritmia, hipotensi, reaksi hipersensitivitas, ruam kulit, reaksi
fotosensitivitas, efek ekstrapiramidal, bingung, depresi, gangguan tidur,
tremor, konvulsi, berkeringat dingin, mialgia, paraestesia, kelainan darah,
disfungsi hepar, dan rambut rontok.
Aturan pakai : dewasa : setiap 8 jam 1-2 tablet
Anak : setiap 6- 8 jam ½ tablet

B. SWAMEDIKASI
1. Definisi swamedikasi
Swamedikasi adalah pengobatan untuk mengatasi gejala atau penyakit
yang umum terjadi, yang tidak perlu pengawasan tenaga kesehatan,
serta aman untuk pengobatan sendiri (WHO, 2002). Swamedikasi juga
merupakan pengobatan pertama yang dapat dilakukan seseorang yang
bisa tanpa memakai obat yaitu dengan dukungan sosial untuk
menghadapi suatu penyakit (WHO, 2002). Swamedikasi yang tidak
dilakukan secara benar dapat menyebabkan kesalahan dalam
pemakaian obat, reaksi dari obat yang tidak diinginkan, adiksi obat,
dan memperparah penyakit/ gejala seseorang (Sontake, et all, 2011).
2. Penyakit Swamedikasi
a) Batuk
b) Flu
c) Demam
d) Nyeri
e) Sakit maag
f) Kecacingan
g) Diare
h) Biang keringat
i) Jerawat
j) Kudis
k) Kutil
l) Luka bakar
m) Luka iris dan luka serut (Depkes, 2007).

3. Faktor yang menyebabkan swamedikasi


Faktor yang mempengaruhi swamedikasi menurut WHO, antara
lain :
a) Faktor sosial ekonomi
Tingkat Pendidikan , kemauan diri sendiri untuk menjaga
kesehatan mempengaruhi seseorang untuk ikut langsung
dalam memilih masalah perawatan kesehatan.
b) Gaya hidup
Kesadaran masyarakat akan dampak dari gaya hidup yang
tidak baik seperti mengkonsumsi makan cepat saji,
merokok dan melakukan diet untuk memelihara kesehatan.
c) Kemudahan memperoleh produk
Masyarakat lebih suka memperoleh obat dengan mudah
daripada harus menunggu antrian diklinik maupun apotek.
d) Ketersediaan produk baru
Berkembangnya obat baru yang aman dan lebih efektif
untuk swamedikasi atau pengobatan sendiri.

BAB IIPERILAKU KESEHATAN


Perilaku kesehatan individu atau seseorang juga mempengaruhi
swamedikasi.
Perilaku kesehatan dibagi menjadi tiga bagian :
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan
cara yang dilakukan seseorang atau individu dalam memelihara
kesehatasen yaitu cara pencegahan, penyembuhan serta pemulihan,
upaya meningkatkan kesehatan dan pengaturan gizi makanan.
Upaya pencegahan berpengaruh cukup besar untuk menghindarkan
individu atau seseorang dari kondisi sakit
2. Perilaku pencarian pengobatan
Upaya meningkatkan kesehatan, menaksir pada gejala- gejala sakit,
pencarian perawatan, perolehan perawatan, perolehan perawatan
dan rujukan ke pelayanan kesehatan, respon akut terhadap
penyakit, dan adaptasi penyakit dan penyembuhan.
3. Perilaku kesehatan lingkungan
Pengaruh dari berbagai lingkungan sangat kuat pada perilaku yang
dihasilkannya. Kemampuan individu atau seseorang menerima dan
mengelola berbagai rangsangan tersebut menjadi perilaku hidup
sehat atau hidup sakit sakit ( setiawati & dermawan, 2008).

C. PERILAKU MASYARAKAT DENGAN PELAYANAN


KESEHATAN
Perilaku masyarakat merupakan gambaran dari perilaku masing-
masing individu yang terlibat didalamnya, perilaku masyarakat
antara lain :
1. Tidak melakukan kegiatan apapun untuk mengatasi masalah
kesehatan karna belum mengganggu aktivitas contoh sampah yang
berserakan dan menumpuk tidak dibersihkan.
2. Melakukan pengobatan sendiri seperti mengobati penyakit scabies
hanya dengan baluran serbuk belerang dan minyak kelapa yang
dipanaskan. Kondisi ini menjadikan masyarakat untuk mencari
pengobatan ke luar kampung.
3. Pengobatan tradisional menjadi prioritas utama, penyakit bukan
dianggap gangguan fisik tapi gangguan budaya maka
pengobatannya juga melalui sosial budaya. Seperti penyakit kulit
dianggap melanggar adat makan harus diselesaikan dengan acara
adat.
4. Membeli obat diwarung dengan keterbatasan pengetahuan
penggunaan obat.
5. Mendatangi klinik, puskesmas, dan rumah sakit terdekat
Mendatangi pengobatan modern dengan alat yang canggih seperti
ke klinik khusus perawatan kulit ( setiawati & dermawan, 2008).

D. TINGKAT PENGETAHUAN
1. Definisi pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari proses pembelajaran dengan
melibatkan indra pengelihatan, pendengaran, penciuman dan
pengecap. Pengetahuan akan memberikan kekuatan kepada
individu atau seseorang dalam mengambil keputusan dan dalam
berperilaku ( setiawati & dermawan, 2008).

E. EDUKASI
1. Definisi edukasi
Edukasi atau Pendidikan kesehatan adalah Pemindahan pesan
tentang masalah kesehatan terhadap berbagai tingkatan
sasaran / individu yang didalamnya terlibat komponen-
komponen pembelajaran seperti metode, materi, media selain
faktor sasaran itu sendiri ( setiawati & dermawan, 2008).
2. Tujuan edukasi
a) Menjadikan kesehatan sesuatu yang berharga dimasyarakat
b) Menciptakan individua tau kelompok untuk mencapai
hidup sehat (notoatmodjo, 2003).
Tujuan edukasi diatas dapat disimpulkan untuk mengubah
pandangan individu, masyarakat tentang kesehatan
merupakan hal yang berharga dan penting untuk mencapai
hidup yang sehat serta dapat menggunakan fasilitas
kesehatan dengan baik (mawadah, 2018).
3. Jenis-jenis metode edukasi
Soekijo notoatmojo dalam bukunya Pendidikan dan perilaku
kesehatan, metode pembelajaran bisa digunakan untuk
individu, kelompok dan masa.
a) Metode perorangan
Metode edukasi perorangan dilakukan mengingat setiap
individu memiliki perbedaan satu sama lain. Bimbingan
dan wawancara salah satu edukasi pendekatan perorangan.
b) Metode kelompok
Metode edukasi untuk kelompok besar adalah ceramah dan
seminar dan metode edukasi kelompok kecil yang bisa
digunakan yaitu diskusi kelompok, brain stroming, diskusi
bertahap, simulasi dan buzz group.
c) Metode massa
Metode yang bisa digunakan unttuk menyampaikan
edukasi atau pembelajaran kesehatan adalah ceramah
umum, pidato, simulasi , dan artikel dimass media
( setiawati & dermawan, 2008).
Menurut drs. Syaifrul bahri, dalam buku strategi pembelajaran terdiri atas :
1. Ceramah
Ceramah digunakan untuk menyampaikan informasi baru
kepada seseorang, individua tau kelompok. Keuntunga metode
ceramah adalah peserta banyak dan peserta mudah dikuasai.
2. Proyek
Proyek dengan cara mengangkat sebuah masalah lalu dibicarakan
dari berbagai sudut pandan dan ditemukan solusi keseluruhan.
Keuntungan metode ini adalah memberikan wawasan pada
peserta. Kekurangannya adalah butuh dana besar dan fasilitas
yang mendukung.
3. Tugas
Penugasan merupakan pembelajaran yang digunakan untuk
motivasi peserta agar mencari sumber lain terkait materi yang
disampaikan.
4. Eksperimen
eksperimen dilakukan dengan peserta untuk mencoba sendiri dan
membuktikan materi yang dipelajari.
5. Diskusi
Pembicaraan dua arah yang ditujukan untuk memecahkan
masalah dalam bentuk pernyataan dan pertanyaan.
6. Role play
Role play memberi contoh suatu materi untuk lebih mudah
dipahami oleh peserta.
7. Demonstrasi
Mempergakan suatu kejadian dengan bantuan alat dan media
untuk mempermudah peserta dalam menangkap materi yang
diberikan.
8. Problem solving
Mengajak peserta untuk memecakan masalah dimulai dari
pencarian data, analisis data, penyajian sampai dengan menarik
kesimpulan.
9. Karyawisata
Karyawisata atau kunjungan dengan mengajak peserta belajar
mengamati objek, peristiwa proses produksi yang terkait materi
yang diajarkan contoh : megunjungi industry yakult untuk
melihat penerapan k3.
10. Tanya jawab
Memberikan pertanyaan kepada peserta dan harus dijawab.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi edukasi


a) Faktor materi
Hal atau materi yang dipelajari mentukan proses dan hasil
yang dipelajari.
b) Faktor lingkungan
Kondisi tempat belajar dan lingkungan sosial yang nyaman
merupakan faktor yang mempengarui edukasi.
c) Faktor instrument
Faktor instrument terdiri dari hardware atau perangkat kerasa
dan software perangkat lunak contoh kurikulum formal,
pengajaran, serta metode ceramah.
d) Faktor individu sebagai seseorang yang ingin belajar
(nursalam, 2012).

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah susunan kontruksi logika yang diatur dalam rangka
menjadi variabel yang akan diteliti (Astri, 2008).
Variable terikat

Gambar A Kerangka Konsep Penelitian


B. Desain penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan sebuah metode pra- eksperimental,

dengan rancangan penelitian one group pretest posttest. Penelitian

dilakukan dengan menggunakan pengukuran terhadap kelompok

responden, dan diberikan edukasi berupa media leaflet, kemudian

dilakukan pengukuran kembali setelah diberikan edukasi. Pengambilan

data menggunakan kuisoner valid dan reliabel dengan metode wawancara

bebas terpimpin ( Notoatmodjo, 2012).


C. Populasi, sampel dan sampling
1. Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh pengunjung yang membeli obat batuk

di apotek Harrison. Berdasarkan data yang didapat populasi pengunjung

yang membeli obat batuk di apotek Harrison dalam satu bulan yaitu 150

pembelian obat.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.

Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasi, maka perlu

ditentukan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi yaitu kriteria yang

perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai

sampel. Kemudian kriterian eksklusi adalah kriteria anggota populasi yang

tidak dapat diambil dengan sampel (Notoatmodjo, 2012).


Berikut kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini :
a) Kriteria inklusi
1. Pengunjung apotek berumur minimal 18 tahun
2. Pengunjung apotek dapat membaca
3. Pengunjung apotek yang pernah melakukan swamedikasi batuk
4. Pengunjung apotek yang bersedia bekerja sama dalam penelitian.

b) Kriteria eksklusi
1. Pengunjung apotek tidak selesai dalam melakukan pengisian kuisoner
2. Pengunjung adalah mahasiswa dibidang kesehatan dan tenaga

kesehatan.
3. Sampling
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan secara non

probability dengan metode purposive sampling. Purposive sampling

adalah pengambilan sampel yang berdasarkan atas suatu pertimbangan

tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri yang sudah

diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2010).


Pengambilan sampel menggunakan rumus slovin :

n=

keterangan :
n = ukuran sampel minimum
N= Ukuran populasi
E = taraf kesalahan(error) sebesar 0.05.
Dari rumus diatas maka besarnya jumlah sampel sebagai berikut :

n=

= 133,33 + 10%
=146,663 dibulatkan menjadi 147 sampel.

D. Variabel penelitian
Menurut Notoatmodjo (2012), variabel adalah sesuatu yang digunakan

sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki oleh satuan penelitian tentang

suatu konsep pengertian tertentu.


Berdasarkan hubungan fungsional atau perannya variable dibedakan

menjadi :
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi atau disebut

dengan sebab (Notoatmodjo, 2012). Variable bebas pada penelitian

ini yaitu jenis kelamin, umur, Pendidikan terakhir, pekerjaan, dan

edukasi berupa leaflet.


2. Variabel terikat
Variable terikat adalah variabel akibat atau variabel yang

dipengaruhi (Notoatmodjo, 2012). Variabel terikat pada penelitian

ini yaitu tingkat pengetahuan swamedikasi batuk.


E. Definisi operasional

Definisi operasional adalah penjelasan dari masing- masing variable yang

digunakan dalam penelitian terhadap indikator – indikator yang membentuknya.


Variabel Skala
No Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur
penelitian ukur
1.
ciri fisik yang menunjukan
Jenis individu pada suatu Laki- laki
a. Kuisoner Nominal
kelamin kelompok (Laki-laki atau perempuan
Perempuan
18 - 25 tahun
satuan waktu yang 26 – 35 tahun
mengukur waktu keberadaan 36 – 45 tahun
b. umur suatu benda atau makhluk, Kuisoner 46 - 55 tahun Interval
baik yang hidup maupun 56 – 65 tahun
yang mati ( Depkes, 2019). > 65 tahun
(Depkes RI, 2009).
pembelajaran
pengetahuan,keterampilan,
dan kebiasaan sekelompok
orang yang ditransfer dari
satu generasi ke generasi SD
SMP
berikutnya melalui
c. Pendidikan kuisoner SMA Ordinal
pengajaran, pelatihan, atau Perguruan tinggi
penelitian. Pendidikan sering lainnya
terjadi di bawah bimbingan
orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara
otodidak
Usaha yang dilakukan
manusia untuk mendapatkan Tidak/- belum bekerja
Karyawan
d. pekerjaan penghasilan demi memenuhi kuisoner Nominal
Mahasiswa
tujuan tertentu (Anogara, lainnya
1998).
Proses belajar dari tidak tahu
Kuisoner post test
f. edukasi tentang penilaian kesehatan Leaflet nominal
pretest
menjadi tahu (suhila, 2002).
2.
Kemampuan responden
untuk menjawab kuisoner
yang telah diberikan
Tingkat
meliputi : definisi batuk,
pengetahuan BENAR = 1
a. penyebab batuk, aturan kuisoner Nominal
swamedikasi TIDAK = 0
minum obat batuk, terapi
batuk
farmakologis dan non
farmakologis, stabilitas obat,
dan efek samping obat.

F. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara dari masalah yang dihadapi

dan masih harus dibuktikan kebenarannya (notoatmodjo, 2012). Hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

H0 : tidak ada peningkatan pengetahuan dan pengaruh dari pemberian

edukasi swamedikasi batuk.


H1 : ada peningkatan pengetahuan dan pengaruh dari pemberian edukasi

swamedikasi batuk.
G. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Apotek Harrison di jalan raya cileungsi-jonggol

km 7 desa gandoang, cileungsi, bogor, jawa barat, Indonesia, 16820.


H. Waktu penelitian
waktu penelitian ini dimulai dari bulan januari – maret tahun 2020.
I. Instrument penelitian
Instrument yang digunakan meliputi :
1. Lembar kuisoner
Kuisoner yang digunakan adalah kuisoner yang sudah valid dan

reliabel yang didapat dari penelitian sebelumnya yaitu skripsi yang

dibuat oleh Mawadah (2018).


2. Penyusunan kuisoner
a) Kuisoner bagian pertama
Kuisoner bagian pertama berisi data responden yaitu nama, usia,

jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan terakhir.


b) Kuisoner bagian kedua
Kuisoner bagian kedua berisi pertanyaan apakah responden pernah

melakukan swamedikasi batuk dan mengetahui tempat pembelian

obat batuk.
c) Kuisoner bagian ketiga
Kuisoner bagian ketiga berisi tingkat pengetahuan responden

mengenai swamedikasi batuk. Terdapat 24 pertanyaan.pertanyaan

dalam kuisoner ini hanya membutuhkan jawaban BENAR dan

SALAH pada kuisoner pretest dan posttest. Dari hasil jawaban


responden akan diberikan nilai 1 jika benar, dan nilai 0 jika salah

(Mawadah, 2018).
3. Lembar leaflet
Lembar leaflet berisi definisi batuk, jenis-jenis batuk, penyebab

batuk, aturan minum obat batuk, terapi farmakologis dan non

farmakologis, stabilitas obat, dan efek samping obat.


J. Prosedur pengambilan data
Prosedur pengambilan data yang diambil di apotek Harrison sebagai

berikut :
1. Peneliti meminta surat izin dari STIKES Bani Saleh untuk

penelitian di apotek Harrison.


2. Peneliti melakukan permohonan izin kepada pemilik sarana apotek

untuk pengambilan data.


3. Peneliti melakukan pengambilan data dengan wawancara dan

memberi pretest kemudian responden diberikan edukasi berupa

leaflet untuk dipahami. Setelah itu peneliti memberikan postest

untuk pengukuran kembali.


4. Peneliti memeriksa kelengkapan jawaban terhadap data yang telah

terkumpul.
5. Peneliti melakukan pengolahan data menggunakan data SPSS.
6. Peneliti melakukan analisis data dan menarik kesimpulan tentang

tingkat pengetahuan swamedikasi batuk sebelum dan sesudah

pemberian edukasi di Apotek Harrison.

K. Analisa data
Analisis data penelitian dilakukan untuk merangkum, mengklasifikasikan

dan menyajikan data analisis dan uji statistik lebih lanjut (Mawadah,

2018). Analisis data menggunakan SPSS dengan uji one sample

kolmogorof-smirnov. Tujuan adanya uji one sample kolmogorof-smirnof

adalah untuk menguji apakah sebaran data yang ada dalam distribusi

normal atau tidak.


Adapun hipotesanya sebagai berikut :
1. Ho : Data terdistribusi dengan normal
2. Ha: data tidak terdistribusi dengan normal
Intepretasi dalam pengambilan keputusan adalah bahwa jika nilainya di

atas 0,05 maka distribusi data dinyatakan diterima, dan jika nilainya di

bawah 0,05 maka diinterpretasikan tidak diterima.


Sebelum melakukan analisis data, data diolah dahulu. Dalam proses

pengolahan data terdapat langkah- langkah sebagai berikut :


1. Editing
Adalah pemeriksaan atas kelengkapan pengisian kuisoner,

kejelasan maksud jawaban, dan perbaikan isi kuisoner tersebut

(Notoatmodjo, 2012).
2. Coding
Adalah pengubahan data berbentuk kalimat atau huruf menjadi

data angka (Notoatmodjo, 2012).

3. Data entry
Adalah penginputan data berbentuk kode kedalam program

computer (Nortoatmodjo, 2012).


4. Cleaning
Adalah pemeriksaan ulang agar tidak adanya kesalahan kode,

ketidaklengkapan dan lain-lain. Kemudian diberikan perbaikan

terhadap kesalahan tersebut (Notoatmodjo, 2012).


DAFTAR PUSTAKA

purwanto,ario,imandiri, arifianti. (2018). kombinasi akupuntur serta herbal

kunyit-akar manis pada terapi batuk kronis. Elseveir, 01(01), 121–125.

https://doi.org/10.20473/jvhs

departemen kesehatan republik Indonesia. 2007. Pedoman penggunaan obat

bebas dan obat bebas terbatas. Jakarta:Depkes RI.


Kemenkes.2013. riset kesehatan dasar 2013. Jakarta : badan penelitian dan

pengembangan kesehatan.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting Khasiat,

Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam, 262, 269-271, PT. Elex

Media Komputindo, Jakarta

LEMBAR KUISONER
TINGKAT PENGETAHUAN SWAMEDIKASI BATUK SEBELUM DAN
SESUDAH PEMBERIAN EDUKASI DI APOTEK HARRISON

Kuisoner yang telah valid dan reliabel

DATA RESPONDEN
Nama :
Jenis kelamin : L/P (Lingkari salah Satu)
Usia :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :

Petunjuk pengisian
Beri tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling benar berdasakan yang
anda ketahui.
I. PENDAHULUAN
1. Apakah saudara/i pernah melakukan pengobatan sendiri mengenai batuk ?
a.YA b. TIDAK

2. dimanakah saudara/i membeli obat tersebut?


a.Toko obat b. apotek
c. warung
II. PENGETAHUAN SWAMEDIKASI BATUK
1. Batuk adalah suatu mekanisme untuk mengeluarkan benda asing dari
saluran nafas.

a. BENAR b. SALAH

2. Batuk kering adalah batuk yang tidak mengeluarkan lender.


a. BENAR b. SALAH

3. Batuk berdahak adalah batuk yang mengeluarkan lendir ?


a. BENAR b. SALAH

4. Supaya obat batuk lebih cepat sembuh, dapat meminum obat melebihi
takaran
a. BENAR b. SALAH

5. Obat batuk dekstromethropan hbr mempunyai efek samping mengatuk


a. BENAR b. SALAH
6. Asap rokok dapat menyebabkan batuk
a. BENAR b. SALAH

7. Banyak minum air putih dapat meringankan batuk


a. BENAR b. SALAH

8. Jika lupa minum obat boleh meminum 2 obat sekaligus


a. BENAR b. SALAH

9. Mengkonsumsi makanan berminyak seperti gorengan dapat mencegah


batuk
a. BENAR b. SALAH

10. jenis obat antitusif merupakan obat untuk mengatasi batuk kering
a. BENAR b. SALAH

11. Obat batuk ekspektoran untuk mengobati batuk berdahak


a. BENAR b. SALAH

12. Dalam pemilihan obat batuk harus sesuai dengan jenis batuk yang
diderita.
a. BENAR b. SALAH

13. Obat masih boleh diminum apabila obat sirup sudah berubah warna
a. BENAR b. SALAH

14. Dalam pengobatan sendiri, bila lebih dari 3 hari tidak sembuh harus
segera periksa ke dokter.
A. BENAR b. SALAH

15. Penyimpanan obat batuk disimpan pada tempat yang terhindar dari sinar
matahari langsung.
a. BENAR b. SALAH

Anda mungkin juga menyukai