DISUSUN OLEH :
NAMA : AYU OCTAVIANI
HASIBUAN
NIM : P07539022011
KELAS :2A
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian swamedikasi
2. Untuk mengetahui sakit flu
3. 3. Untuk mengetahui gejala dan pencegahan flu
4. Untuk mengetahui sakit demam
5. Untuk mengetahui gejala dan pencegahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Influenza
2.2.1 pengertian
Flu atau influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang dap
at menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Kondisi ini sangat umum terjadi di musi
m pancaroba. Penyakit ini sangat mudah menular ke orang lain, terutama ketika 3–4 hari pe
rtama setelah pengidapnya terinfeksi virus flu, Gejala-gejala flu yang biasa dirasakan pengi
dapnya adalah demam, sakit kepala, batuk-batuk, pegal-pegal, kehilangan nafsu makan, sert
a sakit tenggorokan. Gejala influenza akan bertambah parah selama 2 hingga 4 hari sebelum
akhirnya membaik dan sembuh.
2.2.2 Penyebab dan Gejala Flu
Seseorang dapat tertular flu jika tidak sengaja menghirup percikan air liur di udara,
yang dikeluarkan penderita ketika bersin atau batuk. Selain itu, menyentuh mulut atau hidu
ng setelah memegang benda yang terkena percikan air liur penderita, juga bisa menjadi sara
na penularan virus flu.
Gejala flu antara lain demam, pilek, hidung tersumbat, dan sakit kepala. Meskipun s
ama dengan gejala batuk pilek biasa, gejala flu terasa lebih parah dan sering kali menyerang
tiba-tiba. Segeralah berobat ke dokter jika gejala di atas tidak kunjung membaik setelah dua
minggu, atau membaik tetapi kemudian memburuk. Tindakan darurat perlu dilakukan bila g
ejala flu disertai sesak napas atau penurunan kesadaran.
2.2.3 Klasifikasi
Dikenal tiga jenis influenza musiman (seasonal) yakni A, B dan Tipe C. Di antaraba
nyak subtipe virus influenza A, saat ini subtipe influenza A (H1N1) dan A (H3N2) adalah y
ang banyak beredar di antara manusia. Virus influenza bersirkulasi di setiap bagian dunia.
Kasus flu akibat virus tipe C terjadi lebih jarang dari A dan B. Itulah sebabnya hanya virus i
nfluenza A dan B termasuk dalam vaksin influenza musiman. Influenza musiman menyebar
dengan mudah Saat seseorang yang terinfeksi batuk, tetesan yang terinfeksi masuk ke udara
dan orang lain bisa tertular. Mekanisme ini dikenal sebagai air borne transmission. Virus ju
gadapat menyebar oleh tangan yang terinfeksi virus. Untuk mencegah penularan, orang har
usmenutup mulut dan hidung mereka dengan tisu ketika batuk, dan mencuci tangan mereka
secarateratur.
Virus influenza A inang alamiahnya adalah unggas akuatik. Virus ini dapat ditularka
npada spesies lain dan dapat menimbulkan wabah yang berdampak besar pada peternakanu
nggas domestik atau menimbulkan suatu wabah influenza manusia. Virus A merupakan pat
ogen manusia yang paling virulen diantara ketiga tipe infleuenza dan menimbulkan penyaki
t paling berat, yang paling terkenal di Indonesia adalah flu babi (H1N1) dan fluburung(H5N
1). Virus influenzaBhampir secara ekslusif hanya menyerang manusia dan lebih.
Penatalaksanaan Flu
1. Perbanyak istirahat.
2. Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.
3. Mencuci tangan secara rutin untuk menghindari penyebaran virus flu dari dan ke ora
ng lain.
4. Menutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin menggunakan tisu, lalu buang tisu
tersebut ke tempat sampah.
5. Mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih kurang lebih 2 liter/hari
serta mengonsumsi jus buah atau sup hangat untuk mencegah dehidrasi.
6. Mengonsumsi obat dekongestan sesuai anjuran dokter untuk membantu meredakan
gejala hidung tersumbat.
7. Mengonsumsi obat penurun demam dan pereda nyeri, seperti misalnya parasetamol
sesuai anjuran dokter untuk meredakan gejala demam dan nyeri otot.
Obat – obat sakit flu
1. Paracetamol, paracetamol bukan obat flu paling ampuh, tapi mampu membantu meri
ngankan gejala penyerta flu. Biasanya, orang yang sakit flu akan mengalami serang
kaian gejala, seperti demam, sakit kepala, serta badan nyeri atau pegal-pegal. Parace
tamol dapat membantu meredakan berbagai gejala tersebut.
2. Ceteme mengandung bahan aktif chlorpheniramine yang bekerja menghambat kerja
histamin. Cara kerja tersebut dapat meredakan gejala hidung tersumbat dan bersin-b
ersin saat flu.
Ceteme dapat dibeli di apotek tanpa resep dokter. Untuk orang dewasa, Ceteme dap
at dikonsumsi 1 tablet, 3–4 kali sehari. Sementara pada anak-anak, dosis Ceteme ad
alah ¼ – ½ tablet, 3–4 kali sehari.
Obat ini cenderung aman dan ampuh untuk semua kalangan, termasuk anak-anak, or
ang dewasa, wanita hamil, serta ibu menyusui. Namun, jika Anda sedang minum ob
at lain, ada baiknya untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dulu.
2.3 Demam
Swamedikasi untuk mengatasi demam merupakan tindakan yang lazim di kalangan
masyarakat Indonesia. Namun demikian, swamedikasi yang dilakukan oleh masyarakat
dapat berpotensi menimbulkan permasalahan terkait penggunaan obat, karena kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang penyakit yang diderita dan obat yang digunakan, serta
bagaimana menggunakannya dengan tepat. Oleh karena itu, kajian literatur ini bertujuan
untuk menggambarkan pengetahuan masyarakat tentang swamedikasi untuk demam.
Penelusuran literatur dilakukan pada data-base Google scholar dan portal Garuda. Kriteria
inklusi literatur yang dicari adalah artikel yang dipublikasikan lima tahun terakhir dan yang
membahas pengetahuan masyarakat tentang swamedikasi demam. Terdapat empat literatur
yang ditemukan dari pencarian dan memenuhi kriteria inklusi. Hasil kajian terhadap empat
literatur menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang swamedikasi demam
termasuk dalam kategori baik dan cukup.
3.1 Kesimpulan
Swamedikasi berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat y
ang dibeli bebas di apotek atau toko obat atas inisiatif tanpa nasehat dari dokter(TjaydanRa
harja,1993).
Flu atau influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang dap
at menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Kondisi ini sangat umum terjadi di musi
m pancaroba.
Swamedikasi untuk mengatasi demam merupakan tindakan yang lazim di kalangan
masyarakat Indonesia. Demam bukan merupakan suatu penyakit, tetapi hanyalah
merupakan gejala dari suatu penyakit Suhu tubuh normal adalah 37° C. Apabila suhu tubuh
lebih dari 37,2° C pada pagi hari dan lebih dari 37,7° C pada sore hari berarti demam.
3.2 Saran
Edukasi perlu diberika terkait dengan swamedikasi yang benar sehingga masyarakat dapat l
ebih optimal dalam mengetahui informasi pada obat yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Alghadeer, S., Aljuaydi, K., Babelghaith, S., Alhammad, A., Alarifi, M.N., 2018. Self-
medication with antibiotics in Saudi Arabia. Saudi Pharmaceutical Journal.
https://doi.org/10.1016/j.jsps.2018.02.018
Ananda, D.A.E., Pristianty, L., Rachmawati, H., 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan
Perilaku Swamedikasi Obat Natrium Diklofenak Di Apotek. Pharmacy 9.
Anonim, 2019. Gema Cermat 2019 Provinsi Bali. Dinas Kesehatan Provinsi Bali. URL
https://www.diskes.baliprov.go.id/2019/07/04/gema-cermat-2019-provinsi-bali/
(accessed 11.4.19).
Anonim, 2017. Cara Cerdas Gunakan Obat Buku Panduan Agent of Change (AoC) GeMa
CerMat. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Depkes RI, 2008.
Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan
Memilih Obat Bagi Tenaga Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Filipe,
V., Allen, P.B., Peyrin-Biroulet, L., 2016. Self-medication with steroids in
Hantoro, D.T., Pristianty, L., Athiyah, U., Yuda, A.2014. Pengaruh Pengetahuan Terhadap
Perilaku Swamedikasi Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (Ains) Oral Pada Etnis Arab
Di Surabaya. Jurnal Farmasi Komunitas 4.
Harahap, N.A., Khairunnisa, Tanuwijaya, J., 2017. Tingkat Pengetahuan Pasien dan
Rasionalitas Swamedikasi di Tiga Apotek Kota Panyabungan. Jurnal Sains
Farmasi dan Klinis 3, 186. Kemenkes RI, 2014. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2015. SK Menteri Kesehatan RI
Nomor HK.02.02/MENKES/427/2015 tentang Gerakan Masyarakat Tentang Penggunaan
Obat Lalo, A., Daud, N.S., Nurhikmah, E., 2018. Pemberdayaan Masyarakat
Tentang Swamedikasi Melalui Edukasi Gema Cermat Dengan Metode Cbia. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat 2, 7.
Meriati, N.W.E., Goenawi, L.R., Wiyono, W., 2013. Dampak Penyuluhan Pada
Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pemilihan Dan Penggunaan Obat Batuk
Swamedikasi Di Kecamatan Malalayang. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi 2, 4.
Pratiwi, H., Choironi, N.A., Warsinah, W., 2017. Pengaruh edukasi apoteker terhadap
pengetahuan dan sikap masyarakat terkait teknik penggunaan obat. Kartika : Jurnal
Ilmiah Farmasi 5, 44. https://doi.org/10.26874/kjif.v5i2.107