bernama Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini dapat menyerang seluruh bagian tubuh,
walaupun lebih sering ditemukan menyerang saluran pernapasan manusia, terutama paru.
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian akibat infeksi tertinggi di dunia, di
samping malaria. Dalam laporan WHO tahun 2013, diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB di
mana 1,1 juta orang (13%) di antaranya merupakan TB dengan HIV positif. Penularannya
yang melalui udara menyebabkan penyakit ini lebih mewabah di pemukiman padat di mana
jarak antara rumah dekat dan sinar matahari kurang masuk ke dalam rumah.
Waktu yang lama dan jenis obat yang banyak membuat banyak pasien TB tidak
patuh menjalani pengobatan. Hasilnya, kuman menjadi kebal dan pengobatan harus diulang.
Oleh sebab itu, Kementrian Kesehatan RI membuat program pendampingan khusus yaitu
Pengawas Minum Obat (PMO).
Seorang PMO harus seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh
petugas kesehatan maupun pasien,
PMO harus disegani dan dihormati oleh pasien, sehingga pasien dapat patuh
menjalankan instruksi yang diberikan.
Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya bidan di desa, perawat, pekarya,
sanitarian, juru imunisasi, dan lain lain. Bila tidak ada petugas kesehatan yang
memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK, atau
tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa
PMO yang berasal dari anggota keluarga meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum
obat. Namun, anggota keluarga itu harus terlebih dahulu diberi edukasi oleh petugas
kesehatan mengenai seluk beluk penyakit TB.
Tugas seorang PMO bukanlah untuk menggantikan pasien mengambil obat dari
tempat berobat. Tugas PMO sangat penting untuk meningkatkan angka kesembuhan pasien,
antara lain adalah:
Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan.
Tanpa PMO, pasien rentan drop out, sehingga kuman terlanjur kebal obat dan waktu
pengobatan bisa diulang dan lebih panjang.
Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan.
Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang mempunyai gejala-gejala
mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan.
Dalam menjalankan tugasnya, seorang PMO pun harus aktif memberikan informasi
penting yang perlu dipahami oleh pasien TB dan anggota keluarga lain. Hal-hal itu antara
lain:
Mengingat peranannya yang besar, sangat penting bagi seorang pasien TB memiliki
pengawas minum obat. Dengan kerjasama PMO-pasien yang solid, angka kecacatan dan
kematian akibat TB dapat ditekan.