Anda di halaman 1dari 3

Tuberkulosis (TB) adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan kuman yang

bernama Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini dapat menyerang seluruh bagian tubuh,
walaupun lebih sering ditemukan menyerang saluran pernapasan manusia, terutama paru.
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian akibat infeksi tertinggi di dunia, di
samping malaria. Dalam laporan WHO tahun 2013, diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB di
mana 1,1 juta orang (13%) di antaranya merupakan TB dengan HIV positif. Penularannya
yang melalui udara menyebabkan penyakit ini lebih mewabah di pemukiman padat di mana
jarak antara rumah dekat dan sinar matahari kurang masuk ke dalam rumah.

Keadaan lembap seperti di Indonesia, meningkatkan daya tahan kuman untuk


berkembang biak lebih cepat. Indonesia merupakan negara dengan pasien TB terbanyak ke-4
di dunia setelah India, Cina, dan Afrika Selatan. Diperkirakan jumlah pasien TB di Indonesia
sekitar 5,7% dari total jumlah pasien TB dunia, dengan setiap tahun ada 450.000 kasus baru
dan 65.000 kematian.

Ketika seseorang didiagnosis menderita infeksi tuberkulosis, dibutuhkan waktu yang


cukup lama untuk memusnahkan kuman ini dari dalam tubuh. Seseorang dengan infeksi TB
Paru, membutuhkan minimal 6 bulan pengobatan, di mana 2 bulan pertama bertujuan
mematikan kuman TB, dan 4 bulan setelahnya untuk mengendalikan bibit-bibit kuman yang
bersembunyi agar tidak aktif. Belum lagi, bila kuman TB terlanjur menyebar ke organ lain,
waktu pengobatan dapat lebih panjang yaitu 9-12 bulan.

Waktu yang lama dan jenis obat yang banyak membuat banyak pasien TB tidak
patuh menjalani pengobatan. Hasilnya, kuman menjadi kebal dan pengobatan harus diulang.
Oleh sebab itu, Kementrian Kesehatan RI membuat program pendampingan khusus yaitu
Pengawas Minum Obat (PMO).

Apa aitu Pengawas Minum Obat (PMO) ?

Pengobatan TB akan menyembuhkan sebagian besar pasien tanpa memicu


munculnya kuman resistan (kebal) obat. Untuk tercapainya hal tersebut, sangat penting
dipastikan bahwa pasien menelan seluruh obat yang diberikan sesuai anjuran dengan cara
pengawasan langsung oleh seorang PMO (Pengawas Minum Obat, atau sering juga disebut
Pengawas Menelan Obat) agar mencegah terjadinya resistensi (kebal) obat. Pilihan tempat
pemberian pengobatan sebaiknya disepakati bersama pasien agar dapat memberikan
kenyamanan. Pasien bisa memilih datang ke fasilitas kesehatan (puskesmas, RSUD, RS
swasta) terdekat dengan kediaman pasien atau PMO datang berkunjung ke rumah pasien.
Apabila tidak ada faktor penyulit, pengobatan dapat diberikan secara rawat jalan.

 Seorang PMO harus seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh
petugas kesehatan maupun pasien,

 PMO harus disegani dan dihormati oleh pasien, sehingga pasien dapat patuh
menjalankan instruksi yang diberikan.

 Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien.

 Bersedia membantu pasien dengan sukarela.

 Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan pasien

Siapa saja yang bisa menjadi PMO?

Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya bidan di desa, perawat, pekarya,
sanitarian, juru imunisasi, dan lain lain. Bila tidak ada petugas kesehatan yang
memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK, atau
tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa
PMO yang berasal dari anggota keluarga meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum
obat. Namun, anggota keluarga itu harus terlebih dahulu diberi edukasi oleh petugas
kesehatan mengenai seluk beluk penyakit TB.

Apa saja tugas seorang PMO?

Tugas seorang PMO bukanlah untuk menggantikan pasien mengambil obat dari
tempat berobat. Tugas PMO sangat penting untuk meningkatkan angka kesembuhan pasien,
antara lain adalah:

 Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan.
Tanpa PMO, pasien rentan drop out, sehingga kuman terlanjur kebal obat dan waktu
pengobatan bisa diulang dan lebih panjang.

 Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur.

 Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan.
 Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang mempunyai gejala-gejala
mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan.

Dalam menjalankan tugasnya, seorang PMO pun harus aktif memberikan informasi
penting yang perlu dipahami oleh pasien TB dan anggota keluarga lain. Hal-hal itu antara
lain:

 Bahwa TB disebabkan kuman, bukan penyakit keturunan atau kutukan.


 Bagaimana cara penularan TB, gejala-gejala yang mencurigakan dan cara
pencegahannya.
 Bahwa TB dapat disembuhkan dengan berobat teratur, bila tidak patuh pengobatan
menjadi lebih panjang karena kuman terlanjur lebih liar dan kebal obat.
 Bagaimana cara pemberian pengobatan pasien (tahap intensif dan lanjutan).
 Apa pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur.
 Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera meminta pertolongan
ke fasilitas kesehatan terdekat.

Mengingat peranannya yang besar, sangat penting bagi seorang pasien TB memiliki
pengawas minum obat. Dengan kerjasama PMO-pasien yang solid, angka kecacatan dan
kematian akibat TB dapat ditekan.

Anda mungkin juga menyukai