Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN KEGIATAN

DOKTER INTERNSIP PUSKESMAS DEMPO


KOTA PALEMBANG
PERIODE 12 NOVEMBER 2019 – 7 MARET 2020

Management Kasus Tuberkulosis di Puskesmas Dempo Palembang

A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang telah lama
menjadi permasalahan kesehatan di dunia. Sejak tahun 1993, penyakit ini telah
dideklarasikan sebagai Global Health Emergency oleh World Health Organization
(WHO). Berdasarkan laporan terbaru dari WHO pada tahun 2009, insiden kasus TB di
dunia telah mencapai 8,9 – 9,9 juta, prevalensi mencapai 9,6 – 13,3 juta, dan angka
kematian mencapai 1,1 – 1,7 juta pada kasus TB dengan HIV negatif dan 0,45 – 0,62
juta pada kasus TB dengan HIV positif. Data yang dilaporkan tiap tahun
menunjukkan insiden atau kasus TB baru cenderung meningkat setiap tahun.
Untuk wilayah kerja dari puskesmas Dempo sendiri, jumlah insiden kasus TB
yang ditemukan sejak awal tahun 2015 adalah 66 kasus. Kasus-kasus TB ini
didapatkan dari pemeriksaan skrining dahak pasien yang datang ke puskesmas dempo
dan dicurigai sebagai pengidap TB paru. Menurut Leavell (1953), terdapat lima
tahapan dalam pencegahan penyakit menula, yaitu promosi kesehatan, proteksi
khusus, diagnosis dini dan pengobbatan yang cepat, pembatasan disabilitas dan
rehabilitasi.

B. Permasalahan
Permasalahan ditemukan selama menjelang 4 bulan terakhir, pada saat
kunjungan pasien ke poliklinik Puskesmas, ditemukannya 43 kasus TB paru. Hal ini
perlu dievaluasi lebih lanjut dan dilakukan pencegahan dan memberikan
penatalaksanaan yang tepat sehingga tingkat penularan dapat dicegah. Semua
permasalahan yang dijelaskan sebelumnya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
dan pemahaman masyarakat mengenai TB paru meliputi gambaran penyakit, cara
pencegahan dan pengobatan, dan bagaimana mengurangu tingkat penularan di
lingkungnan masyarakat.

C. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di masyarakat maka harus
ditingkatkan partisipasi puskesmas untuk melakukan penyuluhan penyakit TB secara
bertahap dan menyeluruh disetiap kelurahan. Hal penting yang harus disampaikan
dalam penyuluhan yaitu bagaimana gambaran penyakit TB, siapa saja yang bisa
mengidap penyakit TB, bagaimana penuuaran, pencegahan, dan pengobatan penyakit,
bahaya dan komplikasi apabila pasien tidak diobati segera, serta bagaimana
memotivasi penderita dan keluarganya serta masyarakat agar dapat hidup terbebas
dari infeksi TB paru.
Intervensi kedua yang dilakukan adalah proteksi dini bagi pasien yang
memiliki riwayat keluarga dan lingkkungan tempat tinggal dengan kasus TB paru
yang cukup tinggi.
Intervensi ketiga yaitu dengan menegakkan diagnosis dini dan penatalaksanaan yang
cepat terhadap penderita TB paru guna memutuskan rantai penularan dari penderita ke
orang sehat. Degan cara memantau secara aktif setiap pasien-pasien dengan gejala
klinis TB paru yang pernah datang berobat ke Puskesmas Dempo.
Intervensi keempat adalah melakukan monitoring pengobatan TB dengan
memantau setiap minggu kepatuhan pasien untuk minum obat TB dan melakukan
pemeriksaan sputum bulan ke-2, 3, 4, 5/6, 7/8, dan akhir pengobatan.

D. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : 20 – 23 Januari 2020
Pukul : 09.00-selesai
Tempat : Beberapa Kelurahan
Sasaran : Masyarakat

E. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring yang dilakukan pada saat pasien kontrol ke puskesmas untuk
mengambil obat. Dimana setiap pasien yang datang mengambil obat tiap minggu,
semuanya di catat dalam buku catatan pelaporan pasien, sehingga para petugas
kesehatan bisa mengontrol apakah pasien tersebut minum obat secara teratur atau
tidak.
Dari hasil kegiatan penyuluhan terkait TB dapat di evaluasi dengan
bekerjasama antara petugas kesehatan dan kader dan keluarga yang ditunjuk sebagai
pengawas minum obat. Dan melihat perkembangan dari status kesehatan terkait
masalah TB dan menyesuaikan dengan data kesehatan pada kegiatan sebelumnya
apakah ada perkembangan ke lebih baik peningkatan kesembuhan pada pasien TB.

Anda mungkin juga menyukai