Anda di halaman 1dari 12

SCREENING NARKOBA

F5 – Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak Menular

Peserta: Siswa laki-laki SMK Kesehatan Pelita Insani

Hari/Tanggal: Jumat/27 November 2019

JUDUL LAPORAN

Screening Narkoba di SMK Kesehatan Pelita Insani

LATAR BELAKANG

Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa yang memiliki peran sangat
penting bagi agama, bangsa dan negara. Majunya sebuah agama, bangsa, dan negara sangat
ditentukan oleh sikap dan prilaku generasi muda. Dalam menghadapi era globalisasi serta
perdagangan bebas, banyak sekali pengaruh dari moderinisasi diantaranya penyalahgunaan
narkoba. Untuk itu generasi muda khususnya remaja harus siap menghadapi pengaruh-
pengaruh tersebut yang tidak sesuai dengan aturan agama.
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya
lainnya) adalah bahan/zat apabila dimasukan dalam tubuh manusia, baik
secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan sehingga dapat mengubah pikiran, suasana
hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan
(adiksi) fisik dan psikologis. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sinteti smaupunsemi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa sakit dan dapat menimbulkan ketergantungan.
            Remaja memiliki karakteristik yang rentan terken kasus penyalahgunaan narkoba. Hal
tersebut disebabkan karena remaja sangat mudah dipengaruhi teman, rasa ingin tahu dan
ingin coba-coba yang dapat mendorong mereka terjerumus dan terjebak dalam
penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA). NAPZA
merupakan jenis obat atau zat yang diperlukan di dalam dunia pengobatan. Namun, jika
digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan yang seksama dapat menimbulkan
ketergantungan serta dapat membahayakan kesehatan dan jiwa pemakainya. Usia remaja
adalah usia yang rentan terhadap penyalahgunaan narkoba. Terdapat sekitar 2 juta orang
pengguna NAPZA di indonesia, mayoritas pengguna berumur 20-25 tahun dan 90%
pengguna narkoba tersebut adalah pria. Usia pertama kali menggunakan narkoba adalah rata-
rata 19 tahun.
  Dengan kondisi tersebut, dilakukan kegiatan screening pengguna narkoba
dikalangan remaja guna memperbaiki moral pemuda masa kini untuk tidak mengkonsumsi
narkoba agar dapat menjadi penerus bangsa yang berakhlak mulia. Kegiatan ini di latar
belakangi dengan apabila remaja pengguna narkoba dietmukan lebih awal maka dapat
dilakukan pengobatan serta rehabilitasi yang lebih optimal agar remaja tersebut tidak
mengalami sakit dan gangguan mental yang berat akibat konsumsi narkoba dalam jangka
waktu lama.

PERMASALAHAN

- Remaja cendrung menyembunyikan fakta bahwa telah menggunakan narkotika sehingga


banyak remaja penyalahgunaan narkoba ditemukan saat telah mengalami gangguan fisik
dan mental yang berat.
- Kesulitan dalam membujuk remaja untuk melakukan screening narkoba
- Kurangnya tenaga kesehatan yang menangani masalah penyalahgunaan narkoba dan
kenakalan remaja

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


- Screening pengguna narkoba dengan sampel urin peserta
- Edukasi kepada setiap peserta akan dampak buruk dan bahaya narkoba
- Edukasi tentang meningkatkan kerohanian dan wawasan agar terhindar dari bujukan
untuk menggunakan narkoba
- Edukasi kepada setiap peserta mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat

PELAKSANAAN

Kegiatan dilaksanakan

Hari/Tanggal : Rabu dan Jumat /20 dan 27 November 2019

Pukul : 09.00 WIB s.d. 11.00 WIB

Tempat : SMK Kesehatan Pelita Insani Prabumulih


Peserta : 40 orang

MONITORING DAN EVALUASI

- Kegiatan berjalan dengan baik


- Tidak ditemukan remaja pengguna narkoba
- Peserta mendapat pemeriksaan urin narkoba secara gratis
- Tenaga kesehatan dapat menjangkau dan memantau status kesehatan remaja

PENYULUHAN PHBS UNTUK MENCEGAH DIARE DAN DEMAM TIFOID

F5 – Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak Menular

Peserta: Siswa/i MTs Amal Bakti

Hari/Tanggal: Jumat/27 November 2019

JUDUL LAPORAN

Penyuluhan PHBS untuk Mencegah Diare dan Demam Tifoid di MTs Amal Bakti

LATAR BELAKANG

Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah dasar,sekolah menengah pertama
dan sekolah menengah atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia
dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat
menentukan kualitas anak dikemudian hari. Masalahkesehatan tersebut meliputikesehatan
umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan
kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik
disekolah. Pada siswa sekolah dasar (SD), masalah kesehatan yang dihadapi terkait dengan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang belum diterapkan dengan baik, sehingga
menimbulkan permasalahan kesehatan, seperti masalah cacingan, diare, saluran pernafasan
akut (ISPA), dan demam tifoid.
Menurut data dari Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa diantara 1000
penduduk terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang tahun dan berdasarkan
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) setiap tahunnya ada 100.000
anak di Indonesia meninggal akibat diare. Menurut hasil Riskesdas tahun 2013, di Indonesia
memang telahterjadi penurunan angka period prevalence diare dari 9,0% tahun 2007 menjadi
3,4% pada tahun 2014. Kelompok umur balita merupakankelompok yang paling tinggi
menderita diare. Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan
(7,4%), laki-laki (5,4%), tinggal di daerah pedesaan (5,8%), dan kelompok kuintil indeks
kepemilikan akses terhadap air bersih dan jamban sehatterbawah (6,4%). Selanjutnya insiden
malaria penduduk Indonesia tahun 2007 sebesar 3,1% dan tahun 2014 menjadi 1,8%.
Pendidikan kesehatan di sekolah sangat efektif dilakukan karena sebagian besar waktu
anak-anak berada di sekolah. Selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran, sekolah harus
menjadi suatu tempat yang dapat meningkatkan derajat kesehatan peserta didik dengan
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta menciptakan lingkungan yang
sehat. Anak sekolah merupakan kelompok yang sangat peka untuk menerima perubahan atau
pembaharuan, karena kelompok anak sekolah sedang berada dalam taraf pertumbuhan dan
perkembangan. Pada taraf ini anak dalam kondisi peka terhadap stimulus sehingga mudah
dibimbing, diarahkan dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, termasuk kebiasaan
berperilaku hidup bersih dan sehat.

PERMASALAHAN

- Banyak anak dan remaja yang terkena penyakit diare dan demam tifoid di daerah kerja
Puskesmas Prabumulih Timur
- Kurangnya pengetahuan dan kesadaran anak dan remaja tentang perilaku hidup bersih
dan sehat untuk mencegah penyakit menular
- Penularan diare dan demam tifoid banyak berasal dari perilaku anak tidak bersih, teman
sekolah dan makanan sekolah yang tidak bersih

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


- Edukasi tentang penyakit diare dan demam tifoid dan penularannya
- Edukasi kepada setiap peserta tentang perilaku hidup bersih dan sehat dan manfaatnya
- Memeriksa kuku tangan setiap peserta dan menyarankan untuk potong kuku bila panjang
dan kotor serta edukasi untuk selalu memotong kuku agar kuku tidak menjadi tempat
bersarang kuman
- Memperagakan kepada setiap peserta tentang 6 langkah cuci tangan yang bersih dan
benar
- Melakukan simulasi cuci tangan bersama semua peserta

PELAKSANAAN

Kegiatan dilaksanakan

Hari/Tanggal : Jumat/ 27 Desember 2019

Pukul : 09.00 WIB s.d. 10.00 WIB

Tempat : MTs Amal Bakti Prabumulih

Peserta : 50 orang

MONITORING DAN EVALUASI

- Kegiatan berjalan dengan baik


- Banyak ditemukan peserta yang memiliki kuku panjang dan kotor dan tidak menegtahui
cara cuci tangan yang benar
- Peserta mendapat pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat, penyakit diare
dan demam tifoid
- Peserta tahu cara 6 langkah mencuci tangan bersih dan benar
- Tenaga kesehatan dapat menjangkau dan memantau status kesehatan anak dan remaja

SCREENING KESEHATAN REMAJA

F5 – Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak Menular

Peserta: Siswa/i SMP IT Al-Istiqomah Prabumulih

Hari/Tanggal: Jumat/29 November 2019

JUDUL LAPORAN
Screening Kesehatan di SMP IT Al-Istiqomah Prabumulih

LATAR BELAKANG

Anak-anak merupakan tunas bangsa yang akan menjadi pemimpin-pemimpin


bangsa/negara pada generasi yang akan datang dan masih di dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan baik jasmaniah, rohaniah (mental) maupun sosialnya. Sekolah merupakan
lembaga pendidikan yang didirikan dalam usaha mencerdaskan bangsa dan menaikkan
derajat bangsadengan upaya pendidikan dan kesehatan. Kesehatan merupakan hal yang
sangat penting yang harus dijaga, diupayakan, dan disadarkan.Anak sekolah merupakan
masyarakat yang telah terorganisasikan. Di sekolah anak dididik dan dibimbing oleh guru.
Seorang guru adalah sosok yang harus dihormati, maka dari itu anak lebih percaya pada
gurunya. Selain itu,anak lebih mudah diajak kebaikan dan lebih mengikuti nasihat guru dari
pada orang tuanya. Anak mudah melaksanakan apa yang diberikan guru, sehingga mudah
dicapai dalam rangka pelaksanaan program kesehatan. Anak sekolah sangat peka terhadap
pendidikan dan pembaharuan, dapat menjadi tenaga inti penyebaran, karena dalam usia ini
anak-anak sekolah berada dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan, mudah dibimbing
dan di bina. Usia Sekolah Dasar merupakan usia yang tepat bagi seorang guru untuk
menanamkan kebiasaan hidup sehat. Kebiasaan tersebut dilatih dengan mengoptimalkan
program UKS. Ada 3 program utama UKS atau yang disebut dengan TRIAS UKS yaitu:
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pengembangan lingkungan sehat.
Keberadaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan program pemerintah yang
wajib ada dan dilaksanakan di Sekolah dalam Pelayanan Kesehatan. Pelayanan kesehatan di
sekolah diutamakan pada upaya meningkatkan kesehatan (upaya promotif) dan upaya
pencegahan penyakit (upaya preventif). Dalam rangka upaya preventif, antara lain dilakukan
pemeriksaan berkala. Pemeriksaan kesehatan secara berkala disekolah tidak hanya dilakukan
oleh petugas kesehatan (puskesmas) saja, namun dapat dilaksanakan oleh wali kelas,
Pembina UKS dan tim pelaksana UKS untuk memantau, memelihara serta meningkatkan
status kesehatan anak sekolah.Pemeriksaan kesehatan berkala bagi anak sekolah merupakan
kegiatan pemeriksaan kesehatan dasar yang bertujuan untuk mengetahui status kesehatan
peserta didik sebagai salah satu upaya deteksi dini jika peserta didik mengalami masalah
kesehatan yang perlu ditindaklanjuti lebih serius lagi dengan cara dirujuk ke puskesmas. Oleh
sebab itu, pelaksanaan program pemeriksaan kesehatan berkala sangat penting karena dengan
adanya program pemeriksaan kesehatan berkala ini kegiatan UKS menjadi lebih hidup dan
dapat diketahui tingkat kesehatan peserta didik.

PERMASALAHAN

- Kurangnya kesadaran akan kesehatan dan gizi pada anak dan remaja
- Kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada
anak dan remaja
- Kesulitan dalam memberikan edukasi mengenai kesehatan dan kebersihan kepada anak
dan remaja
- Perlunya pemeriksaan kesehatan pada remaja untuk mengetahui penyakit lebih dini dan
pengobatan lebih efektif

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


- Edukasi tentang pemeriksaan kesehatan tubuh dan gigi secara berkala untuk mengetahui
penyakit lebih dini dan pengobatan lebih efektif
- Memeriksa kesehatan (mata, mulut dan gigi, telinga, dan anemia) semua peserta
- Memeriksa gizi peserta dengan mengukur berat badan dan tinggi badan
- Edukasi kepada peserta agar segera melaporkan ke orang tua apabila mengalami
gangguan kesehatan
- Edukasi perilaku hidup bersih dan sehat pada semua peserta

PELAKSANAAN

Kegiatan dilaksanakan

Hari/Tanggal : Jumat/ 29 November 2019

Pukul : 09.00 WIB s.d. 10.00 WIB

Tempat : SMP IT Al Istiqomah Prabumulih

Peserta : 30 orang

MONITORING DAN EVALUASI

- Kegiatan berjalan dengan baik


- Peserta yang diperiksa sehat dan memiliki gizi baik
- Peserta mendapat pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat dan pentingnya
menjaga kesehatan
- Tenaga kesehatan dapat menjangkau dan memantau status kesehatan remaja

POSYANDU LANSIA

F6- Upaya Pengobatan Dasar

Peserta: Masyarakat Kelurahan Karang Jaya

Hari/tanggal: Kamis, 17 Oktober 2019


 
JUDUL LAPORAN
Posyandu Lansia Srikandi

LATAR BELAKANG

Posyandu lansia merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan


kesehatan pada lanjut usia. Posyandu sebagai suatu wadah kegiatan yang bernuansa
pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan
terjadi proses pengorganisasian, adanya anggota kelompok dan kader serta tersediannya
pendanaan.
Posyandu lansia berkaitan dengan peningkatan sarana untuk mempertahankan
kesehatan lansia, mencegah gangguan kesehatan, mengobati penyakit dan upaya rehabilitasi
bagi lansia dengan program-program antara lain pengukuran tinggi badan dan berat badan,
pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan berkala dan pengobatan ringan, latihan fisik seperti
olahraga dan diberikan penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan. Sehingga lansia yang
teratur dalam memanfaatkan posyandu lansia akan terkontrol kesehatannya.
Penyakit degeneratif di Masyarakat. Tanpa diimbangi dengan upaya promotif dan
preventif maka beban sosial yang ditimbulkan maupun biaya yang akan diikeluarkan untuk
pelayanan kesehatan usia lanjut akan cukup besar, salah satu sarana pelayanan bagi usia
lanjut dilaksanakan melalui posyandu lansia.
Oleh karenanya, peran keluarga dalam merawat lanjut usia sangat penting untuk
menjaga kesehatan dan kesejahteraan usia lanjut. Begitu juga dengan lansia, dengan adanya
peran keluarga yang baik dan mendukung akan memberikan motivasi dalam diri lansia untuk
menjaga kesehatannya dan teratur datang ke posyandu lansia. Dengan demikian derajat
kesehatan lansia akan meningkat sehingga tercapai masa tua yang bahagia dan sejahtera.

PERMASALAHAN

- Banyaknya peserta lansia yang membutuhkan pengobatan dasar dan skrining kesehatan
khusus lansia
- Kurangnya tenaga kesehatan untuk lansia di desa-desa
- Kurangnya kesadaran peserta lansia untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin
mengenai penyakit tidak menular

 PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

- Pemeriksaan dan pengobatan kepada setiap pasien lansia


- Skrining penyakit tidak menular pada lansia
- Edukasi kepada setiap pasien lansia mengenai penyakit dan cara minum obat
- Edukasi kepada pasien lansia yang memiliki penyakit yang mengharuskan kontrol
berkala untuk kontrol ke puskesmas atau puskesmas pembantu atau puskesmas keliling
- Edukasi mengenai perilaku hidup sehat dan menghindari stress dengan memperbanyak
aktivitas

PELAKSANAAN

- Kegiatan dilaksanakan pada:


- Hari/tanggal : Kamis, 17 Oktober 2019
- Pukul : 08.30 WIB s.d. 11.00 WIB
- Tempat : Posyandu Srikandi
- Peserta : 45 orang

MONITORING & EVALUASI

- Kegiatan berjalan dengan baik


- Peserta mendapatkan peyalanan kesehatan yang memadai
- Tenaga kesehatan dapat menjangkau masyarakat dan lansia yang terkendala jarak ke
fasilitas kesehatan primer

PENGOBATAN MASYARAKAT

F6 – Upaya Pengobatan Dasar

Peserta: Masyarakat Desa Karang Jaya

Hari/Tanggal: Rabu/16 Oktober 2019

JUDUL LAPORAN

Pemeriksaan dan Pengobatan Masyarakat di Desa Karang Jaya Prabumulih

LATAR BELAKANG

Upaya kesehatan adalah setiap kegitatan untuk memelihara dan meningkatkan


kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Secara nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila di satu
kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi
antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah yaitu desa/kelurahan atau
dusun/rukun warga (RW).
Pemeriksaan kesehatan adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk mengetahui
status kesehatan individu saat ini dan sebagai usaha untuk memelihara kesehatan secara
berkala. Pemeriksaan kesehatan sebagai screening adalah suatu bentuk tindakan pencegahan
dan sering digunakan untuk mendeteksi adanya suatu penyakit secara dini. Melalui
pemeriksaan kesehatan yang tepat dan teliti dapat membantu dalam mendeteksi suatu
penyakit yang tidak diketahui sebelumnya karena tidak menimbulkan keluhan pada individu
yang bersangkutan. Penyakit dan gangguan kesehatan yang dapat dideteksi lebih dini tentu
dapat mempermudah kontrol dan tindakan pengobatan sehingga mencegah penyakit
berkembang menjadi lebih serius dan tidak kalah penting adalah tidak mengurangi kualitas
hidup individu tersebut.
Terlihat jelas bahwa kesadaran akan pentingnya nilai kesehatan belum dimiliki oleh
masyarakat kita, sehingga pemeriksaan kesehatan belum dijadikan prioritas. Pada umumnya,
mereka baru membutuhkan dokter, jika susah dirasakannya adanya keluhan dan merasa
dirinya sakit. Karena banyak penyakit yang tidak menimbulkan gejala apapun pada awalnya,
dan ternyata saat terdeteksi, sudah terlambat dan menjadi sulit untuk disembuhkan. Oleh
sebab itu, petugas kesehatan perlu melakukan sebuah kegiatan yang dapat memberikan
pelayanan kesehatan langsung pada masyarakat.

PERMASALAHAN

- Masyarakat desa karang jaya kesulitan dalam menjangkau ke fasilitas kesehatan tingkat
pertama (FKTP) yaitu Puskesmas Prabumulih Timur karena terkendala jarak.
- Kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada
masyarakat
- Perlunya pemeriksaan kesehatan pada masyarakat untuk mengetahui penyakit lebih dini
dan pengobatan lebih efektif
- Kurangnya kesadaran masyarakat unutk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin
mengenai penyakit menular dan tidak menular

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


- Pemeriksaan dan pengobatan kepada setiap peserta
- Skrining penyakit tidak menular pada setiap peserta
- Edukasi kepada setiap peserta mengenai penyakit dan cara minum obat
- Edukasi kepada peserta yang memiliki penyakit yang mengharuskan kontrol berkala
untuk kontrol ke puskesmas atau puskesmas pembantu atau puskesmas keliling
- Edukasi mengenai perilaku hidup sehat dan meningkatkan kekebaln tubuh dengan
makan-makanan bergizi serta cukup istirahat

PELAKSANAAN

Kegiatan dilaksanakan

Hari/Tanggal : Rabu/ 16 November 2019


Pukul : 09.00 WIB s.d. 10.00 WIB

Tempat : Desa Karang Jaya Prabumulih

Peserta : 30 orang

MONITORING DAN EVALUASI

- Kegiatan berjalan dengan baik


- Peserta mendapatkan peyalanan kesehatan yang memadai
- Peserta menjadi lebih sadar akan pentingnya memeriksakan kesehatannya
- Tenaga kesehatan dapat menjangkau masyarakat yang terkendala jarak ke fasilitas
kesehatan primer

Anda mungkin juga menyukai