Anda di halaman 1dari 2

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BURAU
Jalan Trans Sulawesi Desa Burau Kec. Burau Kab. Luwu Timur Email : burau03puskesmas@gmail.com

KERANGKA ACUAN
KEGIATAN PERTEMUAN PMO (PENGAWAS MINUM OBAT)

A. PENDAHULUAN
Tbc merupakan penyakit infeksi yang sudah sangat lama dikenal
manusia, setua peradaban manusia. Pada awal penemuan obat anti
tuberculosis (OAT), timbul harapan penyakit ini akan dapat ditanggulangi.
Namun dengan perjalanan waktu, terbukti penyakit ini tetap menjadi
masalah kesehatan yang sangat serius, baik dari aspek gangguan tumbuh
kembang, morbiditas, mortalitas dan kecacatan. Dengan meluasnya kasus
HIV – Aids, tuberculosis mengalami peningkatan bermakna secara global.
Indonesia menduduki peringkat ketiga dunia dalam jumlah total pasien
TBC setelah Cina dan India. Namun dari porposi jumlah pasien dibanding
jumlah penduduk, Indonesia menduduki peringkat pertama. Tbc anak yang
tidak diobati secara tepat akan menjadi sumber penularan infeksi TBC
pada saat dewasa. Penderita dengan BTA Positif merupakan sumber
penularan yang paling infeksius.
B. LATAR BELAKANG
Salah satu permasalahan dalam penanggulangan TBC adalah
pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi obat yang tidak lengkap di
masa lalu yang diduga telah menimbulkan kekebalan ganda kuman TBC
terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT) atau Multi Drug Resistance (MDR).
TBC bukan hanya masalah bagi penderita tetapi juga masalah bagi
masyarakat khususnya keluarga.
Kunci utama keberhasilan pengobatan TB adalah keyakinan bahwa
penderita TB meminum semua obatnya sesuai dengan yang ditetapkan dan
tidak lalai atau putus berobat.
Hal tersebut bisa dipastikan bila ada orang yang mengawasi atau
memantau penderita TB pada saat minum obat. Sesuai dengan nama
strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) yang artinya
pemberian obat dilakukan secara jangka pendek di bawah pengawasan
langsung yaitu oleh seorang pengawas minum obat (PMO).
Pada pasien yang dirawat di RS yang bertindak sebagai PMO berasal
dari petugas kesehatan. Pada pasien rawat jalan, yang bertindak sebagai
PMO bisa berasal keluarganya yang tinggal serumah dengan penderita TB
seperti: suami/istri, orang tua, anak, saudara dan lain-lain. Apabila
penderita TB tinggal sendirian, yang menjadi kader PMO dapat berasal
dari saudara, tetangga, ketua RT, TOMA dan TOGA.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan keberhasilan pengobatan /kesembuhan bagi penderita TBC.
2. Tujuan Khusus
 Untuk menjamin ketekunan dan keteraturan pengobatan sesuai jadwal
yang ditentukan pada awal pengobatan,
 Untuk menghindari penderita dari putus berobat sebelum waktunya,
 Untuk mengurangi kemungkinan pengobatan dan kekebalan terhadap
OAT
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Kegiatan pokok : Sosialisasi peran PMO bagi penderita TB
2. Rincian Kegiatan
Tahap identifikasi
 Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi PMO dari penderita
dengan BTA Positif.
 Tahap ini dilaksanakan untuk mempermudah penentuan undangan
pertemuan.
Tahap Pelaksanaan
 Sosialisai atau pemberian informasi tentang peran PMO
 Diskusi dan Tanya jawab
3. Kesepakatan
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan dilaksanakan dengan jalan melakukan pertemuan, serta metode
yang digunakan dalam kegiatan ini adalah tanya jawab.
Media yang dipakai yaitu leaflet,buku catatan.
F. SASARAN
Sasaran kegiatan terdiri dari : PMO dari penderita TB BTA Positif.
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal …………………. jam ………. Wita
Lokasi yang digunakan adalah …………….
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi dilakukan setiap bulan masing-masing untuk mengetahu tingkat
kepatuhan penderita dalam menjalani pengobatan.
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dilakukan setiap bulan, laporan diserahkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Luwu Timur dan di Evaluasi setiap 3 bulan sekali

Anda mungkin juga menyukai